INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

Transkripsi

1 INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI B A D A N G E O L O G I DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

2 1.1. Latar Belakang UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah Tupoksi PMG antara lain bertugas melaksanakan inventarisasi penyelidikan dan evaluasi sumber daya mineral 1.2. Maksud dan Tujuan Untuk mendapatkan data mengenai bahan galian non logam yang meliputi lokasi keterdapatan, kualitas dan sumberdaya, Melakukan evaluasi potensi bahan galian baik yang telah ada (data sekunder) maupun bahan galian temuan baru secara optimal Untuk mengetahui prospek pemanfaatan dan pengembangan bahan galian non logam sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah. Untuk pemutakhiran data dalam rangka Bank Data Sumberdaya Mineral Nasional

3 1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan Secara geografis daerah Kabupaten Raja Ampat terletak pada posisi koordinat antara , ,85 Lintang Selatan dan , ,57 Bujur Timur. PETA LOKASI DAERAH PENYELIDIKAN Kabupaten Raja Ampat Secara administratif termasuk Prov. Irian Jaya Barat Kabupaten ini di batasi: Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Maluku Utara, Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sorong Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Maluku Sebelah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik.

4 Morfologi Morfologi daerah penyelidikan terbagi menjadi 3 satuan Perbukitan terjal Perbukitan bergelombang Pedataran. GEOLOGI Stratigrafi Urut-urutan urutan formasi batuan yang terdapat di Kabupaten Raja Ampat dari yang berumur muda ke tua diperkirakan sebagai berikut : Aluvium : lumpur, pasir dan kerikil Formasi Gambar 1. Klasaman Lokasi Daerah(TQK): Penyelidikan serpih, batupasir, konglomerat Formasi Puri (Tmpp): batugamping putih kelabu Batugamping Waigeo (TmPwa): biosparit, biokalkarenit Formasi Yarifi (Tomy): batupasir, batulanau, tufa Formasi Waigeo (Tmw): batugamping Batugamping Sagewin (Tmsa): kalkarenit, batulanau Batugamping Dayang (Tomd): kalkarenit. Batupasir litik

5 Batuan Gunungapi Dore (Tmdo): lava, breksi lava Formasi Rumai (Temr): batulempung dan tufa Anggota batuan Gunungapi (Temv):lava, breksi lava Batuan Gunungapi Batanta (Temb): lava, breksi lava Formasi Lamlam (Tpl): batulanau, batupasir, breksi Formasi Tanjung Bomas (Jkt): batulanau, batupasir wake Batuan Ultramafik (Jum): dunit, hazburgit, pyroxenit dan serpentinit Struktur Geologi Struktur geologi yang terbentuk di daerah penyelidikan antara lain berupa perlipatan dan pensesaran. Struktur perlipatan. berupa antiklin dan sinklin dengan sumbu umumnya berarah barat laut tenggara. Struktur sesar terdiri dari sesar naik dan sesar geser, arah sesar naik umumnya baratlaut tenggara dan barat timur, sedangkan sesar geser jurus umumnya baratlaut tenggara dan timurlaut - baratdaya

6

7 Bahan galian Bahan galian non logam yang ditemukan di daerah Kabupaten Raja Ampat terdiri dari : pasir sirtu Pasir kuarsa Basalt Batugamping Batuan ultrabasa

8 Pasir terdapat sebagai pasir sungai dan pasir sedimen. Pasir sungai tersebar di sepanjang aliran sungai besar yang terdapat di P. Waigeo, Batanta dan Salawati. Pasir sedimen terdapat di P.Saonek bagian utara, P.Batanta dan P.Salawati Singkapan batupasir di daerah Salawati merupakan sumber bagi bahan galian pasir aluvial yang diendapkan disepanjang sungai dan pantai bagian utara Pulau Salawati.

9 Sirtu berupa sirtu sungai dan breksi, Sirtu sungai terdapat disepanjang aliran sungai besar di daerah P.waigeo, batanta dan Salawati. Breksi tersebar di daerah Salawati bagian utara berupa breksi masih padu, sebarannya mengikuti sebaran Formasi Dore (Tmdo) namun sulit menentukan sebarannya. ENDAPAN SIRTU YANG KOMPONENNYA DIDOMINASI OLEH BATUAN ULTRABASA, DI DERAH WAISAI

10 Basal terdapat sebagai lava, terdapat pada sebaran batuan Formasi Dore (Tmdo),tersebar di daerah sagewin di bagian utara P.Salawati, sebarannya sulit ditentukan. Singkapan basal berwarna kehijauan telah mengalami ubahan propilitisasi terdapat di daerah Sagewin dibagian utara barat Pulau Salawati.

11 Batugamping tersebar luas di daerah P.Waigeo, Batanta, Salawati dan P.Gam dari berbagai formasi, luas sebarannya mencapai Ha, tebal rata-rata 30 m, sumberdaya hipotetik sebesar m3. SINGKAPAN BATUGAMPING MEMBENTUK DINDING TERJAL, BERWARNA PUTIH DI BAGIAN BARAT TELUK MAYALIBIT CaO = 53,75 %

12 BATUGAMPING DI P. GAM, DI BAGIAN UTARANYA BANYAK TERDAPAT PULAU-PULAU KECIL BATUGAMPING, CaO = 41,26 %, MgO = 11,80 % MERUPAKAN BATUGAMPING DOLOMITAN

13 BATUGAMPING P.GAM, MEMBENTUK DIDNDING-DINDING TERJAL, DI LATAR BELAKANG SEBARAN BATUGAMPING P.GAM MEMBENTUK PERBUKITAN MEMANJANG TIMUR-BARAT, YANG DITUMBUHI HUTAN LEBAT

14 Batuan ultrabasa tersebar luas di daerah Waigeo, Batanta, Salawati dan pulau- pulau kecil lainnya, luas sebaran sekitar Ha, tebal rata-rata 20 m, sumberdaya hipotetik sekitar m3. SINGKAPAN BATUAN ULTRABASA DIDAERAH MAYALIBIT UTARA NAMPAK TERKEKARKAN MENJADI BONGKAHAN KECIL AKIBAT PROSES ALTERASI SERPENTINISASI MgO = 37,00 %

15 SINGKAPAN BATUAN ULTRABASA DI BAGIAN UTARA TELUK MAYALIBIT, NAMPAK URAT-URAT MAGNESIT BERWARNA PUTIH (TELAH MENGALAMI SERPENTINISASI) MgO = 38,50 %

16 MORFOLOGI SEBARAN BATUAN ULTRABASA MEMBENTUK PERBUKITAN LANDAI, DAN MERUPAKAN WILAYAH YANG GERSANG HANYA DITUMBUHI SEMAK, DI BAGIAN UTARA TELUK MAYALIBIT

17 SEBARAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI DAERAH RAJA AMPAT

18 Teluk Mayalibit 540 m 520 m 500 m 480 m 460 m 440 m 420 m 400 m 380 m 360 m 340 m 320 m 300 m 280 m 260 m 240 m 220 m 200 m 180 m 160 m 140 m 120 m 100 m 80 m 60 m 40 m 20 m 0 m GAMBARAN 3 DIMENSI GAMPING MAYALIBIT-1 LUAS HA, SUMBERDAYA HIPOTETIK JUTA M3 Kandungan CaO = 53,75-54,90 %

19 GAMBARAN 3 DIMENSI GAMPING MAYALIBIT SISI TIMUR LUAS SEBARAN HA, SUMBERDAYA HIPOTETIK JUTA M3 kandungan CaO = 53,35-53,56 % 700 m 650 m 600 m 550 m 500 m 450 m 400 m Teluk Mayalibit 350 m 300 m 250 m 200 m 150 m 100 m 50 m 0 m

20 GAMBARAN 3 DIMENSI BATUAN ULTRABASA DI P. BATANG LUAS SEBARAN = HA, SUMBERDAYA HIPOTETIK 680 JUTA M3 MgO = 37,64 % 320 m 300 m 280 m 260 m 240 m 220 m 200 m 180 m 160 m 140 m 120 m 100 m 80 m 60 m 40 m 20 m

21 GAMBARAN 3 DIMENSI BATUAN ULTRABASA DI P. MAYALIBIT LUAS = 24 HA, SUMBERDAYA HIPOTETIK M3 KANDUNGAN MgO = 38,50 % 52 m 50 m 48 m 46 m 44 m 42 m 40 m 38 m 36 m 34 m 32 m 30 m 28 m 26 m 24 m 22 m 20 m 18 m 16 m 14 m 12 m 10 m 8 m 6 m 4 m 2 m 0 m

22 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Bahan galian non logam yang terdapat di Kabupaten Raja Ampat adalah : pasir, sirtu, pasirkuarsa,, basal, batugamping dan batuan ultrabasa. luas sebaran batugamping mencapai Ha, tebal rata-rata 30 m, sumberdaya hipotetik sebesar m 3. luas sebaran batuan ultrabasa sekitar Ha, tebal rata-rata 20 m, sumberdaya hipotetik sekitar m 3. Berdasarkan luas sebaran dan jumlah sumberdaya, bahan galian yang dapat dikembangkan adalah batugamping dan batuan ultrabasa Batugamping dapat digunakan dalam berbagai industri terutama semen, industri kimia, industri logam dsb. Batuan ultrabasa dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan perangkap gas CO 2.

23 Saran Wilayah Kabupaten Raja Ampat sudah terkenal dengan keindahan laut dan hutannya, sehingga dalam proses penambangan perlu diperhatikan kelestarian laut dan hutan. Sebaran batuan ultrabasa mempunyai ekosistim hutan tertentu, sehingga bila dilakukan proses penggundulan maka akan sulit terbentuk kembali hutan, pada saat ini sebaran batuan ultrabasa umumnya menempati wilayah yang gersang dan gundul, penambangan batuan ultrabasa disarankan pada daerah tersebut, jangan dilakukan pada wilayah yang masih lebat hutannya.

24