BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 Ilmu Ekonomi Makro

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian Indonesia. Menurut Tandelilin (2001:3)

BAB I. Pendahuluan. kredit tersebut. Karena Bank Sentral Amerika yang sering di sebut The Fed,

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

Tim Statistik Sektor Riil BERITA PROPERTI. Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter. Edisi Perdana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bernavigasi melewati Kerentanan

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB II LANDASAN TEORI. Krisis finansial global muncul sejak bulan Agustus tahun 2007, yaitu pada

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis bank adalah bisnis yang rentan mengalami masalah secara tiba-tiba

BAB 1 PENDAHULUAN. Kejatuhan perusahaan sekuritas keempat terbesar AS, Lehman Brothers, memengaruhi

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB I PENDAHULUAN. opini unqualified terhadap bank-bank besar dan kecil tetapi dengan penurunan nilai

I. PENDAHULUAN. yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat seseorang dapat menginvestasikan pendapatannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang baik akan mendorong terciptanya stabilitas sistem keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Uang sebagai salah satu produk bank setiap hari di gunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bisa berjalan dengan lancar. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu menumbuhkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. terkuat di dunia, dan memberikan kontribusi sekitar 20-30% dari perputaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal akhir-akhir ini membawa peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. begitu terkenal di masyarakat Indonesia. hal ini terjadi karena masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA TAHUN

BAB 1. PENDAHULUAN. Pasar modal yang maju dan berkembang pesat merupakan impian banyak negara.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) DAN JUSUF KALLA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. Inflation Targeting Framework (ITF) tidaklah cukup untuk mengatasi. krisis ekonomi dan keuangan, maka perlu adanya sebuah instrument

I. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat

Phelps dan Nobel Ekonomi 2006

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasioanal muncul pada. tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tingkatan yang stabil pada

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi antara investor atau pihak yang memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh investor, yakni risiko sistematis dan risiko tak sistematis

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN` Universitas Indonesia. Dinamika moneter indonesia.., Ratna Sari Pakpahan, Program Pascasarjana, 2008

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. peran serta lembaga keuangan sebagai pihak yang memiliki fungsi penyedia dana

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan investasi semakin meningkat seiring teredukasinya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika dan kawasan Eropa pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky

BAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. dicicil pada tahun Berdasarkan risalah Konferensi Meja Bundar, utang itu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis finansial global tahun 2008, yang diawali oleh krisis finansial di Amerika Serikat dan menyebar melalui sistem finansial global telah mencederai perekonomian negara-negara Barat selama setengah dekade terakhir dan mencatatkan sejarah tersendiri dalam catatan sejarah tua Kapitalisme di dunia Barat. Melihat proses dan dampak krisis yang begitu luar biasa cepat dan besar, krisis finansial di Amerika Serikat ini harus dilihat sebagai krisis struktural dari sebuah bentuk kapitalisme yang dianut oleh Amerika Serikat, yaitu kapitalisme neoliberal. Hal ini semakin diperjelas jika melihat upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Amerika serikat mulai dari merespon ledakan buble ekonomi sampai pemulihan ekonomi justru melanggar prinsip dasar ideologi ekonomi mereka yang mengharamkan intervensi dalam segala bentuk terhadap pasar. Nyatanya justru langkah-langkah intervensi kontroversial tersebut direspon positif dalam mengerem laju krisis sampai akhirnya perkonomian AS semakin pulih dan terus menguat sampai saat ini. Dari sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah AS dalam merespon krisis finansial, mungkin kebijakan bailout atau pengucuran dana talangan merupakan yang paling kontroversial. Dana sejumlah $700 milyar untuk program yang dinamakan Troubled Asset Relief Program (TARP) disahkan pada 3 Oktober 2008, hanya sekitar seminggu dari waktu diajukannya proposal kepada kongres. Namun, jumlah ini kemudian dikurangi menjadi $475 milyar melalui Dodd Frank Wall Street Reform and Consumer Protection Act. Program ini berupa pembelian aset-aset dan ekuitas dari institusi finansial untuk menguatkan sektor finansialnya. Justifikasi dari dikeluarkannya kebijakan ini sesegera mungkin adalah entitasentitas bisnis yang akan diberikan suntikan dana tersebut dianggap terlalu besar

untuk mengalami kegagalan (too big too fail) dan akan mempengaruhi sistem secara keseluruhan, sehingga akan menimbulkan kemandekan ekonomi yang fatal. Diambilnya kebijakan ini dianggap sebagai intervensi berlebihan oleh pemerintah terhadap mekanisme pasar. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa pemerintah melakukan intervensi dengan memberikan bantuan kepada entitasentitas bisnis alih-alih membiarkan pasar bekerja. Menurut ideologi neoliberal, langkah yang harusnya diambil pemerintah adalah membiarkan institusi-institusi yang mengalami krisis akibat kesalahan manajemen dan keputusan bisnis yang salah untuk bangkrut atau diserap oleh institusi lain yang lebih kuat. Menurut alternatif berorientasi pasar yang ketat ini, di Amerika Serikat, perusahaan bangkrut akan tunduk pada "Bab 7 Kebangkrutan" dan dilikuidasi. Pemerintah justru memberikan bailout kepada institusi seperti Bear Stearns dan AIG tetapi membiarkan Lehman Brothers bangkrut. Lebih kontroversial lagi adalah dana tersebut diambil dari APBN, yaitu dengan kata lain merupakan uang warga negara pembayar pajak di AS. Jika melihat linimasa terjadinya krisis, maka periode penting dalam penanganan krisis terjadi mulai tahun 2008 di mana krisis finansial memuncak dan mulai membuat efek domino yang ditandai dengan kolapsnya raksasa finansial seperti Lehman Brothers. Tahun tersebut juga merupakan masa diadakannya pemilu dan peralihan kepemimpinan di AS dari George W. menuju ke masa kepemimpinan Barack Obama. Periode pemilu dan pergantian kepemimpinan ini tentunya menjadikan isu krisis menjadi komoditas politik dan tempat di mana kondisi ekonomi dan kepentingan politik saling berinteraksi. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan utama yang akan diangkat dalam skripsi ini dapat dirumuskan

melalui pertanyaan: Mengapa pemerintah AS mengambil kebijakan bailout sebagai langkah untuk mengatasi krisis finansial tahun 2008? C. Kerangka Konseptual Too Big Too Fail Jika too big too fail diartikan secara harfiah dalam Bahasa Indonesia artinya adalah terlalu besar untuk gagal dan merupakan suatu istilah di bidang ekonomi dan keuangan yang merujuk pada beberapa institusi atau entitas bisnis. Dalam Cambrige Dictionaries Online, too big to fail diartikan sebagai istilah untuk menggambarkan sebuah bank yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara, karena itu pemerintah akan memberikan uang rakyat untuk mencegahnya gagal (bangkrut). 1 Sedangkan dalam Investopedia, too big to fail dijelaskan sebagai sebuah gagasan bahwa suatu bisnis telah menjadi begitu besar dan begitu mengakar dalam perekonomian, sehingga pemerintah akan memberikan bantuan untuk mencegah kegagalannya (kebangkrutannya). "Terlalu besar untuk gagal" menggambarkan keyakinan bahwa jika sebuah perusahaan besar gagal, maka akan memiliki efek gelombang bencana terhadap seluruh perekonomian. 2 Perusahaan-perusahaan besar umumnya melakukan bisnis dengan perusahaan lain untuk urusan suplai dan jasa. Jika sebuah perusahaan besar gagal, perusahaan-perusahaan yang mengandalkan perusahaan tersebut untuk bagian-bagian dari pendapatan mereka mungkin terbawa jatuh juga, belum lagi sejumlah lapangan pekerjaan yang akan hilang sebagai akibatnya. Oleh karena itu, jika biaya bailout kurang dari biaya kegagalan ekonomi yang akan 1 Cambrige Dictionaries Online, Too Big To Fail (daring), <http://dictionary.cambridge.org/us/dictionary/business-english/big?q=too+big+to+fail>, diakses 17 November 2014. 2 Investopedia, Too Big To Fail (daring), <http://www.investopedia.com/terms/t/too-big-tofail.asp>, diakses 17 November 2014.

timbul, pemerintah dapat memutuskan bahwa bailout adalah solusi yang paling hemat biaya. Doktrin too big to fail, kadang-kadang disebut TBTF, dapat kita telisik kembali setidaknya sampai masa Lois Brandeis, ketika pada tahun 1914, Treasury mengambil langkah untuk memberikan bantuan keuangan ke New York City. Pada 1980-an, ketika pemerintah menyelamatkan Continental Illinois Bank, Stewart B. McKinney, seorang anggota kongres Connecticut, menyatakan bahwa pemerintah telah menciptakan kelas baru dari bank, yaitu too big to fail. Ungkapan tersebut terus kembali digunakan dan menjadi baku. 3 Teori Ekonomi Politik Keynesian dan Konsep Siklus Bisnis Politik Teori ekonomi politik Keynesian didasarkan pada gagasan John Meynard Keynes, dicirikan dengan kepercayaan pada pemerintah yang aktif dan kewaspadaan terhadap akibat dari pasar. 4 Samuelson dan Nordhaus menggambarkan ekonom Keynesian melihat ekonomi sebagai seseorang yang memiliki bipolar disorder, dimana pada suatu ketika bisa terbawa dalam antusiasme kebahagiaan yang begitu tinggi, namun seketika terjatuh dalam jurang kesedihan dan keputusasaan yang mendalam. Dalam kondisi seperti itu diperlukan peran pemerintah dalam mempengaruhi aktivitas ekonomi melalui langkah-langkah fiskal maupun moneter untuk mempengaruhi permintaan agregat. Ketika perekonomian mulai menunjukkan angka inflasi yang meningkat maka pemerintah akan mengambil langkah untuk mengurangi 3 E. Dash, If It s Too Big to Fail, Is It Too Big to Exist?, The New York Times (daring), 20 June 2009, <http://www.nytimes.com/2009/06/21/weekinreview/21dash.html?partner=rss&emc=rss&_r=5&>, diakses 17 November 2014. 4 M. Bishop, Economics: an A-ZGuide, 2010, edisi Bahasa Indonesia Ekonomi: Panduan Lengkap dari A sampai Z, diterjemahkan oleh Fredy Mutiara, Pustaka Baca, Yogyakarta, 2010, p. 72-76.

permintaan agregat dan meningkatkannya jika terjadi resesi. 5 Perbedaan mendasar ini tentunya memberikan konsekuensi dalam ekonomi politik suatu negara, yaitu mendefinisikan peran dari negara dalam hubungannya dengan perekonomian. Hubungan antara negara dan perekonomian dalam konteks kebijakan stabilisasi akan memiliki konsekuensi politik selain stabilitas ekonomi yang dituju. Kebijakan stabilisasi dapat menghasilkan stabilitas ekonomi, tetapi disisi lain dapat berimplikasi dan menghasilkan masalah politik dan ekonominya sendiri. Kebijakan stabilisasi bisa membawa konsekuensi politik yang besar dan bisa mendorong terbentuknya agenda politik. 6 Hubungan dan implikasi tersebut dapat dijelaskan melalui konsep siklus bisnis politik. Konsep siklus bisnis politik adalah sebuah gagasan yang menjelaskan bagaimana pembuat kebijakan membuat suatu kebijakan untuk mengelola siklus bisnis selaras dengan siklus politik, sehingga berdampak positif terhadap kepentingan politiknya. Dalam literatur yang menjelaskan tentang siklus bisnis politik dijelaskan bahwa kondisi ekonomi dalam suatu masyarakat memberikan pengaruh yang besar terhadap proses pemilu. Ketika pejabat-pejabat penyelenggara negara dianggap memiliki tanggung jawab dalam kondisi ekonomi negara, maka tingkat elektabilitas mereka dalam pemilu akan ditentukan oleh apakah perekonomian sekarang mengalami resesi yang menyebabkan mereka disalahkan atas kondisi tersebut ataukah perekonomian sedang mengalami pertumbuhan sehingga menuai pujian. Oleh karena itu dengan mengelola siklus ekonomi sedemikian rupa, sehingga fase tertentu (yang positif) akan terjadi pada masa-masa tak lama sebelum pemilu dilaksanakan adalah cara untuk meningkatkan elektabilitas para pejabat negara. Maka di sini pertimbangan-pertimbangan politik lebih berat bobotnya 5 P. A. Samuelson & W. D. Nordhaus, Economics, 17th edn, McGraw-Hill, New York, 2001, pp. 714-715. 6 J. A. Caporaso & D. P. Levine, Theories of Political Economy, 1992, edisi Bahasa Indonesia Teori-Teori ekonomi Politik, diterjemahkan oleh Suraji, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, p. 293.

daripada pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan juga menjelaskan bahwa instabilitas ekonomi yang terjadi bukannya mendorong pejabat-pejabat negara untuk mengelolanya dengan kompeten dan profesional melainkan akan menghasilkan apa yang disebut siklus bisnis politik. 7 D. Argumen Utama Ada dua hal yang dapat menjelaskan mengapa pemerintah AS mengambil kebijakan bailout sebagai langkah untuk mengatasi krisis finansial tahun 2008. Pertama, adanya entitas-entitas bisnis yang disebut sebagai too big too fail. Terkait dengan krisis finansial yang terjadi, kurangnya regulasi terhadap pasar dan transaksi finansial menyebabkan munculnya entitas-entitas yang tergolong too big too fail. Entitas-entitas tersebut memiliki aset dan skala bisnis yang sangat besar, sehingga kejatuhan mereka akan menimbukan efek domino yang masif pada perekonomian secara umum dan hilangnya jutaan lapangan pekerjaan. Pentingnya keselamatan dari entitas-entitas bisnis tersebut juga tidak hanya merupakan kepentingan seiisi negara Amerika Serikat saja karena dengan sudah semakin globalnya sistem finansial, banyak dana-dana dari negara lain yang dipertaruhkan. Sehingga tekanan dari negara lain turut mempengaruhi pemerintah AS untuk melakukan kebijakan yang dapat menyelamatkan entitas-entitas bisnis tersebut. Kedua, pada tahun tersebut akan diadakan pemilu dan pemilihan presiden. Terjadinya krisis di Wall Street dan efek berikutnya dengan mulai terguncangnya perekonomian secara umum, hanya berselang beberapa bulan menjelang pemilu di AS. Kondisi ini menimbulkan apa yang disebut sebagai siklus bisnis politik. Kepentingan politik yang terkait dengan pemilu mendorong adanya agenda politik dalam penetapan kebijakan ekonomi, dalam hal ini terkait keluarnya kebijakan bailout. Hal tersebut mengakibatkan proses legislasi untuk disahkannya danabailout sebesar 700 milyar dolar menjadi sangat cepat karena kondisi perekonomian saat itu yang sangat rapuh dan butuh penanganan segera untuk 7 Caporaso, pp. 294-295

menyelamatkan beberapa intitusi bisnis. Siklus pemilu (termasuk masa kampanye) menciptakan agenda politik tersendiri bagi anggota parlemen untuk mengucurkan dana Federal ke perusahaan-perusahaan tertentu sebagai imbal balik dari kontribusi mereka di pemilu E. Metode Penelitian Metode penelitian yang Penulis gunakan adalah studi kepustakaan atau studi literatur. Metode ini digunkan untuk mendapatkan data sekunder terkait variable-variabel yang akanditeliti. Sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh data tersebut, yaitu buku, jurnal, karya tulis ilmiah, artikel, media berita, dan sumber-sumber tertulis lain baik cetak maupun elektronik yang kredibel dan terpercaya. Tulisan kemudian dibuat dalam struktur deskriptif-eksplanatif yang dimulai dari kronologi terjadinya krisis finansial di AS yang mencapai puncaknya tahun 2008 hingga penjelasan mengenai kebijakan bailout yang dikeluarkan pemerintah AS dari sudut pandang politik ekonomi. Data yang dikumpulkan digunakan untuk mengkaji dan menganalis sisi ekonomi politik dari kebijakan bailout yang dilakukan pemerintah AS. F. Sistematika Penulisan Skripsi berjudul Analisis Ekonomi Politik Kebijakan Bailout Pemerintah AS dalam Mengatasi Krisis Finansial Tahun 2008 akan dibagi menjadi empat bab. Bab pertama, mengenai pendahuluan. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka konseptual, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua, menjelaskan bagaimana kronologi terjadinya krisis dan bagaimana mekanisme krisis bisa terjadi dan berdampak masif terhadap stabilitas

ekonomi AS. Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana krisis finansial bisa terjadi sampai pengaruhnya terhadap perekonomian AS secara keseluruhan. Bab ketiga, menjelaskan mengenai kebijakan bailout yang dikeluarkan pemerintah AS untuk merespon krisis finansial. Bagian ini akan menganalisis mengenai kebijakan bailout seperti apa yang dikeluarkan pemerintah serta mencoba menjelaskan bagaimana kebijakan bailout menjadi krusial untuk dilakukan atas dasar pertimbangan ekonomi. Dalam bab ini juga akan dijelaskan bagaimana kepentingan ekonomi dan politik yang saling bersinggungan dan menyebabkan siklus bisnis politik terkait dengan pemilu yang dilaksanakan hanya berselang satu bulan setelah kebijakan bailout diresmikan. Bab keempat, merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Pada bab terakhir ini akan diuraikan secara singkat jawaban dari rumusan masalah yang sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya, termasuk usulan serta manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini.