SEPUTAR BAHAN TAMBAHAN PANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lampiran 1. Penggolongan Bahan Tambahan Pangan (BTP)

Resiko Bahan Kimia Pada Makanana

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 722/MENKES/PER/IX/88 TENTANG BAHAN TAMBAHAN MAKANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.480,2014 BADAN POM. Formula Bayi. Pengawasan. Keperluan Medis. Khusus. Perubahan.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: HK TENTANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN ORGANIK

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Kuesiner Penelitian PENGETAHUAN, DAN SIKAP PEDAGANG ES KRIM TENTANG PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN DI BEBERAPA PASAR KOTA MEDAN TAHUN 2010

Alasan Penggunaan BTM : (Food Food Protection Committee in Publication) BAB 4 BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sapi, ayam ikan, maupun udang lalu dibentuk bulatan-bulatan kemudian

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Bahan Tambahan Pangan. Peningkatan Volume. Batas Maksimum.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Bahan Tambahan Pangan. Pengatur Keasaman. Batas Maksimum.

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131,

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Bahan Tambahan Pangan. Pengental. Batas Maksimum. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN ORGANIK

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Bahan Tambahan Pangan. Sekuestran. Batas Maksimum. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu.

UPDATE REGULASI KEAMANAN PANGAN DAN MASA KEDALUWARSA PRODUK PANGAN

Pengaturan & Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

BERITA NEGARA. BPOM. Pangan Campuran. Bahan Tambahan. Persyaratan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAHAN TAMBAHAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA PADA PANGAN

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Bahan Tambahan Pangan. Garam Pengemulsi. Batas Maksimum.

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Bahan Tambahan Pangan. Pengembang. Batas Maksimum. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

1.1. Latar Belakang Penelitian

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN CAMPURAN

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Pengaturan terhadap Penggunaan Zat Aditif pada Makanan

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4)

BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 722/MENKES/PER/IX/88 TENTANG BAHAN TAMBAHAN MAKANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAHAN TAMBAHAN PANGAN (FOOD ADDITIVE)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Bahan Tambahan Pangan. Perlakuan Tepung. Batas Maksimum.

3. Peserta didik dapat mengidentifikasi bahan tambahan pangan yang berjenis

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lawan kata dari minuman keras. Minuman ini banyak disukai karena rasanya yang

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( )

BERITA NEGARA. Batas Maksimum. Batas Tambahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGERAS. Fungsi lain : Pengatur keasaman, pengemulsi, pengental, penstabil

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Oleh : Endang Warsiki

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

Zat Aditif pada Makanan

(3) KENALI DENGAN BAIK MANFAAT BAH AN TAMBAHAN PANGAN Ardiansyah PATPI Cabang Jakarta

TEKNOLOGI DAN DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERTANIAN

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGEMBANG. : Sodium salt of carbonic acid; soda ash Krim pasteurisasi (plain) CPPB

BAB XI BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN

ASAM, BASA, DAN GARAM

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

1. Bahan Tambahan Pangan yang selanjutnya disingkat BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berarti tengah. Dalam bahasa Indonesia kata medium diartikan sebagai

BAHAN TAMBAHAN PANGAN Bagaimana Kaitannya dengan Keamanan Pangan?

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

01.3 Susu kental dan analognya (plain) CPPB Krim yang digumpalkan (plain) CPPB Krim analog CPPB

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PEMBAWA

PEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP HUMEKTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jamu beras kencur dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh, dan dapat

2013, No Magnesium karbonat (Magnesium carbonate) INS. 504(i) : Tidak dinyatakan (not limited) Sinonim : -

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul, dan. pengangkutan yang sesuai dengan ketentuan (Mukono, 2000).

PEDOMAN INFORMASI DAN PEMBACAAN STANDAR BAHAN TAMBAHAN PANGAN UNTUK INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI DAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

SOAL UJIAN AKHIR ANALISIS MAKANAN 2008

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jelly adalah produk minuman semi padat yang terbuat dari sari buah-buahan

I. PENDAHULUAN. secara tradisional (Suryadarma, 2008). Cotton (1996) menyatakan bahwa, kajian

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PEMBAWA 1. SUKROSA ASETAT ISOBUTIRAT (SUCROSE ACETATE ISOBUTYRATE) INS. 444

Bahan Tambahan Pangan (Food Additive)

SEMINAR SAFETY DAN HALAL Kamis, 2 Juni 2016 Di Hotel Gracia Semarang

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Makanan/Minuman jajanan adalah makanan/minuman. mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair

Transkripsi:

TANYA JAWAB SEPUTAR BAHAN TAMBAHAN PANGAN Direktorat Standardisasi Produk Pangan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia 2014

B T P T ya J w an a ab

Frequent Question and Answer (FAQ) Seputar Bahan Tambahan Pangan (BTP) Jakarta : Direktorat SPP, Deputi III< Badan POM RI, 2014 8 hal : 21 cm x 14,8 cm ISBN 979-96480-7-6 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk elektronik, mekanik. fotokopi, rekaman atau cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Badan POM RI. Diterbitkan oleh : Direktorat Standardisasi Produk Pangan, Deputi Bidang, Pengawasan Pangan Dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat Dan Makanan, Republik Indonesia, JL. Precetakan Negara No.23, Jakarta Pusat - 10560, Telepon ( 62-21)42875584, Faksimile (62-21)42875780. E-Mail : standarpangan@pom.go.id

(i) KATA PENGANTAR

B T P T ya J w an a ab

1. T : Apakah Bahan Tambahan Pangan itu? J : BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. 2. T : Apa ruang lingkup BTP? J : a. BTP tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi secara langsung dan/atau tidak diperlakukan sebagai bahan baku pangan. b. BTP dapat mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang sengaja ditambahkan ke dalam pangan untuk tujuan teknologis pada pembuatan, pengolahan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan dan/atau p e n g a n g k u t a n p a n g a n u n t u k menghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat pangan tersebut, baik secara langsung atau tidak langsung. c. BTP tidak termasuk cemaran atau bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai gizi. 3. T : Kapan BTP ditambahkan dalam suatu pangan olahan? J : BTP dapat ditambahkan apabila memang benar-benar diperlukan secara teknologi. 1

4. T : Apa yang dimaksud dibutuhkan secara teknologi? 5. T 6. T : J : Benar-benar dibutuhkan untuk memenuhi teknologi tertentu, misal: a. Memperpanjang umur simpan produk menggunakan BTP Pengawet b. Meningkatkan stabilitas pangan menggunakan BTP Penstabil c. Meningkatkan rasa menggunakan BTP Penguat rasa d. Meningkatkan penampilan pangan olahan menggunakan BTP Pewarna Apakah BTP aman digunakan dalam pangan olahan? J : Aman, selama memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan No. 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan dengan batasan penggunaan sesuai Peraturan Kepala Badan POM terkait Batas Maksimum Penggunaan BTP. serta spesifikasi BTP tersebut harus food grade. Bagaimana memilih BTP yang aman? J : BTP yang sudah terdaftar di Badan POM yang pada labelnya tercantum kode BPOM RI MD atau BPOM RI ML yang diikuti 12 digit angka misal BPOM RI MD 123456789123 (12 digit) 2

7. T : Dimanakah dapat memperoleh BTP yang aman? J : Di toko bahan kue dengan tetap memperhatikan label seperti tersebut di atas. 8. T : B a g a i m a n a p e r n y a t a a n b a t a s maksimum penggunaan BTP? J : Penggunaan BTP dinyatakan dalam satuan numerik atau CPPB (Cara Produksi Pangan yang Baik) atau secukupnya. 9. T : Apakah yang dimaksud dengan satuan numerik? J: Jumlah maksimum BTP dinyatakan dalam angka dalam jumlah satuan yang ditetapkan. Misal: 300 mg/kg, 500 mg/l. 10. T : Apakah yang dimaksud dengan batas maksimum CPPB atau secukupnya? J : BTP dapat ditambahkan sesedikit mungkin sampai menimbulkan efek yang dikehendaki 11. T : Apakah dasar penetapan batas maksimum suatu BTP? J : Batas maksimum ditetapkan berdasarkan prinsip keamanan bagi konsumen dengan memperhitungkan fungsi teknologinya. 3

12. T : BTP dilarang untuk tujuan apa? J : a. Menyembunyikan penggunaan bahan yang tidak memenuhi persyaratan b. Menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi pangan yang baik untuk pangan dan/atau c. Menyembunyikan kerusakan pangan 13. T : Dalam BTP dikenal istilah golongan dan jenis BTP. Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP? J: Kelompok BTP yang didasarkan pada fungsi teknologi BTP. 14. T : Apa saja golongannya? J : 1. Antibuih (Antifoaming agent); 2. Antikempal (Anticaking agent); 3. Antioksidan (Antioxidant); 4. Bahan pengkarbonasi (Carbonating agent); 5. Garam pengemulsi (Emulsifying salt); 6. Gas untuk kemasan (Packaging gas) 7. Humektan (Humectant); 8. Pelapis (Glazing agent); 9. Pemanis (Sweetener); 10. Pembawa (Carrier); 11. Pembentuk gel (Gelling agent); 12. Pembuih (Foaming agent); 13. P e n g a t u r k e a s a m a n ( A c i d i t y regulator); 4

15. T : Apakah yang dimaksud dengan jenis BTP? J : Jenis BTP memiliki nama lain nama BTP yaitu nama kimia/generik/umum/lazim yang digunakan untuk identitas BTP, 16. T : Apa contohnya jenis BTP? 17. T : 5 14. Pengawet (Preservative); 15. Pengembang (Raising agent); 16. Pengemulsi (Emulsifier); 17. Pengental (Thickener); 18. Pengeras (Firming agent); 19. Penguat rasa (Flavour enhancer); 20. Peningkat volume (Bulking agent); 21. Penstabil (Stabilizer); 22. Peretensi warna (Colour retention agent); 23. Perisa (Flavouring); 24. Perlakuan tepung (Flour treatment agent); 25. Pewarna (Colour); 26. Propelan (Propellant); dan 27. Sekuestran (Sequestrant). J : MSG dan natrium benzoat Peraturan apakah yang mengatur jenis dan golongan BTP? J : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan

Gambar Permenkes 033 tahun 2012 18. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP pewarna (Colour)? J : BTP Pewarna berupa pewarna alami dan pewarna sintetis, yang ketika ditambahkan pada pangan, mampu memberi atau memperbaiki warna. 19. T : Apakah yang dimaksud dengan pewarna alami (Natural Colour)? J : Pewarna yang dibuat melalui proses ekstraksi, isolasi, atau derivatisasi (sintesis parsial) dari tumbuhan, hewan, mineral atau sumber alami lain. 20. T : Apa contoh pewarna alami? 21. T : J : Pewarna karmin, klorofil, dan karamel Apakah yang dimaksud dengan pewarna sintetis (Synthetic colour)? J : Pewarna yang diperoleh dengan cara sintesa kimiawi. 6

22. T : Apa contoh pewarna sintetis? J : Tartrazin, eritrosin dan merah allura 23. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP antibuih (Antifoaming agent)? J : B T P u n t u k m e n c e g a h a t a u mengurangi pembentukan buih. 24. T : 25. T : 26. T: 27. T : Apa contoh BTP antibuih? J : Kalsium alginat dan mono dan digliserida asam lemak Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP antikempal (Anticaking agent)? J : B T P u n t u k m e n c e g a h mengempal/menggumpalnya pangan olahan. Apa contoh BTP antikempal? J : Silikon dioksida halus, selulosa mikrokristalin dan selulosa bubuk Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP antioksidan (Antioxidant)? J : BTP untuk mencegah atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi. 28. T : Apa contoh BTP antioksidan? J : Asam askorbat, tokoferol, dan butil hidrokinon tersier/tbhq 7

29. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP bahan pengkarbonasi (Carbonating agent)? J : BTP untuk membentuk karbonasi di dalam pangan. 30. T : Apa contoh BTP bahan pengkarbonasi? J : Karbon dioksida (CO2). 31. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP garam pengemulsi (Emulsifying salt)? J : BTP untuk mendispersikan protein dalam keju sehingga mencegah pemisahan lemak. 32. T : Apa contoh BTP garam pengemulsi? J : Mononatrium fosfat, trinatrium sitrat dan gelatin. 33. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP gas untuk kemasan (Packaging gas? J : BTP berupa gas, yang dimasukkan ke dalam kemasan pangan sebelum, saat maupun setelah kemasan diisi dengan pangan untuk mempertahankan mutu pangan dan melindungi pangan dari kerusakan. 8

34. T : Apa contoh BTP gas untuk kemasan 35. T : 36. T : 37. T : 38. T : 39. T : 40. T : 9 J : karbon dioksida dan nitrogen. Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP humektan (Humectant)? J : BTP untuk mempertahankan kelembaban pangan. Apa contoh BTP humektan? J : Triasetin, gliserol dan polidekstrosa. Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP pelapis (Glazing agent)? J : BTP untuk melapisi permukaan pangan sehingga memberikan efek perlindungan dan/atau penampakan mengkilap. Apa contoh BTP pelapis? J : Syelak, lilin kandelila, lilin karnauba. Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP pemanis (Sweetener)? J : BTP berupa pemanis alami dan pemanis buatan yang memberikan rasa manis pada pangan olahan. Apakah yang dimaksud dengan pemanis alami (Natural sweetener)? J : Pemanis yang dapat ditemukan dalam bahan alam meskipun prosesnya secara sintetik ataupun fermentasi.

41. T : Apa contoh pemanis alami? J : Sorbitol, manitol dan silitol. 42. T : Apakah yang dimaksud dengan pemanis buatan (Artificial sweetener)? J : Pemanis yang diproses secara kimiawi, dan senyawa tersebut tidak terdapat di alam. 43. T : Apa contoh pemanis buatan? J : Siklamat, sakarin dan asesulfam-k. 44. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP pembawa (Carrier)? J : BTP yang digunakan untuk memfasilitasi penanganan, aplikasi atau penggunaan bahan tambahan pangan lain atau zat gizi di dalam pangan dengan cara melarutkan, mengencerkan, mendispersikan atau memodifikasi secara fisik bahan tambahan pangan lain atau zat gizi tanpa mengubah fungsinya dan tidak mempunyai efek teknologi pada pangan olahan. 45. T : Apa contoh BTP pembawa? J : Propilen glikol, polietilen glikol dan trietil sitrat. 10

46. T : 49. T: 50. T : J : BTP untuk membentuk atau memelihara homogenitas dispersi fase gas dalam pangan berbentuk cair atau padat. Apa contoh BTP pembuih? J : Selulosa mikrokristalin, gom xanthan, etil metil selulosa Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP pengatur keasaman (Acidity Regulator)? J: BTP untuk mengasamkan, menetralkan dan/atau mempertahankan derajat keasaman pangan olahan. 51. T : Apa contoh BTP pengatur keasaman? Asam sitrat, kalsium karbonat, natrium J : karbonat. 52. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP pengawet (Preservative)? 11 Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP pembentuk gel (Gelling agent)? J : BTP untuk membentuk gel. 47. T : Apa contoh BTP pembetuk gel? J : Pektin, gelatin dan karagen. 48. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP pembuih (Foaming agent)?

55. T: J : BTP untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. 53. T : Apa contoh BTP pengawet? J: Natrium benzoat, kalium sorbat, dan asam propionat. 54. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP pengembang (Raising 56. J : BTP berupa senyawa tunggal atau campuran untuk melepaskan gas sehingga meningkatkan volume adonan. Apa contoh BTP pengembang? J : Natrium hidrogen karbonat (soda kue), glukono delta lakton, ammonium karbonat. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP pengemulsi (Emulsifier)? J : BTP untuk membantu terbentuknya campuran yang homogen dari dua atau lebih fase yang tidak tercampur seperti minyak dan air. 57. T : Apa contoh BTP pengemulsi? J : Gom arab, gom tragakan, dan asam alginat. 12

58. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP pengental (Thickener)? J : BTP untuk meningkatkan viskositas pangan olahan 59. T : Apa contoh BTP pengental? J : Gom kacang lokus, karagen, dan gom guar. 60. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP pengeras (Firming Agent)? 61. T 62. T : 13 J : B T P u n t u k m e m p e r k e r a s, a t a u mempertahankan jaringan buah dan sayuran, atau berinteraksi dengan bahan pembentuk gel untuk memperkuat gel. Apa contoh BTP pengeras? J : kalsium klorida, kalsium sulfat, dan kalium klorida. Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP penguat rasa (Flavour enhancer)? J : BTP untuk memperkuat atau memodifikasi rasa dan/atau aroma yang telah ada dalam bahan pangan tanpa memberikan rasa dan/atau aroma baru.

63. T : 64. T: 65. T: 66. T : 67. T : Apa contoh BTP penguat rasa? J : MSG, dinatrium 5'-guanilat, dan asam 5'- inosinat. Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP peningkat volume (Bulking Agent)? J : BTP untuk meningkatkan volume pangan. Apa contoh BTP peningkat volume? J : asam alginat, metil selulosa, dan hidroksi Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP penstabil (Stabilizer)? J : BTP untuk menstabilkan sistem dispersi yang homogen pada pangan. Apa contoh BTP penstabil? J : propil metil selulosa. Natrium karboksimetil selulosa, asam fumarat, lesitin. 68. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP peretensi warna (Colour Retention Agent)? J : BTP yang dapat mempertahankan, menstabilkan, atau memperkuat intensitas warna pangan tanpa menimbulkan warna baru. 14

69. T : Apa contoh BTP peretensi warna? J : magnesium karbonat, magnesium hidroksida. 70. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP perisa (Flavouring)? 71. 72. J : BTP berupa preparat konsentrat dengan atau tanpa ajudan perisa (flavouring adjunct) yang digunakan untuk memberi flavour dengan pengecualian rasa asin, manis dan asam. T : Apakah yang dimaksud dengan ajudan perisa (flavouring adjunct)? J : Ajudan perisa (flavouring adjunct) adalah bahan tambahan yang diperlukan dalam pembuatan, pelarutan, pengenceran, penyimpanan, dan penggunaan perisa T : Apakah ruang lingkup ajudan perisa? J : Bahan pangan, BTP yang diizinkan, bahan penolong dan pelarut pengekstraksi. 73. T : Apa contoh BTP perisa? J : ekstrak buah jeruk, irisan daun jeruk, perasan buah jeruk, dan perasan buah mangga 15

75. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP perlakuan tepung (Flour Treatment Agent)? J : BTP yang ditambahkan pada tepung untuk memperbaiki warna, mutu adonan dan atau pemanggangan, termasuk bahan pengembang adonan, pemucat dan pematang tepung. 76. T : Apa contoh BTP perlakuan tepung? J : kalsium sulfat, kalsium oksida, amonium klorida. 77. T : Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP propelan (Propellant)? J : BTP berupa gas untuk mendorong pangan keluar dari kemasan. 78. T : Apa contoh BTP propelan? 79. T : J : Propana, dinitrogen monoksida, dan nitrogen. Apakah yang dimaksud dengan golongan BTP sekuestran (Sequestrant)? J : BTP yang dapat mengikat ion logam polivalen untuk membentuk kompleks sehingga meningkatkan stabilitas dan kualitas pangan. 16

80. T : Apa contoh BTP sekuestran? J : Kalsium dinatrium etilen diamin tetra asetat, isopropil sitrat, dan natrium glukonat 81. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang bahan pengkarbonasi? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 4 Penggunaan BTP Bahan Pengkarbonasi 17

82. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang humektan? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 5 Penggunaan BTP Humektan 83. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang pembawa? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 6 Penggunaan BTP Pembawa 18

84. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang perlakuan tepung? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 7 Tahun 2 0 1 3 t e n t a n g B a t a s M a k s i m u m Penggunaan BTP Perlakuan Tepung 85. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang pengatur keasaman? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 8 Tahun 2 0 1 3 t e n t a n g B a t a s M a k s i m u m Penggunaan BTP Pengatur Keasaman 19

86. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang pengeras? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 9 Penggunaan BTP Pengeras 87. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang antikempal? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 10 Penggunaan BTP Antikempal 20

88. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang pengembang? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 11 Penggunaan BTP Pengembang 89. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang pelapis? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 12 Penggunaan BTP Pelapis 21

90. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang antibuih? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 13 Penggunaan BTP Antibuih 91. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang propelan? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 14 Penggunaan BTP Propelan 22

92. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang pengental? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 15 Penggunaan BTP Pengental 93. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang garam pengemulsi? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 16 Penggunaan BTP Garam Pengemulsi 23

94. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang pengeras? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 17 Penggunaan BTP Gas untuk Kemasan 95. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang sekuestran? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 18 Penggunaan BTP Sekuestran 24

96. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang pembentuk gel? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 19 Penggunaan BTP Pembentuk Gel 97. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang pengemulsi? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 20 Penggunaan BTP Pengemulsi 25

98. T: Peraturan apa yang menjelaskan tentang peretensi warna? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 21 Penggunaan BTP Peretensi Warna 99. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang pembuih? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 22 Penggunaan BTP Pembuih 26

100. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang penguat rasa? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 23 Penggunaan BTP Penguat Rasa 101. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang penstabil? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 24 Penggunaan BTP Penstabil 27

102. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang peningkat volume? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 25 Penggunaan BTP Peningkat Volume 103. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang pengawet? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 36 Penggunaan BTP Pengawet 28

104. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang pewarna? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 37 Penggunaan BTP Pewarna 105. T : Peraturan apa yang menjelaskan tentang antioksidan? J : Peraturan Kepala Badan POM No. 38 Penggunaan BTP Antioksidan 29

106. T: Bagaimanakah mendapatkan peraturan BTP tersebut? J : Dengan cara mengakses di website www.pom.go.id. atau menghubungi Balai Besar/Balai POM setempat. atau menghubungi nomor telepon 500533 107. T : Bagaimanakah cara membaca peraturan BTP? J : a. Tentukan jenis dan golongan BTP berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. b. Tentukan kategori pangan produk pangan berdasarkan SK. Kepala B a d a n P O M N o m o r HK.00.05.52.4040 tentang kategori pangan. c. Lihat Peraturan Kepala Badan POM terkait Batas Maksimum sesuai dengan jenis dan golongan BTP beserta 108. T : B a g a i m a n a c o n t o h p e n e r a p a n pembacaannya? Contoh J : batas maksimum BTP pewarna pada keripik singkong:. a. Berdasarkan Permenkes 033 tahun 2012 bahwa terdapat 26 Jenis BTP pewarna yang diizinkan. b. Berdasarkan SK Kepala Badan POM 30

31 Nomor HK.00.05.52.4040 tentang kategori pangan, keripik singkong termasuk dalam kategori pangan 15.1 Makanan Ringan Berbahan Dasar Kentang, Umbi, Serealia, Tepung atau Pati (dari Umbi dan Kacang). Kategori pangan 15.1 merupakan bagian dari kategori pangan 15.0 Makanan ringan siap santap. c. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM No. 37 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan BTP Pewarna, jenis pewarna yang diizinkan pada kategori pangan 15.1 (Makanan Ringan Berbahan Dasar Kentang, Umbi, Serealia, Tepung atau Pati (dari Umbi dan Kacang)) antara lain: - Coklat HT dengan batas maksimum sebesar 30 mg/kg (ppm) - Karmin dengan batas maksimum 200 mg/kg sebagai asam karminat Kategori pangan 15.1 merupakan bagian dari kategori pangan 15.0. Sehingga BTP yang diizinkan digunakan pada kategori pangan 15.0 maka diizinkan juga digunakan pada kategori pangan 15.1, misalnya: - Kurkumin dengan batas maksimum penggunaan sebesar 200 mg/kg (ppm) - Karamel 1 dengan batas maksimum CPPB

109. T : P a d a t a h a p m a n a B T P P e r i s a ditambahkan pada produk pangan? J : BTP perisa dapat ditambahkan pada akhir proses pemanasan atau setelah proses pemanasan. Hal ini karena komponen utamanya mudah hilang atau rusak dengan pemanasan. 110. T : Apakah dampaknya apabila penggunaan BTP melebihi batas maksimum yang telah diizinkan? j : Penggunaan BTP yang melebihi batas maksimum akan berdampak pada kesehatan. 111. T : Adakah bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti BTP? J : Ada, misalnya daun suji, umbi bit, ubi ungu, daun jambu biji, kunyit, bubuk cokelat, gula karamel, tomat, wortel, buah stroberi, buah mangga, buah jeruk dan buah lainnya untuk pewarna; dan rempah-rempah, daun pandan, vanili, bubuk cokelat, kopi, daun jeruk purut, daun kemangi, wortel, buah stroberi, buah mangga dan buah lainnya untuk perisa. 32

33

Direktorat Standardisasi Produk Pangan Deputi Bidang Pengawasan Pangan Dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia 2014