BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Endapan mineral merupakan sumberdaya alam yang memiliki peranan penting dan dapat memberikan kontribusi terhadap sektor pembangunan industri terutama dibidang infrastruktur, pemukiman, dan konstruksi. Keterdapatannnya disuatu daerah merupakan salah satu potensi yang dapat menunjang pendapatan asli daerah (PAD). Kebutuhan akan mineral sebagai bahan baku dalam pembangunan fisik akhir-akhir ini berkembang secara pesat, dilain pihak, ketersediaan cadangan mineral tersebut sangat terbatas. Penelitian sumberdaya mineral disuatu daerah perlu dilakukan secara berkesinambungan (sustainable) untuk: a. Menyiapkan data mengenai potensi dan distribusi endapan mineral termasuk jumlah dan kualitasnya sebagai langkah awal dalam pengelolaan endapan mineral menuju ke tahap kegiatan penambangan b. Sebagai informasi awal bagi masyarakat dan pengusaha lokal serta investor yang berminat dalam bisnis pertambangan mineral yang berwawasan lingkungan. Salah satu sumberdaya mineral yang dibutuhkan dalam industri adalah sumberdaya emas, yang salah satu kegunaannya adalah sebagai perhiasan, bahan pelapis, dekorasi serta dalam industri kimia dan kedokteran. Endapan emas adalah salah satu jenis sumber logam mulia yang produk utamanya berupa logam emas dengan kemungkinan hasil samping berupa logam ikutan lainnya seperti perak, air raksa, logam dasar (tembaga, timah hitam, seng) dan unsur tanah jarang (rare earth elements). Logam emas telah banyak dikenal dan menjadi komoditi ekonomi secara luas. Indonesia memiliki tatanan tektonik yang cukup unik dan memungkinkan 1

2 terdapatnya cebakan-cebakan emas yang potensial. Dengan potensi emas yang cukup besar, perlu dikembangkan upaya-upaya eksplorasi optimalisasi penambangan dan pemanfaatannya. Penambangan dan pengolahan emas yang optimal dengan memperhatikan good mining practice, maka usaha ini berpeluang mendorong terciptanya pertumbuhan perekonomian rakyat, pengembangan wilayah dan terciptakan lapangan kerja serta lapangan usaha yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu areal penambangan emas baru sangat diperlukan guna lebih mendorong terciptanya pertumbuhan perekonomian rakyat. Penemuan daerah prospek tambang emas selalu didahului dengan proses eksplorasi atau dengan kata lain proses mencari sumberdaya emas. Proses eksplorasi penting dalam sebuah rangkaian kegiatan penambangan emas, hal ini dikarenakan dengan kegiatan eksploitasi dapat diketahui bahwa suatu daerah mempunyai cadangan bahan galian dari segi profit prospek ditambang atau tidak. Keberadaan penambangan liar emas placer (emas sekunder) secara tradisional/konvensional di daerah Kecamatan Kasimbar menjadi salah satu petunjuk bahwa di daerah tersebut mempunyai potensi endapan mineral emas. Selain hal tersebut, keberadaan litologi yang dapat dilihat dari data regional menunjukkan adanya kemungkinana besar keberadaan emas di daerah Kecamatan Kasimbar. Sehingga Kecamatan Kasimbar merupakan daerah yang dapat dianggap prospek sebagai daerah penambangan emas baru. Akan tetapi belum adanya penelitian lebih lanjut mengenai endapan emas di daerah ini menimbulkan pertanyaan darimana asal emas placer (sekunder) tersebut serta bagaimana karakteristik geologi, mineralogi dan geokimia endapannya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka salah satu perusahaan yang beminat dalam pengembangan usaha penambangan emas melakukan penelitian yang bersifat eksplorasi. Dengan mendatangkan beberapa geologis yang tergabung dalam tim eksplorasi (penulis merupakan salah satu dari tim eksplorasi tersebut) ke Kecamatan Kasimbar diharapkan dapat memberikan informasi mengenai karakteristik geologi, mineralogi dan geokimia endapannya yang berkembang di daerah penelitian. 2

3 1.2.Tujuan Penelitian Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui kondisi geologi dan kontrolnya terhadap pembentukan emas di wilayah penelitian. b. Mengetahui zona alterasi hidrotermal serta proses mineralisasi emas yang berkembang di wilayah penelitian. c. Menentukan daerah prospek berdasarkan pemetaan geologi, alterasi dan geokimia sedimen sungai (stream sediment) metode BLEG (bulk leach extractable gold) 1.3. Lokasi Penelitian dan Kesampaian Penelitian Lokasi penelitian berada wilayah Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Propinsi Sulawesi Tengah dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Donggala. Daerah penelitian meliputi beberapa desa yaitu Desa Kasimbar, Posona, Donggulu, Ranang, dan Laemanta (Gambar 1.1). Lokasi penelitian dapat dicapai dengan rute sebagai berikut: Jakarta Palu dengan menggunakan pesawat udara dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam. Palu Kasimbar dengan menggunakan mobil atau angkutan darat lainnya dengan waktu tempuh sekitar 3 jam perjalanan. Akses untuk ke seluruh daerah penelitian bervariasi, ada beberapa lokasi yang dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua melalu jalan desa, namun sebagian besar dicapai dengan berjalan kaki. Daerah blok utara cukup sulit dicapai, sehingga memerlukan flying camp. Untuk koordinat lokasi penelitian tidak dapat ditampilkan karena daerah peneilitian wilayah IUP eksplorasi sebuah perusahaan, sehingga koordinat lokasi daerah penilitian dirahasiakan. 3

4 15' ' ' ' -1 45' -1 20' 0 55' 0 30' 0 05' 0 20' Banaw a Pasangkayu Maraw ola Kab. MAMUJU UTARA 30 Sirenja Sindue Kab. PARIGI MOUTONG Kab. DONGGALA Kota PALU Palu Barat Balaesang Dolo Ampibabo Tow aeli Kulaw i Tinombo Sigibi Romaru Poso Pesisir Lore Utara Parigi Kab. P O S O Pamona Utara PETA LOKASI PENELITIAN Jalan Sungai Lokasi Penelitian Km Gambar 1.1. Peta Lokasi Penelitian 4

5 1.4. Batasan Masalah Penelitian ini lebih terfokus pada karakteristik geologi dan proses mineralisasi emas di Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Propinsi Sulawesi Tengah dengan pendekatan geologi berdasarkan data lapangan dan geokimia, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Kondisi geologi endapan emas. 2. Penggunaan data geokimia Stream Sediment Bulk Leach Extractable Gold (BLEG) maupun Fire Assay Atomic Absorption Spectometry (FA - AAS) untuk batuan untuk menentukan daerah prospek endapan emas. 3. Penentuan zona alterasi dan proses pembentukan endapan emas dari data geologi di lapangan, data petrografi dan data mineragrafi Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian mengenai daerah prospek, tipe, genesa dan zona alterasi endapan emas di Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Propinsi Sulawesi Tengah, maka akan didapat beberapa manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Menambah informasi/data yang bersifat ilmiah mengenai kondisi geologi, daerah prospek, tipe, genesa dan zona alterasi endapan emas di Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Propinsi Sulawesi Tengah. 2. Dapat dijadikan bahan tambahan/informasi tambahan bagi pihak pihak yang akan melakukan kegiatan eksplorasi endapan emas di daerah Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Propinsi Sulawesi Tengah Keaslian Penelitian Sampai saat ini belum ada penelitian yang komprehensif dan detail mengenai tipe endapan deposit emas di Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian penelitian yang dilakukan berupa penelitian yang bertujuan eksplorasi dari sebuah perusahaan. Adapun beberapa laporan eksplorasi yang pernah dilakukan beberapa perusahaan di Kabupaten Parigi Moutong antara lain: 5

6 1. PT Matoa Ujung Laporan Eksplorasi Pendahuluan Emas di Kecamatan Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi Mautong (Parmout), tidak diterbitkan. Dari hasil pengamatan lapangan terdapat mineral berupa kuarsa, turmalin dimana mineral tersebut biasanya merupakan mineral ikutan (gangue minerals) yang berasosiasi dengan mineral pembawa emas. Terdapat endapan sulfida yang telah teroksidasi seperti pirit dan kalkopirit yang biasanya mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan beberapa mineral tersebut. Mineral pembawa emas dapat terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. 2. Marareza, Harry Laporan Penelitian Komoditi Penambangan Emas Di Daerah Silopang, tidak diterbitkan. Dahulunya Silopang merupakan area pertanian dan perkebunan yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat Silopang. Namun, seiring dengan penemuan emas oleh seorang anak pada tahun 2007, maka daerah silopang menjadi komoditi penambangan emas oleh masyarakat setempat untuk memperoleh keuntungan dari alam tersebut. Penambang yang dilakukan di daerah ini masih terbilang ilegal dan belum mendapat tanggapan yang serius dari pemerintah. Sementara itu, penambangan yang dilakukan masih terbilang sederhana, dimana penambangan dilakukan tanpa menggunakan mesin-mesin yang canggih dan zat-zat kimia pada umumnya. Pengolahan yang dilakukan oleh masyarakat setempat masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan menggunakan alat penggiling manual dan air raksa sebagai pengikat emas. Jumlah penambang liar yang masih aktuf beroperasi di sekitar Silopang berjumlah 12 kelompok yang menggunakan mesin sederhana (penggiling, penyedot) dan yang mendulang secara tradisional per hari mencapai orang dengan produksi 0,2-1 gram/perorang. 3. PT Citra Palu Minerals Laporan Eksplorasi Bulanan Area Blok IV (Toli Toli dan Perbatasan Parigi Moutong), tidak diterbitkan. 6

7 Dari hasil pengujian 32 conto float dan 27 conto singkapan yang diambil di area Blok IV (Toli Toli dan Perbatasan Parigi Moutong), kadar yang paling menonjol adalah kadar unsur Cu (tembaga), sedangkan unsur Au (emas) berkadar rendah. Kadar tertinggi Cu (tembaga) adalah ppm yang diambil dari singkapan monzonit dengan alterasi silika-lempungklorit dan epidot dengan veinlet magnetit. Sedangkan kadar tertinggi dari unsur Au (emas) adalah 0,49 g/t asosiasi dengan arsenik 4950 ppm. Secara khusus belum ada penelitian mengenai keberadaan endapan emas primer yang berada di Kabupaten Parigi Moutong, sehingga penelitian ini akan menjadi penelitian pertama yang memiliki originalitas. 7