HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI PAUD PERMATA BUNDA RW 01 DESA JATI SELATAN 1 SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1 PENDAHULUAN. pada kehidupan selanjutnya. Perhatian yang diberikan pada masa balita akan

BAB I PENDAHULUAN. etika-moral. Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun), usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), sekolah

JURNAL ABDIMAS BSI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 Februari 2018, Hal. 7-13

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak selanjutnya (Nursalam dkk, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangannya mengatakan bahwa anak usia toddler (1-3) tahun

PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

Ima Syamrotul M Dosen Kebidanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 02 DAN RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

BAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu

BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami tahapan

BAB I PENDAHULUAN. Toilet training yaitu suatu usaha melakukan latihan buang air besar dan buang

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KEMANDIRIAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN DISPOSIBLE DIAPER. Dadang Kusbiantoro

MUHAMMAD ARISY DEKY PRABOWO

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah dan merupakan titipan serta amanah yang. sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya.

Youstiana Dwi Rusita*, Ikha Ardianti Ilmu Keperawatan STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro ABSTRAK

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

PENGGUNAAN DIAPERS MEMPERLAMBAT KESIAPAN TOILET TRAINNING PADA TODDLER

BAB I PENDAHULUAN. mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler

EFFEKTIVITAS TEKNIK ORAL DAN MODELLING TERHADAP KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA TODDLER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU IBU DALAM TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

THE APPLICATION OF TOILET TRAINING PARENTS WITH CHILDREN AGED 2-3 YEARS IN EDUCATION 21 KULIM PEKANBARU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK NGESTIRINI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENERAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. namun saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. (Hidayat dalam Ernawati

SATUAN ACARA PENYULUHAN TOILET TRAINING PADA ANAK

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

POLA ASUH ORANGTUA MEMPENGARUHI KEJADIAN SCHOOL REFUSAL PADA ANAK USIA TODDLER DI PAUD DARUL HIKMAH MOJOSANTREN KECEMATAN KRIAN SIDOARJO

KESIAPAN ANAK USIA TODDLER (3 TAHUN) DALAM MENGIKUTI TOILET TRAINING

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. dini. Salah satu permasalahan yang sering dijumpai adalah mengompol yang

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

Evi Nur Faidah* Supratman**

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PELAKSANAANNYA DI POSYANDU BUNGA TANJUNG KELUHARAN TANJUNGSARI PURWAKARTA TAHUN 2015

Psikologi Terapan UI ini.

BAB I PENDAHULUAN. anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian (Wong, 2004). Dalam

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban

BAB I PENDAHULUAN. adalah aktifitas untuk mencapai tugas perkembangan melalui toilet training.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. orang tua yang sudah memiliki anak. Enuresis telah menjadi salah satu

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TOILET TRAINING ANAK USIA 1-3 TAHUN TERHADAP PENGETAHUAN IBU DI DESA SAMBON BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

PENGARUH ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP PRAKTIK ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING PADA TODDLER DI DUSUN NGABEAN KULON SINDUHARJO NGAGLIK SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola

PENGARUH ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP PRAKTIK TOILET TRAINING PADA ORANG TUA DENGAN ANAK USIA BULAN DI DESA PANDOWOHARJO SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRA SEKOLAH (USIA 4-6 TAHUN)

KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI BANDA ACEH COMPARISON OF TOILET TRAINING READINESS IN BANDA ACEH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING TODDLER ABSTRAK

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. anak, yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia batita

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008 ) Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, parkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. anak melakukan kegiatan tersebut disitu anak akan mempelajari anatomi. tubuhnya sendiri serta fungsinya.(hidayat Alimul,2005)

TOILET TRAINING. 1) Imam Rifa i 2) Rut Aprilia Kartini 3) Sukmo Lelono 4) Sulis Ratnawati

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

Pengaruh Permainan Edukatif Terhadap Perkembangan Pada Anak Di PAUD Cinta Bunda Desa Baran Sukoharjo

Puji Lestari* )., ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang pada masa mulai lahir sampai masa anak- anak tertentu pasti

PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 6 12 BULAN DI RW 04 DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN SIDOARJO. *Ayun Nif ah, **Firdaus

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Proses Persalinan dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

PERAN ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA USIA TODDLER DI DESA TUNGGAL PAGER, PUNGGING, MOJOKERTO. TRIA FATMAWATI W. NIM.

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DENGAN PENDIDIKAN IBU

POLA ASUH ORANG TUA MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU ARJUNA RW IV POS 3 KELURAHAN KEMAYORAN KECAMATAN KREMBANGAN SURABAYA

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PERTIWI SINE 1 SRAGEN

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

BAB I PENDAHULUAN. keluarga lain, pengalaman dini belajar anak khususnya sikap sosial yang awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

Transkripsi:

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI PAUD PERMATA BUNDA RW 01 DESA JATI SELATAN 1 SIDOARJO Devi Muji Rahayu *, Firdaus, S.Kep., Ns., M.Kes** (UNUSA, FIK, Prodi S1 Keperawatan, Jl. Smea No 57 Surabaya) Email: firdaus@unusa.ac.id ABTRACT: Introduce: The events that often occurs in toddler is inability to perform the toilet training. It is because the parents are less active in their role. The purpose of this study is to know the relationship of parental role with the ability of toilet training for toddler in Permata Bunda Early childhood education at RW 01 of Jati Selatan 1 village Sidoarjo. Study design is analytic with cross-sectional approach. The population were all parents and toddler. Number of sample were 24 respondents taken by simple random sampling technique. Data were collected by questionnaire and observation. The independent variable is role of parents and the dependent variable is the ability of toddler performed toilet training. The data obtained were processed by SPSS 17.0 use chi-square test with significance level α (0.05). The results of study of role of parents indicate that a half of parents (50%) had lack of parental roles and the capabilities of toilet training for the toddler mostly (54.2% ) were not able to perform toilet training. Based on chi-square test found p = 0.001 < 0.05, which means that H 0 is rejected so there is relationship of parental role with the ability of toilet training for toddler. Conclusions of this study is the better role of parents, the better the ability of the child. Suggested to parents to understand the learning readiness of children in toilet training so it can maximize child learning and toilet training capabilities. ABSTRAK: Kejadian yang sering terjadi pada anak usia toddler adalah ketidak mampuan dalam melakukan toilet training. Hal ini disebabkan karena orang tua kurang berperan aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang tua dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo. Desain penelitian adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah seluruh orang tua dan anak usia toddler. Sampel sebanyak 24 responden dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi. Variabel independen peran orang tua dan variabel dependen kemampuan toilet training pada anak usia toddler. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji chi-square tingkat kemaknaan α(0,05). Hasil penelitian peran orang tua menunjukkan setengahnya (50%) orang tua dengan peran kurang baik dan kemampuan toilet training sebagian besar (54,2%) anak usia toddler tidak mampu melakukan toilet training. Berdasarkan uji chi-square didapatkan tingkat signifikan p=0,001<0,05 yang berarti H 0 ditolak maka ada hubungan peran orang tua dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler. Simpulan dari penelitian ini adalah semakin baik peran orang tua maka kemampuan anak juga akan semakin baik. Hendaknya orang tua dapat mengerti kesiapan anak dalam pembelajaran toilet training sehingga dapat memaksimalkan pembelajaran dan kemampuan toilet training anak. Kata kunci : kemampuan toilet training, peran orang tua 68

Rahayu, Firdaus : Hubungan Peran orang tua dengan kemampuan Toilet Training pada 69 anak usia Toddler di Paud Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan Sidoarjo PENDAHULUAN Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai tempat atau lembaga pengasuhan yang dapat memberi kasih sayang. Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai sedini mungkin. Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara orang tua dan anak akan berguna untuk menentukan perilaku anak di kemudian hari. Keluarga mempunyai tugas dalam perkembangan anak seperti memberi contoh perilaku yang baik, menegakkan disiplin, memberikan kasih sayang, memenuhi kebutuhan pendidikan dan memandirikan anak (Nursalam, et.al, 2005). Salah satu tugas keluarga terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah membentuk kemandirian. Faktor yang mempengaruhi adalah peran keluarga, dalam menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor orang tua. Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak adalah berada pada fase anal (1-3 tahun) dimana pada tahap ini daerah yang sensitif untuk memperoleh kenikmatan adalah pada daerah anus dan pada proses menahan juga pengeluaran kotoran (Nurhayati, 2008). Pada masa ini orang tua harus mulai melatih kemampuan anaknya untuk buang air kecil dan buang air besar ke toilet. Orang tua harus sabar dan mengerti kesiapan anak untuk memulai pengajaran penggunaan toilet. Orang tua juga harus memiliki dukungan positif, salah satu contoh yaitu orang tua harus siap mengantarkan anak pada saat mau buang air besar atau buang air kecil ke toilet. Namun saat ini orang tua kurang berperan aktif dan kurang mengerti kesiapan anak, karena beberapa orang tua yang mempunyai kesibukan dengan pekerjaan mereka atau malas dalam mengantar anak ke toilet. Kesibukan tersebut membuat orang tua tidak mau repot dalam mengurus anaknya. Orang tua lebih memakai cara yang praktis dengan pemakaian diapers sehingga ibu tidak memilki kesulitan pada saat anak mau buang air besar atau kecil. Orang tua yang memiliki kesibukan juga tidak memperhatikan lingkungan di rumahnya yang tampak kotor, sehingga anak kurang nyaman dengan fasilitas untuk BAB dan BAK serta orang tua yang tidak memberikan fasilitas kamar mandi yang mudah dicapai oleh anak. Masalah yang ditimbulkan dari kejadian di atas adalah banyak anak usia toddler yang mengompol, BAB dan BAK disembarang tempat, bahkan sampai usia sekolah disebabkan karena kegagalan toilet training. Hal tersebut akan berdampak buruk untuk perkembangan anak kedepannya. Dampak yang ditimbulkan akibat orang tua yang tidak menerapkan toilet training pada anak diantaranya adalah anak menjadi keras kepala dan susah diatur. Selain itu anak tidak mandiri dan masih membawa kebiasaan mengompol hingga besar. Toilet training yang tidak diajarkan sejak dini akan membuat orang tua semakin sulit untuk mengajarkan pada anak ketika anak bertambah usianya. Menurut data BPS Indonesia tahun 2010 jumlah balita di Indonesia adalah 26,7 juta jiwa. Menurut Riset Kesehatan Dasar Anak (RisKesDas 2010), diperkirakan jumlah balita yang susah mengontrol BAB dan BAK serta BAB dan BAK disembarang tempat sampai usia prasekolah mencapai 46% anak dari jumlah balita yang ada di Indonesia. Fenomena ini dipicu karena banyak hal yaitu pengetahuan orang tua yang kurang tentang cara melatih BAB dan BAK pada saat anak usia toddler, pemakaian diapers atau popok sekali pakai, kurangnya peran orang tua dalam mendidik anak untuk melakukan toilet training dan adanya kebiasaan orang tua yang membiarkan anak BAB dan BAK disembarang tempat (Arpa, 2010). Berdasarkan survei data awal yang dilakukan peneliti di PAUD PERMATA BUNDA RW O1 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo pada tanggal 17 Desember 2013 didapatkan dari 10 responden 6 orang ibu mengatakan

70. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 8, No 1, Februari 2015., hal. 68-75 anaknya masih mengompol atau BAK dan BAB disembarang tempat. Hal ini dikarenakan orang tua memilki banyak kesibukan, sehingga tidak mempunyai waktu untuk mengajarkan toilet training pada anaknya, sedangkan 4 orang ibu mengatakan anaknya sudah mampu melakukan toilet training dengan baik. Hal ini dikarenakan orang tua sudah mengajarkan toilet training pada anaknya sejak dini, sehingga anak mampu BAK dan BAB sendiri pada tempatnya. Orang tua seharusnya lebih aktif mencari informasi melalui media. Media tersebut diantaranya adalah buku dan internet yang berisi tentang pentingnya pendidikan toilet training pada anak usia toddler. Orang tua dapat melatih toilet training sedini mungkin pada anaknya, sehingga tidak akan bertambah anak yang mengompol serta BAB dan BAK disembarang tempat. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Peran orang tua dengan Kemampuan Toilet Training pada anak usia Toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analitik yang bertujuan mencari hubungan antara 2 variabel yaitu hubungan peran orang tua dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler. Penelitian ini bersifat Cross Sectional yaitu penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua dan anak usia toddler pada bulan Desember 2013 di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo sebesar 25 responden. Sampel penelitian ini adalah sebagian orang tua dan anak usia toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo. Besar sampel yang digunakan adalah 24 responden. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik simple random sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak, cara ini digunakan jika anggota populasi dianggap homogen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah peran orang tua. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan toilet training pada anak usia toddler. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel peran orang tua menggunakan lembar kuesioner, sedangkan untuk variabel kemampuan toilet training menggunakan lembar observasi. Setelah semua data terkumpul selanjutnya akan melakukan analisa data dengan menggunakan uji chi square, digunakan untuk menguji hubungn antara variabel independen dan dependen berskala nominal. Hipotesis penelitian diterima bila ρ < α (0,05) yang berarti ada hubungan antara peran orang tua dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler. HASIL Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia anak di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret 2014. Usia anak (tahun) 2-2,5 20 83,3 2,6-3 3 12,5 3,1-3,5 1 4,2 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat usia ibu di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret 2014. Usia Ibu (tahun) 17-25 (remaja akhir) 5 20,8 26-35 (dewasa awal) 16 66,7 36-45 (dewasa akhir) 3 12,5

Rahayu, Firdaus : Hubungan Peran orang tua dengan kemampuan Toilet Training pada 71 anak usia Toddler di Paud Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan Sidoarjo Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin anak di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret 2014. Jenis kelamin Laki-laki 8 33,3 Perempuan 16 66,7 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret 2014. Pendidikan Dasar (SD, SMP) 2 8,3 Menengah (SMA) 18 75,0 Perguruan Tinggi 4 16,7 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis pekerjaan di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret 2014. Pekerjaan Ibu rumah tangga 2 8,3 PNS 2 8,3 Swasta 12 50 Wiraswasta 8 33,3 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan peran orang tua pada anak usia toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret 2014. Peran orang tua Kurang baik 12 50 Baik 12 50 Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan toilet training pada anak usia toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret 2014. Kemampuan Toilet Training Tidak mampu 13 54,2 mampu 11 45,8 Total 24 100 Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan toilet training pada anak usia toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, Maret 2014. Kemampuan toilet training Peran orang tua Tidak mampu n Mampu n Jumlah n Kurang baik 11(91,7) 1(8,3) 12(100) Baik 2(16,7) 10(83,3) 12(100) jumlah 13(54,2) 11(45,8) 24(100) PEMBAHASAN 1. Peran Orang tua menunjukkan bahwa setengah (50%) orang tua memiiliki peran yang kurang baik. Menurut Goldstein (2011), peran orang tua yang kurang baik akan menyebabkan anak menjadi kurang bertanggung jawab, tidak disipin dan tergantung pada orang lain atau tidak mandiri. Peran orang tua adalah peran yang harus dimainkan seseorang dalam konteksnya sebagai orang tua bagi anaknya. Peran orang tua sangat penting dalam membentuk kepribadian pada anak. Untuk membentuk kepribadian seorang anak harus dimulai sejak usia dini. Apabila orang tua tidak menjalankan perannya dengan baik, maka anak tersebut akan menjadi anak yang kurang mandiri dan selalu tergantung pada orang lain. Peran orang tua yang kurang baik bisa dikarenakan oleh berbagai faktor antara lain umur, pendidikan, dan pekerjaan. Faktor pertama yang mempengaruhi peran orang tua adalah umur ibu. menunjukkan bahwa sebagian besar (66,7%) ibu berumur 26-35 tahun. Supartini (2004), menyatakan bahwa untuk menjalankan peran orang tua yang baik diperlukan kekuatan fisik dan psikologis. Pada usia tersebut orang tua biasanya mempunyai banyak masalah, mulai dari masalah dalam rumah tangga atau masalah pekerjaan. Hal tersebut bisa menyebabkan orang tua mudah lelah dan mengalami stress, sehingga orang tua tidak dapat menjalankan perannya dengan baik.

72. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 8, No 1, Februari 2015., hal. 68-75 Faktor kedua yang mempengaruhi peran orang tua adalah pendidikan. menunjukkan bahwa sebagian besar (75%) orang tua berpendidikan menengah (SMA). Supartini (2004), menyatakan bahwa bagaimanapun pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi kesiapan orang tua dalam menjalankan perannya yaitu dengan mengamati segala sesuatu dengan berorientasi pada masalah anak. Dengan latar belakang pendidikan menengah, orang tua juga akan kurang mengerti tentang masalah yang terjadi pada anaknya dikarenakan wawasan dan informasi yang dimiliki kurang tentang bagaimana cara melakukan peranan orang tua dengan baik dan benar, dibandingkan dengan orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan perguruan tinggi. Faktor ketiga yang mempengaruhi peran orang tua adalah pekerjaan. menunjukkan bahwa setengahnya (50%) orang tua bekerja sebagai swasta. Sesuai dengan pendapat Nursalam (2003) bahwa adanya suatu pekerjaan pada seseorang akan menyita banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian khusus. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing tidak bisa berperan penuh dirumah dan tidak mempunyai waktu luang untuk menjalankan peran sebagai orang tua dengan baik. 2. Kemampuan toilet training pada anak usia toddler menunjukkan bahwa sebagian besar (54,2%) anak usia toddler tidak mampu melakukan toilet training. Toilet training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dan melakukan buang air kecil dan buang air besar. Toilet training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu umur 18 bulan sampai 2 tahun dalam melakukan latihan BAB dan BAK pada anak membutuhkan persiapan baik secara fisik, psikologis maupun secara intelektual, melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol BAB dan BAK (Hidayat, 2005). Banyaknya anak yang masih mengompol, BAB dan BAK disembarang tempat sampai usia pra sekolah bahkan sampai usia sekolah disebabkan karena kegagalan toilet training pada saat anak berusia toddler. Dalam pelaksanaan toliet training pada anak sangat dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Faktor pertama yang mempengaruhi kemampuan toilet training yaitu usia anak, hampir seluruhnya (83,3%) anak berusia 2-2,5 tahun. Usia dalam mencapai kemampuan toilet training yang optimal adalah 24-36 bulan. Hal ini dikarenakan pada usia ini perkembangan bahasa anak baik verbal maupun non verbal sudah mampu mengkomunikasikan kebutuhannya dalam bereliminasi. Selain itu perkembangan motorik anak pada usia ini juga menunjukkan perkembangan yang lebih matang sehingga dapat mendukung dalam peningkatan kemampuan toilet training anak (Hidayat, 2008). Tetapi, anak yang berusia 2-3 tahun lebih cenderung keras kepala dan sulit diatur, dikarenakan pada usia tersebut anak memiliki tingkat ego yang tinggi sehingga sulit untuk diajarkan toilet training. Anak akan lebih suka BAK atau BAB disembarang tempat dari pada di kamar mandi. Faktor kedua yang mempengaruhi kemampuan toilet training yaitu jenis kelamin anak, dimana sebagian besar (66,7%) jenis kelamin anak adalah perempuan. Hasil penelitian menegaskan bahwa anak laki-laki memang memulai dan menguasai toilet training lebih lama dibanding anak perempuan. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sistem saraf anak laki-laki berkembang lebih lama, wanita cenderung jadi pengasuh utama sehingga anak lakilaki tidak memperhatikan sesama laki-laki yang menjadi figur panutan sesering anak perempuan, anak laki-laki kurang sensitif

Rahayu, Firdaus : Hubungan Peran orang tua dengan kemampuan Toilet Training pada 73 anak usia Toddler di Paud Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan Sidoarjo dengan rasa basah di kulit mereka (Dhianita, 2006). Anak perempuan biasanya lebih mudah mengikuti perintah dengan baik dan mudah dikendalikan sehingga lebih cepat menangkap dan menirukan apa yang diajarkan oleh orang tuanya daripada anak laki-laki yang sulit untuk diatur dan dikendalikan. 3. Hubungan peran orang tua dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler Berdasarkan uji chi-square dengan nilai kemaknaan α = 0,05, didapatkan nilai signifikan ρ = 0,001 < 0,05 yang berarti H 0 di tolak maka terdapat hubungan peran orang tua dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo. Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang memegang sebuah posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Menurut Douglas, (2009) ada 2 teknik atau cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengajarkan toilet training pada anaknya. Yang pertama teknik lisan, Merupakan usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan instruksi pada anak dengan kata-kata sebelum atau sesudah buang air kecil atau besar. Cara ini kadang-kadang merupakan hal biasa yang dilakukan pada orang tua akan tetapi apabila kita perhatikan bahwa teknik lisan ini mempunyai nilai yang cukup besar dalam memberikan rangsangan untuk buang air besar atau kecil dimana dengan lisan ini persiapan psikologis pada anak akan semakin matang dan akhirnya anak mampu dengan baik dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar. Yang kedua adalah teknik modelling, Merupakan usaha untuk melatih anak dalam melakukan buang air besar dengan cara meniru untuk buang air besar atau memberikan contoh. Cara ini juga dapat dilakukan dengan memberikan contoh buang air kecil dan buang air besar atau membiasakan buang air kecil dan buang air besar secara benar. Dampak yang jelek pada cara ini adalah apabila contoh yang diberikan salah sehingga akan dapat diperlihatkan pada anak akhirnya anak juga mempunyai kebiasaan yang salah. Selain cara-cara tersebut diatas terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan seperti melakukan observasi waktu pada saat anak merasakan buang air kecil dan besar, tempatkan anak diatas pispot atau ajak anak ke kamar mandi, berikan pispot dalam posisi aman dan nyaman, ingatkan pada anak bila akan melakukan buang air kecil dan buang air besar, dudukkan atau jongkokkan anak diatas pispot, berikan pujian jika anak berhasil jangan disalahkan dan dimarahi, biasakan akan pergi ke toilet pada jam-jam tertentu berikan anak celana yang mudah dilepas dan dikembalikan. Peran orang tua yang baik akan memiliki dampak positif bagi perkembangan anak kedepannya. Anak mempunyai kemampuan sendiri dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar tanpa merasakan ketakutan atau kecemasan sehingga anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usia tumbuh kembang anak. Melalui toilet training anak akan diajarkan orang tua untuk bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan buang air kecil dan buang air besar pada tempatnya dan menghindari kebiasaan buang air kecil dan buang air besar yang tidak semestinya pada tempatnya. Banyak cara yang bisa dilakukan orang tua untuk melatih toilet training pada anaknya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melatih anak agar mau BAB atau BAK dikamar mandi. Contohnya adalah Bapak/ibu bersedia mengantar anaknya buang air besar atau buang air kecil ke toilet. Sedangkan dari hasil pengisian kuesioner yang didapatkan dengan pernyataan Bapak/ibu menyediakan waktu untuk mengantar anaknya buang air besar atau buang air kecil ke toilet., hampir seluruhnya (87,5%) orang tua menyatakan tidak mau mengantarkan

74. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 8, No 1, Februari 2015., hal. 68-75 anaknya ke toilet di karenakan orang tua sibuk dengan pekerjaannya. Orang tua lebih memilih cara yang praktis dan mudah yaitu dengan pemakaian diapers pada anaknya. Hal ini menyebabkan banyaknya anak yang masih mengompol, BAB dan BAK disembarang tempat sampai usia pra sekolah bahkan sampai usia sekolah disebabkan karena kegagalan toilet training pada saat anak berusia toddler. Menurut Pusparini (2010), kegagalan dalam toilet training menyebabkan kebiasaan mengompol berkesinambungan atau anak mempunyai kebiasaan mengompol sejak lahir sampai berusia dewasa dan memiliki kebiasaan membuang air besar atau kecil di sembarang tempat. Menurut Hidayat (2005), dampak yang paling umum dalam kegagalan toilet training seperti adanya perlakuan atau aturan yang ketat bagi orang tua kepada anaknya yang dapat mengganggu kepribadian anak atau cenderung bersifat retentif dimana anak cenderung bersikap keras kepala bahkan kikir. Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua apabila sering memarahi anak pada saat buang air besar atau kecil, atau melarang anak saat bepergian. Bila orang tua santai dalam memberikan aturan dalam toilet training maka anak akan dapat mengalami kepribadian ekspresif dimana anak lebih tega, cenderung ceroboh, suka membuat gara-gara, emosional dan seenaknya dalam melakukan kegiatan sehari-hari. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: (1). Peran orang tua dalam kemampuan toilet training pada anak usia toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, didapatkan bahwa setengahnya orang tua mempunyai peran yang kurang baik. (2). Kemampuan toilet training pada anak usia toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo, didapatkan bahwa sebagian besar anak usia toddler tidak mampu melakukan toilet training dengan kurang baik. (3). Ada hubungan peran orang tua dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler di PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan 1 Sidoarjo. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, Rineka Cipta Arpa (2010). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Kebiasaan Keluarga dengan Kemampuan Toilet Training Anak Toddler (1-3 Tahun) Di PAUD Mentari Kelurahan Dukuh Sutorejo Surabaya. Surabaya, FIK UM Surabaya Dariyo, Agoes (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta, PT Grasindo Departemen Pendidikan Nasional (2006). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD. Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Dhianita (2006). Pengaruh Pembelajaran Metode Demonstrasi Toilet Training Pada Anak Usia Dini. Jakarta, Grasindo Douglas, A. (2009). Buku Batita Terlengkap. Jakarta, Dian Rakyat Fudyartanta (2005). Psikologi Kepribadian Freudinamisme. Jogjakarta, Zenith Publisher Friedman, M (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Edisi 5. Jakarta, EGC Hasan, M. (2011). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta, Diva Press Hidayat, A.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta, Salemba Medika

Hidayat, A.A. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta, Salemba Medika Notoadmodjo (2003). Metodelogi Penelitian untuk Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.Jakarta, Salemba Medika Nursalam, Rekawati S, Sri Utami (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak(untuk perawat dan bidan). Jakarta, Salemba Medika Nadira (2006).Kemampuan Toilet Training Pada Anak Toddler. www.wordpress.com. Artikel diakses tanggal 7 November 2013 Primora, Kesha (2011). Konsep Peran. http://kasha,blog,fisip,uns.ac.id. Artikel diakses tanggal 7 Maret 2014 Saputro, S. (2009). Toilet Training Pada Anak. www.wordpress.com. Artikel Diakses Tanggal 7 November 2013 Supartini, Y. (2004). BukuAjarKonsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta, EGC Suparyanto (2011). Konsep Orang Tua. http://dr-suparyanto.blogspot.com. Artikel diakses tanggal 8 Maret 2014 Warner, P. & Kelly, P. (2006). Mengajari Anak Pergi ke Toilet. Jakarta, Erlangga Rahayu, Firdaus : Hubungan Peran orang tua dengan kemampuan Toilet Training pada 75 anak usia Toddler di Paud Permata Bunda RW 01 Desa Jati Selatan Sidoarjo