KAJIAN KONSENTRASI BAKTERI ASAM LAKTAT DAN LAMA FERMENTASI PADA PEMBUATAN TEPUNG PATI SINGKONG ASAM

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong. Menurut

I. PENDAHULUAN. beras, jagung, singkong, ubi jalar, sagu dan sukun. Tepung tersebut dapat diolah

PRODUKSI CASSAVA SOUR STARCH DENGAN VARIASI MEDIA STARTER BAKTERI ASAM LAKTAT DAN LAMA FERMENTASI

VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI

KARAKTERISASI TEPUNG KASAVA YANG DIMODIFIKASI DENGAN BAKTERI SELULOLITIK SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK MIE DAN BISKUIT

APLIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT UNTUK MEMODIFIKASI TEPUNG SINGKONG SECARA FERMENTASI

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

1,2,3 Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar

PENGGUNAAN TEPUNG SAGU SEBAGAI PENGENTAL (THICKENER) PADA THICK TOMATO KETCHUP PROPOSAL SKRIPSI OLEH : SHERLY

LIMBAH. Veteran Jatim A Abstrak. sebagai. hidrolisa yang. menggunakan khamir. kurun waktu. beberapa tahun hingga lain seperti pembuatan

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar mengandung karbohidrat sebanyak 27,9 g yang dapat menghasilkan

Pengaruh Suhu Pengeringan Dan Konsentrasi Natrium Metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ) Terhadap Sifat Fisik-Kimia Tepung Biji Durian (Durio zibethinus)

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 2 Th 2013 PEMBUATAN ROTI MANIS DENGAN SUBSTITUSI WORTEL DAN GLUTEN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

Kata kunci : fermentasi, sereal

I. PENDAHULUAN. Permintaan tapioka di Indonesia cenderung terus meningkat. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh

PENAMBAHAN GULA KELAPA DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS SUSU FERMENTASI KACANG MERAH. ( Phaseolus vulgaris L.)

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

SUBSTITUSI EKSTRAK AMPAS TEBU TERHADAP LAJU KEASAMAN DAN PRODUKSI ALKOHOL PADA PROSES PEMBUATAN BIOETHANOL BERBAHAN DASAR WHEY

KARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI

Flake LABU KUNING (cucurbita moschata) DENGAN KADAR VITAMIN A TINGGI (Pumpkin (cucurbita moschata) flake with high-vitamin a content)

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM DAN SUHU FERMENTASI TERHADAP MUTU KIMCHI LOBAK

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tepung terigu di Indonesia saat ini terus meningkat. Asosiasi Produsen

STUDI PEMANFAATAN KULIT CEMPEDAK DALAM PEMBUATAN MANDAI STUDY ON MAKING USE OF SKIN CEMPEDAK MANDAI

PENGGUNAAN TEPUNG SAGU SEBAGAI PENGENTAL PADA SAOS TOMAT KENTAL SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh kandungan racun yang disebut juga linamarin (senyawa sianoglukosida

OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA

KUALITAS FISIK SILASE BUAH SEMU JAMBU METE PADA BERBAGAI LEVEL TEPUNG GAPLEK DAN LAMA PEMERAMAN

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

Oleh : Marinda Sari 1, Warji 2, Dwi Dian Novita 3, Tamrin 4

The Effect of Carrot Flour Substitution and Vacuum Frying Time on Characteristics of Carrot Simulation Chips

FLOUR TREATMENT OF OYSTER MUSHROOM (Pleurotus Ostreatus) AND OLD DRIED NOODLES DRYING ON QUALITY OF WHEAT MOCAF (Modified Cassava Flour)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

Alumni Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut Teknologi Indonesia (ITI), Serpong. (Diterima: 24 Oktober 2012; Disetujui 19 Januari 2013)

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

I. PENDAHULUAN. Produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2013 dilaporkan sebesar ton

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

PENGARUH KONSENTRASI RAGI TEMPE DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS TEPUNG MOCAF (Modified Cassava Flour)

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Produksi Glukosa Cair dari Pati Ubi Jalar Melalui Proses Likuifikasi dan Sakarifikasi Secara Enzimatis

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

EVALUASI KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN SENSORI ROTI DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS, UBI KAYU, KENTANG DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN XANTHAN GUM

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana.

III. METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN PENGGUNAAN PATI DARI UBI KAYU SEBAGAI BAHAN EDIBLE COATING UNTUK MEMBUAT KERIPIK NENAS RENDAH LEMAK

UJI KADAR PROTEIN, PATI DAN ANTOSIANIN TEPUNG UBI JALAR UNGU YANG DIMODIFIKASI DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH NANAS DAN LAMA FERMENTASI NASKAH PUBLIKASI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii. INTISARI...

PEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

MEMPELAJARI PENGARUH KONSENTRASI RAGI INSTAN DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP PEMBUATAN ALKOHOL DARI PATI GADUNG (Dioscorea hispida dennst) SKRIPSI OLEH:

PRODUKSI DEKSTRIN DARI UBI JALAR ASAL PONTIANAK SECARA ENZIMATIS

BAB I PENDAHULUAN. mengektrak pati dari ubi kayu dan menjadikannya tepung tapioka. Pada

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH KONSENTRASI ABU GOSOK DAN WAKTU PERENDAMAN AIR TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI TEPUNG BUAH MANGROVE Avicenia marina

PENGARUH KONSENTRASI RAGI TERHADAP UJI ORGANOLEPTIK TAPE UBI JALAR

KARAKTERISASI PATI AREN (Arenga pinnata) TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN HCl KARYA ILMIAH TERTULIS (S K R I P S I)

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA

PEMANFAATAN LIMBAH KEPALA UDANG WINDU

HASIL DAN PEMBAHASAN

ETANOL DARI HASIL HIDROLISIS ONGGOK ETHANOL FROM CASSAVA WASTE HYDROLYSIS

SIFAT KIMIA KREKER YANG DIBERI PERLAKUAN SUBSTITUSI TEPUNG DAGING SAPI DAN PERUBAHAN BILANGAN TBA KREKER SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI WIEKE FAUZIAH

UJI PENYIMPANAN NATA DE COCO PADA BERBAGAI KEMASAN PLASTIK STORAGE TEST OF NATA DE COCO ON VARIOUS PLASTIC PACKAGING

Pengembangan Formulasi Mi Jagung Berbahan Baku Tepung Jagung Modifikasi. Development of Formulation Noodles Made from Raw Corn Starch Modified Corn

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

KARAKTERISTIK MUTU PATI UBI TALAS (Colocasia esculenta) PADA PERBANDINGAN AIR DENGAN HANCURAN UBI TALAS DAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT SKRIPSI

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PATI TERHADAP KARAKTERISTIK NORI CASSAVA LEAVES TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN RESIDU BREM SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN ARENIA STICKY RICE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KONSENTRASI PATI UBI JALAR PADA BAHAN PELAPIS EDIBEL TERHADAP MUTU BUAH SALAK SIDIMPUAN TEROLAH MINIMAL SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI OLEH :

PENGARUH PROPORSI DAGING BUAH PALA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI PUTIH TELUR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI DAGING BUAH PALA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penepungan. Tepung memiliki kadar air yang rendah, hal tersebut

Perbedaan Karakteristik Kimia dan Sensoris Keripik Simulasi dengan Bahan Dasar Tepung Jagung-Ubikayu

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

PENDAHULUAN. Djoko Poernomo*, Sugeng Heri Suseno*, Agus Wijatmoko**

PENGARUH LAMA PENGERINGAN KENTANG DAN PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KENTANG TERHADAP MUTU COOKIES KENTANG

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI JAGUNG (MAIZENA) BERBASIS NERACA MASSA

MEMPELAJARI PENGARUH KONSENTRASI RAGI DALAM FORMULASI INOKULUM FERMENTASI DAN LAMA PENYANGRAIAN TERHADAP MUTU KOPI BUBUK

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

PENGARUH PERBANDINGAN BUBUR BUAH BELIMBING DENGAN BUBUR LABU KUNING DAN KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT TERHADAP MUTU SAUS BELIMBING SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI SUSU BUBUK DAN GELATIN TERHADAP MUTU MINUMAN PROBIOTIK SARI UBI JALAR UNGU SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU MINUMAN FERBEET (Fermented Beetroot) SKRIPSI. Oleh :

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

ORGANOLEPTIK TEPUNG KELADI ( Xanthosoma Sagittifolium) DARI HASIL FERMENTASI RAGI TAPE, RAGI ROTI DAN BAKTERI ASAM LAKTAT ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

Transkripsi:

KAJIAN KONSENTRASI BAKTERI ASAM LAKTAT DAN LAMA FERMENTASI PADA PEMBUATAN TEPUNG PATI SINGKONG ASAM The study of lactic acid bacteria concentration and fermentation time on sour cassava starch flour production Rosida Armanto 1 dan Anita Sawitri Nurasih 1 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi bakteri asam laktat (Lactobacillus plantarum) terhadap sifat fisika dan kimia pati singkong asam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor (dengan 2 kali ulangan). Faktor I adalah konsentrasi bakteri asam laktat (0 %, 1 %, 2 %, dan 3 % v/b) dan faktor II adalah lama fermentasi (3, 6, 9, dan 12 hari). Hasil terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat 3 % selama 9 hari. Tepung pati singkong asam yang dihasilkan mempunyai rendemen 19,6 %, total asam 0,44%, viskositas 1,984 cps, skor bau asam 3,88 dan volume pengembangan roti 276,3 %. Penambahan bakteri asam laktat dapat mempersingkat waktu fermentasi dan diperoleh tepung dengan sifat yang sama dengan pati singkong asam dari fermentasi alami. Kata kunci: Tepung pati singkong asam, bakteri asam laktat, Lactobacillus plantarum ABSTRACT The aim of this research was to study the influenc e of lactic acid bacteria (Lactobacillus plantarum) concentration and fermentation time on physical and chemical properties of sour cassava starch flour. This research used a Completely Randomized Design with factorial pattern (two factors). The first factor was the concentration of lactic acid bacteria (0 %, 1 %, 2 %, and 3 %), and the second factor was the fermentation time (0, 3, 6 and 9 days). The best treatment was the combination of concentration of lactic acid bacteria 9 % and 9 days of fermentation. This sour cassava starch flour had 19,6 % flour yield, 0.44 % total acid, 1.984 cps viscosity, 3.88 sour smell score and 276.3 % developing volume of bread. The addition of lactic acid bacteria could shorten fermentation time and produce sour cassava starch flour that had similar properties with the natural one. Keywords: Sour cassava starch flour, lactic acid bacteria, Lactobacillus plantarum PENDAHULUAN Pati singkong adalah pati yang dihasilkan dari ekstraksi pati umbi singkong. Di Amerika Latin khususnya di Columbia dan Brazil, singkong diolah menjadi tepung pati singkong asam atau sour cassava starch. Tepung pati singkong asam ini dibuat dari ekstrak umbi singkong yang difermentasi secara alami pada suhu 20 C selama 20 30 hari (Mestres dan Rouau, 1995). Menurut Mestres dan Boungou (1996) tepung pati singkong asam ini dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat makanan seperti roti, cake dan makanan ringan. Menurut Davila (1995) pati singkong asam merupakan produk dari fermentasi laktat pati singkong yang diikuti dengan penjemuran dengan sinar matahari. Lactobacillus plantarum adalah mikroba yang biasa diisolasi dari fermentasi pati singkong asam. Menurut Murni (2001) fermentasi alami pati singkong memerlukan waktu 20 30 hari dengan kadar asam laktat mencapai 0,34 %. Pengetahuan yang terus meningkat yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik pati, memungkinkan untuk melakukan modifikasi pati. Pati modifikasi asam terbentuk akibat serangan asam pada bagian amorf pati (amilopektin) (Mussulman dan Wagoner, 1968 dalam Whistler, 1984). Hal ini berdasarkan hasil analisa dengan mikroskop electron yang mengindikasikan bahwa bagian amorf dari granula pati telah terlepas akibat modifikasi asam (Whistler, 1984). 1 Jurusan Teknologi Pangan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Jl. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya 60294 97

asam pada pati menyebabkan rendahnya viskositas adonan dan viskositas instrinsik, serta bertambahnya kelarutan dalam air pada suhu dibawah suhu gelatinisasi Menurut hasil penelitian Mestres dan Rouau (1995), viskositas pati mulai menurun dan stabil pada hari ke 6 fermentasi pati singkong. Fermentasi dilakukan pada suhu 30 C sesuai dengan suhu pertumbuhan optimum Lactobacillus plantarum. Lactobacillus casei dan L. plantarum menghasilkan 1,5 % asam laktat dengan pertumbuhan optimum pada suhu 30 C (Wasito, 1998 dalam Anonymous, 2003). Pada penelitian ini dilakukan penambahan bakteri asam laktat (L. plantarum). Dengan penambahan bakteri asam laktat pada penelitian ini, diharapkan dapat menghasilkan asam laktat dalam waktu singkat, dan diperoleh pati singkong asam dengan sifat fisika dan kimia yang sama dengan pati singkong asam dari fermentasi alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kon sentrasi bakteri asam laktat (L. plantarum) terhadap sifat fisika dan kimia pati singkong asam. METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: singkong, bakteri asam laktat (L. plantarum). Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor (dengan 2 kali ulangan) sebagai berikut: Faktor I: Konsentrasi bakteri asam laktat (total = 189 x 10 9 cfu/ml) A1 = 0% (v/b) A2 = 1% (v/b) A3 = 2% (v/b) A4 = 3% (v/b) Faktor II: Lama fermentasi (aerobik) B1 = 3 hari B2 = 6 hari B3 = 9 hari B4 = 12 hari Pelaksanaan Penelitian Singkong yang masih segar dikupas kulitnya, dicuci kemudian diparut. Hasil parutan diekstrak dengan air dengan perbandingan (1 : 4), lalu diendapkan ± 4 jam, kemudian air dibuang dan pati yang diperoleh dipindahkan ke dalam bak fermentasi ditambahkan air dengan perbandingan (1 : 1). Dilakukan penambahan bakteri asam laktat (L. plantarum) dengan perlakuan konsentrasi (0 %, 1 %, 2 %, 3 % v/b) dan difermentasi (secara aerobik) pada suhu kamar selama (3, 6, 9, dan 12 hari). Setelah selesai fermentasi, air dibuang dan pati dikeringkan dibawah sinar matahari selama 12 jam (hingga kadar air mencapai 5-6%), kemudian dilakukan analisa rendemen, total asam (Apriyantono dkk., 1989), vis kositas (Yuwono dan Susanto, 2001), uji organoleptik bau asam tepung pati singkong asam (Rahayu, 2001) dan analisa volume pengembangan (Yuwono dan Susanto, 2001) dilakukan dengan membuat bread-like product dari substitusi 25 % terigu dengan tepung pati singkong asam) dengan rumus: Vol pengembangan = Volume produk roti Volume adonan HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen Berdasarkan hasil analisis ragam, menunjukkan perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat tidak berpengaruh nyata (p 0,05) terhadap rendemen pati singkong asam. Nilai rata-rata rendemen pati singkong asam dengan perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat dan lama fermentasi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai rata-rata rendemen pati singkong asam dengan perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat () Rendemen 0 19,06 a 1 19,24 a 2 19,44 a 3 19,64 a Rendemen 3 19,24 a 6 19,30 a 9 19,46 a 12 19,50 a Pada Tabel 1 menunjukkan rendemen pati singkong asam berkisar antara 19,06 19,50 %. Rendemen pati biasa nya dipengaruhi oleh proses penguapan, pemarutan, penyaringan, pengendapan dan pengeringan. Rendemen pati tapioka biasanya berkisar antara 19 % - 25 % (Anonymous, 2001). Total Asam Berdasarkan hasil analisis ragam, menunjukkan terdapat bakteri asam laktat terhadap total asam 98

pati singkong asam. Nilai rata-rata total asam pati singkong asam dengan perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat dan lama fermentasi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai rata-rata total asam pati singkong asam dengan perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat () Total asam 0 3 0,19 a 6 0,20 a 9 0,22 ab 12 0,23 b 1 3 0,24 b 6 0,26 bc 9 0,30 d 12 0,33 e 2 3 0,35 e 6 0,36 ef 9 0,37 f 12 0,38 f 3 3 0,40 fg 6 0,42 g 9 0,44 g 12 0,46 gh Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi bakteri asam laktat dan semakin lama waktu fermentasi, maka total asam produk akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena bakteri asam laktat (L. plantarum) memfermentasi gula menjadi asam laktat, sehingga semakin lama waktu fermentasi, asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat tersebut semakin tinggi. Demikian pula dengan semakin tingginya konsentrasi bakteri asam laktat maka total asam semakin tinggi, karena pertumbuhan bakteri asam laktat semakin banyak sehingga asam laktat yang dihasilkan semakin tinggi. Menurut Rahman (1992), semakin lama proses fermentasi akan terjadi penurunan ph, hal ini dikarenakan semakin lama waktu fermentasi maka bakteri akan memecah substrat menjadi alkohol dan hasil lain berupa asam-asam organik, sehingga total asam akan semakin meningkat. Viskositas Berdasarkan hasil analisis ragam, menunjukkan adanya bakteri asam laktat terhadap viskositas pati singkong asam. Nilai rata-rata viskositas pati singkong asam dengan perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat dan lama fermentasi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai rata-rata viskositas pati singkong asam dengan perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat () Viskositas (cps) 0 3 5,921 d 6 4,132 c 9 3,217 b 12 2,915 b 1 3 3,678 bc 6 3,268 b 9 3,107 b 12 2,775 b 2 3 2,755 b 6 2,635 b 9 2,562 b 12 2,401 ab 3 3 2,229 a 6 2,192 a 9 1,984 a 12 1,775 a Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi bakteri asam laktat dan semakin lama waktu fermentasi, maka viskositas pati singkong asam akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena pada proses fermentasi, asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat, dapat menyebabkan hidrolisi parsial pati menjadi dekstrin, sehingga membuat viskositas pati singkong asam lebih rendah. Menurut Mestres dan Rouau (1995), pada pati singkong asam terjadi hidrolisis parsial pada pati singkong selama proses fermentasi. Tjokroadikoesoemo (1986) menyatakan bahwa sebagian pati yang terhidrolisis menjadi dekstrin akan membuat viskositas larutan menjadi lebih rendah. Bau Asam Berdasarkan hasil analisis ragam, menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat dan lama fermentasi berpengaruh nyata (p 0,05) terhadap bau asam pada pati singkong asam. Nilai rata-rata (uji skoring) bau asam pada pati singkong asam dengan perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat dapat dilihat pada Tabel 4. 99

Tabel 4. Nilai rata-rata (uji skoring) bau asam pada pati singkong asam dengan perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat () Skor Bau 0 3 2,59 a 6 3,00 a 9 2,94 a 12 3,53 b 1 3 3,06 a 6 3,41 b 9 3,12 ab 12 3,24 b 2 3 2,82 a 6 3,47 b 9 3,59 b 12 3,71 bc 3 3 3,18 b 6 3,65 b 9 3,88 c 12 3,94 c Keterangan : nilai rata-rata yang didampingi dengan huruf berbeda menyatakan Nilai 1 = netral; 2 = sedikit asam; 3 = asam; 4 = sangat asam; 5 = amat sangat asam Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa tepung pati singkong asam dari perlakuan konsentrasi 0% 3 hari memberikan skor terendah (2,59) sedangkan perlakuan konsentrasi 3% 12 hari memberikan skor tertinggi (3,94). Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi bakteri asam laktat maka asam laktat yang dihasilkan juga semakin meningkat, sehingga menyebabkan bau asam pada produk pati singkong asam yang dihasilkan. Hasil uji skoring bau asam ini sesuai dengan hasil analisa total asam pati singkong asam (Tabel 2) dimana semakin tinggi konsentrasi bakteri asam laktat dan semakin lama fermentasi maka total asam pati singkong asam akan semakin tinggi. Volume Pengembangan Untuk mengetahui pengaruh perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat terhadap volume pengembangan produk dari pati singkong asam., dilakukan pembuatan bread-like product dengan substitusi terigu dengan pati singkong asam (25 %). Berdasarkan hasil analisis ragam, menunjukkan adanya bakteri asam laktat terhadap volume pengembangan produk dari pati singkong asam. Nilai ratarata volume pengembangan produk dari pati singkong asam dengan perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat dan lama fermentasi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai rata-rata volume pengembangan produk dari pati singkong asam dengan perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat Volume Pengembangan 0 3 192,0 a 6 192,7 a 9 201,6 b 12 202,6 b 1 3 206,5 c 6 213,5 d 9 225,0 g 12 225,3 g 2 3 214,3 d 6 218,5 e 9 221,5 f 12 249,1 i 3 3 245,0 h 6 263,8 j 9 276,3 k 12 276,5 k Tabel 5 menunjukkan bahwa volume pengembangan produk dari pati singkong asam berkisar antara 192 276,5 %. Semakin tinggi konsentrasi bakteri asam laktat dan semakin lama waktu fermentasi yang digunakan, maka volume pengembangan produk dari pati singkong asam akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena selama proses fermentasi terjadi serangan asam pada pati yaitu pada bagian yang amorf/kurang kompak (amilopektin), sehingga menyebabkan menurunnya proporsi amilopektin dan meningkatkan proporsi amilosa, sehingga viskositas pati lebih rendah, dan dengan viskositas pati yang rendah memudahkan pengembangan pada roti. Anonimous (2001) menyatakan bahwa peningkatan amilosa akan meningkatkan kapasitas granula pati dalam kemampuannya untuk menyerap air dan pengembangan volume. 100

KESIMPULAN konsentrasi bakteri asam laktat dan lama fermentasi berpengaruh nyata (p 0,05) terhadap total asam, viskositas, skor bau asam dan volume pengembangan dari tepung pati singkong asam, namun tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen tepung pati singkong asam. terbaik adalah perlakuan konsentrasi bakteri asam laktat 3 % selama 9 hari yang menghasilkan tepung pati singkong asam dengan rendemen 19,6, total asam 0,44 %, viskositas 1,984 cps, daya larut 18,548 %, derajat putih 97, volume pengembangan 276,3 % dan skor bau asam 3,88. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian UPN Veteran Jawa Timur yang telah membiayai penelitian ini melalui Program Penelitian Mandiri UPN Veteran Jawa Timur tahun 2007. DAFTAR PUSTAKA Anonim (2001). Kajian Tepung Umbi-umbian Lokal Sebagai Pangan Olahan. Kerjasama BKP Propinsi Jawa Timur dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Anonim (2003). Karakteristik organoleptik silase rumput gajah Pennisentum purpureum) akibat penambahan kulture mikroba campuran, www.balitbang.go.id. [3 April 2007]. Apriyantono, A., Fardiaz, D., Puspitasari, N.L., Sedarnawati dan Budianto, S. (1989) Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. IPB Press, Bogor. Davila, A.M. (1995). Lactid acid bacteria of sour cassava starch fermentation, www.oregonstate.edu/internationall/outreach/ric/bibliographies/cassava starch.pdf. [3 April 2007]. Haryadi. (1993). Kimia dan Teknologi Karbohidrat. Hand Out Kuliah TPP 651, Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mahdar, D. (1991). Pemanfaatan Tapioka Untuk Pembuatan Modified Starches. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian, Bogor. Mestres, C. dan Boungou, O. (1996). Comparison of the ability of fermented maize flourand cassava starch for making bread-like products. Journal of Cereal Foods World 41: 561. Mestres, C. dan Rouau, X. (1995). Influence of natural fermentation and drying conditions on the physicochemical characteristic of cassava starch. Journal of Science, Food and Agriculture 74: 147-155. Murni, M. (2001). Pengembangan Proses Pembuatan Te pung Tapioka Dengan Cara Fermentasi Untuk Meningkatkan Daya Kembang Roti. Balai Penelitian dan Pengembangan Industri dan Perdagangan, Surabaya. Rahayu, W.P. (2001). Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fateta, IPB, Bogor. Rahman, A. (1992). Teknologi Fermentasi Sayuran dan Buahbuahan. Dep. Pendidikan dan Kebudayaan Ditjen Perguruan Tinggi, PAU Pangan dan Gizi IPB, Bogor. Tjokroadikoesoemo, P.S. (1986). HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. PT. Gramedia, Jakarta. Whistler, R.L., Be Miller, J.N., dan Paschall, E.F. (1983). Starch Chemistry and Technology. Academic Press, INC, Orlando Florida. Yuwono, S., dan Susanto, T. (2001). Pengujian Fisk Pangan. Unesa University Press, Surabaya. 101