EVALUASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DI KABUPATEN BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transkripsi

1 EVALUASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DI KABUPATEN BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2 Latar Belakang Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi Daerah Kabupaten instansi pemerintah Bima telah diselidiki oleh Perusahaan KK, KP, Ditemukan daerah mineralisasi diantaranya :Mineralisasi Kodo, Mineralisasi Pesa, Mineralisasi Maria, Mineralisasi Oi Kalo, Mineralisasi Oi Masa, Mineralisasi Kaworo, Mineralisasi Kantu, Mineralisasi Sari 1, Mineralisasi Sari 2, Mineralisasi Jia. Daerah yang dianggap tidak prospek untuk di ekploitasi dalam sekala usahanya akan ditinggalkan dan dikembalikan ke pemerintah dikenal dengan daerah penciutan (relinguished). Daerah tersebut dievaluasi kembali sumber daya dan cadangan, aspek pertambangan dan nilai ekonomisnya untuk kemungkinan dijadikan pertambangan sekala kecil atau pertambangan yang dilakukan oleh rakyat.

3 PETA LOKASI LOKASI KEGIATAN

4 GEOLOGI Geologi regional Satuan Batuan Gunungapi Tua (Tlmv( Tlmv), Satuan Batugamping Berlapis (Tlml), Batuan Gunungapi (Tmv), Satuan Batuan Tufa Dasitan (Tmdt), Batuan Intrusi (Tg), Batugamping berlapis (Tml), Hasil gunungapi tua (Qtv( Qtv), Batugamping koral (Ql), dan Aluvium dan endapan pantai (Qa).

5 MAKSUD DAN TUJUAN Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi daerah- daerah mineralisasi menyangkut sumber daya dan cadangan, tipe endapan, infrastruktur, tataguna lahan, demografi, dan aspek-aspek yang berhubungan dengan pertambangan untuk kemungkinan pengembangannya ke arah pertambangan skala kecil. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui potensi bahan galian yang dapat dikelola dan dimanfaatkan secara lebih optimal dengan tidak mengabaikan sumber daya dan cadangan bahan galian kecil.

6 METODOLOGI Pengumpulan data sekunder Pengumpulan data primer Pengamatan pada daerah mineralisasi yang telah diketahui Pemerconto Pengamatan dan pengumpulan data mengenai aspek pertambangan, aspek sosial, kemungkinan pemasaran, penanganan tailing, infra struktur dan kerusakan lingkungan yang akan timbul apabila dilakukan penambangan. Analisis conto Pelaporan

7 Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

8 % Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi '00" '00" '00" '00" 8 32'00" Tml Ntori % N 8 32'00" Maria % Kilometers S. Pesa 8 33'00" 8 33'00" 8 34'00" Tlmv # Pesa Lokasi penggalian # P8/61/R P8/59-60/R S. Raba Muara Sori Mendondo Qtv 8 34'00" Td S. Sonea P7/50-58/CH # Sori Mendondo S. Kombo Kombo % Ringin # # # # # Tt S. Lesu 8 35'00" S. Ngemo 8 35'00" # # Jambu Air Tlmv 8 36'00" 8 36'00" 8 37'00" S. Sosonggopa S. Selakah % Kampung Sungai Sesar S. Sape Batuan Hasil Gunungapi Tua Batuan Intrusi Tonalit Batuan Intrusi Dasit Batugamping Berlapis Batuan Gunungapi Tua 8 37'00" '00" '00" '00" '00"

9 % Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi '00" '00" '00" '00" 8 32'00" Ntori % 8 32'00" Maria % 8 33'00" S. Pesa 8 33'00" Pesa 8 34'00" P8/61/R P8/59-60/R # # S. Raba 8 34'00" S. Sonea P7/50-58/CH # S. Kombo Kombo % P2/01-04/R # # # P2/06/R # P3/09/R P2/05/R # P4/10/R S. Lesu 8 35'00" S. Ngemo 8 35'00" P5/11-17/R # # 8 36'00" 8 36'00" S. Sosonggopa S. Selakah N S. Sape # Pemercontoan % Kampung 8 37'00" Sungai 8 37'00" Kilometers '00" '00" '00" '00"

10 S.Diukabah '00" " Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi 119 1'00" Sape % 8 34'00" Bajo % 8 34'00" 8 35'00" 8 35'00" 8 36'00" 8 36'00" 8 37'00" # # ## Lambu 8 37'00" 8 38'00" N Kilometers 1 % Kampung/Desa Sungai # Pemercontoan Urat Kuarsa Aluvial dan Endapan Pantai Batuan Hasil Gunungapi Tua Intrusi Tonalit Batugamping Berlapis Batuan Gunugapi Tua 8 38'00" '00" " 119 1'00"

11 Daerah Pesa Ringin,, terletak di pinggir S. Kombo, mempunyai ketebalan ± 20 m tinggi dari permukaan sungai ± 40 m, arah N20E, dan kemiringan 70.. Pada urat kuarsa dapat diamati mineral : azurit, kalkopirit, pirit, mangan, sfalerit dan hematit. No conto Cu Pb Mineralisasi Zn Ag As Mn Bi Ba P2/01/R P2/02/R Au ppb P2/03/R P2/04/R

12 Jambu Air, mempunyai ketebalan > 18 m, terletak ±1600 m sebelah selatan Ringin, mempunyai beda ketinggian 340 m dengan Urat Ringin, arah N20E, dan kemiringan 70. Mineral yang dapat diamati : azurit, kalkopirit, pirit, mangan, sfalerit dan hematit. No conto Cu Pb Zn Ag As Mn Bi Ba Au ppb P5/11/R P5/12/R P5/13/R < P5/14/R P5/15/R < P5/16/R P5/17/R

13 Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

14 Sori Mendondo, urat ini terletak pada lereng bukit dengan ketinggian 160 m dari S. Pesa, tebal ± 8 m dengan arah N20E. Mineral yang dapat diamati antara lain, azurite, malakit, mangan, pirit, kalkopirit, oksida besi. No conto Cu Pb Zn Ag As Mn Bi Ba P7/50/CH P7/51/CH P7/53/CH P7/54/CH P7/55/CH P7/56/CH P7/57/CH P7/58/CH Au ppb

15 Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

16 Muara Sori Mendondo, urat kuarsa terletak di pinggir S. Pesa, lebar 6 m dan arah N20E. Mineral yang dapat diamati secara megaskopis adalah, azurite, malakit, mangan, pirit, kalkopirit, dan oksida besi. No conto Cu Pb Zn Ag As Mn Bi Ba P8/59/R P8/60/R < Au ppb Sori Dali, di daerah ini telah dilakukan penggalian oleh pendatang (suku Bugis) dengan melibatkan beberapa penduduk setempat. Penggalian dilakukan pada tufa terkersikan dengan pirit tersebar, mencapai kedalaman > 20 m. Hasil analisis 1 contoh menunjukan : Cu 70, Pb 154,, Zn 70, Ag 5, As 20, Mn 110, Bi 36, Ba 28 dan Au 13 ppb.

17 DAERAH SAPE Mineralisasi berupa urat kuarsa berukuran kecil sampai ukuran m terdapat pada batuan tersilisifikasi membentuk suatu zona dengan lebar 15 m dan panjang 750 m dengan arah U25oT, pada urat ini dapat diamati struktur banded, crustiform,, dan pirit. No conto Cu Pb Zn Ag P/71/R P/72/R P/73/R P/74/R P/75/R P/76/R P/77/R P/78/R P/79/R P/80/R P/81/R P/82/R P/83/R As Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi Mn Bi Ba Au ppb

18 Sumbardaya Evaluasi Urat Ringin dan Jambu Air merupakan urat yang akan dikaji lebih mendetail. Apabila 2 urat ini di hubungkan panjang tubuh bijih ini diperkirakan 1600 m, dengan ketebalan rata-rata dianggap 18 m dan untuk menghitung volume bijih ditetapkan sampai kedalaman bijih 25 m. Kedalaman 25 m ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pertambangan Dan Energi, Nomor : 01 P/201/M.Pe/1986, Tentang, Pedoman Pengelolaan Pertambangan Rakyat Bahan Galian Strategis Dan Vital (Golongan( A Dan B), pasal 19 Mineralisasi Pesa mempunyai volume bijih 1600 m x 18 m x 25 m = m³. m Dengan Berat Jenis 3, maka tonase bijih m³ m x 3 = ton. Hasil analisis beberapa contoh mempunyai kandungan emas > 17 Hasil pemboran Billiton (1988) kadar Au 2.7 (Ringin).

19 Aspek pertambangan Mineralisasi daerah Pesa berdasarkan data digital hutan lindung (basis data Pusat Sumbar Daya Geologi) tidak termasuk pada Hutan Lindung (Konservasi 1994). DAERAH PESA Sistem penambangan : tambang terbuka pada urat terpilih dan dapat menggunakan alat sederhana Pengangkutan : kendala apabila dilakukan di desa, ketinggian 200 m Pengolahan, gelundungan dengan tenaga diesel Penangan tailling sangat bermasalah, ada kendala Lingkungan pencemaran dari hulu ke hilir DAERAH SAPE Sistem penambangan : tambang terbuka, dapat menggunakan alat sederhana Pengangkutan : tidak ada kendala Pengolahan, gelundungan dengan tenaga diesel Penangan tailling dapat dilakukan dengan mengikuti peraturan Lingkungan pencemaran laut, jauh dari pemukiman

20 Secara ekonomi sektor pertanian merupakan sektor yang paling terbesar dari seluruh sektor ekonomi, dengan sektor pertanian merupakan sektor dominan di Kabupaten Bima. sektor ini memberikan kontribusi hampir setengah (48,94%) dari PDRB (Product( Domestic Regional Bruto). Ditemukanya beberapa indikasi lokasi bahan galian logam dan non logam merupakan petunjuk potensi bahan galian logam di Kabupaten Bima cukup menjanjikan. Pengembangan potensi sumber daya bahan galian terutama bahan galian logam di daerah Kabupaten Bima sangat kurang, hal ini dapat disebabkan oleh sektor pertanian, kurangnya dukungan pemerintah pusat dan institusi-institusi lain ketidak tahuan masyarakat dalam teknik dan menejemen usaha pertambangan kurangnya kemudahan untuk memperoleh modal pengembangan usaha. dapat juga disebabkan oleh iklim usaha yang masih kurang kondusif, inflasi,, dan stabilitas politik untuk infestasi besar

21 Dengan direkomendasikan daerah Pesa untuk tambang sekala kecil, merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang penting untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan penunjang pembangunan serta kesejahteraan penduduk setempat. Akan tetapi, dari lokasi keterdapatan mineralisasi ini dalam pengelolaannya harus sangat hati-hati dan mengacu kepada : Peraturan Pemerintah,, antara lain : Undang-undang Republik Indonesia, nomor 23 tahun 1997, tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, nomor 51 tahun 1993, tentang : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; Peraturan Pemerintah Repblik Indonesia, nomor 82 tahun 2001, tentang : Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; Peraturan Menteri Pertambangan Dan Energi, Nomor : 01 P/201/M.Pe M.Pe/1986, Tentang, Pedoman Pengelolaan Pertambangan Rakyat Bahan Galian Strategis Dan Vital (Golongan( A Dan B).

22 Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

23 KESIMPULAN Dari hasil penyelidikan terdahulu dan pengamatan lapangan beberapa daerah mineralisasi berdasarkan tipe endapan, dimensi tubuh bijh dapat ditentukan 1 daerah yang layak sebagai tambang sekala kecil, yaitu : Daerah Pesa Mineralisasi daerah Pesa berdasarkan data digital hutan lindung (basis data Pusat Sumbar Daya Geologi) tidak termasuk pada Hutan Lindung (Konservasi 1994). Penambangan di daerah Pesa dapat dilakukan dengan sistem tambang terbuka dengan urat terpilih dan mengikuti kaidah pertambangan secara benar, memperhatikan dampak lingkungan serta mengacu pada Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku.

24 Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi