BAB I PENDAHULUAN. administratif termasuk ke dalam provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Pulau

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pulau Sumbawa terletak di sebelah timur dari Pulau Lombok yang secara administratif termasuk ke dalam provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Pulau Sumbawa ini terdapat potensi sumber daya alam yang besar, salah satunya adalah sumber daya mineral. Di Pulau Sumbawa ini terdapat salah satu tambang emas terbesar di Indonesia terletak di Batu Hijau, tambang ini dikelola oleh P.T. New Mount Nusa Tenggara. Perusahaan ini telah 29 tahun dalam mengelola tambang di Batu Hijau tersebut. Tambang di Batu Hijau ini cukup besar dan diperkirakan masih akan terus berkembang, hal ini karena dipengaruhi oleh sistem endapan dari endapan emas pada Batu Hijau itu sendiri. Sistem yang berkembang di Batu Hijau adalah sistem porfiri dimana endapan dengan sistem porfiri ini memiliki grade yang rendah namun memiliki tonase yang besar. Potensi emas yang terdapat di Sumbawa ini tidak hanya terdapat di Batu Hijau dengan sistem porfirinya tetapi juga terdapat di daerah sekitarnya berupa sistem epitermal. Salah satu daerah lainnya yang memiliki potensi emas adalah di daerah Lamunga, kecamatan Taliwang, Sumbawa Barat yang terletak di sebelah barat laut dari lokasi penambangan batu hijau. Endapan emas di Lamunga ini berkembang dalam sistem epitermal sulfidasi rendah (Lepong, 2012). Walaupun belum ada perusahaan 1

2 besar yang melakukan aktivitas tambang di daerah ini tetapi di daerah Lamunga ini sudah banyak ditambang secara tradisional oleh rakyat, ini menandakan bahwa potensi emas di daerah ini cukup besar. Dalam penelitian yang dilakukan kali ini, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui lebih jauh karakteristik mineralisasi yang terjadi di daerah Lamunga ini. I.2. Rumusan Masalah Penelitian dilakukan di daerah Lamunga, Sumbawa Barat. Masalah yang dikaji dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagi berikut 1. Bagaimana kondisi geologi (litologi, morfologi dan struktur geologi) dan sebaran alterasi hidrotermal serta hubungannya dengan mineralisasi di daerah Lamunga. 2. Bagaimana karakteristik tekstur urat, mineralisasi bijih dan alterasi pada endapan epitermal sulfidasi rendah di daerah Lamunga. 3. Bagaimana genesa pembentukan mineralisasi endapan epitermal silfidasi rendah di daerah Lamunga. I.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah 1. Mengetahui kondisi geologi yang mengontrol alterasi hidrotermal dan mineralisasi di daerah Lamunga. 2. Mengetahui karakteristik tekstur urat, mineralisasi bijih dan alterasi pada endapan epitermal sulfidasi rendah di daerah Lamunga. 2

3 3. Menginterpretasi genesa pembentukan alterasi hidrotermal dan mineralisasi bijih pada daerah penelitian. I.4. Lokasi Penelitian Secara administratif, lokasi penelitian terletak di daerah Lamunga, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Termasuk ke dalam peta geologi lembar Sumbawa dan peta RBI lembar Taliwang ( ; ) (Gambar 1.1.). Gambar Peta Lokasi Penelitian Gambar Peta lokasi daerah penelitian 3

4 I.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai karakteristik mineralisasi dan alterasi yang berhubungan dengan proses mineralisasi pada daerah penelitian dan juga pada sistem endapan epitermal sulfidasi rendah. Pemahaman yang diharapkan berupa pemahaman mengenai kehadiran mineral mineral bijih pada endapan epitermal sulfidasi rendah, fluida pembawa mineral bijih, mineral pembawa dan alterasi yang berasosiasi dengan sistem endapan tersebut. 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang akan datang serta dapat digunakan untuk memperbarui data geologi di lokasi penelitian terutama untuk peta geologi. 3. Penelitan ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan baru untuk eksplorasi emas pada endapan epitermal di Lamunga. Dan diharapkan endapan di Lamunga ini dapat menjadi lapangan pertambangan baru apabila didapati bahwa endapan di lokasi ini cukup ekonomis. I.6. Peneliti Pendahulu 1. Herman (2007) Melakukan penelitian mengenai potensi tambang yang terdapat pada kawasan hutan lindung di daerah Taliwang. Penelitian yang dilakukan ini mencakup mineralisasi pada daerah taliwang kemudian pertambangan bahan galian emas 4

5 hingga interpretasi mengenai cebakan dari bahan galian tersebut pada daerah hutan lindung Taliwang. 2. Lepong (2012) Lepong P. melakukan penelitian pada Sumbawa Barat yang mencakup daerah Taliwang dan Lamunga. Penelitian dilakukan mulai dari geologi regional Sumbawa Barat, fisiografi regional, prospek geologi kemudian sejarah eksplorasi di Taliwang dan Lamunga hingga mineralisasi yang terdapat di Taliwang dan Lamunga. Berdasarkan hasil penelitiannya, Lepong juga menyimpulkan bahwa sistem endapan dan mineralisasi yang berkembang di daerah Lamunga merupakan endapan epitermal sulfidasi rendah. 3. Garwin (2002) Steve Garwin melakukan penelitian mengenai seting geologi dari intrusi yang memiliki hubungan dengan sistem hidrotermal yang dekat dengan endapan porfiri emas - tembaga di Batu Hijau, Sumbawa, Indonesia. Yang membedakan penelitian ini dengan peneliti peneliti terdahulu adalah penelitian ini akan dilakukan dengan skala yang lebih besar dan lebih detail pada lokasi yang lebih kecil (2x2 km 2 ) seperti yang ditunjukkan pada peta lokasi penelitian (Gambar 1.1.). Serta terfokus pada karakteristik mineralisasi dan alterasi yang terbentuk pada daerah Lamunga dan tidak banyak membahas mengenai prospek pertambangan dan perhitungan cadangan emas pada endapan tersebut. 5

6 6