Penurunan Leadtime Proses Pengiriman Ekspor Barang dengan Penggunaan Value Stream Mapping di PT X

dokumen-dokumen yang mirip
Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Designing Work Standards to Reduce Lead Time Delivery using Value Stream Mapping Method: A Case Study

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

VALUE STREAM MAPPING PROSES OPERASIONAL UNIFORM DI PT. X

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

Penerapan Value Stream Mapping untuk Allocation Planning di PT. X

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping

DEVIS ZENDY NPM :

Identifikasi Waste dengan Menggunakan Value Stream Mapping dan Upaya Perbaikan Kinerja di Gudang PT. Y

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengembangkan, memperbaiki, atau menyempurnakan sebuah sistem. Hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. proses ekspor atau dikenal dengan sebutan forwarding agent.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Perbaikan Proses Penerimaan Spare Part dengan Menghilangkan Peran Gudang Main Store: A Case Study

Identifikasi Waste dengan Menggunakan Value Stream Mapping di Gudang PT. XYZ

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

ANALISA PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VSM (VALUE STREAM MAPPING) UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN WAKTU (STUDI KASUS UD.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS HASIL. material dalam sistem secara keseluruhan. Value stream mapping yang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016

Perencanaan Perbaikan Proses Administrasi dan Analisis Kebutuhan Operator Proses Produksi PG 1160 di PT E-T-A Indonesia

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Simplifikasi Proses Pengadaan Seragam Tahunan Di PT. X

BAB V ANALISIS HASIL. penerimaan pegawai Secara keseluruhan, berdasarkan hasil wawancara dan mekanisme

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

Rancangan Perbaikan Beban Kerja Staf di Departemen Purchasing PT Insera Sena

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Efisiensi Sistem Tunjangan Kesehatan Karyawan PT X

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pick List. Lampiran 1 Tampilan Pick List

Analisa Waste pada Perusahaan Pelayaran : Studi Kasus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT UNTUK PROSES PENJUALAN, PRODUKSI DAN PEMBELIAN DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

BAB V HASIL DAN ANALISIS

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

ANALISIS SISTEM PRODUKSI IKAN TUNA LOIN SEGAR MENGGUNAKAN KONSEP LEAN THINKING (STUDI KASUS DI CV. KYU KARYA ABADI)

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. pengirim barang (shipper) mengirimkan dokumen "Shipping Instruction" (SI)

PENGEMBANGAN METODE LEAN MANUFACTURE UNTUK INVESTIGASI PROSES PRODUKSI HC (HARD COVER) FOLIO DENGAN MENGGUNAKAN VALUE STREAM MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN I.1

RANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT. MIZAN GRAFIKA SARANA*

Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo. Michael Hartanto.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN.

Analisis Penerapan Lean Manufacturing untuk Menghilangkan Pemborosan di Lini Produksi PT Adi Satria Abadi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Studi Kasus : PT Terminal Petikemas Surabaya

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN

PENERAPAN KONSEP LEAN SERVICE DAN DMAIC UNTUK MENGURANGI WAKTU TUNGGU PELAYANAN *

Penurunan Waste Proses Produksi Produk RJK di Departemen DEW PT. X dengan Value Stream Mapping

Value Stream Mapping sebagai Alat Identifikasi Waste pada PT. X untuk Departemen A

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Upaya Penurunan Lembur Departemen Part, Apparel, dan Accessoris

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking

Transkripsi:

Penurunan Leadtime Proses Pengiriman Ekspor Barang dengan Penggunaan Value Stream Mapping di PT X Ryan Lengkong Abstract: PT. X wants to improve the export process delivery by reducing its leadtime. Value Stream Mapping is used to analyze the waste which will have impacts on reducing leadtime. It has been found 11 waste which classified into 3 waste s type. There were 2 correction waste, 4 processing waste, and 5 waiting waste. There are proposed improvement given to reduce or eliminate waste. There are 5 processes of improvement that has been accepted by the company, and only 1 is not accepted. However, only there are 2 processes improvement are being applied. After the implementation, the leadtime is reduced from 19.895,992 minutes/331,600 hours/13,817 days to 16.510,094 minutes/275,168 hours/11,465 days with the percentage of 17,018% Keywords: Leadtime, Total Leadtime, Improvement, Waste. Pendahuluan PT. X merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi sepeda berkualitas dengan sertifikasi ISO 9001 dan salah satu perusahaan sepeda terbesar di Indonesia. Berbagai macam jenis sepeda yang diproduksi, contohnya seperti city bike, mountain bike, road bike, dan trekking bike. Kepuasan customer merupakan faktor yang sangat diutamakan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualannya. Salah satu hal yang berpengaruh terhadap menurunnya kepuasan customer adalah rendahnya tingkat persentase ketepatan waktu pengiriman ekspor barang. Melalui data ketepatan waktu pengiriman ekspor barang tahun 2013 dan 2014 yang telah diperoleh, ternyata belum ditemukan adanya nilai persentase yang mencapai target perusahaan sebesar 95%. Setiap bulan untuk tiap tahunnya juga masih jauh untuk mencapai nilai persentase 95%. Oleh sebab itu, perusahaan perlu mengetahui berbagai macam faktor yang menyebabkan belum tercapainya target ketepatan waktu pengiriman ekspor barang. Aktivitas atau aliran kerja dan material yang berlebihan dan tidak diperlukan (waste) dapat menjadi salah satu penyebab keterlambatan proses pengiriman ekspor barang. Value Stream Mapping (VSM) dapat berfungsi dalam menyelesaikan penyebab keterlambatan pengiriman ekspor barang, karena dapat mengeliminasi atau mengidentifikasi waste. Eliminasi waste dapat mengurangi leadtime yang terjadi, sehingga waktu pengiriman akan menjadi lebih cepat. Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236. Email: ryanlengkong37@gmail.com. Leadtime yang semakin cepat ini akan berpengaruh terhadap banyaknya jumlah pengiri-man barang yang dapar di ekspor tiap bulannya. Metode Penelitian Bagian ini akan membahas metodologi-metodologi yang dijadikan dasar dalam menyelesaikan masalah dalam penelitian ini. Lean Manufacturing Wilson [1] menjelaskan bahwa lean manufacturing adalah sebuah teknik atau seperangkat tools yang digunakan untuk mengurangi atau mengeliminasi tujuh jenis waste. Penerapan lean ini dapat membantu beberapa hal, yaitu: menggunakan material yang lebih sedikit, mengurangi biaya investasi, inventory berkurang, menghabiskan tempat (space) yang lebih kecil, dan orang atau pekerja yang digunakan lebih sedikit. Value Stream Mapping Morgan dan Liker [2] mendefinisikan Value Stream Mapping (VSM) adalah salah satu tools dari lean manufacturing yang digunakan untuk memahami aliran material dan informasi, serta proses manufacturing. Informasi ini berupa proses-proses yang terlibat dan data berbagai jenis waktu seperti data leadtime dan data waktu uptime. Ada 2 aktivitas utama dalam VSM, yaitu aktivitas yang memberikan nilai tambah (value added activites) dan yang tidak memberikan nilai tambah (non value added activities). Seven Waste 83

Morgan dan Liker [2] mengungkapkan bahwa Taichii Ohno mengkategorikan waste menjadi 7, yaitu: Overproduction Overproduction adalah memproduksi suatu produk dengan jumlah yang berlebihan dan tidak sesuai dengan permintaan customer. Contohnya, salah melakukan aktivitas sehingga perlu memproduksi ulang. Waiting Waiting berupa menunggu material, information, dan decision. Pada dunia manufacturing, waste ini dapat dilihat pada operator yang berdiri menganggur untuk menunggu material atau tidak melakukan suatu kegiatan selama proses berlangsung. Conveyance Conveyance adalah memindahkan material atau informasi dari suatu tempat ke tempat yang dituju dengan kondisi tidak memperoleh suatu nilai tambah. Contohnya, layout suatu perusahaan dirubah hanya karena dari desain bukan dari fungsional. Processing Processing adalah melakukan aktivitas yang tidak dibutuhkan dalam suatu proses atau melakukan proses yang tidak dibutuhkan. Pelatihan dan pengembangan SDM dapat menyelesaikan permasalahan ini. Inventory Inventory merupakan waste dari hasil langsung overproduction. Pada manufaktur, waste ini terjadi karena jumlah barang yang ada lebih dari minimum stok. Barang ini dapat berupa raw material, barang setengah jadi, dan barang jadi. Motion Motion berarti kelebihan gerakan atau aktivitas selama proses berlangsung. Motion yang tidak berguna contohnya pada prosedur kerja dan langkahlangkah yang tidak diperlukan operator saat bekerja. Correction Correction pada manufacturing ditemui dalam proses inspeksi atau rework. Hasil dan Pembahasan Proses pengiriman barang di PT. X dikerjakan oleh divisi OEM bagian Support and Shipping Staff. Proses ini dimulai dengan penerimaan Weekly Schedule Production (WSP) dari divisi PPIC. WSP berisi jadwal produksi barang yang akan di ekspor selama 84 1 minggu. Support and Shipping Staff (SS) kemudian melakukan pengecekan WSP yang diterima dengan data order customer untuk mengetahui kesesuaian data barang yang di jadwalkan produksi dengan barang yang akan di ekspor. Data barang yang tidak sesuai dengan WSP, ditanyakan kepada divisi PPIC mengenai penyebab dari jenis atau jumlah barang yang belum terjadwal di WSP. Alternatif solusi berupa menghitung jumlah container dan barang secara manual untuk pengiriman selanjutnya yang dibagi menjadi dua cara, yaitu Full Container Load (FCL) dan Less than Container Load (LCL). Konfirmasi keputusan customer berisi alternatif solusi yang akan diterapkan. Data barang yang sesuai, a- kan dihitung jumlah container yang dibutuhkan untuk seluruh jumlah barang. Melalui hasil penghitungan terdapat dua jenis kemungkinan, yaitu container belum terisi penuh dan sudah terisi penuh dengan jumlah barang yang akan di ekspor. Penawaran penggabungkan order ditawarkan kepada customer bila container belum terisi penuh. Melalui keputusan customer dari barang yang sesuai dan tidak sesuai dengan WSP diperoleh keputusan fix custo-mer. Keputusan fix customer yang sudah diterima, selanjutnya dilakukan penetapan yang digunakan. SS kemudian melakukan pengecekan jadwal produksi. Jadwal yang telah sesuai dengan yang diproduksi seluruhnya dilanjutkan dengan pembuatan nomer register dan aju. SS selanjutnya akan membuat nomer register dan aju. Nomer regis-ter yang selesai dibuat akan menjadi input dalam pembuatan jadwal Shipping Instruction (SI). Pembuatan jadwal SI dikirimkan kepada melalui email disertai dengan permintaan Shipping Schedule. SI dan Shipping Schedule yang telah di kirim, akan dilanjutkan menuju penetapan Shipping Schedule. Shipping Schedule dan SI yang telah dikoordinasikan antara dan eksportir ini nantinya akan menghasilkan Delivery Order (DO) atau Booking Confirmation. Informasi fix mengenai Shipping Schedule yang diterima dari kemudian diinformasikan kepada tiga divisi, yaitu PPIC, Warehouse Finish Good, dan Produksi. Data yang diinformasikan kepada tiga divisi ini merupa-kan jadwal stuffing yang diperoleh dari Shipping Schedule. Pemberitahuan informasi ini bertujuan untuk dapat melakukan persiapan dan pendataan arsip masing-masing divisi. SS kemudian menunggu penerimaan DO setelah Shipping Schedule sudah ditetapkan sampai DO telah diterima / DO akan diperiksa. Selama menunggu penerimaan DO, aktivitas selanjutnya yang dilakukan setelah penetapan Shipping Schedule adalah melakukan pembua-tan DO internal. Pembuatan DO internal yang telah diselesai dibuat akan dilanjutkan menuju tahap pemeriksaan DO. Pembuatan nomer CRS harus di lakukan sebelum membuat DO internal. Nomer CRS dibuat menggunakan program docflow,

yaitu program internal perusahaan. DO internal dibuat menggunakan program SAP. DO yang sudah diterima akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kesesuaian data DO. DO dari ini menjadi input untuk membuat Draft Bill of Lading (BL), membuat Commercial Invoice, membuat Packing List, dan pengiriman jadwal SI dan DO ke EMKL. Data DO yang didapatkan, disesuaikan dengan Shipping Schedule yang pernah ditetapkan. Data DO yang tidak sesuai, perlu menginformasikan jadwal stuffing ke divisi PPIC, Warehouse Finish Good, dan Produksi melalui email, tetapi untuk data DO yang telah sesuai tidak perlu menginformasikan kepada divisi-divisi tersebut. Waktu setelah DO di periksa, dilakukan pengiriman jadwal SI dan DO ke EMKL. SS kemudian melakukan pembuatan Draft Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Data dari Draft PEB berguna untuk membuat Commercial Invoice dan Packing List. Commercial Invoice dan Packing List akan ditujukan kepada customer dan divisi accounting. SS kemudian melakukan pembuatan PEB. Proses pembuatan PEB menggunakan program dengan mengisi form PEB dan upload dari Draft PEB ke form PEB menggunakan program upload PEB (program internal). PEB yang telah dibuat di komunikasikan untuk mendapatkan respon dari beacukai. Respon dari beacukai ada 3 jenis, yaitu PPB, NPE, dan NPP. Aktivitas berikutnya adalah melakukan proses dokumentasi. Hasil dari respon PEB, PEB, PKB (Pemberitahuan Kesiapan Barang), Commercial Invoice, dan Packing List harus di print terlebih dahulu. PEB, PKB, Commercial invoice dan Packing List yang telah di print, memerlukan tanda tangan dari pihak manager. Untuk dokumentasi internal, SS melakukan fotocopy untuk Commercial Invoice, Packing List, dan PEB. Langkah selanjutnya adalah menggabungkan PEB, respon PEB, PKB, Commercial Invoice dan Packing List dalam satu map. Setelah proses respon PEB, dilakukan pembuatan Draft BL. Jadwal SI dan DO yang dikirim ke EMKL sebelumnya berguna untuk mendapatkan pengiriman container ke gudang pabrik. Container yang telah datang ke pabrik kemudian dilakukan proses loading. Container yang akan dikirimkan ke pelabuhan, memerlukan sticker segel dan NPE. Pengambilan sticker segel dan NPE dilakukan oleh Shipping Operational Staff (SOS) di beacukai. Pengambilan ini memerlukan dokumen yang telah digabungkan ke dalam satu map yang akan diberikan kepada beacukai pada proses dokumentasi. Sticker segel dan NPE ini di targetkan sebelum container selesai di loading atau tidak lebih dari 24 jam, karena dapat terkena biaya penginapan container. Aktivitas lainnya, setelah proses dokumentasi selesai dikerjakan adalah melakukan pengiriman Draft BL dan PEB ke. Proses loading container (stuffing) dapat terjadi setelah atau sesudah pengiriman Draft BL dan PEB. Proses loading container ini dikerjakan oleh kurir (outsource). Hasil dari Draft BL dan PEB yang dikirim adalah penetapan data fix Draft BL dan Ship Manifest yang diterima dari. Penetapan dilakukan dengan pencocokan data Draft BL yang telah dikirim SS dengan. Aktivitas lainnya yang perlu dilakukan adalah melakukan BCF pada PEB bila terjadi kesalahan data dalam pembuatan PEB. Forwarder kemudian mengirimkan Invoice dan Copy BL. Pengecekan Invoice Forwarder ini dilakukan secara berurutan oleh SS, accounting, dan owner. Pengecekan data yang telah sesuai dan tepat, kemudian akan dilakukan proses pembayaran oleh divisi accounting. Proses pembayaran biasanya dilakukan sekitar 1 hari setelah menerima Invoice Forwarder dan Copy BL. Proses pembayaran yang selesai dilakukan, dilanjutkan menuju pengambilan Original BL dan Copy BL. Pengambilan dilakukan oleh SOS berupa hardcopy. Original BL dikirim kepada customer yang disertai dengan COO, Commercial Invoice dan Packing List melalui kurir dan untuk Copy BL digunakan untuk arsip, pengurusan COO, dan EMKL. Pengiriman Original BL kepada customer dilakukan setelah pengambilan Original dan Copy BL. Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan terdiri dari 2 macam, yaitu data leadtime, dan data aliran informasi dan material. Pengambilan waktu pada data leadtime menggunakan stopwatch atau email. Stopwatch digunakan untuk batasan waktu mulai dari 0 detik sampai 3600 detik, dan email untuk batasan waktu lebih dari 3600 detik. Cara mengambil waktu menggunakan email dilakukan dengan mengurangi waktu akhir dan awal suatu aktivitas. Kondisi untuk aktivitas yang lebih dari 1 jam dan tidak dapat menggunakan email dilakukan dengan cara pengurangan waktu akhir dan awal suatu aktivitas tersebut. Melalui keseluruhan data leadtime yang dikumpulkan dilakukan penghitungan total leadtime. Namun, pada alur yang terjadi di lapangan terjadi perpecahan aktivitas sehingga untuk menghitung total leadtime diambil alur yang terpanjang. Perolehan total leadtime selama penelitian sebesar 19.895,882 / 13,817 hari, yang berarti sesuai dengan kondisi perusahaan dengan total leadtime sekitar 12 hari sampai 17 hari. Current State Value Stream Mapping Melalui keseluruhan data yang dikumpulkan, maka dapat dibuat Current State Value Stream Mapping pada lampiran 1 dan mengkategorikan setiap aktivitas yang terdapat pada Current State Va- 85

lue Stream Mapping. Kategori untuk masing-masing aktivitas dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kategori dan faktor untuk setiap aktivitas Aktivitas Kategori Faktor Leadtime () 1 VA Internal 29,400 2 NVAN Eksternal 241,167 3 VA Internal 4,163 4 NVAN Eksternal 2.682,375 5 VA Internal 4,950 6 NVAN Eksternal 172,750 7 VA Internal 16,100 8 NVAUN Internal 156,375 9 VA Internal 1,413 10 NVAUN Internal 98,033 11 VA Internal 11,017 12 NVAN Eksternal 22,380 13 VA Internal 22,080 14 NVAUN Internal 38,717 15 VA Internal 3,313 16 NVAUN Internal 121,525 17 VA Internal 6,950 18 NVAN Eksternal 4.458,667 19 VA Internal 2,300 20 NVAUN Internal 16,560 21 VA Internal 3,560 22 NVAUN Internal 78,133 23 VA Internal 7,770 24 NVAUN Internal 0,530 25 VA Internal 14,640 26 NVAUN Internal 0,830 27 VA Internal 13,230 28 NVAN Eksternal 559,286 29 VA Internal 208,038 30 NVAUN Internal 407,380 31 VA Internal 6,933 32 NVAN Eksternal 967,375 33 VA Internal 2,429 34 NVAN Eksternal 1.079,857 35 NVAN Eksternal 842,000 36 VA Internal 169,800 37 NVAN Eksternal 11,700 38 VA Internal 200,000 39 NVAN Eksternal 913,000 40 VA Eksternal 447,857 41 NVAN Eksternal 3.421,000 42 VA Eksternal 19,717 43 NVAN Eksternal 1.129,286 44 VA Internal 5,171 45 NVAUN Eksternal 256,000 46 VA Internal 160,667 47 NVAN Eksternal 2.573,571 48 VA Internal 422,500 Aktivitas yang dikategorikan berupa VA, NVAN, dan NVAUN, kemudian dilakukan penjumlahan VA, NVAN, dan NVAUN. Total VA, NVAN, dan N- VAUN yang diperoleh secara berurutan sebesar 1.783,995, 19.074,413, dan 1.174,083. Current State Value Stream Mapping yang telah dibuat telah disetujui oleh pihak perusahaan melalui tahap verifikasi dan validasi, yang berarti dapat dilakukan tahap analisa waste. Analisa Waste Analisa waste dilakukan untuk dapat mengetahui kegiatan yang dapat dihilangkan atau waktunya dapat dikurangi karena tidak memberikan nilai 86 tambah terhadap suatu produk atau aktivitas. Tahap ini diawali dengan menentukan faktor yang memiliki ketergantungan (berpengaruh) sangat tinggi dalam pengerjaannya untuk setiap aktivitas. Faktor-faktor untuk setiap aktivitas dapat dilihat pada tabel 1. Faktor internal memiliki batasan pada bagian SS, sedangkan faktor eksternal di luar pihak bagian SS. Pada awalnya, aktivitas yang akan dilakukan analisa waste merupakan aktivitas yang termasuk dalam faktor internal. Melalui analisa yang telah dilakukan di lapangan, ternyata terdapat beberapa aktivitas yang termasuk dalam faktor internal yang tidak dapat dilakukan analisa waste. Penyebabnya adalah terjadinya keterbatasan waktu dalam pengambilan data, sehingga tidak semua aktivitas dapat di analisa. Selama penelitian berlangsung yang awalnya hanya akan dilakukan analisa waste untuk faktor internal, ternyata ditemukan pula untuk faktor eksternal. Keseluruhan aktivitas yang dapat dilakukan analisa waste, yaitu terdapat pada aktivitas 1, 3, 9, 14, 15, 16, 17, 27, 29, 4, 18, 40, dan 42. Melalui keseluruhan aktivitas yang dilakukan analisa waste akan dipetakan menjadi 11 macam analisa. Untuk 1 macam analisa ada yang menyelesaikan 1 aktivitas, dan ada yang menyelesaikan beberapa aktivitas. Penjelasan lebih detil untuk 11 macam analisa tersebut adalah: 1. Waiting penerimaan DO mulai dari penetapan Shipping Schedule sampai DO telah diterima / DO akan diperiksa (aktivitas nomer 14 sampai 18). 2. Waiting dari penetapan data fix Invoice Forwarder dan Copy BL (softcopy) sampai proses pembayaran (aktivitas nomer 43). 3. Waiting dari pengambilan Original BL dan Copy BL sampai pengiriman Original BL (hardcopy) (aktivitas nomer 47). 4. Waiting dari kontak customer sampai koreksi (aktivitas nomer 4). 5. Waiting penerimaan tanda tangan pada proses dokumentasi (aktivitas nomer 29). 6. Penetapan data fix Draft BL dan Ship Manifest (aktivitas nomer 40). 7. Penetapan data fix Invoice Forwarder dan Copy BL (Softcopy) (aktivitas nomer 42). 8. Pembuatan Nomer Register dan Nomer Aju dengan Pembuatan Nomer CRS (aktivitas nomer 9 dengan 15). 9. Kontak customer untuk memperoleh informasi (aktivitas nomer 3). 10. Penetapan penggunaan jumlah container dan jumlah barang (aktivitas nomer 1). 11. Pembuatan PEB (aktivitas nomer 27). Keseluruhan analisa tersebut, kemudian dilakukan identifikasi waste. Identifikasi waste yang ditemukan ada 3 jenis, yaitu waiting waste, correction waste, dan processing waste. Waiting waste terdapat pada analisa nomer 1 sampai 5. Correction waste terdapat pada aktivitas nomer 6,

dan 7. Processing waste terdapat pada analisa nomer 8 sampai 11. Usulan Perbaikan Usulan perbaikan berupa proses improvement yang dapat mengurangi atau mengeliminasi waste yang terjadi. Proses improvement yang diberikan sebanyak 6 proses yang digunakan untuk menyelesaikan keseluruhan analisa waste, kecuali analisa waste nomer 2, 3, dan 9. Proses-proses yang diberikan dapat dilihat lebih detil melalui penjelasan di bawah ini: 1. Menggunakan formula excel di Draft PEB untuk aktivitas pembuatan PEB. 2. Menggabungkan nomer CRS, nomer register dan nomer aju pada program docflow. 3. Menggunakan program komputer untuk menghitung jumlah barang dan container. 4. Mengumpulkan data-data secara lengkap dan mengirimkan data-data tersebut kepada customer. 5. Melakukan follow up lebih ketat kepada saat menunggu penerimaan DO. 6. Menunjuk satu pihak tambahan yang berhak menandatangani dokumen-dokumen ekspor dalam proses dokumentasi. Future State Value Stream Mapping Usulan perbaikan yang akan digunakan dalam pembuatan Future State Value Stream Mapping adalah usulan yang diterima oleh pihak perusahaan. Usulan perbaikan yang diterima dapat dilihat pada tabel 2, beserta dengan usulan yang telah diterapkan oleh perusahaan. Tabel 2. Penerimaan usulan perbaikan Nomer Proses Improvement Menggunakan formula excel 1 di Draft PEB untuk aktivitas pembuatan PEB Menggabungkan nomer CRS, 2 nomer register dan nomer aju pada program docflow Menggunakan program 3 komputer untuk menghitung jumlah barang dan container Mengumpulkan data-data secara lengkap 4 dan mengirimkan data-data tersebut kepada customer Melakukan follow up lebih 5 ketat kepada saat menunggu penerimaan DO Menunjuk satu pihak tambahan yang berhak 6 menandatangani dokumendokumen ekspor yang terkait Diteri ma Tidak Ditera pkan Sudah Sudah Belum Belum Belum Belum Melalui tabel 2, menunjukkan bahwa terdapat 5 usulan perbaikan yang diterima dan di antaranya terdapat 2 yang telah diterapkan. Proses improvement nomer 3 tidak diterima, karena program komputer yang saat ini telah ditemukan belum memadai kebutuhan yang dibutuhkan. Perubahan waktu tiap aktivitas yang disebabkan oleh setiap proses improvement yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Waktu sebelum dan sesudah improvement Waktu Proses Improvement Akti vita s sebelum Improve ment () Menggunakan formula excel di Draft PEB untuk aktivitas pembuatan PEB Menggabungkan nomer CRS, nomer register dan nomer aju pada program docflow Mengumpulkan datadata secara lengkap dan mengirimkan data-data tersebut kepada customer Melakukan follow up lebih ketat kepada saat menunggu penerimaan DO Menunjuk satu pihak tambahan yang berhak menandatangani dokumen-dokumen ekspor yang terkait Waktu sesudah Improvem ent () 27 13,230 6,760 9 1,413 3,280 15 38,717 0 14 3,313 0 4 2.682,37 5 1072,950 40 447,857 313,500 42 19,717 9,858 14-18 4.629,17 1 3.189,171 29 208,038 62,411 Waktu sebelum improvement pada tabel 3 merupakan waktu yang terjadi pada Current State Value Stream Mapping, sedangkan waktu sesudah improvement merupakan waktu yang akan digunakan pada Future State Value Stream Mapping. Melalui perolehan waktu untuk setiap aktivitas sesudah improvement, maka dapat dilanjutkan menuju pembuatan Future State Value Stream Mapping. Future State Value Stream Mapping yang digunakan berdasarkan dari penerimaan oleh pihak perusahaan. Future State Value Stream Mapping yang telah diterima, ditunjukkan pada lampiran 2. Total leadtime Future State Value Stream Mapping yang diperoleh sebesar 16.510,094 /11,465 hari. Penurunan total leadtime yang terjadi sebesar 3.358,899 /56,432 jam/2,351 hari dengan persentase 17,018%. Simpulan PT. X berupaya untuk meningkatkan ketepatan waktu pengiriman ekspor barang. Penggunaan Value Stream Mapping merupakan 87

tool yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengurangi leadtime proses pengiriman ekspor barang pada perusahaan. Waste yang terjadi selama proses pengiriman ekspor barang teridentifikasi menjadi 3 jenis, yaitu correction waste, processing waste, dan waiting waste. Penetapan data fix Draft BL dan Ship Manifest, dan penetapan data fix Invoice Forwarder dan Copy BL (Softcopy) merupakan correction waste yang terdapat selama proses berlangsung. Processing waste yang telah ditemukan terbagi menjadi 4 macam, yaitu pembuatan nomer register dan nomer aju dengan pembuatan nomer CRS, kontak customer untuk memperoleh informasi, penetapan penggunaan jumlah container dan jumlah barang, dan pembuatan PEB. Waiting waste yang terjadi ada 5 macam, yaitu waiting penerimaan DO mulai dari penetapan Shipping Schedule sampai DO telah diterima / DO akan diperiksa, waiting dari penetapan data fix Invoice Forwarder dan Copy BL (softcopy) sampai proses pembayaran, waiting dari pengambilan Original BL dan Copy BL sampai pengiriman Original BL (hardcopy), waiting dari kontak customer sampai koreksi, dan waiting penerimaan tanda tangan pada proses dokumentasi. Usulan perbaikan yang digunakan merupakan usulan yang diterima atau disetujui oleh pihak perusahaan. Usulan perbaikan berupa proses improvement yang digunakan untuk mengatasi waste tersebut. Proses improvement yang dilakukan ada 6 macam proses, yaitu menggunakan formula excel di Draft PEB untuk aktivitas pembuatan PEB, menggabungkan nomer CRS, nomer register dan nomer aju pada program docflow, mengumpulkan data-data secara lengkap dan mengirimkan data-data tersebut kepada customer, melakukan follow up lebih ketat kepada saat menunggu penerimaan DO, dan menunjuk satu pihak tambahan yang berhak menandatangani dokumen-dokumen ekspor dalam proses dokumentasi. Penurunan total leadtime yang terjadi setelah proses improvement ini diterapkan adalah 3358,899 /56,432 jam/2,351 hari dengan persentase 17,018%. Daftar Pustaka 1. Wilson, L. (2010). How to Implement Lean Manufacturing. United States of America : McGraw-Hill Companies, Inc. 2. Morgan, James M. and Liker, Jeffrey K. (2006). The Toyota Product Development System : integrating people, process, and technology. New York : Productivity Press. 88

8 6 10 12 14 16 22 24 26 7 9 11 13 15 17 21 23 25 27 29 31 32 19 34 41 43 35 45 47 3 33 40 44 46 48 42 2 36 Weekly schedule production 39 1 37 38 Lengkong / Penurunan Leadtime Proses Pengiriman Ekspor Barang dengan Penggunaan Value Stream Mapping di PT X/ Jurnal Titra, Vol..4, No.1, Januari 2016, pp. 83-90 Lampiran Lampiran 1 : Current State Value Stream Mapping Proses Pengiriman Ekspor Barang PPIC VA NVAN NVAUN Penetapan penggunaan jumlah container dan jumlah barang 29,400 241,167 Kontak customer untuk informasi 4,163 4 5 Koreksi 4,950 2682,375 172,750 Crosscheck jadwal produksi 16,100 156,375 Pembuatan nomer register dan aju 1,413 98,033 Pembuatan jadwal SI Dan permintaan Shipping Schedule 11,017 22,380 Proses loading container (stuffing) Kurir (outsource labour) Pengambilan NPE dan sticker segel Shipping operational Staff Pengiriman Draft BL dan PEB ke Penetapan data fix Draft BL dan Ship Manifest Penetapan Shipping Schedule Pembuatan nomer CRS Pembuatan DO internal Pemeriksaan DO (Delivery order)/ Booking 18 Confirmation 20 Pengiriman jadwal SI Dan DO ke EMKL Pembuatan Draft PEB Pembuatan Packing List dan Commercial Invoice Pembuatan PEB Proses dokumentasi 28 30 Pembuatan Draft BL VA ALUR 1= 36, 38 22,080 3,313 6,950 2,300 3,560 7,770 14,640 13,230 208,038 169,800 200,00 447,857 VA ALUR 2= 31, 33 6,933 2,429 NVAN ALUR 1= 35, 37, 39 4458,667 559,286 842,000 11,700 913,00 NVAN ALUR 2= 32, 34 38,717 121,525 16,560 78,133 0,530 0,830 NVAUN ALUR 2= 30 407,380 967,375 1079,857 3421,000 Penetapan data fix Invoice Forwarder dan Copy BL (softcopy) 19,717 1129,286 Proses pembayaran Pengambilan Original BL dan Copy BL(hardcopy) Shipping operational staff 5,171 160,667 256,000 2573,571 Pengiriman Original BL (hardcopy) 422,500 Customer Leadtime 19895,992 331,600 jam 13,817 hari Kategori Total Waktu () VA 1.783,995 NVAN 19.074,413 NVAUN 1.174,083 89

8 6 10 12 16 22 24 26 7 9 11 13 17 21 23 25 27 29 31 32 19 34 41 43 35 45 47 3 33 40 44 46 48 42 2 36 Weekly schedule production 39 1 37 38 Lengkong / Penurunan Leadtime Proses Pengiriman Ekspor Barang dengan Penggunaan Value Stream Mapping di PT X/ Jurnal Titra, Vol..4, No.1, Januari 2016, pp. 83-90 Lampiran 2 : Future State Value Stream Mapping Proses Pengiriman Ekspor Barang PPIC VA NVAN NVAUN Penetapan penggunaan jumlah container dan jumlah barang 29,400 241,167 Kontak customer untuk informasi 4,163 4 5 Koreksi 4,950 1072,950 172,750 Crosscheck jadwal produksi 16,100 156,375 Pembuatan nomer register dan aju 3,280 98,033 Pembuatan jadwal SI Dan permintaan Shipping Schedule 11,017 22,380 Proses loading container (stuffing) Kurir (outsource labour) Pengambilan NPE dan sticker segel Shipping operational Staff Perolehan waktu 3147,142 dari = waktu hasil improvement 14 sampai 18 waktu sebelum improvement 15 waktu sebelum improvement 14 = 3189,171-38,717-3,313 3147,142 Pengiriman Draft BL dan PEB ke Penetapan data fix Draft BL dan Ship Manifest Penetapan Shipping Schedule Pembuatan DO internal Pemeriksaan DO (Delivery order)/ Booking 18 Confirmation 20 Pengiriman jadwal SI Dan DO ke EMKL Pembuatan Draft PEB Pembuatan Packing List dan Commercial Invoice Pembuatan PEB Proses dokumentasi 28 30 Pembuatan Draft BL VA ALUR 1= 36, 38 22,080 6,950 2,300 3,560 7,770 14,640 6,760 62,411 169,800 200,00 313,500 VA ALUR 2= 31, 33 6,933 2,429 NVAN ALUR 1= 35, 37, 39 3018,667 559,286 842,000 11,700 913,00 NVAN ALUR 2= 32, 34 121,525 16,560 78,133 0,530 0,830 NVAUN ALUR 2= 30 407,380 967,375 1079,857 3421,000 Penetapan data fix Invoice Forwarder dan Copy BL (softcopy) 9,858 1129,286 Proses pembayaran Pengambilan Original BL dan Copy BL(hardcopy) Shipping operational staff 5,171 160,667 256,000 2573,571 Pengiriman Original BL (hardcopy) 422,500 Customer Leadtime 19895,992 16510,094 331,600 275,168 jam 13,817 11,465 hari Kategori Total Waktu () VA 1.486,238 NVAN 16.024,989 NVAUN 1.135,367 90