: 1 (satu) eksemplar : LAKIP Diljen PSP Tahun [I ~ I J..\t.,~ti.J Madjid. r/ l...:. ; 0' ~ /'

dokumen-dokumen yang mirip
Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

PENGANTAR. Ir. Suprapti

Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN

PENGANTAR. Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., D.A.A

Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc

LAPORAN KINERJA TA. 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

UMUM ASPEK AIR IRIGASI. Perluasanlahan sawah dan lahan kering, optimasi lahan, System of Rice Intensification (SRI) dan perbaikan kesuburan lahan

DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

PENGANTAR. Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., D.A.A

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2013

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAHAN (LAKIP) TA. 2013

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I. PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan... 7

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Kondisi Umum

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2015

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

LAPORAN KINERJA (LKJ)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2016

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2014 Direktur Pupuk dan Pestisida, Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc NIP

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2013

BAB II RENCANA STRATEJIK

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Renstra BKP5K Tahun

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT SARANA PRODUKSI TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

Transkripsi:

2012

KEMENTER\AN PERTAN\AN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANiAN KANTOR PUSAT KEMENTERIAN PERTANIAN GEDUNG D JALAN HARSONO RM NOM OR 3 RAGUNAN PASAR MINGGU, JAKARTASELATAN KODE POS 12550 TELEPON (021) 7816082, FAXSIMILE (021) 7816083 Nomor Lampiran Hal : ues 11\\ 0')0/6 t.u /03/t)()(!, : 1 (satu) eksemplar : LAKIP Diljen PSP Tahun 2012 1.1 Maret 2013 Yth. Bapak Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian di Jakarta Bersama ini disampaikan dengan hormat, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2012. Laporan ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Demikian kami sampaikan, atas perhatian Bapak diucapkan terima kasih. Sekretaris Direktorat Jenderal, <~'~~~ ~'. //~ r ~ - '1 '".. r/ l...:. ; 0' ~ /' //',/ -,~- -v, 'J!...-r [I ~ I J..\t.,~ti.J Madjid \;,," ~~!'" ".~,'~~~~' ~~,~. 181986031003,<:l-'VJ~, ~,---- IA'-~'t~:~ Tembusan 1. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (sebagai laporan) 2. Inspektur JenderaJKementerian Pertanian ~

KA TA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) disusun sebagai wujud pertanggungjawaban dan akuntabilitas instensl. pemerintah dalam lingkup SatuanlUnit Kerja tertentu. LAKIP Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian disusun berdasarkan penugasan Menteri Pertanian yang diberikan kepada Pimpinan Unit Eselon 1 sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja (PK). Landasan hukum penyusunan LAKlP adalah Instruksi Presiden (lnpres) Nomor 7 tahun 1999 tentang AkuntabHitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). LAKIP ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan programlkegiatan dan kebijaksanaan yang dikaitkan dengan tujuan, sasaran, visi dan misi organisasi sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra). Laporan ini disusun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sejalan dengan ketentuan tersebut, secara singkat LAKlP Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2012 ini memuat hat-hat menyangkut pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome) dan keluaran (output) yang penting. Disadari bahwa LAKIP Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2012 masih perlu penyempumaan. Untuk itu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan guna penyempumaan di masa yang akan datang. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Laponm AJcuntabllitas Klnerja DlreIctorat.Jenderal Prasarans dsn Ssrana PertlInisn rshun 2012

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GRAFIK... v DAFTAR LAMPIRAN... vi RINGKASAN EKSEKUTIF... vii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tugas Pokok dan Fungsi... 2 1.3. Organisasi... 3 1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia... 4 1.5. Dukungan Anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian... 4 II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 5 2.1. Rencana Strategis Tahun 2011 2014.... 5 2.1.1. Tujuan dan Sasaran... 7 2.1.2. Arah Kebijakan... 12 2.1.3. Program dan Kegiatan... 18 2.2. Rencana Kinerja Tahun 2012... 19 2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2012... 20 III. AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN... 22 3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran... 22 3.2. Pencapaian Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian... 22 3.2.1. Pembangunan Jalan Pertanian... 25 3.2.2. Perluasan Optimasi Lahan Pertanian dan Pengembangan Metode SRI... 26 3.2.3. Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan... 29 3.2.4. Penyediaan Pupuk dan Pestisida di Seluruh Wilayah ii

Indonesia Sesuai Azas 6 (enam) Tepat... 30 3.2.5. Peningkatan Pemanfaatan Alsintan untuk Pengolahan Lahan dan Pengairan... 32 3.2.6. Peningkatan Pelayanan Pembiayaan Petani Melalui Bantuan Langsung Pengembanga Usaha Agribisnis Perdesaan... 33 3.2.7. Peningkatan Ketersediaan Air Irigasi dalam Mendukung Produksi Pertanian... 34 3.3. Evaluasi Kinerja... 37 3.4. Dukungan Sumber Daya Manusia... 46 3.5. Akuntabilitas Keuangan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian... 48 3.6. Hambatan dan Kendala... 51 3.7. Upaya dan Tindak Lanjut... 52 IV. PENUTUP... 53 LAMPIRAN iii

DAFTAR TABEL... Halaman Tabel 1 : Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Ditjen PSP... 23 Tabel 2 : Distribusi pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian berdasarkan Pangkat dan Golongan... 47 Tabel 3 : Distribusi pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian berdasarkan Sebaran Pejabat Eselon I, II, III dan IV... 47 Tabel 4 : Distribusi pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian berdasarkan Sebaran Pegawai Per Golongan... 48 Tabel 5 : Daftar Pagu Ditjen PSP dan Realisasinya.... 48 Tabel 6 : Daftar Pagu Anggaran per-direktorat dan Realisasinya.... 49 iv

DAFTAR GRAFIK... Halaman Grafik 1 : Pengembangan Jalan Pertanian... 38 Grafik 2 : Perluasan Optimasi Lahan Pertanian... 39 Grafik 3 : Pengembangan Metode SRI... 40 Grafik 4 : Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan... 41 Grafik 5 : Penyaluran Pupuk Bersubsidi... 42 Grafik 6 : Pemanfaatan Alat dan Mesin Pertanian.... 43 Grafik 7 : Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan.... 44 Grafik 8 : Pengembangan Jaringan Irigasi... 45 Grafik 9 : Pengembangan Sumber Air.... 46 v

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lampiran 2 : Lampiran 3 : Lampiran 4 : Matrik Rencana Startegis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2011-2014 Rencana Kerja Tahunan Pengukuran Kinerja Kegiatan Penetapan Kinerja vi

RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang untuk selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2012, maka telah ditetapkan kontrak kinerja tahunan yang dituangkan dalam lembar Penetapan Kinerja (PK) Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2012. Dalam naskah Penetapan Kinerja tersebut, terdapat 7 kegiatan strategis sebagai pokok acuan penilaian berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan guna mendukung 4 target sukses Kementerian Pertanian. Ketujuh kegiatan tersebut adalah berkaitan dengan aspek pembangunan jalan pertanian, perluasan optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI, perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan, penyediaan pupuk dan pestisida di seluruh wilayah indonesia sesuai azas 6 (enam) tepat, peningkatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan, peningkatan pelayanan pembiayaan petani melalui bantuan langsung pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP), dan peningkatan ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian. Sesuai dengan ketentuan, maka telah dilakukan analisis dan pengukuran kinerja kegiatan sebagai indikator pencapaian sasaran kegiatan. Berdasarkan pengukuran kinerja kegiatan, tingkat pencapaian sasaran kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Kegiatan pembangunan jalan pertanian, dengan target PK sepanjang 454 km kemudian mengalami revisi menjadi 452 km dan terealisasi sepanjang 442 Km atau 97,36% berdasarkan target PK kegiatan pembangunan jalan pertanian masuk dalam kriteria berhasil. 2. Kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI : Kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian dengan target PK seluas 209.400 ha kemudian mengalami revisi menjadi 209.800 ha dan terealisasi seluas 199.068 ha atau 95,07 % berdasarkan target PK kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian masuk dalam kriteria berhasil. Kegiatan pengembangan metode SRI dengan target PK seluas 60.000 ha kemudian mengalami revisi menjadi 60.300 ha dan terealisasi seluas 57.551 ha atau 95,92% berdasarkan target PK kegiatan pengembangan metode SRI masuk dalam kriteria berhasil. 3. Kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan dengan target PK seluas 100.000 ha kemudian mengalami revisi menjadi 100.730 ha dan terealisasi seluas 98.365,5 ha atau 98,37 % berdasarkan target PK kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan masuk dalam kriteria berhasil. 4. Kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi, meliputi : Pupuk Urea dengan target sebanyak 5.100.000 Ton terealisasi 4.095.548,724 Ton atau 80,30% dan masuk dalam kriteria berhasil. Pupuk SP-36 dengan Target sebanyak 1.000.000 Ton Terealisasi 855.490,700 Ton atau 85,55% dan masuk dalam kriteria berhasil. Pupuk ZA dengan target sebanyak 1.000.000 Ton terealisasi 1.000.035,590 Ton atau 100,00% dan masuk dalam kriteria berhasil. Pupuk NPK dengan target 2.593.920 Ton terealisasi 2.136.915,823 Ton atau 82,38% dan masuk dalam kriteria berhasil. Pupuk Organik dengan target awal sebanyak 835.000 Ton terealisasi 724.032,150 Ton atau 86,71% dan masuk dalam kriteria berhasil. 5. Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan : Traktor roda 2 dengan target PK sebanyak 1.567 unit terealisasi sebanyak 1.567 unit atau 100% berdasarkan target PK penyaluran traktor roda 2 masuk dalam kriteria berhasil vii

Traktor roda 4 dengan target PK sebanyak 50 unit terealisasi 50 unit atau 100% berdasarkan target PK penyaluran traktor roda 4 masuk dalam kriteria berhasil Pompa air dengan target PK sebanyak 600 unit terealisasi 600 unit atau 100% berdasarkan target PK penyaluran pompa air masuk dalam kriteria berhasil 6. Kegiatan pelayanan pembiayaan melalui bantuan langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dengan target PK sebanyak 6.000 gapoktan kemudian mengalami revisi menjadi 6.050 gapoktan terealisasi 6.050 gapoktan atau 100,83% berdasarkan target PK kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) masuk dalam kriteria sangat berhasil. 7. Kegiatan peningkatan ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian, meliputi : Kegiatan pengembangan jaringan irigasi dengan target PK seluas 523.250 ha kemudian mengalami revisi menjadi 534.147,6 ha terealisasi 523.615 ha atau 100,07% berdasarkan target PK kegiatan pengembangan jaringan irigasi masuk dalam kriteria sangat berhasil. Kegiatan pengembangan sumber air dengan target PK seluas 1.600 ha kemudian mengalami revisi menjadi 1.679 ha terealisasi 1.578 ha atau 98,63% berdasarkan target PK kegiatan pengembangan sumber air masuk dalam kriteria berhasil. Beberapa permasalahan dan kendala yang menyebabkan pencapaian kinerja tidak bisa mencapai seratus persen diantaranya adalah : 1. Terdapat lokasi kegiatan yang telah ditetapkan ternyata diluar kawasan budidaya pertanian (masuk kawasan Hutan Produksi Konversi) sehingga kegiatan tidak bisa dilaksanakan atau tertunda pelaksanaannya. 2. Beberapa satker daerah pelaksana kegiatan mengalami revisi DIPA/POK sehingga kegiatan tidak bisa dilaksanakan sampai proses revisi tersebut selesai (pelaksanaan kegiatan terlambat bahkan tidak terlaksana). 3. Terjadinya perubahan struktur organisasi di beberapa satker daerah pelaksana kegiatan sehingga terjadi perubahan pejabat pelaksana kegiatan seperti Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Bendahara yang menyebabkan kegiatan tidak bisa segera dilaksanakan. 4. Keterlambatan dalam menetapkan calon lokasi dan kelompok tani penerima kegiatan di beberapa daerah yang disebabkan kesulitan dalam memilih lokasi dan petani yang sesuai dengan pedoman teknis. 5. Kondisi lahan yang terkena banjir sehingga menggagalkan rencana tanam/panen yang telah diperkirakan Adapun upaya dan tindaklanjut untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang menyebabkan pencapaian kinerja tidak bisa mencapai seratus persen ditahun mendatang diantaranya adalah : 1. Identifikasi calon petani dan calon lokasi diharapkan dapat dilakukan pada tahun sebelumnya sehingga proses penyelesaian administrasi kegiatan dapat dipercepat. 2. Memperbaiki sistem pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Sebagai langkah awal 3. Melakukan koordinasi dan monitoring lebih intensif agar program kegiatan tetap berjalan walaupun terjadi perubahan struktur organisasi 4. Petugas pelaksana kegiatan perlu memahami pedoman teknis yang ada agar pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan dengan baik, secara teknis dan administrasi. 5. Mengidentifikasi lahan yang rawan dengan banjir dan curah hujan tinggi sehingga dapat dilakukan tindakan preventif ketika masuk musim penghujan agar kegiatan pengolahan lahan pertanian tidak mengalami kendala Dalam mengupayakan capaian target kinerja baik terhadap kegiatan strategis maupun untuk mendukung empat target sukses target Kementan, telah dilaksanakan revisi kegiatan. viii

Upaya ini telah dilakukan untuk mengakomodasi permintaan petani/kelompok tani serta adanya penyesuaian kondisi lokasi kegiatan. Adanya revisi ini, menyebabkan sasaran program menjadi lebih tinggi dari target sebelumnya dan ada pula yang menyebabkan sasaran program menjadi lebih rendah dari target sebelumnya. adanya perubahan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan dalam rangka perencanaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Hasil Analisa : Dalam rangka mendukung pencapaian 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian melalui 7 kegiatan strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang tercantum dalam renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2011-2014 bahwa sampai dengan tahun 2011 realisasi target kegiatan yang ditargetkan pada renstra 2011-2014 baru mencapai antara 13 51 % untuk itu, kegiatan utama yang mempunyai dampak besar dan realisasi targetnya masih rendah perlu adanya upaya untuk peningkatan volume pada tahun 2013 2014. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penting pembangunan pertanian saat ini adalah terjadinya penurunan kondisi sarana dan prasarana pertanian. Penurunan ini terutama menyangkut aspek kuantitas dan kualitas, yang mengakibatkan daya dukung terhadap pencapaian peningkatan produksi pertanian. Kondisi ini menjadi dorongan dan tekad pemerintah untuk lebih serius dalam menangani aspek pengelolaan sarana dan prasarana pertanian. Sejalan dengan itu melalui Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 telah ditetapkan unit organisasi yang secara spesifik dan fokus menangani aspek pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian yaitu Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Tugas pokok dan fungsi unit organisasi ini yang utama adalah mendorong upaya penyediaan infrastruktur menyangkut aspek pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. Sedangkan sasarannya adalah mendukung pembangunan subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Secara normatif, tugas Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. adalah merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. Sedangkan fungsinya adalah : 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. 3. Penyusunan norma standar, pedoman dan kriteria di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. 1

4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. 5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian didukung oleh 6 (enam) Unit Kerja Eselon II, yaitu : 1. Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan 2. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi 3. Direktorat Alat dan Mesin Pertanian 4. Direktorat Pembiayaan Pertanian 5. Direktorat Pupuk dan Pestisida 6. Sekretariat Direktorat Jenderal. masing-masing Unit Kerja Direktorat didukung oleh 3 (tiga) sampai 5 (lima) unit Eselon III dan 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) unit Eselon IV. Sedangkan Sekretariat Direktorat Jenderal didukung oleh 4 (empat) unit Eselon III dan 12 (dua belas ) unit Eselon IV. 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. Sedangkan fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian (2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. (3) Penyusunan norma standar, pedoman dan kriteria di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian (4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. (5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 2

1.3 Organisasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia dengan susunan organisasi yang terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal, 5 unit Direktorat, 24 Unit kerja Eselon III dan 57 Unit kerja Eselon IV. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian terbentuk Sejak tahun 2010. Struktur organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian mengalami perubahan sesuai dengan Permentan Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010. Secara lengkap struktur Organisasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dari Eselon II sampai dengan Eselon III dapat dilihat pada bagan berikut : 3

1.4 Dukungan Sumber Daya Manusia. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan sumber daya manusia sebanyak 354 orang yang tersebar pada 6 (enam) Direktorat dengan perincian sebagai berikut. Sekretariat Direktorat sebanyak 93 orang, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan sebanyak 58 orang, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebanyak 67 orang, Direktorat Pembiayaan Pertanian sebanyak 45 orang, Direktorat Pupuk dan Pestisida sebanyak 56 orang dan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebanyak 35 orang. Semua sumber daya Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tersusun secara sistematis untuk mendukung kelancaran kinerja guna mencapai tujuan dan sasaran Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian serta tujuan dan sasaran Kementerian Pertanian. 1.5 Dukungan Anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian untuk Tahun Anggaran 2012 mendapat dukungan anggaran sebesar Rp. 4.473.220.710.000,- anggaran tersebut terbagi atas Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 2.625.664.080.000,- Dana Dekon sebesar Rp. 158.872.175.000,- Dana Pusat sebesar Rp. 1.688.684.455.000,- dan Anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian juga mendapat dana bantuan luar negeri sebesar Rp. 7.517.200.000,- Dana APBN Rupiah Murni sebesar Rp. 1.688.684.455.000,- digunakan untuk mendukung kegiatan di 6 (enam) Direktorat, antara lain Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan sebesar Rp. 171.264.967.000,- Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebesar Rp. 37.177.320.000,- Direktorat Pembiayaan Pertanian sebesar Rp. 851.128.558.000,- Direktorat Pupuk dan Pestisida sebesar Rp. 455.794.176.000,- Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebesar Rp. 81.511.000.000,- dan Sekretariat Direktorat sebesar Rp. 91.808.434.000,- 4

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Program pembangunan sarana dan prasarana pertanian dijabarkan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2011 2014. Selanjutnya Rencana Strategis Tahun 2011 2014 diuraikan secara detail dalam Rencana Kerja Tahunan yang disusun oleh masing-masing Unit Kerja Eselon II. Sedangkan Rencana Kerja Tahunan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2012 dituangkan dalam bentuk Penetapan Kinerja yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan disahkan oleh Menteri Pertanian, sebagai wujud kontrak kinerja. 2.1 Rencana Strategis Tahun 2011-2014 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2011 2014 memuat program / kegiatan untuk mendukung 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian yaitu pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan nilai tambah ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani. Penjabaran Rencana Program/Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) yang dijabarkan secara lengkap sebagai berikut : Visi dan Misi Dalam merumuskan visi dan misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai landasannya adalah visi dan misi Kementerian Pertanian, sebagai berikut : Visi Kementerian Pertanian adalah : terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani. Misi Kementerian Pertanian adalah : (a) mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis IPTEK dan sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis; (b) menciptakan 5

keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan; (c) mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkan pendayagunaan- nya untuk mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan; (d) menjadikan petani yang kreatif, inovatif dan mandiri serta mampu memanfaatkan IPTEK dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi; (e) meningkatkan produk pangan segar dan olaan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) dikonsumsi; (f) meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku industri; (g) mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan horizontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan lapangan kerja di pedesaan; (h) mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional dan internasional; (i) mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas pertanian yang sehat, jujur dan berkeadilan; (j) meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan profesional. Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian periode 2011-2014 adalah : mewujudkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai motor penggerak tersedianya prasarana dan sarana pertanian, untuk pembangunan pertanian berkelanjutan. Untuk mencapai Visi tersebut Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mengemban Misi sebagai berikut : a. Mendorong partisipasi stake holder dalam pengembangan dan pengelolaan lahan dan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan. b. Mendayagunakan lahan dan air untuk kegiatan pertanian yang berkelanjutan. c. Menyelenggarakan manajemen dan administrasi pembangunan berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. 6

d. Menyusun kebijakan pengembangan perluasan areal, pengelolaan lahan dan pengelolaan air yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat petani di pedesaan. e. Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan usaha pertanian yang flesibel dan sederhana. f. Memfasilitasi penyediaan, penyaluran dan penggunaan pupuk dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu dan harga) g. Meningkatkan pengawasan atas penyediaan, penyimpanan dan penggunaan pupuk dan pestisida h. Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida i. Mendorong peran serta masyarakat dan stakeholder terkait dalam penyediaan dan pengawasan pupuk dan pestisida j. Menyelenggarakan pengembangan sistem mekanisasi pertanian di Indonesia melalui kebijakan pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan arah pembangunan pertanian. k. Memberikan pelayanan prima dalam bidang perencanaan, administrasi dan manajemen pembangunan prasarana dan sarana pertanian. 2.1.1 Tujuan dan Sasaran Tujuan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah : a. Mengembangkan infrastruktur pertanian aspek lahan pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan melalui jalan pertanian. b. Memperluas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. c. Mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian bersama instansi terkait dalam rangka mewujudkan lahan pertanian abadi. 7

d. Menyusun rancangan Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLPPB). e. Mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani agar ada jaminan kepastian hukum, agar dapat meningkatkan akses petani kepada sumber permodalan. f. Melakukan upaya optimasi lahan, konservasi lahan dan konservasi DAS Hulu, rehabilitasi dan reklamasi lahan dalam rangka pendayagunaan lahan terlantar, pencegahan degradasi lahan yang terus berlanjut serta mencegah meluasnya lahan pertanian yang kritis. g. Mewujudkan usahatani padi sawah ramah Iingkungan melalui SRI (System of Rice Intensification). h. Mengembangkan Rumah Kompos dalam rangka pemanfaatan pupuk organik untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan lahan pertanian. i. Mewujudkan pengembangan sumber air irigasi alternatif dan skala kecil, baik air tanah maupun air permukaan untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. j. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui pengembangan dan optimalisasi air irigasi baik jaringan irigasi tingkat usahatani, jaringan pedesaan, maupun pengembangan tata air mikro. k. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air di 32 propinsi serta melakukan upaya pemberdayaan kelembagaan pengelola air irigasi dalam rangka meningkatkan posisi tawar petani. l. Melakukan upaya konservasi air, peningkatan kualitas air dan pelestarian lingkungan, serta melakukan upaya adaptasi terhadap perubahan iklim global. m. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antar sektor dan lembaga terkait dalam rangka memecahkan permasalahan dalam pengelolaan lahan dan air. n. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian dalam bidang pengelolaan lahan dan air yang sensitive gender. 8

A. Tujuan pengembangan dan fasilitasi pembiayaan pertanian bagi petani dan pelaku usaha pertanian, tahun 2011 2014, adalah : a. Mewujudkan sistem dan mekanisme pelayanan kredit/pembiayaan yang mudah diakses dan berbunga rendah melalui fasilitasi penyediaan subsidi dan penjaminan. b. Mewujudkan terbentuknya sistem perlindungan usaha petani dan mitigasi risiko usaha petani melalui Asuransi Pertanian. c. Meningkatkan ketersediaan pembiayaan bagi petani petani/peternak (pemilik dan/atau penggarap) skala kecil, buruh tani, melalui PUAP d. Meningkatkan kemampuan manajemen pengelolaan keuangan mikro dan pemberdayaan pengurus Gapoktan penerima BLM-PUAP menuju terbentuknya Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) e. Mewujudkan pembentukan petugas pendamping Fasilitator Pembiayaan Pertanian (FPT) untuk membantu dan memfasilitasi petani kepada perbankan f. Mewujudkan terbentuknya Undang Undang Pembiayaan Pertanian serta turunannya dalam bentuk Peraturan Pemerintah. B. Tujuan penyediaan pupuk pestisida sesuai azas enam tepat tahun 2011 2014, adalah : a. Memfasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian dalam rangka mendorong penerapan pemupukan berimbang spesifik lokasi serta meningkatkan fasilitasi penyediaan dan penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki kualitas lahan pertanian. b. Mengawasi peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida yang ramah lingkungan. C. Tujuan pengembangan alat mesin pertanian, tahun 2011 2014, adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan fasilitasi penyediaan alat dan mesin pertanian di tingkat petani dalam rangka mendukung pembangunan pertanian b. Mengoptimalkan pemanfaatan alat dan mesin pertanian dalam rangka peningkatan produktivitas usaha sektor pertanian 9

c. Mengefektifkan peran pengawasan penyediaan, peredaran dan pemanfaatan alat dan mesin pertanian d. Menumbuh kembangkan Kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) dan bengkel alsintan e. Melakukan penguatan UPJA yang sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah setempat f. Meningkatkan kualitas pengelolaan UPJA yang berorintasi bisnis dan mandiri agar menjadi UPJA Mandiri g. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan, pegawasan dan peningkatan peranan kelembagaan alsintan. D. Sasaran pelaksanaan pembangunan dan program kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2011-2014 adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya pengembangan basis data lahan pertanian yang akurat melalui penyiapan peta dan data lahan serta pemanfaatannya di seluruh Indonesia. 2. Terwujudnya pengembangan (pembangunan dan rehabilitasi) infrastruktur pertanian seperti pembuatan jalan pertanian sebesar 11.546 km. 3. Terwujudnya perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan seluas 362.680 ha untuk sawah, hortikultura seluas 39.824 ha, perkebunan seluas 93.181 ha dan peternakan seluas 24.366 ha. 4. Terwujudnya optimasi lahan 914.758 Ha, serta pengembangan usahatani padi sawah ramah Iingkungan melalui SRI (System of Rice Intensification) seluas 521.180 Ha. 5. Terwujudnya pengembangan sumber air irigasi alternatif dalam skala kecil, baik air tanah maupun air permukaan untuk tanaman pangan seluas 2.623 unit, hortikultura seluas 1.927 unit, perkebunan seluas 1.858 unit dan peternakan seluas 1.748 unit. 6. Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT) dan jaringan irigasi pedesaan (JIDES) dan pengembangan tata air mikro (TAM) seluas 1.778.317 Ha. 10

7. Pengembangan Sentra Usaha Ekonomi Produktif Petani melalui Gapoktan PUAP & Penumbuhan Gapoktan PUAP menjadi LKM-A di 33 propinsi, sejumlah 40.000 Gapoktan. 8. Tersalurnya pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di 33 provinsi, di 33 Propinsi khususnya di daerah sentra produksi beras, sejumlah 46,79 juta ton. 9. Terwujudnya peningkatan kememilikan produk alsintan sesuai standar mutu yang berlaku (SNI), di 33 propinsi sebesar 3 5 %. 10. Terlaksananya penumbuhan dan pengembangan kelembagaan alsintan (UPJA), tingkat pemula 10 %, berkembang 10% dan profesional dan mandiri 15% per tahun, serta pengembangan bengkel alsintan di 33 propinsi. 11. Terwujudnya upaya konservasi air dalam rangka pemanfaatan curah hujan efektif dan aliran permukaan untuk tanaman pangan dan hortikultura 5.895 unit, perkebunan seluas 1.652 unit, dan peternakan 2.014 unit. Pelaksanaan Sekolah Lapang Adaptasi perubahan iklim di 32 provinsi. 12. Terlaksananya kegiatan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air, serta meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi kelembagaan dalam menangani masalah pengairan tingkat tersier di 32 propinsi. 13. Peningkatan kualitas SDM pertanian dalam pengelolaan lahan dan air yang sensitive gender di 33 propinsi. 14. Pengembangan Sentra Usaha Ekonomi Produktif Petani melalui Gapoktan PUAP & Penumbuhan Gapoktan PUAP menjadi LKM-A di 33 provinsi. 15. Tersalur & terfasilitasinya petani / peternak melalui penyaluran kredit program KKP-E, sebesar Rp. 10,5 Trilyun 16. Tersalurnya kredit pembibitan sapi bersubsidi, sebesar Rp.23,3 Trilyun. 17. Terfasilitasinya Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Petani, Tanaman Pangan, Hortikultura, Kebun & Ternak, sebesar Rp. 24,4 Trilyun. 18. Tersalurnya Pembiayaan Syariah melalui Bank Syariah & LKM-A, sebesar Rp. 8,83 Trilyun. 19. Tersalurnya pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di 33 provinsi. 11

20. Terlaksananya pengawasan atas peredaran dan penggunaan pupuk secara berimbang dan pestisida yang ramah lingkungan. 21. Terlaksananya pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida. 22. Terwujudnya peningkatan kepemilikan alsintan di 33 provinsi sebesar 3-5 % 23. Terwujudnya optimalisasi penggunaan alsintan melalui project percontohan optimasi pemanfaatan alsintan di 5 lokasi setiap tahun 24. Terlaksananya pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan alat dan mesin pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna di 33 Provinsi 25. Terlaksananya penumbuhan dan pengembangan UPJA Pemula, Berkembang dan Profesional meningkat masing 10%, 10% dan 15% per tahun dan pengembangan bengkel alsintan di 33 Propinsi 26. Terlaksananya Penguatan UPJA di 33 Propinsi 27. Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan UPJA yang berorientasi bisnis dan mandiri sebagai pilot percontohan UPJA Mandiri di 5 lokasi per tahun melalui sekolah lapang alsintan. 28. Terwujudnya peningkatan kualitas koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan di 33 propinsi. 2.1.2 Arah Kebijakan Kebijakan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam rangka menunjang pembangunan pertanian adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan yang terkait dengan pengembangan infrastruktur pertanian aspek lahan adalah adalah pengembangan JUT dan jalan produksi pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan 2. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, ditempuh melalui: a. Penambahan Baku Lahan (PBL) b. Pendekatan kawasan yang berskala ekonomi c. Kesesuaian daya dukung dan agropedoklimat 12

d. Partisipasi dan pemberdayaan petani. e. Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan. 3. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: terkendalinya laju alih fungsi lahan, adalah: a. Sosialisasi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Pengendalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLPPB) dan penyiapan, penyusunan serta implementasi peraturan pelaksanaanya, baik berupa PP, Perpres, Kepmen, dll. b. Kebijakan perlindungan kawasan pertanian produktif yang diperlukan untuk mempertahankan lahan-lahan pertanian berkelanjutan, melalui peningkatan koordinasi dengan instansi terkait didalam penetapan kawasan dan penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi / Kabupaten (RTRWP/K), c. Kebijakan peningkatan kesadaran masyarakat petani dalam berpartisipasi untuk mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian, melalui pemberdayaan masyarakat petani. d. Kebijakan peningkatan peran institusi terkait dalam pengendalian alih fungsi lahan, melalui peningkatan koordinasi. 4. Kebijakan yang terkait dengan pemberian hak kepemilikan lahan petani (sertifikasi) dilakukan melalui: a. Koordinasi program dengan instansi Badan Pertanahan Nasional. b. Partisipasi dan pemberdayaan petani terutama dalam pemanfaatan sertifikat sebagai agunan kredit pada sumber permodalan (perbankan), untuk peningkatan permodalan. 5. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: terwujudnya upaya optimasi, konservasi, rehabilitasi dan reklamasi lahan pertanian, adalah : a. Kebijakan optimasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat petani/peternak pada lahan terlantar, dan lahan yang berpotensi untuk ditingkatkan IP-nya serta peningkatan kesuburan dan produktivitas lahan melalui pengembangan pertanian ramah lingkungan. b. Kebijakan pengembangan usahatani konservasi lahan dan konservasi DAS hulu yang dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat. 13

c. Kebijakan reklamasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat/petani pada lahan rawa, bekas tambang dan bekas industri. d. Kebijakan perbaikan kesuburan lahan sawah melalui pengembangan rumah kompos untuk pemberian/penambahan bahan organik/kompos. e. Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan. 6. Kebijakan pengembangan basis data sumber daya lahan dan air (tabular dan spasial) yang akurat untuk pengembangan dan pengelolaan lahan dan air irigasi pertanian. 7. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: tercapainya pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil, adalah : a. Diprioritaskan pada kawasan kekeringan dengan mendayagunakan baik air permukaan maupun air tanah. b. Pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil secara berkelanjutan dengan cara partisipatif. 8. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: tercapainya optimasi pemanfaatan air irigasi, adalah: a. Peningkatan fungsi prasarana irigasi, b. Penerapan teknologi hemat air c. Peningkatan partisipasi masyarakat. 9. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: terwujudnya upaya konservasi air dan lingkungan hidup, adalah : a. Melakukan pemanenan air hujan dan aliran permukaan, b. Fasilitasi pembangunan sarana prasarana konservasi air c. Melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup dalam segala aktivitas pertanian yang terkait dengan sumber daya air. d. Antisipasi kekeringan dan kebanjiran pada kawasan pertanian. e. Peningkatan partisipasi masyarakat/petani. 10. Kebijakan yang terkait dengan pencapalan sasaran : terwujudnya peningkatan upaya antisipasi perubahan iklim, serta penyebarluasan informasi perilaku iklim adalah: a. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Instansi terkait dalam informasi tentang prakiraan iklim/cuaca. 14

b. Peningkatan diseminasi prakiraan iklim kepada petugas lapangan dan petani. c. Peningkatan pengetahuan petani tentang iklim melalui sekolah lapang adaptasi perubahan iklim. 11. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran : terwujudnya pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air dalam rangka pengelolaan air irigasi, adalah : a. Pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air secara partisipatif dan berbasis pada kearifan lokal. b. Fasilitasi pemberdayaan kelembagaan pemakai air. 12. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran : meningkatnya kualitas koordinasi kelembagaan dalam penanganan masalah lahan dan air, adalah: a. Pembentukan pokja penanganan masalah lahan dan air b. Peningkatan intensitas forum komunikasi dan kerjasama antar instansi terkait 13. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran : meningkatnya kualitas SDM pertanian dalam pengelolaan lahan dan air, adalah: a. Peningkatan capacity building bagi petugas dan petani b. Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan. 14. Kebijakan terkait dengan revitalisasi pembiayaan petani dan kelembagaan petani dalam rangka meningkatkan ketersediaan pembiayaan/kredit bagi petani, fokus pada : a. Pembiayaan yang bersumber dari dana perbankan b. Pembiayaan yang bersumber dari dana BUMN/CSR c. Pembiayaan yang bersumber dari dana lembaga keuangan non bank d. Pembiayaan yang bersumber dari pembiayaan swasta dan masyarakat e. Pembiayaan yang bersumber dari dana masyarakat tani dan atau masyarakat yang peduli terhadap pertanian f. Pembiayaan yang bersumber dari dana pemerintah pusat (APBN) dan pemerintah daerah (APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota) 15

g. Pembiayaan yang bersumber dari Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A), dan Lembaga adat yang berkembang di masyarakat, serta sumber pembiayaan lainnya. 15. Kebijakan terkait pupuk dan pestisida, adalah : a. Penyediaan pupuk bersubsidi pada sektor pertanian untuk mendorong penerapan pemupukan secara berimbang guna meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian. b. Pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida ramah lingkungan. c. Peningkatan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida pertanian dan non peternakan. 16. Kebijakan pengembangan alsintan, di dalamnya memuat beberapa hal sebagai berikut : a. Kebijakan yang terkait dengan sasaran meningkatnya kepemilikan alsintan pada 33 Propinsi sebesar 3 5 % adalah : (a) sosialisasi pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan (b) koordinasi dengan Dinas Propinsi dan Kabupaten guna pemantapan kegiatan kepemilikan alsintan (c) kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan. b. Kebijakan yang terkait dengan terlaksananya project percontohan optimasi pemanfaatan alsintan pada 5 lokasi setiap tahun adalah : (a) sosialisasi pelaksanaan kegiatan percontohan optimasi pemanfaatan alsintan (b) koordinasi dengan Dinas Propinsi dan Kabupaten guna pemantapan kegiatan percontohan (c) peningkatan partisipasi produsen alsintan dalam mengoptimalkan penggunaan alsintan (d) kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan percontohan optimasi pemanfaatan alsintan. c. Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan alat dan mesin pertanian yang berdayaguna dan berhasilguna di 33 Propinsi (a) sosialisasi pengawasan alsintan (b) meningkatkan jumlah dan kompetensi petugas pengawas alsintan (c) meningkatkan dukungan sarana pengawasan alsintan. d. Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya penumbuhan dan pengembangan UPJA Pemula, Berkembang, dan Profesional meningkat, masing-masing 10%, 10% dan 15% per tahun adalah : (a) sosialisasi 16

Permentan No. 25 Tahun 2008 tentang pedoman penumbuhan dan pengembangan UPJA (b) Pembentukan Tim UPJA (c) kebijakan pemberdayaan dalam pengelolaan UPJA (d) peningkatan peranan UPJA dalam pengembangan alsintan (e) kebijakan peningkatan integrasi subsistem pengguna, penyedia alsintan, permodalan dan pembinaan dalam keberlanjutan kelembagaan UPJA. e. Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengembangan bengkel alsintan di 33 Propinsi (a) sinkronisasi dan koordinasi dengan instansi terkait (b) peningkatan peranan produsen alsintan dalam pengembangan bengkel (c) peningkatan keahlian pengelola bengkel alsintan. f. Kebijakan yang terkait dengan terlaksananya penguatan UPJA di 33 Propinsi (a) sinkronisasi dan koordinasi dengan instansi terkait (b) kebijakan bantuan dalam penguatan UPJA (c) peningkatan kompetensi pengelola UPJA dalam mengembangkan bisnisnya (d) peningkatan dukungan sarana untuk penguatan UPJA (e) peningkatan kualitas layanan UPJA yang Profesional. g. Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pilot percontohan UPJA Mandiri melalui sekolah lapang alsintan di 5 lokasi per tahun (a) sosialisasi pelaksanaan kegiatan pilot percontohan UPJA Mandiri (b) koordinasi dengan Dinas Propinsi dan Dinas Kabupaten/Kota guna penetapan lokasi sekolah lapang alsintan (c) peningkatan partisipasi UPJA dalam mengoptimalkan penggunaan alsintan (d) kebijakan dalam pengembangan sekolah lapang alsintan (e) kebijakan dalam memperluas pelayanan jasa alsintan baik dari aspek jumlah maupun luas areal layanan. h. Kebijakan yang terkait dengan meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan, pengawasan, dan kelembagaan alsintan di 33 Propinsi adalah kebijakan peningkatan forum komunikasi dan informasi dalam pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan. 17

2.1.3 Program dan Kegiatan Program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah : Program Pengembangan dan Penyediaan Prasarana dan Sarana Pertanian dengan indikator kinerja program adalah : 1) Tersedianya kebijakan di bidang Prasarana dan Sarana Pertanian 2) Tersedianya standart, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang Prasarana dan Sarana Pertanian 3) Terlaksananya bimbingan teknis di bidang Prasarana dan Sarana Pertanian 4) Luasan (Ha) areal pelayanan irigasi, area pengelolaan lahan dan area pertanian baru. 5) Terbentuk dan terfasilitasinya Gapoktan PUAP dengan dana Stimulus dana Penguatan Modal Usaha. 6) Terealisasi penyaluran kredit program KKP-E, kredit pembibitan sapi bersubsidi, KUR, dan pembiayaan usaha tani melalui laba BUMN 7) Tersedianya rumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pupuk dan pestisida pertanian dan non pertanian. 8) Terlaksananya penyediaan dan penyaluran pupuk untuk sektor pertanian. 9) Terlaksananya pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida 10) Terlaksananya pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida. 11) Tersedianya kebijakan di bidang alat dan mesin pertanian. 12) Tersedianya standart, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang alat dan mesin pertanian. 13) Terlaksananya bimbingan teknis di bidang alat dan mesin pertanian 14) Jumlah unit alsintan yang digunakan, luasan (Ha) areal yang dikerjakan menggunakan alsintan, jumlah petugas pengawas alsintan dan jumlah UPJA/Bengkel Alsintan yang operasional. 18

2.2 Rencana Kinerja Tahun 2012 Rencana Kinerja Tahun 2012 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian difokuskan untuk mendukung 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian terutama untuk pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. Sasaran strategis yang disusun dalam rencana kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2011 sebagai berikut : 1. Meningkatnya pembangunan jalan pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian. 2. Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI. 3. Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan. 4. Tersedianya pupuk dan pestisida di seluruh wilayah Indonesia. 5. Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan. 6. Meningkatnya pelayanan pembiayaan petani melalui bantuan langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). 7. Meningkatnya penyediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian. Sasaran strategis Direktorat Jenderal Prasaran dan Sarana Pertanian dituangkan dalam indikator kinerja yaitu terbangunnya jalan pertanian yang digunakan petani untuk kegiatan usahatani, berkembangnya metode SRI yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani, berkembangnya optimasi lahan pertanian yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani, tercetaknya areal sawah yang dimanfaatkan untuk kegiatan usahatani padi, penyaluran pupuk bersubsidi ( urea, SP-36, ZA, NPK dan pupuk organik) yang digunakan oleh petani/kelompok tani, traktor roda 2 yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah, traktor roda 4 yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah, pompa air yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengairi areal pertanian, BLM PUAP yang digunakan gapoktan untuk membiayai kegiatan usahatani baik on farm maupun off farm, terbangunnya dan terlaksanakannya rehab jaringan irigasi yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usaha tani, tersedianya sumber air yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani. 19

2.3 Penetapan Kinerja Tahun 2012 Penetapan Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Menteri Pertanian untuk melaksanakan kegiatan yang mendukung Program Kementerian. Adapun kontrak kerja yang ditetapkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya pembangunan jalan pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian. 2. Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI. 3. Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan. 4. Tersedianya pupuk dan pestisida di seluruh wilayah Indonesia. 5. Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan. 6. Meningkatnya pelayanan pembiayaan petani melalui bantuan langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). 7. Meningkatnya penyediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian. untuk dapat mengukur kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian maka ditetapkan Indikator kinerja. Indikator Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2011 adalah sebagai berikut : a. Terbangunnya jalan pertanian sepanjang 454 Km yang digunakan petani untuk kegiatan usahatani di 26 Provinsi, 88 Kabupaten/Kota. b. Berkembangnya metode SRI seluas 60.000 Ha yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani di 20 Provinsi, 119 Kabupaten/Kota. c. Berkembangnya optimasi lahan pertanian seluas 209.400 Ha yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani di 30 Provinsi, 315 Kabupaten/Kota. d. Tercetaknya areal sawah seluas 100.000 Ha yang dimanfaatkan untuk kegiatan usahatani padi di 28 Provinsi, 208 Kabupaten/Kota. e. Tersalurnya pupuk bersubsidi di 33 Provinsi yang digunakan oleh petani/kelompok tani sesuai azas 6 (enam) Urea sebanyak 5.100.000 Ton SP-36 sebanyak 1.000.000 Ton ZA sebanyak 1.000.000 Ton NPK sebanyak 2.593.920 Ton Organik sebanyak 835.000 Ton 20

g. Terealisasinya penyediaan Traktor Roda 2 sebanyak 1.567 unit yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah di 29 Provinsi, 191 Kabupaten/Kota. h. Terealisasinya penyediaan Traktor Roda 4 sebanyak 50 unit yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah di 25 Provinsi, 35 Kabupaten/Kota. i. Terealisasinya penyediaan Pompa Air sebanyak 600 unit yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengairi areal pertanian di 25 Provinsi, 131 Kabupaten/Kota. j. Tersalurnya BLM PUAP yang digunakan gapoktan sebanyak 6000 gapoktan untuk membiayai kegiatan usahatani baik on farm maupun off farm di 33 Provinsi. k. Terbangunnya dan terlaksanakannya rehab jaringan irigasi seluas 523.250 Ha yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usaha tani di 31 Provinsi, 342 Kabupaten/Kota l. Tersedianya sumber air yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani 21

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2012 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu : (1) sangat berhasil (capaian > 100 persen), (2) berhasil (capaian 80 100 persen), (3) cukup berhasil (capaian 60 79 persen), (4) kurang berhasil (capaian < 60 persen) terhadap sasaran yang telah ditetapkan. pengukuran kinerja kegiatan dilakukan melalui pengukuran indikator kinerja. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi dengan angka target. 3.2 Pencapaian Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Hasil pengukuran pencapaian kinerja dilakukan setelah semua data pencapaian kinerja selesai dihimpun, maka satu per satu diukur realisasi pencapaian rencana tingkat capaian (target) sasaran. Hasil pengukuran kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2012 diukur berdasarkan Penetapan Kinerja. Namun demikian karena terdapat perubahan atau revisi pada target dan anggaran maka dijelaskan pula pengukuran kinerja berdasarkan perubahan atau revisi yang telah dilakukan. Dari 7 (tujuh) kegiatan strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang ditetapkan kontrak kinerjanya yaitu : 1. Pembangunan Jalan Pertanian 2. Perluasan Optimasi Lahan Pertanian dan Pengembangan Metode SRI 3. Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan 4. Penyediaan Pupuk dan Pestisida di Seluruh Wilayah Indonesia 5. Peningkatan Pemanfaatan Alsintan untuk Pengolahan Lahan dan Pengairan 6. Peningkatan Pelayanan Pembiayaan Petani Melalui Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 22

7. Peningkatan Ketersediaan Air Irigasi dalam Mendukung Produksi Pertanian Nilai pencapaian kinerja masing masing kegiatan tersebut berkisar antara berhasil dan sangat berhasil. Kegiatan yang pencapaian kinerjanya sangat berhasil yaitu kegiatan Peningkatan Pelayanan Pembiayaan Petani Melalui Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dan kegiatan Peningkatan Ketersediaan Air Irigasi dalam Mendukung Produksi Pertanian khususnya kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi. Sedangkan kegiatan lainnya pencapaian kinerjanya berhasil. Nilai capaian kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1. Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Ditjen PSP No. Sasaran Strategis 1 Meningkatnya pembangunan Jalan Pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian 2 Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI 3 Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan 4 Tersedianya pupuk dan pestisida di seluruh wilayah Indonesia sesuai azas 6 (enam) tepat Indikator Kinerja 1 Terbangunnya jalan pertanian sepanjang (Km) yang digunakan petani untuk kegiatan usahatani di 26 Provinsi, 88 Kabupaten/Kota 1 Berkembangnya metode SRI seluas (Ha) yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani di 20 Provinsi, 119 Kabupaten/Kota 2 Berkembangnya optimasi lahan pertanian seluas (Ha) yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani di 30 Provinsi,315 Kabupaten/ Kota 1 Tercetaknya areal sawah seluas (Ha) yang dimanfaatkan untuk kegiatan usahatani padi di 28 Provinsi, 208 Kabupaten/Kota 1 Penyaluran pupuk bersubsidi di 33 Provinsi yang digunakan oleh petani/kelompok tani sesuai azas 6 (enam) tepat Target Realisasi Capaian Awal Revisi 454 452 Km 442 Km 97,36 % Berhasil 60.000 60.300 Ha 57.551 Ha 95,92 % Berhasil 209.400 209.800 Ha 199.068 Ha 95,07 % Berhasil 100.000 100.730 Ha 98.365,5 Ha 98,37 % Berhasil 23

No. Sasaran Strategis 5 Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan 6 Meningkatnya Pelayanan Pembiayaan Petani melalui Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 7 Meningkatnya ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian Indikator Kinerja Awal Target Revisi Realisasi Capaian a. urea 5.100.000 - Ton 4.095.548,724 Ton 80,30 % Berhasil b. SP - 36 1.000.000 - Ton 855.490,700 Ton 85,55 % Berhasil c. ZA 1.000.000 - Ton 1.000.035,590 Ton 100 % Berhasil d. NPK 2.593.920 - Ton 2.136.915,823 Ton 82,38 % Berhasil e. Organik 835.000 - Ton 724.032,150 Ton 86,71 % Berhasil 1 Traktor Roda 2 sebanyak (Unit) yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah di 29 Provinsi, 191 Kabupaten/Kota 2 Traktor Roda 4 sebanyak (Unit) yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah di 25 Provinsi, 35 Kabupaten/Kota 3 Pompa air sebanyak (Unit) yang digunakan untuk petani/kelompok tani untuk mengairi areal pertanian di 25 Provinsi, 131 Kabupaten 1 BLM PUAP yang digunakan gapoktan sebanyak (Gapoktan) untuk membiayai kegiatan usahatani baik on farm maupun off farm di 33 Provinsi 1 Terbangunnya dan terlaksananya rehab jaringan irigasi seluas (Ha) yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani di 31 Provinsi, 342 kabupaten/kota 2 Tersedianya sumber air seluas (Ha) yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani di 31 Provinsi, 266 Kabupaten/Kota 1.567 - Unit 1.567 Unit 100 % Berhasil 50 - Unit 50 Unit 100 % Berhasil 600 - Unit 600 Unit 100 % Berhasil 6.000 6.050 Gapoktan 6.050 Gapoktan 100,83 % Sangat Berhasil 523.250 534.147,6 Ha 523.615 Ha 100,07 % Sangat Berhasil 1.600 1.679 Unit 1.578 Unit 98,63% Berhasil 24

Penjelasan terkait pencapaian kinerja kegiatan di atas dapat dilihat sebagai berikut : 3.2.1.Pembangunan Jalan Pertanian Pengembangan Jalan Pertanian merupakan upaya pembangunan jalan pertanian yang baru, peningkatan kapasitas atau rehabilitasi jalan di kawasan sentra produksi pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan) sebagai akses pengangkutan sarana produksi, alat mesin dan hasil produksi pertanian. Didalam UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan terdapat Klausul Jalan Khusus yaitu jalan yang pembangunan dan pembinaannya merupakan tanggung jawab Kementerian terkait. Sehubungan dengan itu maka jalan pertanian dikategorikan Jalan Khusus pada kawasan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan) sehingga pembinaannya menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian. Mengacu pada UU Jalan tersebut maka pengembangan jalan pertanian harus berdasarkan asas kemanfaatan, keamanan, keselamatan, keserasian, keselarasan, keseimbangan, keadilan, transparansi dan akuntabilitas, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan serta kebersamaan dan kemitraan. Pada saat ini banyak lokasi lahan pertanian belum mempunyai / terdapat jalan pertanian yang memadai sehingga sangat menghambat masyarakat tani dalam berusaha tani di lahannya. Melalui dana Tugas Pembantuan TA 2012, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian melakukan kegiatan pengembangan jalan pertanian pada kawasan sentra produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Pada TA. 2012 untuk Pengembangan Jalan Pertanian ditargetkan sepanjang 454 km dengan anggaran sebesar Rp. 45.400.000.000, namun dalam pelaksanaannya kegiatan jalan pertanian mengalami revisi menjadi 447 km dengan pagu anggaran sebesar Rp. 44.700.000.000.- Ada tambahan bansos pusat sepanjang 5 km dengan anggaran Rp. 500.000.000 sehingga target berubah menjadi 452 km dengan anggaran sebesar Rp. 45. 200.000.000,- 25

Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan jalan pertanian pada tahun 2012 adalah 442 km dengan Target sepanjang 454 km sehingga realisasi berdasarkan target PK adalah sebesar 97,36 % sedangkan anggaran terserap Rp. 44.200.000.000 dari Pagu Sebesar Rp. 45.400.000.000,- sehingga realisasi Pagu sebesar 97,36 %. Berdasarkan target revisi capaian kegiatan jalan pertanian sebesar 97,79% untuk target fisik dan untuk keuangan sebesar 97,79 %. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan jalan pertanian masuk dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 97,36 % dari target fisik. Tidak tercapainya target dikarenakan kurangnya koordinasi antara petugas di Dinas Kabupaten terkait dan ada masalah intern di dalam satker terkait. Kontribusi dari kegiatan Jalan pertanian ini adalah memperlancar proses produksi dan pemasaran hasil pertanian serta dapat juga berdampak pada peningkatan pendapatan karena adanya akses yang mempermudah untuk pemasaran hasil pertanian dan memperkecil tingkat kerusakan produk pertanian. 3.2.2.Perluasan Optimasi Lahan Pertanian dan Pengembangan Metode SRI a) Perluasan Optimasi Lahan Pertanian Optimasi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usahatani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usahatani yang lebih produktif. Kegiatan optimasi lahan pertanian diarahkan untuk memenuhi kriteria lahan usahatani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan perternakan dari aspek teknis, perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta peningkatan infrastruktur usahatani yang diperlukan Pada TA.2012 untuk Perluasan Optimasi Lahan ditargetkan sebanyak 209.400 Ha dengan anggaran sebesar Rp. 469.056.000.000,- namun target mengalami revisi menjadi 209.800 Ha dengan pagu anggaran sebesar Rp. 469.952.000.000.- 26

Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan Perluasan Optimasi Lahan Pertanian pada tahun 2012 adalah seluas 199.068 Ha dari target 209.400 Ha sehingga realisasi berdasarkan target PK adalah sebesar 95,07 % sedangkan Anggaran terserap sebesar Rp. 445.912.320.000,- dari Pagu sebesar Rp. 469.056.000.000.- sehingga realisasi berdasarkan pagu adalah 95,07 %. Berdasarkan target revisi capaian kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian adalah sebesar 94,88% untuk target fisik dan untuk keuangan sebesar 94,88 %. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan Perluasan Optimasi Lahan Pertanian masuk dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 95,07%. Tidak tercapainya target dikarenakan pada beberapa satker provinsi / kabupaten tidak menemukan lokasi yang cocok untuk pengembangan optimasi lahan sesuai besaran volume yang ditargetkan sehingga sebagian tidak dapat dilaksanakan serta lokasi yang cocok tumpang tindih dengan kegiatan SLPTT padi, lahan optimasi untuk mendukung pangan masuk ke dalam areal perkebunan, kegiatan masuk satker yang salah, serta satker terlambat melakukan revisi. Kontribusi kegiatan Perluasan Optimasi Lahan Pertanian dapat kita perkirakan dengan asumsi bahwa kegiatan pengembangan Optimasi Lahan menghasilkan penambahan produktivitas 1-2 Ton/Ha, maka akan dapat menghasilkan produksi gabah kering panen (GKP) sebesar 398.136 ton di Tahun 2012. Untuk tahun berikutnya produktivitas dan indek pertanaman diperkirakan akan meningkat. b) Pengembangan Metode SRI Kegiatan usahatani padi sawah melalui metode system of Rice Intensification (SRI) merupakan teknologi usahatani ramah lingkungan karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia, efisiensi dalam penggunaan air irigasi melalui pemberian air macak-macak, efisiensi input melalui pemberdayaan petani dan kearifan lokal. Pengembangan 27

tanaman padi dengan metode SRI dapat miningkatkan produksi padi dan pendapatan petani. Nilai tambah lain yang diperoleh dari pengembangan padi organik SRI dari aspek lingkungan dan sosial yaitu : 1). Penurun emisi gas metan 2). Pengurangan Emisi Gas CO2 akibat pembakaran Jerami 3). Reduksi Pencemaran tanah dan air dari pupuk kimia dan residu pestisida 4). Daur ulang sampah (mengurangi problem sampah) 5). Peningkatan Kadar BO dalam tanah 6). Kearifan Lokal 7). Kelembagaan pedesaan 8). Pemberdayaan petani 9). Terciptanya lapangan pekerjaan 10). Urbanisasi dapat dikendalikan Unit cost kegiatan digunakan untuk biaya pengadaan alat dan saprodi, pengolahan tanah, pelatihan, Sekolah Lapangan (SL) dan pendampingan, workshop, monitoring dan evaluasi, pelaporan. Pada TA.2012 untuk Pengembangan Metode SRI ditargetkan sebanyak 60.000 Ha dengan pagu anggaran sebesar Rp. 129.000.000.000,- namum target mengalami revisi sehingga berubah menjadi 60.300 Ha dengan anggaran sebesar Rp. 129.645.000.000,- Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan Pengembangan Metode SRI pada tahun 2012 adalah 57.551 Ha dari target seluas 60.000 Ha sehingga realisasi berdasarkan target PK adalah sebesar 95,92 % sedangkan Anggaran terserap adalah Rp. 123.734.631.000 dari Pagu sebesar Rp. 129.000.000.000 sehingga realisasi berdasarkan pagu adalah 95,92 %. Berdasarkan target revisi capaian kegiatan pengembangan metode SRI adalah sebesar 95,44% untuk target fisik dan untuk keuangan sebesar 95,44 %. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan Pengembangan Metode SRI masuk dalam kriteria (Berhasil) hal 28

ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 95,92%. Tidak tercapainya target dikarenakan tidak ditemukan lokasi yang cocok untuk kegiatan SRI, lokasi yang cocok untuk kegiatan SRI telah digunakan untuk kegiatan SLPTT Padi, dan petani kurang berminat terhadap kegiatan SRI. Kontribusi kegiatan Pengembangan Metode SRI dapat kita perkirakan dengan asumsi bahwa kegiatan Pengembangan Metode SRI menghasilkan penambahan produktivitas 1-2 Ton/Ha, maka akan dapat menghasilkan produksi gabah kering panen (GKP) sebesar 115.102 ton di Tahun 2012. Untuk tahun berikutnya produktivitas dan indek pertanaman diperkirakan akan meningkat. 3.2.3.Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan adalah suatu usaha penambahan baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan yang belum diusahakan untuk pertanian dengan sistim sawah seperti lahan irigasi, pasang surut dan tadah hujan. Sasaran dari Kegiatan Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan adalah meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, cetak sawah dan lahan kering. Kegiatan Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan pada Penetapan Kinerja (PK) ditargetkan seluas 100.000 Ha sedangkan dana yang dialokasikan untuk kegiatan Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan adalah sebesar Rp. 1.000.000.000.000,-. namun target mengalami revisi sehingga berubah dari 100.000 Ha menjadi 100.730 Ha dan Pagu Anggaran menjadi Rp. 1.007.300.000.000.- Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan pada tahun 2012 untuk lahan sawah baru dari target PK seluas 100.000 Ha terealisasi 98.365,5 Ha atau 98,37%. Sedangkan realisasi keuangan dari anggaran pencetakan sawah Rp. 1.000.000.000.000,- terserap Rp. 983.655.000.000,- atau 98,37%. 29

Berdasarkan target revisi capaian kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan sebesar 97,65% untuk target fisik dan untuk keuangan sebesar 97,65 %. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan masuk dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 98,37 %. Tidak tercapainya target disebabkan hal-hal sebagai berikut : Tidak adanya calon petani dan calon lokasi yang sesuai dengan pengusulan sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Lokasi lahan tumpang tindih dengan fungsi lahan lainnya. Lahan yang tersedia tidak sesuai dengan persyaratan kesesuaian lahan menurut Pedoman Teknis Perluasan Sawah, misalnya di Kabupaten Muara Enim. Kegiatan cetak sawah di sejumlah kabupaten tidak tertib administrasi dan tidak sesuai pedoman teknis. Adanya kendala alam berupa banjir sehingga menghambat proses fisik, khususnya tahap tanam atau panen. Kontribusi kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan dapat kita perkirakan dengan asumsi bahwa kegiatan perluasan areal sawah menghasilkan produktivitas rata-rata 3 ton per ha maka akan dapat menghasilkan produksi gabah sebesar 295.096,5 ton GKP yang akan dipanen sebagian besar di Tahun 2013. Untuk tahun berikutnya produktivitas dan indek pertanaman diperkirakan akan meningkat. 3.2.4.Penyediaan Pupuk dan Pestisida di Seluruh Wilayah Indonesia sesuai azas 6 (enam) tepat Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan di penyalur resmi di lini IV. Sasaran kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah diterapkannya pemupukan berimbang spesifik 30

lokasi di tingkat petani, untuk mendukung peningkatan produktivitas dan produksi serta memperbaiki kualitas hasil komoditas pertanian. Kegiatan Penyaluran pupuk bersubsidi ditargetkan sebanyak 5.100.000 Ton untuk pupuk urea, 1.000.000 Ton untuk pupuk SP-36, 1.000.000 Ton untuk pupuk ZA, 2.593.920 Ton untuk pupuk NPK dan 835.000 Ton untuk pupuk Organik. Sedangkan dana yang dialokasikan sebesar Rp. 5.063,305 Milyar untuk pupuk urea, Rp.1.870,034 Milyar untuk pupuk SP-36, Rp.1.160,119 Milyar untuk pupuk ZA, Rp.5.147,083 Milyar untuk pupuk NPK, dan Rp. 717,945 Milyar untuk pupuk organik Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi pada tahun 2012 adalah: Target Pupuk Urea sebanyak 5.100.000 Ton terealisasi 4.095.548,724 Ton (80,30%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 5.063,305 Milyar terserap Rp. 5.063,305 Milyar ( 100% ) Target Pupuk SP-36 sebanyak 1.000.000 Ton terealisasi 855.490,700 Ton (85,55%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 1.870,034 Milyar terserap Rp. 1.870,034 Milyar (100%). Target Pupuk ZA sebanyak 1.000.000 Ton terealisasi 1.000.035,590 Ton (100%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 1.160,119 Milyar terserap Rp. 1.160,119 Milyar ( 100% ). Target Pupuk NPK sebanyak 2.593.920 Ton terealisasi 2.136.915,823 Ton (82,38%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 5.147,083 Milyar terserap Rp. 5.147,083 Milyar ( 100% ). Target Pupuk Organik sebanyak 835.000 Ton terealisasi 724.032,150 Ton (86,71%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 717,945 Milyar terserap Rp. 717,945 Milyar ( 100% ). Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi masuk dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat dari capaian kinerja sebesar 80,30 % s/d 100 %. Tidak tercapainya target fisik disebabkan meningkatnya Harga Pokok Penjualan (HPP) disisi lain pagu anggaran subsidi mengalami penurunan sehingga jumlah pupuk yang disalurkan berkurang. 31

Kontribusi kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi bagi peningkatan produksi padi adalah jaminan ketersediaan pupuk yang dapat menjaga/meningkatkan produktivitas padi diareal sawah yang mendapatkan pupuk. 3.2.5.Peningkatan Pemanfaatan Alsintan untuk Pengolahan Lahan dan Pengairan Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan adalah bantuan berupa traktor roda 2 (dua), traktor roda 4 (empat) dan pompa air. Alat mesin pertanian ini berperan penting dalam mempercepat proses pengolahan tanah dengan mutu hasil yang lebih baik sehingga dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan itensitas pertanaman diberbagai ekologi lahan. Sasaran kegiatan Bantuan Kepemilikan Alat Mesin Pertanian adalah memperlancar pengolahan lahan. Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan pada Penetapan Kinerja (PK) ditargetkan sebanyak 1.567 unit untuk traktor roda 2 (dua), sebanyak 50 unit untuk traktor roda 4 (empat) dan 600 unit pompa air. Sedangkan dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp. 39.175.000.000,- untuk traktor roda 2, Rp. 22.000.000.000,- untuk traktor roda 4 dan Rp. 11.928.000.000 untuk pompa air. Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan pada tahun 2012 adalah dari target Traktor Roda 2 sebanyak 1.567 unit telah terealisasi 1.567 unit (100%), sedangkan realisasi keuangan dari pagu sebesar Rp. 39.175.000.000,- terserap Rp. 37.809.359.500 atau 96,51%, untuk traktor roda 4 dengan target sebanyak 50 unit terealisasi 50 unit (100%) sedangkan realisasi keuangan dari pagu sebesar Rp. 22.000.000.000,- terealisasi Rp. 19.792.212.000,- (89,96%), pompa air dengan target 600 unit terealisasi 600 unit (100%) dan realisasi keuangan dari pagu sebesar Rp. 11.928.000.000,- telah terealisasi Rp.10.510.500.000,- (88,12%). Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan 32

yang terdiri dari traktor roda 2, traktor roda 4 dan pompa air dan masuk dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase sebesar 100%. Pada realisasi anggaran tidak mencapai 100 % dikarenakan pengadaan alat mesin pertanian menggunakan metode lelang sehingga ada penghematan dana. Kontribusi kegiatan pemanfaatan alsintan yaitu meningkatkan kepemilikan alsintan oleh kelompok tani/upja untuk mempercepat pengolahan tanah dan penyediaan air irigasi mendukung tanam serempak. 3.2.6.Peningkatan Pelayanan Pembiayaan Petani Melalui Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) adalah merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sasaran kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) adalah berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin terjangkau sesuai potensi pertanian desa. Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) pada Penetapan Kinerja (PK) ditargetkan sebanyak 6.000 gapoktan dengan alokasi dana sebesar Rp. 600.000.000.000,- namun mengalami penambahan anggaran sebesar Rp.5.000.000.000 sehingga alokasi anggaran menjadi Rp. 605.000.000.000 Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) pada tahun 2012 yaitu dari target PK sebanyak 6.000 gapoktan terealisasi 6.050 gapoktan atau (100,83%), sedangkan realisasi keuangan, dari Rp. 600.000.000.000,- terserap Rp. 605.000.000.000 ( 100,83% ) Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) masuk ke dalam kriteria ( Sangat Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 100,83%. 33

Kontribusi kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) adalah berkembangnya 6.050 Usaha Agribisnis bagi para petani dalam membantu permodalan guna mendukung usaha pertanian. 3.2.7.Peningkatan Ketersediaan Air Irigasi dalam Mendukung Produksi Pertanian Luas lahan pertanian dari tahun ke tahun diperkirakan menyusut. Salah satu faktor penyebabnya adalah terus berkurangnya ketersediaan air. Akibat ketersediaan air yang terus berkurang, petani jadi terkendala menggarap lahan. Karena itu, lahan pertanian banyak yang dialih fungsikan. lahan sawah produktif masih ada yang terbengkalai karena kurang air mencapai ribuan hektare. Akibat hal ini, ada beberapa petani yang beralih fungsi lahan menjadi lahan perkebunan atau yang lainnya. Karena itu, perlu diambil beberapa langkah antisipatif. Di antaranya, pemerintah memperbaiki beberapa saluran irigasi yang terbengkalai. Langkah lainnya dengan membuat pengembangan sumber air pada titik pertanian yang produktif. a) Pengembangan Jaringan Irigasi Kegiatan pengembangan jaringan irigasi diarahkan pada jaringan yang sangat memerlukan pembangunan/rehabilitasi atau pembangunan bendung yang terkena bencana sehingga memerlukan jaringan tersier baru. Biaya yang tersedia dalam mata anggaran bantuan sosial lainnya dipergunakan untuk kegiatan fisik pengembangan jaringan dengan mengacu pada pedoman umum Bansos Ditjen Prasarana Dan Sarana Pertanian. Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi ditargetkan seluas 523.250 Ha dengan alokasi dana sebesar Rp. 523.250.000.000,- namun karena adanya tambahan dana bansos pusat seluas 10.497,6 Ha dengan anggaran sebesar Rp. 10.497.600.000 sehingga target berubah menjadi 534. 147,6 Ha dengan anggaran sebesar Rp. 534.147.600.000,- Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan pengembangan jaringan irigasi dari target PK seluas 523.250 Ha terealisasi 523.615 Ha atau 100,07 %, sedangkan 34

realisasi keuangan, dari anggaran Rp. 523.250.000.000,-. terserap Rp. 531.605.600.000,-. atau 101,60%. Berdasarkan hasil penambahan dana bansos capaian kegiatan pengembangan jaringan irigasi adalah sebesar 98,03% untuk target fisik dan untuk keuangan sebesar 99,52 %. Tidak tercapainya target disebabkan Dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2012, terdapat kabupaten yang tidak melaksanakan kegiatan diantaranya : - Kabupaten Kotawaringin Barat (Propinsi Kalimantan Tengah) (Dinas Perkebunan) dari kegiatan Pengembangan Jaringan yang dialokasikan 500 Ha, karena ketidaksiapan calon petani dan lokasi. - Kabupaten Wakatobi (Propinsi Sulawesi Tenggara), alokasi 150 ha tidak dapat dilaksanakan karena semula mendukung Cetak Sawah yg tidak dilaksanakan sampai akhir tahun. - Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Propinsi Kalimantan Selatan), alokasi 1.500 Ha terealisasi 555 Ha sisa 945 Ha. Sisa alokasi tidak dilaksanakan karena jaringan sekunder DI amandit belum dibangun. - Kabupaten Tanah Bumbu (Propinsi Kalimantan Selatan), alokasi 1000 Ha terealisasi 574 Ha sisa 426 Ha. Sisa alokasi tidak dilaksanakan karena kurangnya persiapan dari kelompok tani. - Kabupaten Kepahiyang (Propinsi Bengkulu) alokasi 3500 Ha. Terealisasi 2.503 Ha sisanya tidak dilaksanakan karena ketidaksiapan calon petani dan lokasi. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan pengembangan jaringan irigasi masuk ke dalam kriteria (Sangat Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 101,60% Kontribusi dari pelaksanaan kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi terhadap total peningkatan produksi pada tahun 2012 diperkirakan sebesar 490.420 ton. Uraian diatas diperoleh dengan beberapa asumsi untuk beberapa kondisi : (1) untuk IP < 100, asumsi alokasi kegiatan 60 % dengan persen peningkatan IP sebesar 30 persen dengan produktivitas 4 35

ton/hektar; (2) untuk 150 IP 200, asumsi alokasi kegiatan 30 % dengan persen peningkatan IP sebesar 20 persen dengan produktivitas 5 ton/hektar; dan (3) untuk 200, asumsi alokasi kegiatan 10 % dengan persen peningkatan IP sebesar 10 persen dengan produktivitas 5,5 ton/hektar; b) Pengembangan Sumber Air Air permukaan dan air tanah, merupakan sumber air utama yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri, rumah tangga dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Namun demikian sampai saat ini sebagian besar kebutuhan air irigasi, masih mengandalkan sumber air permukaan, sedangkan air tanah belum dimanfaatkan secara optimal, oleh karena itu pengembangan sumber air perlu dikelola dengan baik sehingga mampu memberikan manfaat bagi pengembangan sektor pertanian. Tujuan Pengembangan Sumber Air adalah Memanfaatkan potensi sumber air sebagai air irigasi, terutama pada lahan kering dan tadah hujan; air minum & sanitasi untuk budidaya ternak, Meningkatkan ketersediaan air irigasi, Meningkatkan luas areal tanam, indeks pertanaman (IP) dan produktivitas usaha tani, Meningkatkan produksi pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani. Pada PK tahun 2012 kegiatan pengembangan sumber air ditargetkan sebanyak 1.600 Unit dengan alokasi dana sebesar Rp. 96.000.000.000 namun kegiatan pengembangan sumber air mengalami revisi sehingga target meningkat menjadi 1.679 unit dengan anggaran sebesar Rp. 101.587.420.000,- Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan pengembangan sumber air dari target PK sebanyak 1.600 unit terealisasi 1.578 unit atau 98,63 %, sedangkan realisasi keuangan, dari anggaran Rp. 96.000.000.000,-. terserap Rp. 94.650.000.000,-. atau 98,59 %. Berdasarkan target revisi capaian kegiatan pengembangan sumber air adalah sebesar 93,98% untuk target fisik dan untuk keuangan sebesar 93,17 %. 36

belum tercapainya target dikarenakan ada beberapa kabupaten yang baru melakukan pencairan dana pada bulan Desember sehingga data masih akan terus diupdate selain itu berdasarkan informasi ada 10 unit kegiatan pengembangan sumber air yang memiliki kendala dalam realisasi kegiatan pengembangan sumber air, yaitu: 1. Kab. Cirebon Jawa Barat (7 unit mendukung perkebunan) belum bisa melaksanakan kegiatan pengembangan sumber air dikarenakan adanya miskomunikasi antara Dinas Provinsi dengan Dinas Kabupaten. 2. Kab. Tolikara Papua (3 unit mendukung tanaman pangan) berdasarkan informasi dari dinas terkait tidak dapat melaksanakan kegiatan pengembangan sumber air dan kegiatan PSP secara keseluruhan dikarenakan adanya arahan dari Bupati baru. 3. Kabupaten Ponorogo Jawa Timur (5 unit mendukung peternakan) hanya dapat melaksanakan 1 unit kegiatan pengembangan sumber air karena kesulitan mencari lokasi pelaksanaan yang cocok. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan pengembangan sumber air masuk ke dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 98,63 % Kontribusi kegiatan pengembangan sumber air terhadap total peningkatan produksi pada tahun 2012 diperkirakan sebesar 52.850 ton untuk subsektor tanaman pangan. Dengan asumsi per unit dapat dimanfaatkan untuk mengairi 25 Ha dengan produktivitas awal 5 Ton/Ha menjadi sekitar 6 Ton/Ha serta peningkatan IP sebesar 30 %. 3.3 Evaluasi Kinerja 1. Kegiatan pembangunan jalan pertanian : Kegiatan pembangunan jalan pertanian pada tahun 2012 merupakan kegiatan pengembangan jalan pertanian pada kawasan sentra produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Pada tahun 2010 dan tahun 2011 pembangunan jalan untuk membantu sektor pertanian dibedakan menjadi kegiatan pengembangan jalan produksi dan 37

pengembangan jalan usaha tani, sedangkan pada tahun 2012 kegiatan pembangunan jalan untuk membantu sektor pertanian hanya ada 1 (satu) kegiatan saja yaitu pengembangan jalan pertanian. Pada tahun 2011 kegiatan pengembangan jalan pertanian (JUT dan Japrod) ditargetkan sepanjang 1.658 km dan terealisasi 1.487 km atau 89,68 %. Pada tahun 2012 kegiatan pengembangan jalan pertanian ditargetkan sepanjang 452 km dan terealisasi sepanjang 442 km atau 97,79 % Berdasarkan renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian pembangunan jalan untuk mendukung sektor pertanian di targetkan sebanyak 11.546 Km ( yang terdiri dari 7.400 Km jalan usaha tani dan 4.146 Km jalan produksi ). Sampai dengan tahun 2012 pembangunan jalan mendukung sektor pertanian sudah mencapai 1.929 Km sehingga berdasarkan target renstra, kegiatan pembangunan jalan pertanian mendukung sektor pertanian sudah terealisasi 17 %. Seperti pada grafik 1 berikut ini : Grafik 1 Pengembangan Jalan Pertanian 12.88 % 17 % 2. Kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI : a) Perluasan Optimasi Lahan Pertanian Optimasi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usahatani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya dukung lahan, sehingga dapat 38

menjadi lahan usahatani yang lebih produktif. Pada tahun 2011 kegiatan perluasan optimasi lahan ditargetkan seluas 24.738 Ha dan terealisasi seluas 22.318 Ha atau 90,22 %. Pada tahun 2012 kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian ditargetkan seluas 209.800 Ha dan terealisasi seluas 199.068 Ha atau 94,88 %. Pada Renstra Ditjen PSP 2011 2014 kegiatan optimasi lahan pertanian ditargetkan seluas 914.758 Ha dan sampai dengan tahun 2012 kegiatan optimasi lahan pertanian telah terealisasi seluas 221.386 Ha atau 24 %. Seperti pada grafik 2 berikut ini : Grafik 2 Perluasan Optimasi Lahan Pertanian 2.44 % 24 % b) Pengembangan metode SRI system of Rice Intensification (SRI) merupakan teknologi usahatani ramah lingkungan karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia, efisiensi dalam penggunaan air irigasi melalui pemberian air macak-macak. Pada tahun 2011 kegiatan pengembangan metode SRI ditargetkan seluas 11.180 Ha dan terealisasi seluas 10.440 Ha atau 93,38 %. Pada tahun 2012 kegiatan pengembangan metode SRI ditargetkan seluas 60.300 Ha dan terealisasi seluas 57.551 Ha atau 95,44 %. Berdasarkan target Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2011 2014 kegiatan Pengembangan metode SRI ditargetkan seluas 521.180 Ha dan sampai dengan tahun 2012 kegiatan pengembangan metode SRI telah terealisasi seluas 67.991 Ha atau 13 %. Dari hasil monitoring dan evaluasi diperoleh gambaran kecilnya 39

realisasi kegiatan SRI dipengaruhi oleh kebijakan dan keterbatasan anggaran bahwa pelaksanaan kegiatan SRI di lapangan belum sepenuhnya prinsip - prinsip dasar SRI diterapkan oleh para petani hal ini disebabkan masih adanya keraguan petani untuk mengadopsi teknologi budidaya SRI oleh karena itu diperlukan sosialisasi dan pendampingan/pengawalan serta pelatihan di tingkat kelompok secara intensif. Data dapat dilihat dalam bentuk grafik Seperti pada grafik 3 berikut ini : Grafik 3 Pengembangan Metode SRI 2.00 % 13.05 % 3. Kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan : Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan adalah suatu usaha penambahan baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan yang belum diusahakan untuk pertanian dengan sistim sawah seperti lahan irigasi, pasang surut dan tadah hujan. Sasaran dari Kegiatan Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan adalah meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, cetak sawah. Pada tahun 2011 kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan terdiri dari perluasan lahan sawah yang ditargetkan seluas 62.100 Ha dan terealisasi seluas 55.257 Ha atau 88,98 % dan perluasan lahan kering yang ditargetkan seluas 8.770 Ha dan terealisasi seluas 7.824 Ha atau 89,21 %. Pada tahun 2012 kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan hanya 1 (satu) kegiatan saja dengan target seluas 100.730 Ha dan terealisasi seluas 98.365,5 Ha atau 97,65 %. 40

Kegiatan perluasan areal lahan sawah pada Renstra Ditjen PSP tahun 2011 2014 menargetkan perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan seluas 362.680 Ha untuk sawah. Sampai dengan tahun 2012 perluasan pertanian kawasan tanaman pangan sudah mencapai 161.447 Ha atau 45%. Seperti pada grafik 4 berikut ini : Grafik 4 Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan 17.39 % 45 % 4. Penyediaan pupuk dan pestisida : Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan di penyalur resmi di lini IV. Sasaran kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah diterapkannya pemupukan berimbang spesifik lokasi di tingkat petani, untuk mendukung peningkatan produktivitas dan produksi serta memperbaiki kualitas hasil komoditas pertanian. Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi pada tahun 2011 ditargetkan sebanyak 9.885.000 Ton dan terealisasi 8.402.485 Ton atau 85,00 %. Pada tahun 2012 kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi ditargetkan sebanyak 10.528.920 Ton dan terealisasi sebanyak 8.812.023 Ton atau 83,69 %. Seperti pada grafik 5 berikut ini : 41

Grafik 5 Penyaluran Pupuk Bersubsidi 5. Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan : Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan adalah bantuan berupa traktor roda 2 (dua), traktor roda 4 (empat) dan pompa air. Alat mesin pertanian ini berperan penting dalam mempercepat proses pengolahan tanah dengan mutu hasil yang lebih baik sehingga dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan itensitas pertanaman diberbagai ekologi lahan. Pada tahun 2011 Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan ditargetkan sebanyak 687 unit untuk traktor roda dan terealisasi sebanyak 662 unit atau 96,36 % dan 414 unit untuk pompa air dengan realisasi 410 unit atau 99,03 %. Pada tahun 2012 Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan ditargetkan sebanyak 1.617 unit untuk traktor roda dan terealisasi sebanyak 1.617 unit atau 100 % dan 600 unit untuk pompa air dengan realisasi 600 unit atau 100 % Sampai dengan tahun 2012 traktor roda telah berkontribusi sebanyak 2.279 unit dan pompa air sebanyak 1.010 unit. Data dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti pada grafik 6 berikut ini : 42

Grafik 6 Pemanfaatan Alat dan Mesin Pertanian 6. Kegiatan pelayanan pembiayaan petani melalui bantuan langsung pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP) : Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) adalah merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sasaran kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) adalah berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin terjangkau sesuai potensi pertanian desa. Pada tahun 2011 kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ditargetkan sebanyak 10.000 gapoktan dan terealisasi sebanyak 9.110 gapoktan atau 91,10 %. Pada tahun 2012 kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ditargetkan sebanyak 6.050 gapoktan dan terealisasi sebanyak 6.050 gapoktan atau 100 %. Pada Renstra Ditjen PSP 2011 2014 kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ditargetkan sebanyak 40.000 Gapoktan, namun alokasi dana APBN 2011-2013 hanya 19.500 Gapoktan. Khusus realisasi PUAP tahun 2011-2012 mencapai 15.160 Gapoktan (38 %) dari target. Berdasarkan hasil monitoring penyaluran dana BLM-PUAP bahwa (a). dana BLM-PUAP dimanfaatkan petani anggota Gapoktan utamanya 43

membeli sarana produksi (pupuk, pestisida dan benih) untuk mendukung peningkatan penerapan teknologi anjuran dan sebagian kecil untuk usaha bakulan. (b). Gapoktan memiliki kinerja kelembagaan mulai dari sedang sampai baik. Untuk meningkatkan dampak dana PUAP terhadap peningkatan produktivitas usaha perlu ditingkatkan pembinaan dan bimbingan secara berkesinambungan. Data dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti pada grafik 7 berikut ini : Grafik 7 Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 22.78 % 38 % 7. Kegiatan ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian meliputi : a) Pengembangan Jaringan Irigasi Kegiatan pengembangan jaringan irigasi pada tahun 2011 ditargetkan seluas 244.809 Ha (terdiri dari JITUT, JIDES dan TAM) dan terealisasi seluas 244.809 Ha atau 100 %. Kegiatan pengembangan jaringan irigasi pada tahun 2012 ditargetkan seluas 523.250 Ha (sesuai dengan PK) setelah ada tambahan Bansos Pusat maka bertambah menjadi 534.148 Ha (Bansos Pusat seluas 10.398 Ha) dan capaian realisasi seluas 523.615 ha atau 100,07 %. Berdasarkan target Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2011 2014 pengembangan jaringan irigasi ditargetkan seluas 1.778.317 Ha dan sampai dengan tahun 2012 sudah terealisasi seluas 768.424 Ha atau sekitar 43 %. Seperti pada grafik 8 berikut ini : 44

Grafik 8 Pengembangan Jaringan Irigasi 13.77 % 43 % b) Pengembangan Sumber Air Pengembangan Sumber Air adalah kegiatan pemanfaatan potensi sumber air sebagai air irigasi, terutama pada lahan kering dan tadah hujan, air minum & sanitasi untuk budidaya ternak, meningkatkan ketersediaan air irigasi, meningkatkan luas areal tanam, indeks pertanaman (IP) dan produktivitas usaha tani. Pada tahun 2011 kegiatan pengembangan sumber air ditargetkan sebanyak 2.603 unit dan terealisasi 2.567 unit atau 98,62 %. Pada tahun 2012 kegiatan pengembangan sumber air ditargetkan sebanyak 1.679 unit dan terealisasi sebanyak 1.578 unit atau 93,98 %. Kegiatan pengembangan jaringan irigasi pada Renstra Ditjen PSP 2011 2014 ditargetkan seluas 8.156 ha dan sampai dengan tahun 2012 telah terealisasi seluas 4.145 atau 51 %. Data dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti pada grafik 9 berikut ini : 45

Grafik 9 Pengembangan Sumber Air 31.47 % 51 % Berdasarkan hasil penyajian data dan informasi pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran masing-masing kegiatan utama serta melihat kegiatan sebelumnya dapat diinterprestasikan keberhasilan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Kegiatan Tahun 2012 rata-rata lebih besar dari tahun sebelumnya dan realisasi umumnya dalam kriteria Berhasil. 3.4 Dukungan Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan sumber daya manusia sebanyak 354 orang yang tersebar pada Sekretariat Direktorat sebanyak 93 orang, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan sebanyak 58 orang, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebanyak 67 orang, Direktorat Pembiayaan Pertanian sebanyak 45 orang, Direktorat Pupuk dan Pestisida sebanyak 56 orang dan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebanyak 35. orang dengan rincian seperti pada Tabel 2 berikut : 46

Tabel 2. Distribusi Pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Berdasarkan Pangkat dan Golongan No. Unit Eselon II Golongan Pegawai IV III II I Total (org) 1 Setditjen 7 70 16 0 93 2 Dit. Perluasan dan Pengelolaan Lahan 11 36 11 0 58 3 Dit. Pengelolaan Air Irigasi 7 46 14 0 67 4 Dit. Pembiayaan Pertanian 8 35 2 0 45 5 Dit. Pupuk dan Pestisida 8 41 7 0 56 6 Dit. Alat dan Mesin Pertanian 5 25 5 0 35 Jumlah 46 253 55 0 354 Berdasarkan sebaran pejabat di lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, sebanyak 81 orang yang terdiri dari pejabat eselon I sebanyak 1 orang, pejabat eselon II sebanyak 6 orang, pejabat eselon III sebanyak 22 orang dan pejabat eselon IV sebanyak 52 orang, dengan rincian seperti pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Distribusi Pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Berdasarkan Sebaran Pejabat Eselon I, II, III dan IV. No. Pejabat Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Eselon I 1-1 2 Eselon II 5 1 6 3 Eselon III 20 2 22 4 Eselon IV 17 35 52 Jumlah 43 38 81 Berdasarkan sebaran pegawai menurut golongan pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, pegawai golongan I sudah tidak ada, golongan II sebanyak 55 orang, golongan III sebanyak 253 orang dan golongan IV sebanyak 46 orang dengan rincian seperti pada Tabel 4 berikut : 47

Tabel 4. Distribusi Pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Berdasarkan Sebaran Pegawai Per Golongan. No. Golongan A B C D E Jumlah 1 Gol I - - - - - 0 2 Gol II 9 5 32 9-55 3 Gol III 94 61 45 53-253 4 Gol IV 23 16 6-1 46 Jumlah 126 82 83 62 1 354 3.5 Akuntabilitas Keuangan Ditjen PSP Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian untuk Tahun Anggaran 2012 mendapat dukungan anggaran sebesar Rp. 4.473.220.710.000,- anggaran tersebut terbagi atas Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 2.625.664.080.000,- Dana Dekon sebesar Rp. 158.872.175.000,- Dana Pusat sebesar Rp. 1.688.684.455.000,- dan Anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian juga mendapat dana bantuan luar negeri sebesar Rp. 7.517.200.000,- Dana APBN Rupiah Murni sebesar Rp. 1.688.684.455.000,- digunakan untuk mendukung kegiatan di 6 (enam) Direktorat, antara lain Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan sebesar Rp. 171.264.967.000,- Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebesar Rp. 37.177.320.000,- Direktorat Pembiayaan Pertanian sebesar Rp. 851.128.558.000,- Direktorat Pupuk dan Pestisida sebesar Rp. 455.794.176.000,- Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebesar Rp. 81.511.000.000,- dan Sekretariat Direktorat sebesar Rp. 91.808.434.000,- Adapun realisasi tercantum dalam tabel 5 dan tabel 6 sebagai berikut : Tabel 5. Daftar Pagu Ditjen PSP dan Realisasinya. No. SATKER PAGU REAL. PENYERAPAN % 1. PUSAT 1.688.684.455.000 1.136.505.521.640 67,30 2. Dekonsentrasi 158.872.175.000 144.809.566.680 91,15 3. Tugas Pembantuan 2.625.664.080.000 2.503.179.248.890 95,34 JUMLAH 4.473.220.710.000 3.784.494.337.210 84,60 48

Tabel 6. Daftar Pagu Anggaran per-direktorat dan Realisasinya. No Unit Eselon II Pagu Realisasi % 1. Setditjen PSP 91.808.434.000 85.819.009.041 93,48 2. Dit. Perluasan dan Pengelolaan Lahan 171.264.967.000 150.040.149.030 87,61 3. Dit. Pengelolaan Air Irigasi 37.177.320.000 22.414.849.563 60,29 4. Dit. Pembiayaan Pertanian 851.128.558.000 749.316.368.114 88,04 5. Dit. Pupuk dan Pestisida 455.794.176.000 52.538.763.400 11,53 6. Dit. Alat dan Mesin Pertanian 81.511.000.000 76.375.878.775 93,70 JUMLAH 1.688.684.455.000 1.136.505.017.923 67,30 Pada TA. 2012, Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang tercantum pada Penetapan Kinerja Kementerian Pertanian ada 7 kegiatan yaitu (1). Pembangunan jalan pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian (2). Perluasan optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI (3). Perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan (4). Penyediaan pupuk dan pestisida (5). Pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan (6). Pelayanan pembiayaan petani melalui bantuan langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), dan (7). Penyediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian. Secara rinci target dan realisasi keuangan dari 7 (tujuh) kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan pembangunan jalan pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian dengan pagu anggaran sebesar Rp. 45.400.000.000 terealisasi sebesar Rp. 44.200.000.000,- atau 97,36% 2. Kegiatan Perluasan optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI dengan pagu anggaran sebesar : 49

Rp. 469.056.000.000,- untuk kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian dengan realisasi sebesar Rp. 445.912.320.000,- atau 95,07%. Rp. 129.000.000.000,- untuk kegiatan pengembangan metode SRI dengan realisasi sebesar Rp. 123.734.631.000,- atau 95,92 % 3. Kegiatan Perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 983.655.000.000 atau 98,37% 4. Kegiatan Penyediaan pupuk dan pestisida, meliputi : Pupuk Urea dengan pagu anggaran sebesar Rp. 5.063,305 Milyar dan terealisasi sebesar Rp. 5.063,305,- Milyar atau 100% Pupuk SP-36 dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.870,034 Milyar dan terealisasi sebesar Rp. 1.870,034,- Milyar atau 100 % Pupuk ZA dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.160,119 Milyar dan terealisasi sebesar Rp. 1.160,119,- Milyar atau 100% Pupuk NPK dengan pagu anggaran sebesar Rp. 5.147,083 Milyar dan terealisasi sebesar Rp. 5.147,083,- Milyar atau 100% Pupuk Organik dengan pagu anggaran sebesar Rp. 717,945 Milyar dan terealisasi sebesar Rp. 717,945,- Milyar atau 100% 5. Kegiatan Pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan : Traktor roda 2 dengan pagu anggaran sebesar Rp. 39.175.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 37.809.359.500,- atau 96,51% Traktor roda 4 dengan pagu anggaran sebesar Rp. 22.000.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 19.792.212.000,- atau 89,96% Pompa air dengan pagu anggaran sebesar Rp. 11.928.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 10.510.500.000,- atau 88,12% 6. Kegiatan Pelayanan pembiayaan petani melalui bantuan langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dengan pagu anggaran sebesar Rp. 600.000.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 605.000.000.000,- atau 100,83% 7. Kegiatan Penyediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian meliputi : 50

Kegiatan pengembangan jaringan irigasi dengan pagu anggaran sebesar Rp. 523.250.000.000 dan terealisasi sebesar Rp. 531.605.600.000,- atau 101,60 % Kegiatan pengembangan sumber air dengan pagu anggaran sebesar Rp. 96.000.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 94.650.000.000,- atau 98,59% 3.6 Hambatan dan Kendala Dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun mendatang, maka perlu diketahui faktor yang menjadi hambatan keberhasilan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan strategis pada tahun 2012. Untuk itu melalui analisis laporan serta hasil pemantauan ke lapangan dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau target tidak mencapai 100 % serta langkah-langkah antisipasi yang perlu diambil pada tahun mendatang. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan antara lain : 1. Terdapat lokasi kegiatan diluar kawasan budidaya pertanian (masuk kawasan Hutan Produksi Konversi) sehingga kegiatan tidak bisa dilaksanakan atau tertunda pelaksanaannya. 2. Beberapa satker daerah pelaksana kegiatan mengalami revisi DIPA/POK sehingga kegiatan tidak bisa dilaksanakan sampai proses revisi tersebut selesai (pelaksanaan kegiatan terlambat bahkan tidak terlaksana). 3. Terjadinya perubahan struktur organisasi di beberapa satker daerah pelaksana kegiatan sehingga terjadi perubahan pejabat pelaksana kegiatan seperti Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Bendahara yang menyebabkan kegiatan tidak bisa segera dilaksanakan. 4. Keterlambatan dalam menetapkan calon lokasi dan kelompok tani penerima kegiatan di beberapa daerah yang disebabkan kesulitan dalam memilih lokasi dan petani yang sesuai dengan pedoman teknis. 5. Kondisi lahan yang terkena banjir sehingga menggagalkan rencana tanam/panen yang telah diperkirakan 51

3.7 Upaya dan Tindak Lanjut Tindak lanjut terhadap permasalahan yang tersebut di atas dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun mendatang antara lain : 1. Identifikasi calon petani dan calon lokasi diharapkan dapat dilakukan pada tahun sebelumnya sehingga proses penyelesaian administrasi kegiatan dapat dipercepat. 2. Memperbaiki sistem pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Sebagai langkah awal 3. Melakukan koordinasi dan monitoring lebih intensif agar program kegiatan tetap berjalan walaupun terjadi perubahan struktur organisasi 4. Petugas pelaksana kegiatan perlu memahami pedoman teknis yang ada agar pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan dengan baik, secara teknis dan administrasi. 5. Mengidentifikasi lahan yang rawan dengan banjir dan curah hujan tinggi sehingga dapat dilakukan tindakan preventif ketika masuk musim penghujan agar kegiatan pengolahan lahan pertanian tidak mengalami kendala 52

BAB IV PENUTUP Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, maka dalam rangka mendukung pencapaian empat target sukses Kementerian Pertanian (pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan nilai tambah ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani), telah disusun Rencana Strategis dan Program Kerja Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian 2011 2014 sebagai acuan dalam pembangunan dan pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian untuk mendukung sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Pencapaian sasaran dilaksanakan secara bertahap setiap tahun melalui berbagai program dan kegiatan yang meliputi aspek Perluasan dan Pengelolaan Areal Lahan, Pengelolaan Air Irigasi, Pupuk dan Pestisida, Alat dan Mesin Pertanian, serta Pembiayaan Pertanian. Berbagai keberhasilan telah dicapai dalam memfasilitasi ketersediaan prasarana dan sarana pertanian baik dari pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. Namun masih banyak tantangan dan kendala yang dihadapi untuk mencapai sasaran pembangunan prasarana dan sarana. Keberhasilan program/kegiatan, kinerja dan pengembangan prasarana dan sarana sangat tergantung dari partisiapsi aktif pelaku pertanian di lapangan, baik petani, pembina, pemerintah daerah dan pusat. Dalam mengupayakan capaian target kinerja baik terhadap kegiatan strategis maupun untuk mendukung empat target sukses target Kementan, telah dilaksanakan revisi kegiatan. Upaya ini telah dilakukan untuk mengakomodasi permintaan petani/kelompok tani serta adanya penyesuaian kondisi lokasi kegiatan. Adanya revisi, menyebabkan sasaran program menjadi lebih tinggi dari target sebelumnya dan ada pula yang menyebabkan sasaran program menjadi lebih rendah dari target sebelumnya. adanya perubahan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan dalam rangka perencanaan yang lebih baik di masa yang akan datang. 53

Pencapaian 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian melalui 7 kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang tercantum dalam renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2011-2014 bahwa sampai dengan tahun 2012 realisasi target kegiatan yang ditargetkan pada renstra 2011-2014 baru mencapai antara 13 51 % untuk itu, kegiatan utama yang mempunyai dampak besar dan realisasi targetnya masih rendah perlu adanya upaya untuk peningkatan volume pada tahun 2013 2014. 54

LAMPIRAN

MATRIK RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

(PERUBAHAN SESUAI STRUKTUR ORGANISASI BARU KEMENTERIAN PERTANIAN) Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan PROGRAM/ Target Prioritas TOTAL NO KEGIATAN SASARAN INDIKATOR (Milyar Rp.) (Milyar Rp.) PRIORITAS 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 8 PROGRAM PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 5,260.94 4,479.72 6,294.15 6,669.95 22,704.77 Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERTANIAN Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian Terlaksananya penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian melalui kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan; pengelolaan air irigasi; fasilitasi pembiayaan pertanian; fasilitasi pupuk dan pestisida; serta fasilitasi alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi pertanian dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Meningkatnya aksesibilitas dan luas lahan yang dioptimasi, dikonservasi, direhabilitasi maupun direklamasi serta meningkatnya luasan areal pertanian baru Meningkatnya efisiensi dan ketersediaan air irigasi pada lahan-lahan pertanian 195.337 Ha 1.644 Km 76.600 Bdg 561 Pkt 255.067 Ha 8.909 unit 385.787 Ha 454 Km 75.000 Bdg 8 Pkt 523.250 Ha 3.563 Unit 640.000 Ha 4.724 Km 50.000 Bdg 4 Pkt 500.000 Ha 4.355 Unit 750.000 Ha 4.724 Km 50.000 Bdg 4 Pkt 500.000 Ha 4.889 Unit Terfasilitasinya alat dan mesin pertanian 1.088 Unit 2.217 Unit 3.779 Unit 3.996 Unit Tersalurkannya pupuk dan pestisida 9,73 jt ton 0,21 jt ton 36,39 jt ton Terfasilitasinya pola pembiayaan pertanian 10.000 Gapoktan; 4,5 Triliun; 50 orang; 1,5 triliun; 200 LKMA; Rancangan kebijakan pembiayaan pertanian; Penyusunan kebijakan asuransi pertanian 10,53 jt ton 0,10 jt ton 36,97 jt ton 7.000 Gapoktan; 5,0 Triliun; 100 orang; 1,8 triliun; 300 LKMA; Kebijakan pembiayaan pertanian; Pengembangan dasar hukum dan uji coba 11,06 jt ton 0,10 jt ton 37,66 jt ton 10.000 Gapoktan; 6,0 Triliun; 100 orang; 2,0 triliun; 350 LKMA; Kebijakan pembiayaan pertanian; Uji coba 11,61 jt ton 0,10 jt ton 38,41 jt ton 10.000 Gapoktan; 7,0 Triliun; 100 orang; 2,2 triliun; 400 LKMA; Kebijakan pembiayaan pertanian; Pelaksanaan asuransi pertanian PSP - 1

(PERUBAHAN SESUAI STRUKTUR ORGANISASI BARU KEMENTERIAN PERTANIAN) TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERTANIAN Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian NO PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS 8.1 Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian (Prioritas Nasional dan Bidang) SASARAN Meningkatnya produktivitas lahan pertanian, luasan areal pertanian baru dan prasarana Jalan Usaha Tani/Jalan Produksi serta pengendalian lahan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian INDIKATOR Luasan (Ha) perluasan areal Tanaman pangan (sawah dan lahan Kering), kawasan hortikultura, kawasan perkebunan dan kawasan peternakan Jumlah (Ha) Lahan yang dioptimasi, dikonservasi, direhabilitasi dan direklamasi Target Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan Prioritas TOTAL (Milyar Rp.) (Milyar Rp.) 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 103.579 Ha 116.387 Ha 140.000 Ha 150.000 Ha 779.52 1,280.26 1,540.00 1,650.00 5,249.78 55.358 Ha 209.400 Ha 300.000 Ha 350.000 Ha 224.29 471.15 675.00 787.50 2,157.94 Jumlah (Ha) Konservasi DAS Hulu 36.400 Ha 145.60 145.60 Jumlah (Ha) Pengembangan SRI (System of Rice Intensification Jumlah bidang tanah petani yang di prasertifikasi 559 Pkt 60.000 Ha 200.000 Ha 250.000 Ha 25.16 135.00 450.00 562.50 1,172.66 76.600 Bdg 75.000 Bdg 50.000 Bdg 50.000 Bdg 7.66 7.50 2.57 2.61 20.34 Jumlah Panjang Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan Produksi (JAPROD) pada Jalan Pertanain 1.644 Km 37.35 Jumlah (Km) Jalan Pertanian 454 Km 4.724 Km 4.724 Km 45.40 472.40 472.40 1,027.55 Jumlah audit Lahan Luar Jawa 1 Paket 7 Paket 3 Paket 3 Paket 25.79 125.00 100.00 5.00 255.79 Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) Sub total 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 77.00 25.00 25.00 25.00 152.00 1,322.37 2,089.31 3,264.97 3,505.01 10,181.66 PSP - 2

(PERUBAHAN SESUAI STRUKTUR ORGANISASI BARU KEMENTERIAN PERTANIAN) TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERTANIAN Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian NO PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS 8.2 Pengelolaan air irigasi untuk pertanian (Prioritas Nasional dan Bidang) SASARAN Meningkatnya ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian INDIKATOR Jumlah (unit) pengembangan sumber air alternatif skala kecil (melalui pengembangan sumber air permukaan dan air tanah) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan. Jumlah (Ha) pengembangan jaringan dan optimasi air (melalui pengembangan/ rehabilitasi JITUT, JIDES, dan TAM) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura,dan perkebunan Jumlah (Unit) pengembangan/ pelaksanaan konservasi air dan lingkungan hidup serta antisipasi perubahan iklim (melalui pembangunan embung/ dam parit dan Sekolah Lapang Iklim) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan Target Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan Prioritas TOTAL (Milyar Rp.) (Milyar Rp.) 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2.617 Unit 1.677 Unit 1.855 Unit 2.039 Unit 68.60 100.62 139.13 152.93 461.27 255.067 Ha 523.250 Ha 500.000 Ha 500.000 Ha 196.20 522.85 500.00 500.00 1,719.05 4.225 Unit 1.586 Unit 1.750 Unit 2.000 Unit 212.75 95.16 175.00 200.00 682.91 Jumlah (Unit) pengembangan kelembagaan petani pemakai air (melalui Pemberdayaan P3A dan Pengembangan Irigasi Partisipatif) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan. 2.067 Unit 300 Unit 750 Unit 850 Unit 85.30 30.00 75.00 85.00 275.30 8.3 Penyaluran pupuk bersubsidi (Prioritas Nasional dan Bidang) Tersalurnya Pupuk Bersubsidi Sub total 562.85 748.63 889.13 937.93 3,138.53 Jumlah pupuk bersubidi (juta ton) 9.73 10.53 11.06 11.61 15,562.53 16,943.99 19,696.88 22,794.26 74,997.66 Bantuan Langsung Pupuk (juta ton) 0.21 0.10 0.10 0.10 1,096.59 450.00 472.50 496.13 2,515.21 Jumlah Roadmap Kebutuhan dan Penyediaan Pupuk (juta ton) 36.39 36.97 37.66 38.41 Terbangunnya Rumah Kompos - - - - - - - - Sub total 16,659.12 17,393.99 20,169.38 23,290.38 77,512.88 PSP - 3

(PERUBAHAN SESUAI STRUKTUR ORGANISASI BARU KEMENTERIAN PERTANIAN) TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERTANIAN Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian NO PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS SASARAN 8.4 Pengelolaan sistem penyediaan dan Meningkatnya pemanfaatan alat dan mesin pertanian pengawasan alat mesin pertanian (prioritas Nasional dan Bidang) INDIKATOR Jumlah (unit) alat dan mesin pertanian yang efisien dan berkelanjutan di lokasi. Target Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan Prioritas TOTAL (Milyar Rp.) (Milyar Rp.) 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 1,088 2,217 3,779 3,996 19.58 73.18 111.13 117.87 321.75 Jumlah (Paket) UPJA Mandiri - 100 120 150 0.00 5.00 7.20 10.50 22.70 Jumlah jenis alsintan yang diawasi di lokasi - 4 20 20 0.00 2.00 11.10 11.70 24.80 8.5 Pelayanan Pembiayaan Pengembangan Sentra Terbentuk dan terfasilitasinya Gapoktan PUAP dengan dana Stimulus dana Penguatan Modal Usaha. Pertanian, Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) / Prioritas Nasional Usaha Ekonomi Produktif Petani melalui Gapoktan PUAP & Penumbuhan Gapoktan PUAP menjadi LKM-A, Tersedianya plafon kredit program (KKP-E, KUPS, KPEN-RP dan KUR) oleh perbankan, Meningkatnya kemampuan Tenaga Pendamping dalam memfasilitasi petani kepada Perbankan, Tersalurnya Pembiayaan Syariah melalui Bank Syariah & LKM-A, Terbentuknya LKM-A pada Gapoktan PUAP berprestasi, sebagai unit pembiayaan petani perdesaan, Tersusunnya kebijakan pembiayaan pertanian, serta Terbentuknya pola asuransi pertanian untuk melindungi usaha pertanian. Sub total 10.000 Gapoktan 7.000 Gapoktan 10.000 Gapoktan 10.000 Gapoktan 19.58 80.18 129.43 140.07 369.25 1,100.00 800.00 1,160.00 1,200.00 4,260.00 Penyediaan kredit program oleh perbankan 4,5 Triliun 5,0 Triliun 6,0 Triliun 7,0 Triliun 1.50 1.00 1.50 1.50 5.50 Meningkatnya jumlah tenaga pendamping dalam memfasilitasi pembiayaan 50 orang 100 orang 100 orang 100 orang 1.30 2.60 2.60 2.60 9.10 Tumbuhnya Pembiayaan Syariah 1,5 Triliun 1,8 Triliun 2,0 Triliun 2,2 Triliun 0.70 0.80 1.10 1.30 3.90 Meningkatnya kemampuan pengurus Gapoktan dalam mengelola dana melalui pembukuan, menerapkan SOP standar LKM-A Terealisasinya kebijakan pembiayaan pertanian Terlindunginya usaha pertanian dari dampak kerugian 200 LKMA 300 LKMA 350 LKMA 400 LKMA 120.00 120.00 140.00 150.00 530.00 Rancangan kebijakan pembiayaan pertanian Penyusunan kebijakan asuransi pertanian Kebijakan pembiayaan pertanian Pengembang an dasar hukum dan uji coba Kebijakan pembiayaan pertanian Uji coba Kebijakan pembiayaan pertanian Pelaksanaan asuransi pertanian 5.00 7.00 7.00 8.00 27.00 0.70 1.00 1.00 2.50 5.20 Sub total 1,229.20 932.40 1,313.20 1,365.90 4,840.70 PSP - 4

(PERUBAHAN SESUAI STRUKTUR ORGANISASI BARU KEMENTERIAN PERTANIAN) TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERTANIAN Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian NO PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS 8.6 Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana pertanian SASARAN Meningkatnya fasilitasi pelayanan teknis dan administrasi untuk mendukung pelaksanaan kerja Direktorat Jenderal INDIKATOR Jumlah dokumen perencanaan (Program, Anggaran dan Kerjasama), keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan program peningkatan nilai tambah, daya saing, sarana dan prasarana pertanian. Target Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan Prioritas TOTAL (Milyar Rp.) (Milyar Rp.) 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 6 6 6 6 309.97 224.93 224.93 224.93 984.75 Sub total 309.97 224.93 224.93 224.93 984.75 PSP - 5

RENCANA KERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Unit Eselon I : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun : 2012 Sasaran Strategis No. (1) 1 Meningkatnya pembangunan Jalan Pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian 2 Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI 3 Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan 4 Tersedianya pupuk dan pestisida di seluruh wilayah Indonesia sesuai azas 6 (enam) tepat 5 Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan 6 Meningkatnya Pelayanan Pembiayaan Petani melalui Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 7 Meningkatnya ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian 1 1 2 1 1 1 2 3 1 1 2 Indikator Kinerja (2) (3) Terbangunnya jalan pertanian sepanjang (Km) yang digunakan petani untuk kegiatan usahatani 454 Km Berkembangnya metode SRI seluas (Ha) yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani Berkembangnya optimasi lahan pertanian seluas (Ha) yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani Tercetaknya areal sawah seluas (Ha) yang dimanfaatkan untuk kegiatan usahatani padi Penyaluran pupuk bersubsidi di 33 Provinsi yang digunakan oleh petani/kelompok tani sesuai azas 6 (enam) tepat 60,000 Ha 209,400 Ha 100,000 Ha a. Urea 5,100,000 Ton b. SP-36 1,000,000 Ton c. ZA 1,000,000 Ton d. NPK 2,593,920 Ton e. Organik 835,000 Ton Traktor Roda 2 sebanyak (Unit) yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah 1,567 Unit Traktor Roda 4 sebanyak (Unit) yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah Pompa air sebanyak (Unit) yang digunakan untuk petani/kelompok tani untuk mengairi areal pertanian BLM PUAP yang digunakan gapoktan sebanyak (Gapoktan) untuk membiayai kegiatan usahatani baik on farm maupun off farm Terbangunnya dan terlaksananya rehab jaringan irigasi seluas (Ha) yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani Tersedianya sumber air seluas (Ha) yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani Target 50 Unit 600 Unit 6,000 Gapoktan 523,250 Ha 1,600 Unit

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi (1) (2) Fisik % Terbangunnya jalan pertanian sepanjang (Km) yang digunakan petani 1 untuk kegiatan usahatani di 26 Provinsi, 88 Kabupaten/Kota 454 Km 442 97.36 1 Meningkatnya pembangunan Jalan Pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian 2 Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 1 2 Berkembangnya metode SRI seluas (Ha) yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani di 20 Provinsi, 119 Kabupaten/Kota 60,000 Ha 57,551 95.92 Berkembangnya optimasi lahan pertanian seluas (Ha) yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani di 30 Provinsi,315 Kabupaten/ Kota 209,400 Ha 199,068 95.07 3 Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan 4 Tersedianya pupuk dan pestisida di seluruh wilayah Indonesia sesuai azas 6 (enam) tepat 5 Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan 6 Meningkatnya Pelayanan Pembiayaan Petani melalui Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 7 Meningkatnya ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian Tercetaknya areal sawah seluas (Ha) yang dimanfaatkan untuk kegiatan 1 usahatani padi di 28 Provinsi, 208 Kabupaten/Kota Penyaluran pupuk bersubsidi di 33 Provinsi yang digunakan oleh 1 petani/kelompok tani sesuai azas 6 (enam) tepat 100,000 Ha 98,365.5 98.37 a. Urea 5,100,000 Ton 4,095,549 80.30 b. SP-36 1,000,000 Ton 855,491 85.55 c. ZA 1,000,000 Ton 1,000,036 100.00 d. NPK 2,593,920 Ton 2,136,916 82.38 e. Organik 835,000 Ton 724,032 86.71 1 Traktor Roda 2 sebanyak (Unit) yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah di 29 Provinsi, 191 Kabupaten/Kota 1,567 Unit 1,567 100.00 2 Traktor Roda 4 sebanyak (Unit) yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah di 25 Provinsi, 35 Kabupaten/Kota 50 Unit 50 100.00 3 Pompa air sebanyak (Unit) yang digunakan untuk petani/kelompok tani untuk mengairi areal pertanian di 25 Provinsi, 131 Kabupaten 600 Unit 600 100.00 BLM PUAP yang digunakan gapoktan sebanyak (Gapoktan) untuk 1 membiayai kegiatan usahatani baik on farm maupun off farm di 33 Provinsi 6,000 Gapoktan 6,050 100.83 1 2 Terbangunnya dan terlaksananya rehab jaringan irigasi seluas (Ha) yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani di 31 Provinsi, 342 kabupaten/kota 523,250 Ha 523,615 100.07 Tersedianya sumber air seluas (Ha) yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani di 31 Provinsi, 266 Kabupaten/Kota 1,600 Unit 1,578 98.63 Jumlah Anggaran : Jumlah Realisasi : Rp. Rp. 2,935,809,000,000 2,896,869,622,500

PENETAPAN KINERJA

L -.,. PERNYATAAN PENETAPAN K1NERJATAtlUN 2012 DIREKTORAT JENDERAl PRASARANA DAN SARANA PERTANJAN PENETAPAN KINERJA TAHUNAN Oalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangah di bawah ini : Nama Jabatan : OR. Ir. Sumarjo Gatot lrlanto, MS, OAA : Direktur JenderalPrasarana dan Sarana Pertanian Selanjutnya disebut pihak pertama Nama : DR. lr, Suswono, MMA Jabatan : Menteri Pertanian Selaku atasan langsung pihak pertama Selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama pada tahun 2012 ini berjanjiakan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini.dalam rangka mencapal target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen,perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerjatersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama, Pihak kedua akan memberikan. supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasl akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini clan mengambil tindakan yang diperjukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Jakarte.; _ H 2012 ~." ~ Pihak Kedua, - (Suswono)

/ )im~") )... )...-J r"""""',.-'---' -- -,- -- r'eni: IAPk'~ Kh.JRJ,.JAhJ~ 2.. 2 ) ) ) DIREKTORA T JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERT ANIAN.. ) ) ) ) ) ) Sasaran Strateclis Indikator Klnerla Taraet No. (1) (2~ f3j 1 Menlngkatnya pembangunan Jalan Pertanlan pada kawasan Terb~ngunnya Jalan pertsl'llsl'l sepanjang (Km) yang dlgunakan petanl tanaman pangsn, hortlkultura, ptukebunan dan peternakan 1 untuk keglatan usahatanl dl26 Provlnsl, 88 KabLJpaten/.Kota 454 Km sebaqallnfrastruktur pertanlan '. 2 Menlngkatnya luas optlmasllahan pertanlan dan -ee~kembangnya metode SRI seluas (Ha) yang dllaksanakan oleh 1 60.000 Ha pengembangan metode SRI petanllkelompok tani dl20 Provlnsl, 119 Kabupaten/Kota Berkembar.lgnya optlmasllahan pertanlan seluas (Ha) 'yang dllaksanakan 2 oleh petanllkelompok tanl dl30 Provlnsl,315 Kabupatenl Kqta 209.400.. Ha, 3 Menlngkatnya Juas areal pertanlan pada kawasan tanaman 1 Tercetaknya areal sawah seluas (Ha) yang dlmanfaatkan untuk keglatan 100.000 Ha pan(:lan, usahatanl padldl28 Provlnsl 208 Kabupaten/Kota 4 Tersedlanya pupuk dan pestislda dl seluruh wllayah Indonesia Penyaluran pupuk bersupsldldi 33 Provlnsl yang dlgunakan oleh 1 seaual azas a (enam) tepat petanl/kelompok tan/ses.ual azass (enam) tepat a. Urea 5.100.000 Ton 5 Menlngkatnya pemanfaatan alslntan untuk pengolahan lahan dan pengalran b. SP 36 1.000.000 Ton c. if., 1.000.000 Ton d'. NPK 2.593.920 Ton e,organlk " 835.000 Ton 1 Traktor Roda 2 sebanyak (Unit) yang dlgunakan petanllkelompok tanl untuk 1.567 Unit mencclah tanah dl29 Provlnsl, 191 K~bupat~n/Kota 2 Trak~or Roda 4 sebanyak (Unit) yang dlgunakan petanllkelompok tan/ untuk 50 Unit mengolah tanah di 25 Provlnsi, 3~ Kabupaten/Kota. 3 Pompa air sebanyak (Unit) yang dlgi.makan untukpetanllkelompok tanl untuk mengalrl areal pertanian dl25 Provlnsi, 131 Kabupaten 600 Unit 6 Menlngkatnya Pelayanan Pembiayaan Petanl melalul 8antuan BlM PUAP yang dlgunakan gapoktan sebanyak (Gapoktan) untuk Langsung Pengembangan Usaha Agriblsnls Perdesaan 1 : mernblayal keglatan usahatanl balk on farm maupun off farm dl 33 Previns/ 6.000 Gapoktsn (PUAP\ 7 Meningkatnya ketersedlaan air Irlgasi dalam mendukung Terbangunriya dan terlaksananya rehab Jaringan irigasl seluas (Ha) yang produksi pertanian 1 dimanfaatkan petani/kelompoktanl untuk keglatan usahatanl dl 31 Provlnsl, 523.250 Ha 342 kabupaten/kota Tersedianya sumber air seluas (Ha) yang di~anfaatkan petanllkelompok 2 tanl untuk keglatan usahatani di 31 Provinsl, 266 Kabupaten/Kota 1,600 Unit Jumlah An99aran : Program'PenY,edlaan dan Pengembangan Prasarana dan sarana Pertanian Rp. 4.479.720.700. Menyetujul,,- rtanlan Y2ente,...\ - Suswono Maret 2012 ana dan Sarana Pertanian