BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan bagi mereka untuk merdeka dan melepaskan diri dari pendudukan dan penjajahan Jepang. Pada saat yang sama, pembentukan Persatuan Bangsa-Bangsa di dunia yang menjadi dasar Tata Tertib Peraturan International Jepang pada saat itu memasuki periode yang disebut periode setelah perang. Bagi para sebagian pihak terutama pengamat politik dan pengajar di universitas Jepang, dalam kependudukan Amerika periode setelah perang, mulai terasa keganjilan pada saat perubahan yang terjadi berawal dari sebelum perang dan pada saat perang berjalan. Perubahan yang terjadi adalah dari kematian sampai awal kehidupan (berjuta-juta korban yang jatuh setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki), dari negara militarisme sampai menjadi negara Demokrasi, dari rakyat yang lebih mencintai kesatuan national daripada hak mereka menjadi negara yang menghormati hak asasi manusia, kebebasan berbicara, kebebasan berpikir, kebersamaan kedudukan pria dan wanita. Pengamat sejarah Jepang terutama para pengajar di universitas memandang bahwa setelah Jepang kalah dalam perang dunia kedua masih banyak masalah yang 12
terjadi di dalam negeri Jepang dan sampai sekarang masih belum terselesaikan. Bagi mereka, apa yang terjadi sebelum dan setelah perang, banyak orang terutama politikus lupa. Sebelum perang sampai Jepang harus mengalami kekalahan, di dalam negeri Jepang sebenarnya terjadi kemiskinan dan kemelaratan. Jepang harus membangun kekuatan militer untuk menyaingi kekuatan barat, oleh karena itu para pihak militer dibawah kekuasaan Kaisar Jepang, memaksa para rakyat untuk bekerja dan masuk wajib militer. Rakyat yang pada saat itu harus patuh dengan perintah kaisar, tidak dapat melakukan tindakan berontak. Bagi mereka Kaisar adalah utusan Tuhan. Pihak yang paling menderita adalah para petani. Mereka harus bekerja di berbagai pabrik militer dan meninggalkan tanah pertanian, terutama para pria dan mereka juga harus ikut wajib militer. Sebelum Jepang harus menyerah tanpa syarat di bawah perjanjian San Frasisco, Jepang menjalani Undang-undang Meiji yaitu semua berdasarkan perintah dan petunjuk Kaisar Jepang. Begitu juga dalam perang. Jepang sebelum perang dunia berakhir adalah negara imperialis, dengan menjalankan paham fasisme seperti Jerman dan Undang-Undang Meiji. Pada saat memasuki zaman modern, bagi Jepang sendiri untuk sederajat dengan kemajuan Barat harus memperluas kekuatan di dunia. Bagi pihak Jepang yang paling dekat untuk menjalankan paham kolonialisme adalah Taiwan. Taiwan dapat direbut oleh Jepang setelah Jepang perang dengan negara Cina (negara kekaisaran Cina). Taiwan adalah negara pertama dijajah Jepang. Berawal dari itu Jepang terus memperluas kekuatan militernya dengan menguasai Korea. Setelah menguasai Korea, Jepang terus berlomba dengan kekuatan dan kemajuan negara Eropa dengan memperebutkan 13
negara Cina sebagai pusat perdagangan Asia. Akhirnya Jepang terus menjadi negara penjajah dan mulai menguasai asia timur dan selatan. Termasuk Indonesia yang tiga tahun diduduki oleh Jepang bukan sebagai penjajah. Dan akhirnya Jepang harus mengakui kekalahan setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki. Dibawah perjanjian San fransisco, Jepang harus mengakui (8 September 1956) dan harus mengadakan perubahan sesuai dengan petunjuk Amerika, terutama mengenai Undang-undang Meiji dan menjalankan demokrasi di dalam negeri Jepang. Bagi pihak militer dan pihak yang masih menjaga kekuasaan Kaisar dan para politikus yang masih menginginkan kejayaan Jepang kembali, apa yang terjadi pada saat perang dan setelah perang, tidak usah dijelaskan secara mendetil dan mereka tidak koreksi diri dengan mawas diri. Seperti di Jerman, setelah perang dunia kedua koreksi diri terhadap perang yang telah terjadi merupakan kesalahan. Oleh sebab itu Jerman teguh menjaga kedamaian dunia dan membayar ganti rugi terhadap korban perang. Sedangkan Jepang masih dipertanyakan. Masalah yang dihadapi Jepang dan sampai sekarang belum terselesai adalah hubungan dengan Cina dan Korea, permasalahan daerah militer Amerika di Okinawa (sebagai bayaran kekalahan Jepang dan membebaskan Kaisar sebagai penjahat perang menyerahkan Okinawa ke Amerika), buku sejarah Jepang, korban penjajahan Jepang dan korban Hiroshima dan Nagasaki. Jepang terhadap korban penjajahan dan pendudukan di Asia timur dan selatan tidak sesuai dengan tuntutan para korban. Contohnya bagi pihak Cina yang mengalami kekejaman penjajahan Jepang tidak mendapatkan ganti rugi yang sesuai dengan kekejaman Jepang, sedangkan Korea didalam bentuk kerjasama ekonomi. 14
Korea Utara tidak mendapatkan ganti rugi karena belum ada kerjasama kedua negara. Asia Tenggara tidak mendapatkan ganti rugi tetapi dalam bentuk kerjasama ekonomi. Oleh karena itu menurut para korban kekejaman penjajahan dan kependudukan Jepang, ganti rugi yang dibayar tidak sesuai. Sedangkan di pihak Jepang yang harus menerima kekalahan dan korban yang berjatuhan di pemboman di Hiroshima dan Nagasaki masih belum diakui oleh pihak Amerika dan harus membayar ganti rugi ke negara-negara barat sebagai negara yang kalah perang. Jepang setelah perang dunia berakhir dengan bantuan Amerika meningkatkan ekonominya menjadi negara industri dan sangat maju dibandingkan negara disekitar Jepang. Sedangkan hubungan Jepang Cina dan Korea sampai pada saat ini masih menjadi permasalahan, khususnya di era Koizumi ini. Perdana Menteri Koizumi ingin mengadakan pembaharuan mengenai isi undang-undang Jepang pasal 9 yang berisikan Jepang melepaskan diri dari perang dan menjaga perdamaian dunia dengan tidak memiliki tentara, hanya memiliki pasukan bela diri. Kemudian Koizumi secara terang-terang mendatangi Shirine Yasukuni dan berdoa di tempat tersebut dengan memakai pakaian kebesaran seorang perdana menteri Jepang. Tindakan tersebut membuat kemarahan bagi Cina dan Korea. Karena Shirine Yasukuni yang dibangun kaisar (1879) sebagai tanda penghormatan bagi para tentara Jepang yang telah berjuang membela Jepang didalam perang. Di Shirine Yasukuni juga dikubur para penjahat Jepang yang mendapat hukuman mati, terutama para militer yang melakukan kejahatan dengan kekejaman di Nanking dan Manchuria. Bagi pihak Cina dan Korea yang masih menyimpan kemarahan atas kekejaman di Nanking dan Manchuria, 15
tindakan Kozumi menghormati dan menjunjung tinggi apa yang dilakukan para penjahat militer dan kejayaan Jepang pada saat perang. Sedangkan didalam Undangundang baru Jepang telah menjelaskan bahwa spritual dan pemerintahan harus dipisahkan. Menurut undang-undang baru Jepang menjelaskan spritual adalah kebebasan individu untuk melakukannya. Koizumi pada tahun lalu dengan memakai pakaian kebesaran sebagai perdana menteri telah mencampur adukkan spiritual (keagamaan) dengan pemerintahan. Oleh karena itu bagi pengamat politik dan sejarah Jepang terutama para guru dan dosen, Koizumi tidak memahami isi dari Undangundang Baru Jepang dan mereka sangat menentang niat Koizumi utuk mengubah undang-undang pasal 9. Kozumi dan para pihak liberal mulai menekankan rasa cinta tanah air dengan mengabdi kepada tanah air, terutama masuk dalam militer Jepang. Bagi para pengamat, negara yang kuat memiliki tentara akan mudah melakukan tindakan untuk menguasai seperti Amerika dengan mudah menguasai Irak dengan dalih untuk demokrasi. Mungkin Jepang akan menjadi negara pada saat perang dunia yang begitu mudah menguasai negara jajahannya dan hancurnya perdamaian negara yang dijaga selama ini. Pihak kozumi akan bias mengubah isi undang-undang Jepang pasal 9 tentang militer Jepang jika menguasai 60% suara di parlemen, sedangkan hanya 40% suara menyetujui perubahan, 40% tidak setuju dan 20% tidak ikut suara. Koizumi dan para pihak liberal masih menginginkan Jepang memiliki kekuatan militer. Jepang lupa apa yang terjadi dengan perang dunia kedua dan berakhirnya perang. Tidak mengoreksi diri, dengan mudah ingin mengubah isi perdamaian dengan kekuatan militer yang baru. Sedangkan Jepang seharusnya 16
memperbaiki sejarah yang telah dibuat dengan tindakan mempertahankan isi arti perdamaian tanpa harus mengikuti tindakan Amerika dengan mengirim pasukannya ke Irak. Bagi pihak Cina dan Korea sampai sekarang buku sejarah yang diajarkan di sekolah masih terjadi penyimpangan. Itu terjadi karena selama ini pemerintah menyembunyikan arti dan kejadian selama perang dan setelah perang. 2.2 Perubahan Sikap Bangsa Jepang Setelah Perang Dunia II Ada perubahan sikap rakyat Jepang setelah Perang Dunia Kedua, pada awalnya orang Jepang selalu optimis dan memiliki kepercayaan tinggi. Namun kepercayaan ini luntur ketika dalam Perang Dunia Kedua Jepang mengalami kekalahan. Rakyat merasa dikorbankan oleh negara. Perasaan sebagai korban menuntun mereka untuk menuntut balas kepada orang yang membuat mereka menderita. Akan tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak mendapat dukungan dari negara. Rasa marah yang berasal dari perasaan sebagai korban mengarah pada pemerintah Jepang bukan pada pemerintah Amerika Serikat yang telah menyebabkan penderitaan tersebut. Hal tersebut dipengaruhi karakter nasional Jepang yang menyiratkan tidak adanya jiwa menentang serta logika sikap patuh kepada penguasa yang teramat kuat. Pengalaman-pengalaman masa perang telah menyiapkan sikap mental rakyat Jepang untuk menerima prinsip-prinsip universal dari luar seperti perdamaian, demokrasi, kemerdekaan dan kesejajaran. 17
Perubahan sikap rakyat Jepang sebagai bentuk kekecewaan terhadap negara yang mereka agung-agungkan selama ini. Mereka berusaha menyuarakan rasa kecewa mereka, namun sikap protes mereka tidak frontal ( tidak menggunakan kekerasan ) dikarenakan ikatan tradisi yang begitu kuat dalam diri mereka. Sikap protes masyarakat Jepang turut dipicu oleh perkembangan nilai-nilai universal yang masuk bersamaan dengan pendudukan Amerika Serikat. 2.3 Penanaman Unsur-Unsur Barat Setelah Perang Dunia II Cara bangsa Jepang merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap kesuksesan yang diperoleh khususnya dalam perekonomian. Mantapnya kepribadian yang dimiliki oleh orang Jepang merupakan kekuatan potensial bagi bangsa Jepang dalam menghadapi persaingan dengan dunia barat. Penanaman unsur-unsur Barat mendapat perhatian yang besar terutama setelah Perang Dunia II ( pendudukan Amerika Serikat ). Meskipun terkesan dipaksakan harus mencerna apa yang disajikan Amerika Serikat, namun orang Jepang telah menjadi penduduk Amerika Serikat sebagai pembentuk perubahan yang efektif. Hal tersebut terbukti dengan kemajuan-kemajuan yang diperoleh setelah periode pendudukan Amerika Serikat berakhir. Pendudukan Amerika Serikat merupakan awal kebangkitan ekonomi Jepang. Ekonomi Jepang mulai bergerak dengan langkah yang dipercepat dan pada pertengahan tahun 1950-an ketika bangsa Jepang kembali pada tingkat produksi 18
perkapitanya dari tahun-tahun ketika sebelum perang. Kondisi ini sering disebut ledakan Jimmu karena dianggap dianggap sebagai ledakan ekonomi terbesar dalam sejarah Jepang sejak pembentukannya sebagai bangsa oleh Kaisar Jimmu pada tahun 660 SM. Pada pendudukan berakhir, terdapat sebuah keajaiban ekonomi yang menjadikan Jepang pada akhir tahun 1960-an sebagai unit terbesar ketiga di dunia dan memberikan kemakmuran perorangan yang tidak pernah mereka impikan sebelumnya. Jepang berdiri diantara negara-negara maju dan bangsa-bangsa yang sedang berkembang dengan menggabungkan aspek-aspek keduanya. Inilah kemampuan suatu bangsa yang memiliki kemampuan paling besar untuk berindustri di dunia. Kesuksesan industri Jepang dapat dilihat dari dibanjirinya dunia dengan kamera, radio, pesawat televisi, mobil, kapal, baja dan segala jenis barang industri lainnya. Dalam waktu yang capat perekonomian dan perindustrian Jepang melangkah menuju puncak kejayaan. Beberapa tahun setelah pendudukan, produk-produk industri Jepang mulai merajai dunia internasional, bahkan menyisihkan produkproduk industry negara yang lebih dulu maju. Berbagai kesuksesan yang telah diperoleh Jepang tidak dapat dilepaskan dari perjalanan sejarah, khususnya dalam hubungan dengan bangsa-bangsa asing. Kedatangan bangsa Barat dengan membawa hasil Revolusi Industri membuat bangsa Jepang sadar akan ketertinggalannya. Masa tersebut merupakan awal bagi Jepang memasuki dunia modern yang diakselerasi oleh kebijakan yang dikenal dengan dengan Restorasi Meiji. Sejak periode Meiji, Jepang menaruh perhatian yang amat 19
besar kepada Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan pada zaman itu Jepang masih kurang berkembang dibandingkan dengan dunia Barat. Bagi Jepang, Amerika Serikat berperan dalam menentukan kesuksesan yang kini mereka raih. Hal ini dikarenakan pada masa pendudukan Amerika Serikat, kontak dengan dunia Barat kian rapat dan teori-teori tentang kebudayaan Barat dan peradabannya dipelajari dengan pesatnya. Pendudukan Amerika Serikat dapat dipandang sebagai upaya kedua kalinya untuk menuangkan ide-ide dan perilaku Barat terhadap Jepang, semenjak Restorasi Meiji. Satu hal yang cukup ironi, orang-orang Jepang justru menyambut baik kedatangan tentara-tentara Amerika Serikat. Orang Jepang yang kecewa dan patah semangat akibat Perang Dunia II yang semestinya menyambut tentara Amerika Serikat dengan kebencian dan penyesalan malah menganggap orang-orang Amerika Serikat sebagai pembimbing menuju yang lebih baik. Bangsa Jepang memanfaatkan kesempatan ini sebagai upaya mengejar ketertinggalannya. Dan hal tersebut terbukti setelah pendudukan Amerika Serikat berakhir. 20