BAB I PENDAHULUAN. peradaban tersebut, melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan. dalam Situmorang (2009:2-3) menjelaskan kebudayaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. peradaban tersebut, melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan. dalam Situmorang (2009:2-3) menjelaskan kebudayaan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban. Semenjak terciptanya peradaban dan seiring dengan terus berkembangnya peradaban tersebut, melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan. Ienaga Saburo dalam Situmorang (2009:2-3) menjelaskan kebudayaan dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas kebudayaan adalah seluruh cara hidup manusia (ningen no seikatsu no itonami kata). Ienaga menjelaskan bahwa kebudayaan ialah keseluruh hal yang bukan alamiah. Sedangkan dalam arti sempit kebudayaan adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni, oleh karena itu Ienaga mengatakan kebudayaan dalam arti luas ialah segala sesuatu yang bersifat konkret yang diolah manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan kebudayaan dalam arti sempit ialah sama dengan budaya yang berisikan sesuatu yang tidak kentara atau yang bersifat semiotik. Kontjraningrat (1976:28) mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya. Dan konsep tentang kebudayaan itu

2 adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Sehingga dapat ditarik suatu pengertian yaitu kebudayaan adalah segala hasil karya cipta dan gagasan manusia yang mengalami suatu proses adaptasi sehingga menciptakan suatu sistem dalam masyarakat, baik itu berupa ilmu pengetahuan, nilai, norma dan juga sistem kepercayaan di dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan Jepang tidak terlepas dari hal-hal yang berbau dengan kepercayaan yang sudah berlangsung lama dalam masyarakat Jepang. Jepang adalah negara yang memiliki sistem kepercayaan politheisme yaitu melakukan penyembahan kepada Kami (Dewa) yang sangat banyak. Menurut Sayidiman Suryohadiprojo (1982: ), Jepang memiliki berbagai kepercayaan yang dianut oleh warganegaranya. Mulai dari kepercayaan kuno yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun maupun kepercayaan yang terus bermunculan sesuai perkembangan zaman, dan juga kepercayaan yang berasal dari luar jepang seperti Buddhisme, Taoisme dan Kristen. Agama asli Jepang adalah Shinto. Hampir sebagian besar penduduk Jepang beragama Shinto. Shinto adalah gabungan dari 2 huruf kanji yang berarti Jalan Kami (Tuhan atau Dewa). Shinto adalah agama kuno yang merupakan campuran dari Animisme dan Dinamisme yaitu suatu kepercayaan primitif yang percaya akan kekuatan benda, alam ataupun Roh. Dalam agama Shinto juga mempercayai bahwa saat seseorang meninggal maka arwahnya menjadi Kami (Dewa) dan harus dihormati. Layaknya kepercayaan yang berakar dari Animisme, Shinto sama

3 sekali tidak memiliki ajaran khusus yang dipelajari. Shinto juga tidak memilik kitab suci, simbol ataupun nabi sebagai penemu atau penyebar agama pertama kali, jadi Shinto lahir dan berkembang secara alami dalam masyarakat, sedangkan ajaran Shinto yang menyebutkan Kaisar sebagai Dewa Matahari mulai muncul dan popular pada masa meiji ( ) yang pada saat itu menjadikan Shinto sebagai agama resmi negara dan kaisar sebagai dewa yang hidup di dunia yang disebut dengan Kokka Shinto (Shinto Negara). Seperti halnya agama lain, Shinto juga memiliki tempat peribadatan atau tempat pemujaan yang disebut Jinja. Pada zaman kuno, walaupun tidak didirikan bangunan, tempat-tempat pemujaan Shinto tetap disebut jinja (kuil Shinto). Pada masa itu, kekuatan alam yang ditakuti seperti gunung (gunung berapi), air terjun, batu karang, dan hutan merupakan objek pemujaan. Kuil Shinto berbentuk bangunan seperti dikenal sekarang, diperkirakan berasal dari bangunan pemujaan yang dibuat permanen setelah didiami para Kami yang pindah dari goshintai (objek pemujaan). Kuil Shinto tidak memiliki aula untuk beribadah, dan bukan tempat untuk mendengarkan ceramah atau menyebarluaskan agama. Pada zaman sekarang, kuil Shinto dipakai untuk upacara pernikahan tradisional Jepang. Menurut Almanak Agama (Shūkyō Nenkan) tahun 1992 yang diterbitkan Biro Kebudayaan Jepang, anggota Asosiasi Kuil Shinto terdiri dari kuil berbentuk yayasan keagamaan yang terdapat di seluruh Jepang. Diantara banyaknya kuil Shinto yang terdapat di Jepang terdapat salah satunya bernama Kuil Yasukuni (( 靖國神社 ). Kuil Yasukuni (Yasukuni Jinja) adalah sebuah kuil Shinto yang terletak di Chiyoda, Tokyo, Jepang. Situs untuk

4 Kuil Yasukuni, awalnya bernama Tōkyō Shōkonsha ( 東京招魂社 ) dipilih atas perintah Kaisar Meiji. Tōkyō Shōkonsha adalah tempat suci untuk memperingati para prajurit Perang Boshin yang berjuang dan mati dalam medan perang. Tōkyō Shōkonsha adalah salah satu dari beberapa kuil peringatan perang yang dibangun di seluruh Jepang sebagai bagian dari pemerintah diarahkan program Negara Shinto. Pada tahun 1879, Tōkyō Shōkonsha berganti nama menjadi tempat suci Kuil Yasukuni dan menjadi salah satu Kuil Negara Utama Shinto dan sekaligus menjadi kuil nasional utama untuk memperingati korban perang Jepang. Kuil Yasukuni (Yasukuni Jinja) merupakan kuil peringatan korban perang dari perang Boshin hingga Perang Dunia II. Dari daftar nama Kami yang diabadikan di kuil Yasukuni sekitar 2,466,532 laki-laki dan perempuan yang hidupnya didedikasikan untuk layanan dari Kekaisaran Jepang, terutama untuk mereka yang tewas dalam masa perang. Nama-nama tersebut tidak hanya berprofesi sebagai tentara tetapi ada juga masyarakat sipil, para pekerja tambang, pekerja pabrik pembuat peralatan perang, bahkan orang-orang asing yang mati untuk melayani kekaisaran Jepang. Tidak hanya manusia, di kuil Yasukuni tersedia juga tempat untuk menghormati jasa-jasa hewan yang bertugas dalam pertempuran, termasuk kuda, merpati, dan anjing militer. Selama perang dunia II ( ), Jepang berada di bawah Rezim Imperialisme militer melakukan invasi besar-besaran ke seluruh Asia Pasifik. Sebelum Jepang menguasai seluruh Asia Pasifik, Jepang sudah terlebih dahulu berkuasa di seluruh dataran Tiongkok khususnya China. Setelah Retorasi Meiji ( ), Jepang berhasil mengalahkan China pada tahun Setelah

5 mengalahkan China, Jepang meluaskan kekuasaannya di semenanjung Korea, Taiwan dan selatan Manchuria. Dengan memenangkan perang pada melawan Rusia, Jepang berhasil menguasai seluruh Korea dan secara resmi menjajah wilayah tersebut. Invasi ke China ini dimulai dengan masuknya pasukan Jepang ke wilayah Manchuria. Tokyo memiliki kepentingan khusus di China dan Manchuria yang kaya akan sumber daya alam, sebuah lokasi industri dan transportasi strategis, keuntungan yang nampak semakin penting saat terjadi krisis ekonomi global. Pada Tanggal 19 September 1931 Jepang memulai kekuasaan penuh di China dengan mengirim massal tentara nya ke China. Pengerahan tentara Jepang ini terjadi sehari setelah Insiden Mukden. Insiden Mukden terjadi pada tanggal 18 September Insiden Mukden adalah hasil manipulasi militer Jepang dengan membuat skenario peledakkan rel kereta api milik perusahaan Jepang di dekat Kota Mukden, yang kini bernama Shenyang. Sabotase kecil-kecilan itu menjadi alasan bagi Jepang untuk menuding kaum pejuang nasionalis China sebagai pihak yang bertanggungjawab. Insiden ini pula yang membuat Jepang memutuskan mengirim bala tentara ke China. Usaha Jepang menguasai China dimulai dengan mengambil alih Manchuria dan mendirikan negara boneka bernama Manchukuo dan mengangkat Kaisar China Pu Yi sebagai pemimpinnya. Pemerintahan nasionalis China di bawah pimpinan Chiang Kai Shek melakukan protes kepada Liga Bangsa-Bangsa (LBB) atas tindakan Jepang. Peringatan LBB agar Jepang menarik mundur tentaranya dari China dan Manchuria tak diindahkan oleh Jepang, sehingga Jepang dikucilkan dari dunia internasional. Jepang pun keluar dari Liga Bangsa-Bangsa pada Maret 1933.

6 Penderitaan yang sangat luar biasa menyakitkan dialami masyarakat China selama penjajahan Jepang. Jepang mulai menerapkan Sistem Jugun Ianfu (Budak Seks) di China. Jugun Ianfu adalah sistem dimana para tentara Jepang melakukan perekrutan terhadapa wanita-wanita China yang dipekerjaan sebagai pemuas nafsu para tentara Jepang. Puncak kekejaman tentara Jepang adalah peristiwa Nanking pada Desember Kota yang berjarak sekitar 360 km dari kota Shanghai ini menjadi ladang pembataian manusia bagi tentara-tentara Jepang. Jepang berkuasa di China hingga akhir perang dunia ke II tahun 1945 saat Jepang menyerah kalah setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh sekutu. Sejak perang dunia ke II hingga saat ini hubungan diplomatik antara China dan Jepang menjadi dingin. Masalah ini juga diperparah dengan adanya kunjungan Perdana Menteri Jepang dan anggota parlemen Jepang ke Kuil Yasukuni. Diantara 2,5 juta yang yang disemayamkan di Kuil Yasukuni, disemayakan juga penjahat perang kelas C, Kelas B dan Kelas A yaitu Jenderal- Jenderal Jepang termasuk Hideki Tojo yang merupakan Perdana menteri Jepang semasa perang dunia II yang bertanggung jawab atas segala masa Imperialisme Jepang dan invasi yang dilakukan Jepang di seluruh Asia Pasifik termasuk China. Kontroversi Kuil Yasukuni bermula sewaktu Perdana Menteri Jepang, Junichiro Koizumi pada tahun 2001 melakukan kunjungan ke kuil Yasukuni. Kunjugan Koizumi ini mendapat gelombang protes dari pihak China dan Korea yang mengatakan bahwa dengan mengunjungi Kuil Yasukuni, Koizumi memberikan penghormatan terhadap Masa imperialisme Jepang selama Perang Dunia II dan penjahat-penjahat perang yang juga disemayamkan di kuil Yasukuni. Namun Koizumi membantah. Menurut Koizumi, kunjungan dia ke kuil tersebut

7 tidak ada hubungannya dengan imperialisme. Kunjungan tersebut hanya bermaksud untuk menghormati dan mengenang jasa para patriot Jepang, yang berjuang demi negerinya, selama berlangsungnya perang. Masalah kunjungan Koizumi tersebut sempat membuat hubungan diplomatik Jepang dan China menjadi memanas. Tidak hanya masalah kunjugan Koizumi, tetapi tidak dituliskannya beberapa peristiwa yang terjadi selama penjajahan Jepang di bukubuku sejarah menambah kekecewaan masyarakat China terhadap Jepang dimana Jepang ingin mencoba menyembunyikan segala aib dilakukan tentara-tentara Jepang selama perang dunia II. Masalah sengketa kepemilikan pulau Sengkaku di Laut China Timur menambah peliknya hubungan diantara kedua negara ini. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa penting untuk menganalisis tentang hubungan antara Sejarah dan fungsi Kuil Yasukuni yang berdampak terhadap hubungan diplomatik antara Jepang dan China. Hal ini berusaha diteliti dan penulis menuangkannya dalam penulisan skripsi yang diberi judul Kuil Yasukuni Dan Hubungan Diplomatik Jepang dengan China. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Guba dalam Moleong (2007:93) mendefinisikan masalah sebagai suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara 2 faktor atau lebih yang menghasilkan situasi lain yang menyeret mereka dalam hubungan yang rumit yang mereka sendiri sulit memahaminya. Kontroversi Kuil Yasukuni sudah menjadi sebuah masalah dan batu sandungan dalam hubungan diplomatik antara Jepang dan China. Penjajahan Jepang terhadap China, kekejaman yang dilakukan oleh tentara-tentara Jepang

8 terhadap masyarakat China selama penjajahan dan dihilangkannya beberapa kejadian yang terjadi di China dari buku-buku sejarah membuat warga China begitu sakit hati terhadap Jepang. Kunjungan Perdana Menteri dan anggota parlemen Jepang setiap tahun ke kuil Yasukuni selalu mendapat protes keras dari China dan juga Korea. Maka yang menjadi pertanyaan yang paling mendasar pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana sejarah dan fungsi dari Kuil Yasukuni. 2. Hal-hal apa saja yang mendasari penolakan masyarakat China terhadap kunjungan pejabat pemerintahan Jepang ke kuil Yasukuni yang berdampak terhadap hubungan diplomatik Jepang dengan China. 1.3 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Dalam setiap penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar pembahasan tidak terlalu melebar sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami pokok permasalahan yang dibahas. Jepang dan China adalah dua negara yang saling bertetangga dan memiliki sejarah yang panjang dalam hubungan diplomatik antar kedua negara tersebut. Tetapi hubungan diplomatik antara Jepang dan China mengalami perubahan setelah perang dunia II. Disemayamkan nya para penjahat-penjahat perang di Kuil Yasukuni membuat penolakan dan protes keras dari China apabila ada anggota parlemen ataupun Perdana Menteri Jepang yang melakukan kunjungan ke Kuil Yasukuni. Akibatnya hubungan Jepang dan China menjadi memanas. Untuk

9 membatasi ruang lingkup pembahasan, dalam penulisan ini hanya akan membahas bagaimana sejarah berdirinya dan Fungsi Kuil yasukuni. Peristiwa Jugun ianfu terhadap wanita-wanita China, Pembataian Nanking dan sengketa kepemilikan pulau adalah masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini. 1.4 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Setiap Negara di dunia memiliki hubungan kerjasama internasional dengan negara tetangga disekitarnya. Tidak hanya dengan negara-negara tetangga saja tetapi juga menjalin kerjasama internasional dengan negara yang berada di benua berbeda. Hubungan kerjasama Internasional biasa disebut hubungan diplomatik. Menurut Ellis Briggs (1968:202) diplomasi atau Diplomatik adalah sebuah kegiatan urusan official dengan cara mengirim seseorang untuk mewakili pemerintahan. Tujuan diplomasi adalah untuk menciptakan persetujuan dalam kacamata kebijakan. Geoffrey McDermott (1973:39) berpendapat diplomasi adalah pertimbangan dalam manajemen hubungan internasional. Masing-masing Negara, seberapapun kaliber dan ukurannya, selalu ingin memelihara/mengembangkan posisinya dalam kancah internasional. Begitulah adanya, kendati faktanya, akan lebih baik jika lebih sedikit negara nationally minded di dunia ini. Hubungan kerjasama antar negara (internasional) di dunia diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional, di samping demi terciptanya perdamaian dan

10 kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan negara di dunia. Setiap negara sudah barang tentu memiliki kelebihan, kekurangan dan kepentingan yang berbeda. Hal-hal inilah yang mendorong dilakukannya hubungan dan kerjasama internasional. Kerjasama antar bangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling menguntungkan. Kerjasama internasional antara lain bertujuan untuk: 1) Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara. 2) Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian dunia. 3) Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. B. Kerangka Teori Dalam pengerjaan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian historis (Historical Research), yaitu kajian logik terhadap peristiwaperistiwa setelah peristiwa itu terjadi. Menurut Sumadi Suryabrata (1983:16) tujuan penelitian ini adalah untuk membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, menverifikasikan, serta mensistesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Penulis menggunakan pendekatan ini oleh karena penelitian ini adalah untuk mengetahui peristiwa-peristiwa di masa perang dunia II yaitu peristiwa yang terjadi saat penjajahan Jepang terhadap China yang melatarbelakangi terjadi penolakan terhadap kunjungan-kunjungan para pejabat pemerintahan Jepang ke kuil Yasukuni yang merupakan kuil peringatan terhadap korban-korban perang, sehingga mempengaruhi hubungan diplomatik Jepang dengan China.

11 Penulis juga menggunakan pendekatan penelitian sosiologis, karena pembahasan dalam pendekatan ini mencakup golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial, konflik berdasarkan kepentingan, pelapisan sosial, peranan dan status sosial dan sebagainya (Dudung Abdurrahman, 1999:11). Menurut Weber dalam Dudung Abdurrahman (1999:11) tujuan penelitian ini adalah memahami arti subjektif dari perilaku sosial, bukan semata-mata menyelidiki arti objektifnya. Penulis menggunakan pendekatan ini adalah untuk mengetahui pengaruh peristiwa-peristiwa di masa penjajahan Jepang seperti Jugun Ianfu dan Pembataian Nanking terhadap masyarakat China yang berdampak hingga saat ini. 1.5 TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian untuk: Berdasarkan pembahasan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui Fungsi dan sejarah dari kuil Yasukuni. 2. Mengetahui sejarah dan perkembangan hubungan diplomatik Jepang dan China. 3. Mengetahui peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi penolakan China terhadap segala bentuk kunjungan pejabat pemerintahan Jepang ke kuil Yasukuni.

12 B. Manfaat Penelitian 1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai sejarah dan perkembangan Kuil Yasukuni (Yasukuni Jinja). 2. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai peristiwaperistiwa sejarah di China selama penjajahan Jepang yang menimbulkan masalah dalam hubungan diplomatik antara Jepang dan China. 1.6 METODE PENELITIAN Dalam mengerjakan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan peristiwa atau gejala apa adanya. Menurut Saifuddin Azwar (1998:7) tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karateristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi dan kejadian. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi. Penulis menggunakan metode ini oleh karena penelitian ini membuat gambaran yang sistematik dan akurat tentang hubungan kuil yasukuni yang berfungsi sebagai tempat penyembahan Kami dalam agama Shinto mendapat protes dari masyarakat China di setiap kunjungan perdana menteri dan anggota parlemen Jepang ke kuil Yasukuni. Peristiwa-peristiwa kekejaman yang dilakukan oleh para tentara Jepang selama penjajahan Jepang di China melatarbelakangi penolakan masyarakat China terhadap Kuil Yasukuni, Sehingga berpengaruh dengan hubungan diplomatik Jepang dengan China.

13 Selain itu untuk pengumpulan data penulisan menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library research). Menurut Nasution (1996 : 14), metode kepustakaan atau Library Research adalah mengumpulkan data dan membaca referensi yang berkaitan dengan topik permasalahan yang dipilih penulis. Kemudian merangkainya menjadi suatu informasi yang mendukung penulisan skripsi ini. Studi kepustakaan merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Beberapa aspek yang perlu dicari dan diteliti meliputi : masalah, teori, konsep, kesimpulan serta saran. Data dihimpun dari berbagai literatur buku yang berhubungan dengan masalah penelitian. Survey book dilakukan diberbagai perpustakaan. Data juga didapat melalui Internet yang berhubungan mengenai peristiwa sejarah yang terjadi di China selama penjajahan Jepang yang berpengaruh terhadap hubungan diplomatik dari kedua negara ini.

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut pandangan yang popular, masyarakat dilihat sebagai kekuatan impersonal yang mempengaruhi, mengekang dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan. manusia (ningen no seikatsu no itonami kata). Ienaga menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan. manusia (ningen no seikatsu no itonami kata). Ienaga menjelaskan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban. Semenjak terciptanya peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1).

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik geografis suatu Negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi. kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan suatu negara dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi. kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan suatu negara dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan suatu negara dipengaruhi oleh karakteristik geografis negara

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB II HUBUNGAN JEPANG DENGAN KOREA SELATAN. memiliki isu-isu yang belum terselesaikan. Kedua negara masih memiliki

BAB II HUBUNGAN JEPANG DENGAN KOREA SELATAN. memiliki isu-isu yang belum terselesaikan. Kedua negara masih memiliki BAB II HUBUNGAN JEPANG DENGAN KOREA SELATAN Jepang dan Korea Selatan merupakan negara tetangga yang saling membutuhkan satu sama lain, namun memiliki hubungan pasang surut. Dengan sebutan negara dekat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang. tidak biasadipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang. tidak biasadipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak biasadipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tetapi sumber daya manusianya pun dipergunakan untuk kepentingan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tetapi sumber daya manusianya pun dipergunakan untuk kepentingan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil yang analisis data yang diperoleh dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Jepang bukan hanya memanfaatkan sumber daya alam Indonesia saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada di bawah pengaruh laki-laki. Kadang perempuan dijadikan alat politik untuk memperoleh kekuasaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38.

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan negara ini kehilangan kedaulatannya dan dikuasai oleh Sekutu. Berdasarkan isi dari Deklarasi Potsdam, Sekutu sebagai

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta adanya pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia tidak lepas dari pesatnya perkembangan investasi asing atau yang biasa disebut dengan Penanaman modal asing

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

1 BAB I 2 PENDAHULUAN 1 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2.1 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan diplomatik yang terjadi antara dua negara tentu dapat meningkatkan keuntungan antara kedua belah pihak negara dan berjalan dengan lancar.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibagi menjadi dua aliansi militer, yaitu sekutu dan poros 1. Perang ini

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibagi menjadi dua aliansi militer, yaitu sekutu dan poros 1. Perang ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang Dunia II adalah konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kedaulatan suatu negara dapat dilihat dari sejauh mana negara tersebut memiliki hubungan bilateral dengan negara lainnya untuk menjalin kerjasama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik dan peninggalan yang dimaksud masih tetap berdiri tegar diperkampunganperkampungan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian politik imperealismenya di Asia Tenggara. Kedatangannya di Indonesia merupakan bagian dalam usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Perang Dunia Kedua adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk semua kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesamanya dan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesamanya dan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban. Semenjak terciptanya

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di

Lebih terperinci

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1896354 Jika kita telisik lebih mendalam, sebenarnya kebijakan strategis AS untuk menguasai dan menanam pengaruh

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga tidak luput dari kebudayaannya yang sangat kental. kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga tidak luput dari kebudayaannya yang sangat kental. kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari 6.852 pulau. Jepang ialah salah satu negara yang sangat maju di dunia dari segi ekonomi dan juga

Lebih terperinci

Peradaban Kuno Amerika By: M. Yusuf A X.3. Page 1

Peradaban Kuno Amerika By: M. Yusuf A X.3. Page 1 Peradaban Kuno Amerika By: M. Yusuf A X.3 Page 1 Peradaban Amerika Keadaan Alam Penduduk Inka Kerajaan Aztek Maya Page 2 Keadaan Alam : Benua amerika terdiri atas bagian utara, bagian tengah, dan bagian

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Literatur Artikel 1. Kamikaze, Keberanian Tiada Tara Demi Kehormatan Linksumber: http://sejarah.kompasiana.com/2011/02/28/kamikazekeberanian tiada-tara-demi-kehormatan-345191.html

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa wilayah di Indonesia. Di pulau Sumatera sendiri khususnya di Sumatera Utara, suku Batak bisa ditemukan

Lebih terperinci

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang dalam. kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang dalam. kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terbukti dengan banyaknya sastrawan sastrawan yang terkenal di dunia

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terbukti dengan banyaknya sastrawan sastrawan yang terkenal di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudera Fasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni meramal merupakan salah satu bentuk tradisi yang sudah lama berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul ketika manusia mulai mencari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal

Lebih terperinci

ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR

ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR Pada saat perang Dunia ke-ii terjadi, militer Jepang menyerang negaranegara dan daerah jajahannya yang ada di Asia serta menduduki wilayah

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya semua manusia mendambakan untuk hidup dalam suasana damai, tenteram, dan sejahtera, bahkan tak satupun makhluk hidup ini yang suka akan penderitaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk berbudaya dan menciptakan kebudayaan. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk berbudaya dan menciptakan kebudayaan. Budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makluk berbudaya dan menciptakan kebudayaan. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh dan bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang merupakan negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudera Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar masyarakatnya tidak memeluk suatu agama atau kepercayaan tertentu. Namun, bukan berarti kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki keanekaragaman suku yang tersebar diseluruh bagian tanah air. Masing-masing dari suku tersebut memiliki sejarahnya tersendiri. Selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulisan skripsi tentunya tidak lepas dari kajian pustaka yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di 118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang dalam kaitannya dengan pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak lepas dari interaksi sosial sesama manusia lainnya.seiring dengan keseharian manusia yang terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2 1. Negara-negara yang tergabung dalam blok fasis adalah... Jerman, Jepang, dan Italia Jerman, Jepang, dan Inggris Jepang, Italia, dan Uni Soviet Jerman, Hungaria, dan Amerika Serikat SMP kelas 9 - SEJARAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II 1.1 Latar Belakang Masalah Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai mahluk sosial, manusia akan senantiasa berinteraksi dengan mahluk lain sehingga aktivitas-aktivitas sosial mereka dapat terpenuhi. Interaksi sosial yang menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG 2.1 Pengertian Religi Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada yang melakukan secara sungguh-sungguh, namun tidak orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra Disusun Oleh : Stephanie Kurnia Trihapsari C0204061 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu filsafatnya. Cina dikenal sebagai bangsa dengan peradaban yang begitu tinggi. Cina juga

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan dalam menganalisis masalah dalam karya ilmiah ini. Penulis membuat skripsi dengan judul Strategi Mao

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL lewat sebuah cerita fiksi. Begitu juga dengan novel THE DRAGON SCROLL yang

di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL lewat sebuah cerita fiksi. Begitu juga dengan novel THE DRAGON SCROLL yang seperti itulah hidup yang harus dijalani ketika ditakdirkan menjadi wanita miskin di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL secara umum. Ketika di dalam sejarah adanya permasalahan

Lebih terperinci

BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II

BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II 8 BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II mempunyai sejarah yang panjang dan berkaitan antara satu peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya. Ada yang berpendapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Tinjauan Historis Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Kata tinjauan dalam bahasa Indonesia berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain yang didasari

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain yang didasari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban. Semenjak terciptanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban. Semenjak terciptanya

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman seni dan budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena proses akulturasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Museum Palagan Ambarawa yang terletak di Jalan Pemuda km.04 Kelurahan Panjang Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Penelitian

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun

Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun 1934-1949 UNIVERSITAS SEBELAS MARET OLEH : Ana Rochayani K 4404012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cina adalah sebuah

Lebih terperinci