BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran sebagian masyarakat muslim terhadap hukum-hukum Allah dan sehubung dengan konsep keadilan serta kesejahteraan manusia menjadi tujuan dari pembangunan, lahirlah bank yang berdasarkan Al-qur an dan Hadits yang kita kenal dengan Bank Syariah. Dalam dunia perbankan di Indonesia, perbankan syariah tidak lagi dipandang sebelah mata. Konstribusi perbankan syariah selama 10 tahun terakhir membaik.terlihat dari penambahan jumlah bank umum syariah dari 6 bank di tahun 2010 menjadi 11 bank pada tahun 2011 juga menggambarkan bahwa bank syariah telah diakui dan dipercaya sebagai pilar penyokong stabilitas keuangan. Tidak hanya itu di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia pada penghunjung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan syariah teteap stabil dan memberikan keuntungan, yaitu keuntungan dibagi dua antara bank dan nasabah dan resiko ditanggung bersama. Dalam suasana perkembangan yang sangat pesat, maka perbankan syariah mempunyai potensi dan peluang yang lebih besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi hasil perekonomian. Masyarakat sebagai pihak yang paling berperan, pada umumnya memiliki sikap tanggap terhadap berbagai bentuk pelayanan yang diberikan oleh masing-masing bank untuk menarik simpati masyarakat. Simpati dan kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank tidak terlepas dari keadaan keuangan bank, termasuk kesehatan bank tersebut Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah tahun 2009, rata-rata FDR bank syariah adalah 97,65%. Bahkan, pada saat krisis FDR bank syariah menembus angka 103,65%. Meskipun pembiayaan yang disalurkan lebih besar dari DPK, tetapi tingkat gagal bayar (NPF) rata-rata tiap tahunnya masih di bawah batas minimal kurang dari 5%.Artinya, bank syariah benar-benar menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan dengan tidak mengabaikan

2 prinsip kehati-hatian. Selain itu juga, secara keseluruhan bank syariah relatif lebih sehat. Pada tahun-tahun terakhir ini dunia perbankan syariah menunjukan perkembangan yang sangat pesat salah satunya adalah PT. Bank Muamalat Indonesia yang memiliki lebih dari 45 cabang di Indonesia Salah satu bank syariah besar di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia yang memiliki aset lebih dari 21 trilyun rupiah (LK BMI 2010:1) dan memiliki 325 outlets di 33 propinsi di Indonesia. Sebelumnya bank syariah pertama ini telah dikenal sebagai bank syariah dengan outlet produk terluas karena memiliki jaringan realtime online di lebih 3000 kantor pos di seluruh kecamatan tanah air ( Pada awal operasinya BMI memiliki aset 120,92 Miliar. Pada 27 Oktober 1994 berhasil memperoleh predikat sebagai Bank Devisa dengan memiliki asset 246,07 Miliar dan terus mengalami kenaikan asset. Dari tahun 1998 hingga 2008, total aktiva Bank Muamalat meningkat sebesar 25,3 kali lipat menjadi Rp 12,60 triliun, Jumlah ekuitas tumbuh sebesar 23,6 kali lipat menjadi Rp 966 milyar, sedangkan jumlah nasabah berkembang hingga menjadi 2,9 juta nasabah. Bank Muamalat berhasil menutup tahun krisis finansial global 2008 dengan peningkatan laba bersih 43% menjadi Rp 207 miliar, di kala laba sektor konvensional nasional secara agregat menurun sebesar 13%, dan lab agregat perbankan syariah pun turun 20%. Bank Muamalat juga berhasil memaksimalkan nilai kepada pemegang saham dengan ROE sebesar 33%. Hasil-hasil tersebut mengukuhkan keunggulan serta nilai spiritual yang dianut oleh Bank Muamalat sebagai Bank pertama Murni Syariah di Indonesia. Hal tersebut dapat dijadikan indikasi bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan BMI cukup tinggi. Krisis Moneter tahun membuat sektor perbankan di Indonesia mengalami negative spread dan bencana kredit macet sehingga banyak bank yang dilikuidasi tetapi karena BMI beroperasi secara syariah maka terjaga dari bencana tersebut. Sebagai Bank yang go public maka permodalan dapat diperkuat dengan cara menerbitkan saham.

3 Pada rapat umum pemegang saham 21 Juni 1999, Islamic Development Bank (IDB) menjadi salah satu pemegang saham sehingga berpengaruh signifikan terhadap kekuatan permodalan BMI. Salah sattu konsekuensi sebagai Bank go public maka Bank harus mempublikasikan laporan keuangannya. Dari laporan publikasian tersebut dapat dianalisis kinerja keuangannya. Bank Indonesia (BI) sebagai pengawas mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan tersebut terkait dengan perlindungan terhadap masyarakat. Selain BI, investor juga memerlukan laporan tersebut untuk menentukan keputusan investas. Dari alasan tersebut maka peningkatan kinerja perlu dilakukan agar tetap unggul dalam melayani masyarakat. Teknik untuk mengukur kesehatan bank syariah salah satunya melalui Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 menngunakan pendekatan CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity). Ini merupakan alat ukur resmi yang telah di tetapkan oleh Bank Indonesia untuk menghitung kesehatan bank syariah di Indonesia. Selanjutnya hasil dari analisis CAMEL tersebut dapat digolongkan menjadi empat kategori yaitu sehat,cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Kesehatan bank tidak hanya penting bagi kehidupan kegiatan operasionalnya tetapi juga penting bagi sistem perbankan dan perkembangan perekonomian suatu negara, karena bank yang sehat akan berpengaruh positif terhadap kepercayaan masyarakat dan tercapainya sistem perekonomian yang efektif dan efisien. Dari keadaan tersebut untuk menjaga agar bank-bank di Indonesia ini tetap eksis dan beroperasi terus-menerus maka setiap manajemen bank tersebut dituntut lebih aktif dalam mengendalikan seluruh potensi sumber daya yang dimilikinya. Laporan keuangan merupakan salah satu instrument yang tepat untuk dipelajari dalam mengevaluasi dan mengukur kinerja keuangan perusahaan karena sisalamnya terdapat infomasi penting tentang hasil usaha serta berisikan informasikeuangan yang mencerminan kesehatan dan kemampuan bank yang bersangkutan. Pada keberadaan data salah satu institusi perbankan syariah yang meskipun selalu menunjukkan kenaikan jumlah keuntungan, akan tetapi pada

4 hakikatnya terjadi penurunan keuntungan dari tahun ke tahun. Maka dipandang sangat perlu untuk mengadakan suatu penelitian terhadap kinerja perusahaan perbankan syariah yang dalam hal ini diwakili oleh Bank Muamalat Indonesia. Karena merupakan salah satu bank syariah besar di Indonesia, sehingga kinerja Bank Muamalat Indonesia merupakan salah satu tolok ukur penilaian masyarakat akan kinerja bank syariah yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai analisis kinerja keuangan bank dengan menggunakan data laporan keuangan pada PT.Bank Muamalat Indonesia. Dengan demikian, mendorong Penulis mengadakan penelitian yang diberi judul Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan pada PT. Bank Muamalat Indonesia Periode Dengan Menggunakan Metode Camel. 1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang permasalahan di atas, maka pertanyaan penelitian (Research Question) yang diajukan adalah bagaimana tingkat kesehatan Bank dengan menggunakan metode CAMEL pada PT. Bank Muamalat Indonesia (periode )? Batasan Masalah Penulis disini membatasi beberapa hal untuk memfokuskan penelitian. Batasan ini dilakukan agar penelitian tidak menyimpang dari dan tujuan serta dapat diketahui sejauh mana hasil oenelitian dapat dimanfaatkan. Batasan- batasan tersebut adalah : 1. Penelitian dilakukan terhadap laporan keuangan tahunan bank Muamalat Indonesia pada periode Menginat data yang diperoleh mengenai Bank kurang lengkap, maka peneliti membatasi pada aspek Capital, Assets, Earning, dan Liquidity. Karena aspek Management menggunakan pertanyaan dan memiliki standar

5 poin setiap pertanyaan, maka untuk aspek management peneliti menggunakan nilai maksimum. 3. Metode pengumpulan data untuk menganalisis tingkat kesehatan keuangan PT.Bank Muamalt Indonesia ini dilakukan berdasarkan observasi, yang kemudian data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan software EXCEL Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Tujuan yan ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia pada periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dan untuk mengetahui prospek perkembangan usaha Bank di masa mendatang Manfaat Penelitian 1. Bagi Bank Muamalat Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alat informasi oleh pihak manajemen Bank dalam mengevaluasi kegiatankegiatan yang telah dilakukan selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup usaha Bank. 2. Bagi Calon Investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tolok ukur penilaian kinerja perbankan syariah di Indonesia mengingat bahwa Bank Muamalat Indonesia adalah salah satu Bank Umum Syariah (BUS) besar di Indonesia. Dengan lebih memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesehatan bank secara umum, maka dapat digunakan sebagai dasar dalam memilih bank yang sehat dan dapat memenuhi kewajibannya terhadap nasabah di masa sulit pada saat ini maupun saat mendatang. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pengembangan penelitian selanjutnya.

6