PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI

dokumen-dokumen yang mirip
Penyunting: DR. Harsanto Nursadi, S.H., M.Si. PUTUSAN PENGADILAN TERKAIT SENGKETA TANAH DI INDONESIA

Dr.jur Udin Silalahi, SH., LL.M. KAJIAN SEPUTAR PROBLEMATIKA KEUANGAN NEGARA, ASET NEGARA, DAN KEKAYAAN NEGARA YANG DIPISAHKAN

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

SINKRONISASI DAN HARMONISASI HUKUM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH: STUDI DI PROVINSI BALI

Prayudi POSISI BIROKRASI DALAM PERSAINGAN POLITIK PEMILUKADA

Dinamika Politik Pemekaran Daerah

POTENSI DAN MASALAH PULAU PERBATASAN: KABUPATEN PULAU MOROTAI DAN KABUPATEN PULAU RAJA AMPAT

PENGENTASAN KEMISKINAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN KONSERVASI: Studi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Model Desa Konservasi. Sri Nurhayati Qodriyatun

Bunga Rampai Model Penyelenggaraan

Ujianto Singgih Prayitno KONTEKSTUALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

TENAGA KERJA: PERSPEKTIF HUKUM, EKONOMI, DAN SOSIAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PNPM-MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA BATAM (Sebuah Perspektif Intervensi Sosial)

FUNGSI LEGISLASI: PEmbENtUkAN dan PELAkSANAAN beberapa UNdANG-UNdANG republik INdoNESIA

Upaya Peningkatan Kerjasama INDONESIA - AS DI SEKTOR PERTAMBANGAN

KEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA. Penyunting Humphrey Wangke

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

Judul: Perlindungan TKI Perempuan Sektor Informal

Prof. Dr. Syamsuddin Haris, M.Si. PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Editor: DR. Lili Romli DPR RI PERIODE : Catatan Akhir Masa Bakti

MASALAH NEGARA KEPULAUAN Di ERA GLOBALISASI

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. reformasi berjalan lebih dari satu dasawarsa cita- cita pemberantasan

PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM. Penyunting Poltak Partogi Nainggolan

TENAGA KERJA INDONESIA: ANTARA KESEMPATAN KERJA, KUALITAS, DAN PERLINDUNGAN. Penyunting: Sali Susiana

POLITIK PEMILUKADA 2010: Sebuah Kajian Terhadap Penyelenggaraan Pemilukada di Dumai dan Indragiri Hulu

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK

HUKUM EKONOMI AGUNG EKO PURWANA, SE, MSI.

CONTOH FORMAT PERMINTAAN INFORMASI. Nomor :.. Jakarta,... Sifat : Sangat Rahasia Lampiran :... lembar Perihal : Permintaan informasi 1

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN

Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik

Humphrey Wangke TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP INDONESIA

REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM LEMBAGA LEGISLATIF

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KESEPAKATAN BERSAMA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR : 02/KB/I-VII.

Penanganan Politik Uang oleh Bawaslu Melalui Sentra Gakkumdu

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI OTONOMI KHUSUS DI PAPUA DAN ACEH

Pemberantasan Korupsi : Antara Asset Recovery dan Kurungan Bd Badan. Adnan Topan Husodo Wakil Koordinator ICW Hotel Santika, 30 November 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN sampai dengan Desember peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

Prof. Dr. Drs. H. Budiman Rusli, M.S. Isu-isu Krusial ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER

Eksistensi KPK Dalam Memberantas Tindak Pidana Korupsi Oleh Bintara Sura Priambada, S.Sos., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

Pidana Korupsi di Indonesia Oleh Frans Simangunsong, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

Penyunting: Dr. Ronny Sautma Hotma Bako, S.H., M.H. KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN DAN PENEGAKAN HUKUM DI LAUT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

STRATEGI PEMBELAJARAN

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan. Pertukaran. Informasi.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Nomor : 995/BAN-PT/AK/2017 Jakarta, 21 Februari 2017 Lampiran : 1(satu) berkas : Kode Etik Asesor

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA: PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI SEBAGAI SUBJEK TINDAK PIDANA DALAM RUU KUHP

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar telah menjadi budaya pada berbagai level masyarakat sehingga

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Sistem Informasi Manajemen Integrasi subsistem dan komponennya

BAB I PENDAHULUAN. governance) melalui upaya penegakan asas-asas pemerintahan yang baik dan

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

KEPALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi yang diikuti dengan Tindak pidana pencucian uang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR : M.HH-11.HM th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

2016 PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE TERHADAP KINERJA DINAS PEMERINTAH DAERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010

POLITIK HUKUM PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG: Analisis Terhadap Beberapa Undang-Undang Tahun

Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

DPR menjadi parlemen moden. Sistem Pendukung

Dr. Ujianto Singgih Prayitno, M.Si. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

INTER-PARLIAMENTARY UNION DAN AGENDA GLOBAL ABAD 21

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMBANGUNAN SOSIAL: WACANA, IMPLEMENTASI DAN PENGALAMAN EMPIRIK. Penyunting: Dr. Ujianto Singgih Prayitno, M.Si

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Penyunting Dr. R. Ismala Dewi, S.H., M.H. SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK: PERADILAN UNTUK KEADILAN RESTORATIF

L A P O R A N K I N E R J A

RENCANA STRATEGIS Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun *)

1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. juga sudah diakui pula sebagai masalah internasional. Tindak pidana korupsi telah

PENINGKATAN KAPASITAS PENGENDALIAN INTERN DAN UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI GUNTUR KUSMEIYANO DIREKTORAT DIKYANMAS DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN KPK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembar

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

HUKUM ADAT DAN KEARIFAN LOKAL

ESAI-ESAI HUKUM. Sekumpulan Karangan Bidang Hukum

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Transkripsi:

Penyunting: Dr. Indah Harlina, S.H., M.H. PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI Diterbitkan oleh: P3DI Setjen DPR Republik Indonesia dan Azza Grafika

Judul: Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) x+193 hlm.; 17x24 cm ISBN: 978-602-1247-03-7 Cetakan Pertama, 2013 Penulis: Novianti, S.H., M.H. Shanti Dwi Kartika, S.H., M.Kn. Puteri Hikmawati, S.H., M.H. Marfuatul Latifah, S.Hi., LLM. Dian Cahyaningrum, S.H., M.H. Penyunting: Dr. Indah Harlina, S.H., M.H. Desain Sampul: Aiq Banindya Afad Tata Letak: Zaki Diterbitkan oleh: Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR Republik Indonesia Gedung Nusantara I Lt. 2 Jl. Jenderal Gatot Subroto Jakarta Pusat 10270 Telp. (021) 5715409 Fax. (021) 5715245 Bersama: Azza Grafika, Anggota IKAPI DIY, No. 078/DIY/2012 Kantor Pusat: Jl. Seturan II CT XX/128 Yogyakarta Telp. +62 274-6882748 Perwakilan Jabodetabek: Graha Azza Grafika Perumahan Alam Asri B-1 No. 14 Serua Bojongsari Kota Depok 16520 Telp. +62 21-49116822 Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidanan penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

PROLOG Buku bunga rampai Pencegahan Tindak Pidana Korupsi ini merupakan kumpulan tulisan mengenai upaya pencegahan korupsi yang dilakukan oleh Pemerintah, aparat penegak hukum, dan perbankan. Penulisan dilakukan berdasarkan hasil penelitian/kajian mengenai Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi dalam Penyelenggaraan Negara, yang bersifat yuridis empiris dengan pendekatan kualitatif, yang dilakukan oleh Peneliti bidang Hukum P3DI Setjen DPR RI. Kajian ini didasarkan pada penelitian terhadap data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, sedangkan data primer, diperoleh langsung dari stakeholders melalui penelitian yang dilakukan di Kota Jambi (Provinsi Jambi) dan Kota Surakarta, tahun 2012. Hasil penelitian juga didapat dari hasil focus group discussion dengan pakar hukum dan diskusi dengan beberapa instansi. Pada bagian pertama buku ini substansi kesatu ditulis oleh Novianti, S.H., M.H. dengan judul Penjabaran United Nation Against Corruption (UNCAC) dalam Hukum Nasional Terkait dengan Pencegahan Korupsi oleh Pemerintah Pusat. Tulisan ini mengungkapkan bahwa penjabaran UNCAC dalam hukum nasional terkait dengan upaya pencegahan korupsi oleh pemerintah yang dilakukan dalam bentuk ratifikasi atau pengesahan, tidak dapat langsung diberlakukan ke dalam kebijakan hukum nasional, karena masih memerlukan undang-undang pemberlakuannya baik bersifat perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, maupun undang-undang baru yang menggantikan seluruh ketentuan dalam undang-undang tersebut. Undang-Undang pemberlakuan tersebut diperlukan karena dari aspek hukum perjanjian internasional hanya bersifat pengesahan atas UNCAC bukan bersifat pemberlakuan ketentuan suatu tindak pidana. Dalam pelaksanaan upaya pencegahan korupsi yang dilakukan oleh Pemerintah dilakukan dengan beberapa strategi yakni di antaranya praktik pencegahan, sektor publik, sektor swasta, partisipasi masyarakat, dan lain-lain sesuai dengan amanat UNCAC. Tulisan kedua dalam bagian pertama buku ini berjudul Reformasi Birokrasi dalam Menciptakan Good Governance sebagai Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi oleh Pemerintah Daerah, ditulis iii

oleh Shanti Dwi Kartika, S.H., M.Kn. Dalam tulisan ini korupsi diartikan sebagai abuse of power atau abuse of law. Tindak pidana korupsi di Indonesia telah bersifat sistemik karena merasuk pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dan menggerogoti setiap bangunan kekuasaan di negeri ini hingga ke daerah. Menurut tulisan ini, korupsi di daerah mempunyai kecenderungan meningkat tajam, seiring dengan diberlakukannya UU Pemda. Pemerintah telah berupaya untuk memberantasnya, dengan mengubah paradigma upaya pencegahan sebagai pondasi pemberantasan korupsi. Pencegahan tindak pidana korupsi juga menjadi tanggung jawab dari Pemerintah Daerah sebagai local state government yang mendapatkan pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat dengan diberlakukannya otonomi daerah dan sistem desentralisasi. Pencegahan korupsi diarahkan untuk menciptakan good governance melalui reformasi birokrasi, termasuk di lingkungan Pemerintah Daerah. Selanjutnya, dikatakan bahwa reformasi birokrasi di Pemerintahan Daerah dilaksanakan berdasarkan principle of good governance dan denah pencegahan tindak pidana korupsi, namun belum seluruh Pemerintah Daerah menerapkannya. Center point dari reformasi birokrasi oleh Pemerintah Daerah terdiri atas sektor pelayanan publik, keuangan, administrasi, dan penegakan hukum, yang antara lain dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan keteladanan dari pemimpin (kepala daerah), sistem perencanaan, pelayanan publik, pengelolaan keuangan daerah, dan pengawasan, secara transparan, akuntabel, efisien, dan partisipatif. Lebih lanjut, tulisan ini menguraikan upaya Pemerintah Daerah untuk menciptakan good governance sebagai upaya pencegahan tindak pidana korupsi, yang antara lain berupa (1) adanya komitmen, kepemimpinan, dan keteladanan berdasar leadership and headship dari pimpinan; (2) sistem perencanaan bottom up sebagai good will dari pemerintah daerah dengan melibatkan seluruh elemen; (3) memperbaiki sistem keuangan dan asset daerah; (4) menerapkan one stop service dengan sistem pelayanan terpadu satu atap ataupun satu pintu, dan (5) mengimplementasikan e governance dengan rasionalisasi PNS dan menempatkan birokrasi sebagai public servant. Bagian kedua buku ini berkaitan dengan upaya pencegahan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum, dalam hal ini Kepolisian dan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Upaya Kepolisian dalam Mencegah Tindak Pidana Korupsi ditulis oleh Puteri Hikmawati, S.H., M.H. Pada bagian awal tulisan ini dikatakan, bahwa tingkat terjadinya korupsi masih sangat tinggi. Indonesia masih berada di peringkat teratas negara terkorup di Asia Pasifik. Padahal, pemberantasan korupsi telah dilakukan oleh Pemerintah. Masalahnya, pemberantasan korupsi dilakukan dengan penindakan dan penghukuman, tidak diimbangi dengan pencegahan korupsi. Pemerintah reaktif dalam penindakan kasus korupsi, tetapi pencegahan iv

korupsi belum dilakukan secara efektif. Selanjutnya, tulisan ini menguraikan bahwa Kepolisian sebagai institusi terdepan dalam penegakan hukum harus bersih dari korupsi. Kenyataannya, Kepolisian belum sepenuhnya bersih dari korupsi. Pencegahan korupsi telah dilakukan oleh Kepolisian melalui visi dan misi Kepolisian RI. Di samping itu, Kepolisian RI menetapkan strategi aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi di lingkungannya, dengan tanggungjawab dan pengawasan pelaksanaan dilakukan pada bidang atau unit tertentu. Kepolisian juga melakukan kerjasama dengan KPK dalam sosialisasi pencegahan korupsi dalam pengadaan barang dan jasa. Kepolisian di daerah tertentu juga bekerja sama dengan BPKP Provinsi dalam pencegahan korupsi dalam bentuk Nota Kesepahaman. Namun, masyarakat perlu berperan dalam pencegahan korupsi oleh Kepolisian dengan menolak perilaku koruptif oleh Kepolisian RI. Buku Kedua Bagian Kedua buku ini ditulis oleh Marfuatul Latifah, S.Hi., LLM. yaitu mengenai Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi oleh Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berbagai upaya represif telah dilakukan dalam upaya memberantas tindak pidana korupsi. Dimulai dengan penindakan korupsi secara konvensional sampai dengan membentuk KPK sebagai institusi yang menggerakkan pemberantasan korupsi dengan kewenangan yang sangat luar biasa. Hal tersebut tidak juga menekan angka korupsi di Indonesia. Saat ini disadari bahwa penindakan tanpa adanya pencegahan tidak cukup efektif untuk melakukan pemberantasan terhadap korupsi. Dalam tulisan ini dikatakan, bahwa KPK sebagai institusi pemberantasan korupsi, salah satu tugasnya adalah melakukan pencegahan. Pencegahan yang dilakukan oleh KPK bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan bahaya korupsi sehingga menciptakan Indonesia bebas korupsi dan lingkungan masyarakat yang intoleran terhadap korupsi. KPK telah memiliki strategi khusus yang digunakan untuk melakukan pencegahan terhadap korupsi. Strategi tersebut kemudian diturunkan dalam program-program yang lebih konkrit guna memberantas korupsi, antara lain perbaikan fokus integrasi untuk membentuk integritas bangsa, penguatan komponen politik, pelaporan harta kekayaan dan gratifikasi serta beberapa strategi lainnya. Selanjutnya, penulis mengemukakan, bahwa dalam menjalankan strategi pencegahan tersebut KPK menggunakan prinsip supply and demand. Supply dimaksudkan untuk menciptakan dasar guna mencapai Indonesia yang bebas korupsi dengan membentuk integritas bangsa Indonesia. Semakin tinggi integritas bangsa Indonesia maka akan semakin tinggi tingkat kesadaran guna mewujudkan Indonesia bebas korupsi dan masyarakat yang intoleran terhadap korupsi. v

Tulisan terakhir dalam buku ini berjudul Peran Perbankan dalam Pencegahan Tindak Pidana Korupsi, ditulis oleh Dian Cahyaningrum, S.H., M.H. Korupsi masih menjadi masalah yang krusial di Indonesia dan menyebabkan kesengsaraan rakyat sehingga perlu dicegah. Dalam tulisan ini dikatakan, bahwa upaya pencegahan korupsi perlu melibatkan semua pihak termasuk perbankan karena bank dapat digunakan untuk menyimpan dan mencuci uang hasil korupsi. Peraturan perundang-undangan yang dibentuk telah mengatur, mendukung, dan mengamanatkan bank untuk mencegah korupsi. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, peran yang dapat dilakukan oleh bank untuk mencegah korupsi diantaranya memberikan data nasabah yang terindikasi korupsi, mencegah pencucian uang yang diduga hasil korupsi dengan melaporkannya kepada PPATK, dan menerapkan prinsip mengenali pengguna jasa bank. Namun, pada tataran empiris upaya pencegahan korupsi oleh bank belum optimal karena waktu dan mekanisme untuk membuka rahasia bank belum efektif-efisien, belum semua pelaku industri perbankan memahami aturan terkait pencegahan korupsi oleh bank, dan ketentuan transaksi keuangan mencurigakan telah menimbulkan multitafsir. Untuk itu perlu ada upaya untuk meningkatkan dan mengefektifkan peran bank untuk mencegah korupsi, merevisi aturan yang menimbulkan multitafsir, dan mensosialisasikan aturan terkait kepada pelaku industri perbankan. Buku tentang Pemberantasan Korupsi telah banyak ditulis, namun buku yang khusus membahas Pencegahan Korupsi masih sangat sedikit. Kumpulan tulisan ini merupakan karya para Peneliti bidang Hukum di Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI, yang merupakan institusi pendukung dari aspek keahlian di DPR RI. Masih ada instansi lain yang melakukan pencegahan korupsi, yang belum dapat dituangkan dalam buku ini. Meskipun demikian, dengan kehadiran buku ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan dan memberikan manfaat bagi pembaca. Semoga! Jakarta, November 2013 Penyunting, Dr. Indah Harlina, S.H., M.H. vi

DAFTAR ISI PROLOG... iii DAFTAR ISI...vii BAGIAN PERTAMA UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH PEMERINTAH BUKU KESATU PENJABARAN UN CONVENTION AGAINST CORRUPTION (UNCAC) DALAM HUKUM NASIONAL TERKAIT DENGAN PENCEGAHAN KORUPSI OLEH PEMERINTAH PUSAT Novianti, S.H., M.H... 1 BAB I PENDAHULUAN... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Permasalahan... 5 C. Tujuan dan Kegunaan... 6 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN... 7 Teori Perjanjian Internasional... 7 BAB III PENJABARAN UNCAC DALAM HUKUM NASIONAL TERKAIT DENGAN PENCEGAHAN KORUPSI DAN PELAKSANAANNYA OLEH PEMERINTAH PUSAT...11 A. Penjabaran UNCAC dalam Hukum Nasional Terkait dengan Pencegahan Korupsi...11 B. Pelaksanaan Pencegahan Korupsi oleh Pemerintah...17 BAB IV PENUTUP...27 A. Kesimpulan...27 B. Saran...28 DAFTAR PUSTAKA...29 vii

BUKU KEDUA REFORMASI BIROKRASI DALAM MENCIPTAKAN GOOD GOVERNANCE SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH PEMERINTAH DAERAH Shanti Dwi Kartika, S.H., M.Kn...31 BAB I PENDAHULUAN...33 A. Latar Belakang...33 B. Permasalahan...39 C. Tujuan dan Kegunaan...39 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN...41 A. Korupsi dan Pencegahannya...41 B. Reformasi Birokrasi...43 C. Good Governance...46 D. Pemerintah Daerah dan Otonomi Daerah sebagai Bentuk Desentralisasi...50 BAB III REFORMASI BIROKRASI DALAM MENCIPTAKAN GOOD GOVERNANCE SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH PEMERINTAH DAERAH...53 BAB IV PENUTUP...75 A. Kesimpulan...75 B. Saran...76 DAFTAR PUSTAKA...77 BAGIAN KEDUA UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH APARAT PENEGAK HUKUM BUKU KESATU UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA KORUPSI Puteri Hikmawati, S.H., M.H...85 BAB I PENDAHULUAN...87 A. Latar Belakang...87 B. Permasalahan...90 C. Tujuan dan Kegunaan...90 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN...91 A. Prinsip Penyelenggaraan Negara yang Bersih...91 B. Penegakan Hukum dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu...93 viii

BAB III UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA KORUPSI...97 A. Kepolisian sebagai Subsistem Peradilan Pidana Terpadu dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi...97 B. Pencegahan Korupsi oleh Kepolisian RI...100 BAB IV PENUTUP...107 A. Kesimpulan...107 B. Saran...108 DAFTAR PUSTAKA...109 BUKU KEDUA UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI Marfuatul Latifah, S.HI., LLM...113 BAB I PENDAHULUAN...115 A. Latar Belakang...115 B. Permasalahan...117 C. Tujuan dan Kegunaan...117 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN...119 A. Komisi Pemberantasan Korupsi...119 B. Prinsip Pencegahan yang Digunakan KPK...123 BAB III PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG TELAH DILAKUKAN OLEH KPK...125 A. Upaya Pencegahan yang Dilakukan oleh KPK...125 B. Kendala yang Dihadapi oleh KPK dalam Mencegah Tindak Pidana Korupsi...134 BAB IV PENUTUP...139 A. Kesimpulan...139 B. Saran...140 DAFTAR PUSTAKA...143 BAGIAN KETIGA UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH PERBANKAN BUKU KESATU PERAN PERBANKAN DALAM PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI Dian Cahyaningrum, S.H., M.H...145 BAB I PENDAHULUAN...147 A. Latar Belakang...147 ix

B. Permasalahan...149 C. Tujuan dan Kegunaan...150 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN...151 A. Pengertian, Fungsi, dan Tata Kelola Bank...151 B. Tindak Pidana Korupsi...156 BAB III KETENTUAN DAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN KORUPSI TINDAK PIDANA OLEH BANK...159 A. Ketentuan Mengenai Pencegahan Tindak Pidana Korupsi oleh Bank...159 B. Pelaksanaan Ketentuan Mengenai Pencegahan Tindak Pidana Korupsi oleh Bank...168 BAB IV PENUTUP...175 A. Kesimpulan...175 B. Saran...176 DAFTAR PUSTAKA...179 EPILOG... 182 INDEKS...188 PROFIL PENULIS...191 x