IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

dokumen-dokumen yang mirip
IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.C.5.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kepariwisataan Tahun 2013

terealisasi sebesar Rp atau 97,36%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

7. URUSAN PERDAGANGAN

LAMPIRAN I.2 : KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN U K M. JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA Tahun Anggaran 2013

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

Penjabaran dari urusan Kependudukan dan Catatan Sipil kami uraikan sebagai berikut :

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

4.2.7 URUSAN PILIHAN PERINDUSTRIAN KONDISI UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Jumlah

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

URAIAN sebelum perubahan

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPPA SKPD )

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH ANGGARAN KAS TAHUN ANGGARAN 2017

Tabel IV.B.11.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

,00 (Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung diluar belanja hibah. IV.B.11. Urusan Wajib Kependudukan dan Pencatatan Sipil

REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN APBD S/D TW I 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

IV.B.26. Urusan Wajib Perpustakaan

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2016 KABUPATEN PULANG PISAU. Target Capaian Kinerja

PEMERINTAH KOTA BANDUNG RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00

Realisasi APBD Tahun Anggaran 2014

BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2017

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Jasa Lainnya 1 Kajian Rp ,00 APBD ( )

terhadap PDRB Kota Bandung Kota Bandung APBD Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro UMKM binaan Kecil Menengah

7. URUSAN PERDAGANGAN

RENCANA KERJA (RENJA) (RENJA TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GRESIK

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN

Fasilitasi Permasalahan Proses Produksi UKM Rp 349,000,000 Bidang UKM KUMKM sesuai dengan

Kota Bandung 20 lokasi pengecer barang hasil tembakau

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN MALANG

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

2.1.5 REALISASI FISIK DAN KEUANGAN (RFK) PELAKSANAAN KEGIATAN APBD KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2014

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

4. PROGRAM PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN ASONGAN

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

REKAPITULASI BELANJA LANGSUNG BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU Tahun Anggaran 2015

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PENDAPATAN DAERAH

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

DINAS PERDAGANGAN TAHUN 2018

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

RENCANA PROGRAM KEGIATAN

PEMERINTAH KOTA PARE PARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Tahun Anggaran 2013

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

REVIEW RENCANA STRATEGIS BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA KINERJA TAHUN (RKT) TAHUN 2017 BAPPEDA KABUPATEN PEKALONGAN

Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung

KABUPATEN BULELENG LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN AKHIR TAHUN 2017 DINAS STATISTIK KABUPATEN BULELENG

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN KEUANGAN DINAS SOSIAL KOTA SALATIGAA TAHUN 2017

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN Tahun Anggaran 2017

JUMLAH ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN TAHUN ANGGARAN Anggaran (Rp)

URAIAN sebelum perubahan

Kode Rekening Program Kegiatan Anggaran Setelah Belanja Pegawai Belanja Barang Jasa Belanja Modal Penyerapan

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2012

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SEKRETARIAT DPRD KAB. BLORA

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2013

REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN APBD DESEMBER 2014 BADAN KETAHANAN PANGAN

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ,949,470,000

Transkripsi:

6. URUSAN PERINDUSTRIAN Urusan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain yang berdampak ekspansif atau meluas ke berbagai sektor jasa, penyediaan bahan baku, transportasi, distribusi atau perdagangan, pariwisata dan sebagainya. Pembangunan urusan perindustraian menjadi sangat penting karena kontribusinya terhadap pencapaian sasaran pembangunan ekonomi terutama dalam pembentukan PRDB sangat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi (prime over) karena kemampuannya dalam peningkatan nilai tambah yang tinggi. Selain itu industri juga dapat membuka peluang untuk menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan, yang berarti meningkatkan kesejahteraan serta mengurangi kemiskinan. Walaupun telah dicapai berbagai perkembangan yang cukup penting, namun dirasakan industri belum tumbuh seperti yang diharapkan dan ada kecenderungan menurunnya daya saing industri di pasar nasional maupun internasional. Penurunan daya saing ini terkait dengan tingginya biaya atau kurang efisiennya proses produksi. Masalah biaya industri ini umumnya dikaitkan dengan meningkatnya biaya energi dan ekonomi biaya tinggi terkait dengan layanan birokrasi. Sementara kelemahan struktur industri juga ditunjuk sebagai salah satu penyebabnya. Kelemahan struktur industri ini tercermin dari lemahnya keterkaitan antar industri, misalnya antara industri hulu dan hilir dan antara industri besar dan kecil, serta belum berkembangnya industri pendukung. Klaster-klaster industri yang belum sepenuhnya terbangun juga merupakan indikator lemahnya struktur industri. Sejalan dengan hal tersebut telah ditegaskan dalam RPJMD 2010-2015 bahwa arah kebijakan urusan industri adalah 1) Peningkatan daya saing industri kecil menengah (IKM), 2) Mewujudkan efisiensi industri unggulan melalui pengembangan klaster industri penghela dan kluster pendukung lainnya serta penguatan kelembagaan kluster IKM. Dengan tujuan 1) Peningkatan daya saing industri kecil menengah (IKM), 2) Penguatan struktur permodalan industri kecil menengah (IKM) dan 3) Penataan struktur industri. Dengan program dalam RKPD 2011 masih pada pengembangan industri kecil dan menengah. a. PROGRAM DAN KEGIATAN Sejalan dengan arah kebijakan tersebut pada tahun 2011 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap memfokuskan pada upaya peningkatan daya saing industri dan pegembangan sentra dan klaster industri. Untuk mendukung dan mewujudkan tujuan tersebut, melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 telah dialokasikan sebesar Rp. 925.735.500 atau sebesar 0,09% dari total APBD Tahun 2011. Dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp. 900.574.515 atau 97,%8. Anggaran tersebut digunakan untuk penataan buku data base dan struktur industri. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : LKPJ 2011 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 244

Tabel IV.C.6.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perindustrian Tahun 2011 No. Program Alokasi Realisasi (Rupiah) (Rupiah) I Belanja Langsung 925.735.500 900.574.515 1 Penataan Struktur 75.000.000 73.320.000 2 Pelayanan Administrasi Perkantoran 743.235.500 726.130.288 3 Peningkatan Sarana dan Prasarana 107.500.000 101.124.227 Aparatur II Belanja Tidak langsung 4.243.824.775 4.095.667.349 1 Belanja Gaji dan Tunjangan 3.734.824.000 3.661.284.470 2 Belanja Tambahan penghasilan 440.257.500 388.450.000 3 Insentif pajak / retribusi daerah 68.743.273 45.932.879 Total 5.169.560.275 4.996.241.864 Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2011 (diolah) b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN Program Penataan Struktur Program ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya struktur industri yang kokoh dan handal baik dalam hal penguasaan pasar maupun dalam hal kedalaman jaringan pemasok bahan baku dan bahan pendukung, komponen, dan barang setengah jadi bagi industri hilir. Untuk memperkuat struktur terutama dalam memfasilitasi terjalinnya jaringan pemasok industri hilir, pemerintah melalui program ini telah melaksanakan kegiatan berupa up dating data berupa penataan buku data base dan struktur industri. Dengan adanya data base dan struktur industri diharapkan akan terbangunnya klasterklaster industri yang sehat dan kuat dengan jaringan industri pendukung dan sarana umum yang memadai serta akan terbentuk struktur penguasaan pasar yang makin sehat dan kompetitif. Dalam melaksanakan urusan perindustrian, didukung oleh alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan administrasi perkantoran dan peningkatan sarana prasarana aparatur dengan uraian sebagai berikut : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program ini ditetapkan untuk dapat tercapainya tujuan organisasi dalam jangka panjang yaitu terwujudnya kualitas administrasi perkantoran yang tertib dan lancar serta terlaksananya tugas kedinasan dengan cepat dan akurat yaitu melalui : Penyediaan Jasa Surat Menyurat, Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik, Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan, Penyediaan Alat Tulis Kantor, Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan, Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan, Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor, Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan, Penyediaan Makanan dan Minuman, Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah, Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah, Penyediaan Jasa Kebersihan dan Keamanan Kantor Kota dan Pasar, Penyelesaian Pekerjaan Kantor, Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Pemerintahan. LKPJ 2011 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 245

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program ini ditetapkan untuk dapat tercapainya tujuan organisasi dalam jangka panjang yaitu terwujudnya kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kedinasan yaitu dengan melalui : Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor, Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional, Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan gedung Kantor, Pemeliharaan Rutin/berkala Mebelair, Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat-alat Kantor. Capaian Kinerja Urusan Perindustrian Tabel. IV.C.6.2 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian Tahun 2011 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah No. 1 Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD Kontribusi sektor industri thd PDRB (Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor industri) / (Jumlah total PDRB)x100% Capaian Kinerja 2010 2011 9,99% 10,12%** Pertumbuhan industry 2 (Jumlah industri tahun 2011 - Jumlah tahun 2010) / Jumlah industri tahun 2010 x 100% Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan **) data sangat sementara 4,93% 4,99% Capaian kinerja urusan perindustrian di Kabupaten Wonosobo dapat dilihat dari kontribusi sektor industri terhadap PDRB, yang pada tahun 2011 rata-rata menyumbang 10,12%. Jika dibandingkan tahun 2010 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu 1,30%. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya industri dan kapasitas produksi yang dihasilkan oleh industri besar, menengah maupun kecil yang otomatis juga menyerap tenaga kerja lebih banyak. Demikian pula untuk pertumbuhan industri, pada tahun 2011 pertumbuhannya naik sebesar 0,01% dibandingkan tahun 2010. Yang sebagian besar kenaikan pertumbuhan tersebut disumbang oleh industri pangan. Sampai tahun 2011 di Kabupaten Wonosobo telah berkembang 14.560 unit usaha industri (meningkat 4,99% dibanding tahun 2010) yang meliputi industri pangan, sandang dan kulit, kerajinan, kimia, logam dan mesin, dengan nilai produksi Rp. 527.427,85 milyar (meningkat 19,99% dibanding tahun 2010) di mana sebagian besar unit usaha industri tersebut sudah dalam bentuk sentra dimana sampai tahun 2011 terdapat 476 sentra industri dan jumlah ini sudah melebihi target dalam RPJMD 2010-2011 (jumlah sentra 175) tetapi sentra yang membentuk asosiasi baru 1 yaitu sentra carica telah membentuk asosiasi pengrajin carica (APC) dan telah tergabung dalam klaster carica. Sementara target dalam RPJMD 2010-2011 pada tahun 2011 ada 3 sentra yang membentuk asosiasi. Untuk itu ke depannya perlu adanya pengembangan sentrasentra menjadi klaster industri sehingga akan terjadi kemitraan yang saling menguntungkan, mengurangi biaya transportasi dan transaksi, meningkatkan efisiensi kolektif, menciptakan aset secara kolektif dan mendorong terciptanya inovasi. LKPJ 2011 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 246

Berikut adalah data capaian tentang jumlah unit usaha industri dan kapasitas produksi rumah tangga di Kabupaten Wonosobo : Tabel. IV.C.6.3 Data Capaian Jumlah Unit Usaha dan Kapasitas Produksi Rumah Tangga di Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 Kategori Jumlah Unit Usaha Nilai Produksi (Rp) Jml Tenaga Kerja 2010 2011 2010 2011 2010 2011 9.503 10.122 140.707,19 168.848,30 15.987 16.786 pangan 285 308 45.842,81 55.928,20 946 974 sandang & kulit 3.354 3.389 144.066,66 168.517,35 7.863 8.256 kerajinan kimia 245 250 8.913,06 11.141,00 418 439 & bahan bangunan logam 481 491 100.030,70 123.038,00 1.174 1.209 & mesin Jumlah 13.868 14.560 439.560,70 527.427,85 26.388 27.664 Sentra industri 471 476 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI Permasalahan umum yang muncul pada urusan perindustrian antara lain : Kualitas SDM industri masih terbatas, terutama dalam pengembangan desain, penguasaan teknologi proses dan informasi. Terbatasnya ketersediaan jaringan informasi pasar dalam dan luar negeri bagi produk IKM. Keterkaitan antara industri hulu dan hilir belum terbangun secara optimal. Belum dimanfaatkannya sumber daya lokal sebagai potensi industri unggulan yang berbasis inovasi dan teknologi. Masih belum kuatnya struktur industri. Kurangnya akses permodalan bagi IKM. Belum adanya sinergi mutualisme antara pengusaha besar dan UKM serta Koperasi. Upaya yang perlu dilakukan dalam menangani pembangunan urusan perindustrian adalah : LKPJ 2011 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 247

Dalam mengatasi keterbatasan SDM diupayakan semaksimal mungkin mengefektifkan tenaga yang ada dengan disertai peningkatan kemampuan dan ketrampilan dengan mengikutsertakan pelatihan bimbingan di bidang pengembangan desain, packaging, kualitas dan mutu produk sehingga dapat mengantisipasi perkembangan industri agar bisa bersaing dalam segi diversifikasi produk dan kualitas produksi. Melakukan diseminasi dan fasilitasi promosi dan pemasaran di pasar domestik dan ekspor serta melakukan promosi produk yang dihasilkan melalui pameran baik dalam maupun luar negeri dan melalui media massa. Mengembangkan klaster industri dengan memperkuat industri-industri yang terdapat dalam rantai nilai yang mencakup industri inti, industri terkait dan industri pendukung dengan keunggulan lokasi, yang dapat mendorong keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif sehingga bisa berfungsi sebagai penggerak pembangunan ekonomi yang mampu menghasilkan produk-produk unggulan dan bisa menerobos pasar dalam dan luar negeri. Mendorong tumbuhnya kekuatan kolektif melalui standarisasi, procurement dan pemasaran bersama. Memanfaatkan sumberdaya lokal sebagai industri unggulan dengan mengelompokkannya menjadi suatu klaster bisnis unggulan dengan memanfaatkan inovasi teknologi sehingga mampu menjadi klaster bisnis yang kuat dalam hal kelembagaan, dapat memproduksi dalam skala besar dengan biaya yang efisien, bisa melakukan ekspor secara rutin yang nantinya bisa dijadikan daya ungkit untuk pertumbuhan ekonomi. Memperkuat struktur industri melalui pengembangan industri hulu yang mengolah bahan setengah jadi dan sekaligus menyiapkan industri-industri penghasil barang modal. Meningkatkan akses IKM terhadap sumber pembiayaan dengan memfasilitasi pertemuan antara IKM dengan CSR perusahaan. Mengembangkan klaster industri inti secara komprehensif dan integratif yang didukung secara simultan dengan pengembangan industri terkait dan industri penunjang. LKPJ 2011 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 248