Identifikasi Waste dengan Menggunakan Value Stream Mapping di Gudang PT. XYZ

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Identifikasi Waste dengan Menggunakan Value Stream Mapping di Gudang PT. XYZ"

Transkripsi

1 Prayogo., et al. / dentifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol., No., Juli 0, pp. dentifikasi Waste dengan Menggunakan Value Stream Mapping di Gudang PT. XYZ Thomas Prayogo, Tanti Octavia Abstract: PT. XYZ is one of the leading cigarette manufacturers in ndonesia. t has four type of warehouses there is spare part, DM, and leaf. The company is continuously improving and increasing its working quality by examining the waste. The Value Stream Mapping is the concept in the Lean Manufacturing to examine the waste. Two number of waste are identified inside the spare part warehouse. They are transportation and waiting waste. From the waste analysis, the transportation waste could be reduced to.%,.%, 00% and waiting waste could be reduce to 0,%. Transportation and waiting waste are also identified inside the DM warehouse. From the waste analysis, they could be reduced to 0.0% and 00%. There is only one waste identified in the and leaf warehouse, there is over processing and inventory, respectively. From the waste analysis, the waste could be reduced as much as 0.% and 00% respectively. Keywords: Lean Manufacturing, Waste, Value Stream Mapping Pendahuluan PT. XYZ merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di ndonesia. Pertumbuhan di sektor industri dapat menimbulkan persaingan yang kuat antar industri, terutama yang menghasilkan output yang sama. Perusahaan ini terus melakukan improvement untuk dapat terus berkembang dan meningkatkan kualitas kerjanya PT. XYZ memiliki empat macam yang terdiri dari, leaf, Direct Material (DM) dan spare part. Alur kegiatan yang terjadi pada setiap adalah penerimaan material, penyimpanan material, dan pengiriman material. Salah satu cara/metode yang dapat melihat alur kegiatan dan bertujuan untuk memetakan alur produksi dan informasi adalah dengan menggunakan Value Stream Mapping (VSM). VSM merupakan salah satu konsep dalam lean manufacturing yang dapat digunakan untuk melihat dan mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. VSM juga dapat membantu perusahaan dalam mengindentifikasi kegiatan yang non value added. Kegiatan non value added dalam dapat dibagi menjadi non value added necessary dan non value added non necessary. VSM ini diharapkan dapat mengidentifikasi waste yang terjadi pada pada PT. XYZ. Waste yang terjadi berasal dari kegiatan non value added non necessary. Tujuan dari dilak-, Fakultas Teknologi ndustri, Program Studi Teknik ndustri, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto -, Surabaya 0. thomas.prayogo@gmail.com, tanti@peter.petra.ac.id ukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui waste yang ada dalam kegiatan dan memberikan usulan perbaikan untuk mengurangi waste. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan konsep lean manufacturing dan value stream mapping. Lean Manufacturing Lean manufacturing untuk dapat mengidentifikasi dan menghilangkan waste atau aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah. Tujuan dari diterapkan lean manufacturing adalah untuk meningkatkan kinerja dari industri manufaktur. Terdapat delapan waste yang ada dalam lean manufacturing (Liker [], 00) yaitu:. Overproduction: Memproduksi yang belum dipesan.. Waiting: Pekerja yang menggangur karena kehabisan material, keterlambatan proses, mesin rusak dan bottle neck.. Transportation: Memindahkan material, komponen atau jadi dalam jarak yang terlalu jauh.. Over processing: Melakukan langkah yang tidak diperlukan untuk memproses komponen.. nventory: Persediaan yang berlebih menyebabkan masalah seperti keterlambatan pengiriman dan produk cacat yang disebabkan karena peramalan tidak akurat.. Motion waste: Gerakan pekerja yang sia-sia saat melakukan pekerjaannya.. Defect: Memproduksi yang cacat atau mem-butuhkan perbaikan.

2 Prayogo., et al. / dentifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol., No., Juli 0, pp.. Kreativitas pekerja yang tidak dimanfaatkan: kesempatan belajar karena tidak melibatkan atau mendengar masukan dari pekerja. Value Stream Mapping Value Stream Mapping (VSM) adalah suatu konsep dari lean manufacturing yang menunjukkan suatu gambar dari seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Menurut Wilson [] (00) VSM digunakan untuk menemukan waste dalam penggambaran value stream tersebut, apabila waste sudah ditemukan maka waste tersebut harus dieliminasi. Tujuan dari VSM adalah untuk proses improvement dalam sebuah sistem. Berikut ini adalah contoh dari value stream mapping. Gambar. Value stream mapping Sumber: Hasil dan Pembahasan Factory logistic dalam perusahaan ini memiliki empat jenis, yaitu spare part, DM (Direct Material), /cengkeh dan leaf/. Gudang spare part berfungsi memberikan supply untuk kebutuhan mesin di seluruh tempat produksi. Gudang DM berfungsi memberikan supply untuk kebutuhan Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan SKM. Gudang berfungsi memberikan supply untuk kebutuhan Clove Processing (CP) yang berada di Primary Processing (). Gudang leaf berfungsi memberikan supply untuk kebutuhan. Gudang Spare Part Gudang spare part di bagi menjadi dua tempat besar, yaitu Mainstore (MST) dan substore. Substore dibagi menjadi empat tempat, yaitu, SKM, SKM dan Store Print Processing (S). MST berfungsi sebagai tempat untuk menerima part dari supplier yang nantinya part tersebut akan didistribusikan menuju substore masing-masing. Spare Part di MST. detik. detik Berjalan menuju kantor PO part Purchasing Pemesanan part PO dan menerima part. detik.0 detik. detik 0. detik. detik nventory Control Lembar PAG. detik Kembali ke kantor Menerima surat PAG 0. detik SKM SKM = 0. detik = 0. detik =.0 detik Gambar. Current state value stream mapping mainstore pendistribusian menuju substore Gambar menunjukkan alur kegiatan dari spare part dalam MST. Berdasarkan kegiatan yang didapat-kan, dibagi antara dua kategori yaitu non value added dan non value added necessary. Tabel dapat dilihat kegiatan yang masuk dalam kategori tersebut. Tabel. Kategori dalam kegiatan MST ( disebarkan dari MST) Aktivitas MST N. - Berjalan menuju kantor memeriksa. - dan menerima part 0. - Kembali ke kantor -. Menerima surat PAG 0. - Total 0.. Spare Part di Substore MainStore 0. detik kereta angkut ke dalam Part.0 detik Lembar PAG. detik Menuju sparepart Memberikan lembar PAG Mengembalikan lembar PAG Part PAG detail Pekerja Detail dan nomer WO. detik. detik. detik.0 detik. detik Berjalan mengambil part ke rak part. detik. detik Kembali untuk membuat Permintaan part Merekap data dan membuat 0. detik. detik =. detik =.0 detik = 0.0 detik Gambar. Current state value stream mapping substore Gambar menunjukkan alur kegiatan dari spare part dalam substore. dentifikasi Waste Spare Part Terdapat empat waste pada spare part. Waste pertama adalah jarak yang terlalu jauh untuk S 0

3 Office sq. ft. Office sq. ft. Prayogo., et al. / dentifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol., No., Juli 0, pp. Maintenance (MTC) meminta part pada substore. Ketika terjadi breakdown mesin pada area produksi, MTC harus segera menuju substore yang berada dalam. Gambar menunjukkan jalur MTC menuju substore. E / J D / C / H B / G L Rak OFFCE M DSPOSE Pantry Security Garis berwarna merah menunjukkan sopir mengambil kereta angkut di dalam substore. Garis kuning menunjukkan sopir kembali untuk proses dan garis hijau menunjukkan menuju substore untuk meletakkan. Waste yang ketiga adalah waktu yang lama untuk spare part order. Pada saat MTC datang menuju substore dan ingin meminta part, MTC harus memberikan detail yang jelas seperti ukuran part atau nomer part yang ingin di minta. A / F K Gambar. Jalur MTC menuju substore Frekuensi penggunaan pintu pada substore hanya digunakan untuk permintaan dari MTC dan penerimaan dari MST. Berikut ini perbandingan antara permintaan dan penerimaan part di substore. Gambar. Perbandingan permintaan dan penerimaan part substore Letak pintu yang berada di luar area produksi kurang tepat menurut frekuensi penggunaannya. Pintu ini lebih banyak digunakan untuk permintaan part dari MTC dibandingkan dengan yang datang menuju substore. Waste yang kedua adalah terjadi double transportation pada substore. Barang yang dikirim menuju substore harus menggunakan sebuah kereta angkut yang letaknya berada dalam substore. Waktu yang dibutuhkan sopir untuk mengambil kereta angkut dalam substore adalah selama, detik. Alur pengambilan kereta angkut dapat dilihat pada Gambar. E / J L M DSPOSE Gambar. Urutan lama waktu proses spare part (substore) Beberapa hal yang membuat waktu untuk spare part order menjadi lama adalah pihak MTC tidak memberikan detail dengan jelas. Waste yang keempat adalah over transportation pengiriman spare part dari supplier. Barang yang telah dipesan dan dikirim dari supplier, datang terlebih dahulu menuju MST dan part tersebut akan didistribusikan menuju substore masing-masing. Mainstore SKM SKM S Gambar. Alur transportasi dari supplier Garis biru menunjukkan transportasi dari supplier menuju MST, transportasi ini terhitung dari supplier. Garis merah menunjukkan aliran transportasi untuk mendistribusikan part. dentifikasi waste untuk spare part ditunjukkan dengan menggunakan starbust. Pekerja D / Lembar PAG Permintaan part MainStore Mengembalikan lembar PAG C / H Transportation Detail dan nomer WO Waiting B / G File OFFCE Merekap data Part Memberikan dan membuat lembar PAG Part PAG detail part.0 detik. detik. detik. detik.0 detik. detik 0. detik. detik 0. detik. detik. detik. detik A / F K kereta angkut ke dalam Menuju sparepart Berjalan mengambil part ke rak Kembali untuk membuat Gambar. Alur datang pada substore =. detik =.0 detik = 0.0 detik Gambar. Starbust dari current state value stream mapping substore

4 Office sq. ft. Office sq. ft. Prayogo., et al. / dentifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol., No., Juli 0, pp.. detik. detik Berjalan menuju kantor PO part Purchasing Pemesanan part PO dan menerima part. detik.0 detik. detik 0. detik. detik Transportation nventory Control Lembar PAG. detik Kembali ke kantor Menerima surat PAG 0. detik SKM SKM = 0. detik = 0. detik =.0 detik Gambar 0. Starbust dari current state value stream mapping mainstore S MTC dapat mentelepon substore yang dituju untuk dapat mempersiapkan part yang dinginkan. Ketika sudah selesai, prodtech dapat mengambil part dalam substore dan MTC dapat mengawasi mesin yang breakdown tersebut. Usulan perbaikan keempat untuk permasalahan over transportation pengiriman spare part dari supplier adalah dengan memisah pemesanan part sesuai dengan substore masing-masing. Pemisahan part berdasarkan substore dapat mengurangi transportasi yang dilakukan dari MST. Usulan Perbaikan Spare Part Setelah mengidentifikasi waste, maka dilakukan perbaikan untuk mengurangi waste yang ada. Usulan perbaikan untuk waste jarak yang terlalu jauh untuk MTC meminta part adalah dengan memindah pintu yang awalnya diluar area produksi menjadi di dalam area produksi. Mainstore SKM SKM S Gambar. Alur transportasi dari supplier sesudah perbaikan E / J D / C / H L M DSPOSE Pantry Security Future state value stream mapping dilakukan ketika sudah didapatkan usulan perbaikan dari waste. B / G A / F K File OFFCE Pekerja Lembar PAG Permintaan part Gambar. Jalur baru MTC menuju substore MainStore Mengembalikan lembar PAG Detail dan nomer WO Waktu awal sebelum perbaikan menunjukkan, detik dan ketika dilakukan perbaikan waktu menjadi 0, detik. Usulan perbaikan yang kedua untuk double transportation pada substore adalah dengan memindahkan kereta angkut menuju tempat area bongkar muat di Clove Processing (CP). E / J D / C / H B / G A / F Gambar. Alur datang pada substore sesudah perbaikan Perubahan tempat penerimaan dan penempatan kereta angkut yang baru membuat waktu yang dibutuhkan menjadi lebih cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk penerimaan di substore yang awalnya, detik berubah menjadi, detik. Usulan perbaikan yang ketiga untuk waktu yang lama untuk spare part order adalah dengan menjalankan pekerjaan permintaan part secara pararel ketika mesin breakdown. MTC dapat menuju katalog dan mencari part yang dinginkan, kemudian K L File OFFCE M DSPOSE. detik kereta angkut di area loading Part.0 detik. detik Menuju sparepart Memberikan lembar PAG Part PAG detail. detik. detik. detik 0. detik. detik Berjalan mengambil part ke rak part. detik. detik Kembali untuk membuat Merekap data dan membuat 0. detik. detik =. detik = 0. detik = 0. detik Gambar. Future state value stream mapping substore. Analisis perbandingan dilakukan untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah dari usulan yang telah diberikan. Usulan perbaikan tersebut memiliki hasil pengurangan waktu untuk setiap masalah. Persentase masalah yang terdapat pada spare part dapat berkurang masing-masing,%,,%, 0,% dan 00%. Tabel. Perbandingan hasil usulan perbaikan spare part No Masalah Sebelum Sesudah Jarak yang terlalu, 0, jauh untuk MTC detik detik meminta part Terjadi double transportation pada substore Waktu yang lama untuk spare part order Over transportation pengiriman spare part dari supplier, detik, menit 0, menit, detik, menit -

5 Prayogo., et al. / dentifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol., No., Juli 0, pp. Gudang DM Gudang Direct Material (DM) berfungsi untuk memberikan supply untuk kebutuhan material Sigaret Kretek Mesin (SKM). Proses pengeluaran pada DM dengan menggunakan First Expired First Out (FEFO). DM. detik untuk menyerahkan. detik Memesan Team planning Memberikan nomer PO Admin DM Scan barcode. detik. detik. detik Stock material. detik. detik nventory DM warehouse malam C SKM Bon Order Material (BOM). detik. detik. detik. detik. detik untuk mengambil dan tanda tangan. detik SKM SKM pallet, apabila ada pallet forklift harus bolak-balik truk sebanyak kali untuk loading satu truk. Tabel. Lama waktu loading Jumlah pallet Pallet, menit Lama waktu loading Pallet, menit Waste yang kedua adalah penggunaan truk yang kurang maksimal. necessary sebesar.0% digunakan untuk menunggu ditempat tujuan. Dapat diartikan truk berhenti menganggur untuk dibongkar ditempat yang dituju. Total waktu untuk menunggu membutuhkan waktu menit atau selama, jam. dentifikasi waste untuk DM ditunjukkan dengan menggunakan starbust. Gambar. Current state value stream mapping DM =. detik =.0 detik = 00. detik Memesan Team planning Memberikan nomer PO Stock material C SKM Bon Order Material (BOM) Admin DM SKM Gambar menunjukkan alur kegiatan dari DM. Berdasarkan kegiatan yang didapatkan, dibagi antara dua kategori yaitu non value added dan non value added necessary. Tabel dapat dilihat kegiatan yang masuk dalam kategori tersebut. Tabel. Kategori dalam kegiatan DM Aktivitas DM N -,, - -, -, dan scan barcode, - ke loket -,, -, -, - -, -, -, dan tanda tangan, - Total, 00, dentifikasi Waste Gudang DM Seluruh kegiatan dalam adalah kegiatan non value added. Kegiatan non value added dipecah menjadi non value added dan non value added necessary. Terdapat dua waste yang ada pada DM. Waste yang pertama adalah proses loading yang dapat lebih dipercepat. menuju truk dilakukan dengan satu buah forklift. Proses loading dilakukan satu per satu tiap. detik untuk menyerahkan. detik Scan barcode. detik. detik. detik. detik. detik nventory DM warehouse malam Transportation. detik. detik. detik. detik. detik untuk mengambil dan tanda tangan. detik Gambar. Starbust dari current state value stream mapping DM Usulan Perbaikan Gudang DM Setelah mengidentifikasi waste, maka dilakukan perbaikan untuk mengurangi waste yang ada. Usulan perbaikan untuk waste proses loading yang lama dan dapat lebih dipercepat adalah dengan menggunakan spatula extension forklift. Gambar. Spatula extension forklift Ketika menggunakan spatula extension satu kali angkut forklift dapat mengangkut dua pallet sekaligus, maka dari itu waktu untuk loading dapat dipercepat. yang awalnya tanpa spatula extension membutuhkan waktu, menit, sedangkan apabila digunakan spatula extension dapat berkurang menjadi, menit. Waiting =. detik =.0 detik = 00. detik SKM

6 Prayogo., et al. / dentifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol., No., Juli 0, pp. Tabel. Perbandingan lama waktu loading Lama Baru Pallet, menit pallet =, menit Pallet, menit, menit dengan menggunakan First in First out (FFO). Clove Usulan perbaikan untuk waste penggunaan truk yang kurang maksimal adalah menjadwalkan kembali waktu pengiriman material untuk masingmasing tempat agar tidak terjadi penumpukan di masing-masing tempat. Jadwal pengiriman material yang baru dapat dilihat di Gambar. Supervisor permintaan No. SPBC Permintaan CP sample dan Memberikan memasukan dalam untuk ke truck karung C CP CP nventory. detik. detik 0. detik. detik. detik. detik 0. detik.0 detik malam =.0 detik =. detik =. detik Gambar 0. Current state value stream mapping Gambar. Jadwal pengiriman material Future state value stream mapping dilakukan ketika sudah didapatkan usulan perbaikan dari waste.. detik untuk menyerahkan. detik Memesan Team planning Memberikan nomer PO Admin DM Scan barcode. detik. detik. detik Stock material. detik. detik nventory DM warehouse malam C SKM Bon Order Material (BOM). detik. detik. detik. detik. detik untuk mengambil dan tanda tangan. detik Gambar. Future state value stream mapping DM Analisis perbandingan dilakukan untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah dari usulan yang telah diberikan. Usulan perbaikan tersebut memiliki hasil pengurangan waktu untuk setiap masalah. Persentase masalah yang terdapat pada DM dapat berkurang masing-masing 0,0% dan 00%. Tabel. Perbandingan hasil usulan perbaikan DM No Masalah Sebelum Sesudah Proses loading yang,, lama dan dapat lebih menit menit dipercepat Penggunaan truk yang kurang maksimal menit - =. detik =. detik = 00. detik SKM SKM Gambar 0 menunjukkan alur kegiatan dari. Berdasarkan kegiatan yang didapatkan, dibagi antara dua kategori yaitu non value added dan non value added necessary. Tabel dapat dilihat kegiatan yang masuk dalam kategori tersebut. Tabel. Kategori dalam kegiatan Aktivitas N Memberikan, - -, 0, - sampel dan memasukan dalam karung, -, - Menyiapakan untuk, - 0, -,0 - Total,, dentifikasi Waste Gudang Clove Waste terdapat pada adalah proses yang dapat lebih dipercepat. Dalam kegiatan terdapat proses menimbang karung cengkeh yang prosesnya adalah dengan menimbang satu per satu karung ceng-keh yang datang. Gudang Clove Gudang memberikan supply cengkeh untuk menunjang kebutuhan Clove Processing (CP). Proses pengeluaran cengkeh pada Gambar. Lama waktu penimbangan cengkeh Membutuhkan waktu menit untuk meng-

7 Prayogo., et al. / dentifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol., No., Juli 0, pp. habiskan truk yang datang. dentifikasi waste untuk ditunjukkan dengan meng-gunakan starbust. Gambar. Future state value stream mapping Usulan perbaikan tersebut memiliki hasil pengurangan waktu untuk setiap masalah. Persentase masalah yang terdapat pada dapat berkurang 0,%. Memberikan. detik No. SPBC. detik Over Processing Supervisor sample dan memasukan dalam karung 0. detik. detik Permintaan CP nventory permintaan malam untuk ke truck C CP. detik. detik 0. detik.0 detik =.0 detik =. detik =. detik Gambar. Starbust dari current state value stream mapping Usulan Perbaikan Gudang Clove CP Gudang Leaf Gudang leaf berisi berbagai macam jenis tem-bakau untuk pembuatan isi rokok. Gudang leaf memberikan supply untuk menunjang kebutuhan Primary Processing (). Proses pengeluaran pada leaf dengan menggunakan metode Annual Monthly Usage (AMU) dengan menjalankan dua aktif untuk pengiriman menuju. Leaf Setelah mengidentifikasi waste, maka di-lakukan perbaikan untuk mengurangi waste yang ada. Usulan perbaikan untuk waste proses yang dapat lebih dipercepat adalah dengan menggunakan jembatan timbang untuk truk. C supervisor permintaan leaf Mengirim Bon Kiriman Tembakau (BKT) Primary Processing Scanning label bon kiriman Scanning label bon kiriman. detik 0. detik nventory. detik. detik. detik. detik. detik. detik. detik. detik. detik. detik =. detik =. detik = 0.0 detik Menuju lain Gambar. Current state value stream mapping leaf Gambar. Jembatan timbang dihubungan dengan sistem Proses satu buah truk yang awalnya selama, menit dapat berkurang menjadi, menit, karena proses penimbangan pada dihilangkan dan diganti dengan jembatan timbang yang langsung terhubung melalui sitem. Future state value stream mapping dilakukan ketika sudah didapatkan usulan perbaikan dari waste. Supervisor Gambar menunjukkan alur kegiatan dari leaf. Berdasarkan kegiatan yang didapatkan, dibagi antara dua kategori yaitu non value added dan non value added necessary. Tabel 0 dapat dilihat kegiatan yang masuk dalam kategori tersebut. Tabel 0. Ketegori dalam kegiatan leaf Aktivitas leaf N, - -, 0, Scanning label -, Bon Kiriman Tembakau -,, - C CP, - Memberikan. detik No. SPBC. detik sample dan memasukan dalam karung. detik. detik Permintaan CP nventory permintaan malam untuk ke truck. detik. detik 0. detik.0 detik = 00.0 detik =. detik =. detik CP Menuju lain -, Scanning label -, Bon Kiriman Tembakau -,, -, - Total, 0, dentifikasi Waste Gudang Leaf

8 Prayogo., et al. / dentifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol., No., Juli 0, pp. Waste terdapat pada leaf adalah sistem AMU yang kurang berjalan. AMU membutuhkan dua aktif untuk pengiriman menuju ke. Namun, masih terdapat lebih dari dua aktif yang terbuka untuk pengiriman material menuju. Pada bulan maret 0 seharusnya hanya terbuka B0/C dan C0/C. Akan tetapi terdapat beberapa yang terbuka yaitu D0/C, D0/C, D0/C, E0/C, E0/C dan E0/C. Semakin banyak yang terbuka untuk pengiriman menuju, semakin rawan pula beetle akan dapat masuk kedalam. Gudang aktif untuk pengiriman harus steril atas beetle, karena beetle dapat menggangu proses pro-duksi dalam. dentifikasi waste untuk leaf ditunjukkan dengan menggunakan starbust.. detik supervisor. detik 0. detik permintaan leaf Mengirim Bon Kiriman Tembakau (BKT) nventory Scanning label C bon kiriman. detik. detik. detik. detik =. detik =. detik =.0 detik Primary Processing Gambar. Future state value stream mapping leaf Usulan perbaikan tersebut memiliki hasil pengurangan waktu untuk setiap masalah. Persentase masalah yang terdapat pada dapat berkurang 00%. supervisor C Simpulan. detik. detik 0. detik nventory Scanning label Mengirim Bon Kiriman Tembakau (BKT) bon kiriman. detik. detik. detik. detik nventory permintaan leaf Scanning label bon kiriman. detik. detik. detik Menuju lain. detik. detik =. detik =. detik = 0.0 detik Gambar. Starbust dari current state value stream mapping leaf Usulan Perbaikan Gudang Leaf Setelah mengidentifikasi waste, maka dilakukan perbaikan untuk mengurangi waste yang ada. Usulan perbaikan yang diberikan adalah dengan menata letak dari case leaf yang ada pada. Posisi yang awalnya diletakkan berdasarkan lot number menjadi diletakkan menurut formulasi dari. B0/C Week Week 0 0 Week Week Gambar. Pengaturan case leaf dalam berdasarkan formula OPS Primary Processing Gudang spare part tedapat dua waste yaitu transportation dan waiting. Perancangan usulan perbaikan yang diberikan didapatkan pengurangan untuk transportation waste sebesar,%,,% dan 00%. Sedangkan untuk waiting waste pengurangannya sebesar 0,%. Gudang DM terdapat dua waste yaitu transportation dan waiting. Perancangan usulan perbaikan yang diberikan didapatkan pengurangan untuk transportation waste sebesar 0,0%. Sedangkan untuk waiting waste pengurangannya sebesar 00%. Gudang terdapat over processing waste. Perancangan usulan perbaikan yang diberikan didapatkan pengurangan sebesar 0,%. Gudang leaf terdapat inventory waste. Perancangan usulan perbaikan yang diberikan didapatkan pengurangan sebesar 00%. Daftar Pustaka. Liker, Jeffrey K. (00). The toyota way: Prinsip Manajemen dari Perusahaan Manufaktur Terhebat di Dunia. Jakarta: Erlangga.. Wilson, Lonnie. (00). How to implement lean manufacturing. USA: McGraw-Hill. Satu terbagi atas empat area yang terbagi antara minggu sampai minggu. Hal ini akan menghilangkan dampak pembukaan aktif lain selain aktif, karena dalam OPS terdiri dari formulasi dari yang sudah baku. Future state value stream mapping dilakukan ketika sudah didapatkan usulan perbaikan dari waste.

Identifikasi Waste dengan Menggunakan Value Stream Mapping dan Upaya Perbaikan Kinerja di Gudang PT. Y

Identifikasi Waste dengan Menggunakan Value Stream Mapping dan Upaya Perbaikan Kinerja di Gudang PT. Y Identifikasi Waste dengan Menggunakan Value Stream Mapping dan Upaya Perbaikan Kinerja di Gudang PT. Y Monica Purdiani Purnomo 1, Indriati Bisono 2 Abstract: PT. Y is one of the leading cigarette manufacturers

Lebih terperinci

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Maria Natalia 1, Nyoman Sutapa 2 Abstract: The thesis discusses the value added and non-value added of the

Lebih terperinci

Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping

Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping Jeffery Tipawael 1, I Gede Agus Widyadana 2 Abstract: PT Y is one of the companies in Surabaya engaged in manufacturing cigarattes.

Lebih terperinci

Designing Work Standards to Reduce Lead Time Delivery using Value Stream Mapping Method: A Case Study

Designing Work Standards to Reduce Lead Time Delivery using Value Stream Mapping Method: A Case Study JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULY AGUSTUS SEPTEM OKTOBER NOVEM DESEMB Wijaya. / Designing Work Standards using VSM Method: A Case Study/ Jurnal Titra, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp.21-28 Designing

Lebih terperinci

Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A

Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A Fendy Aurino 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT A is a manufacturing company which produces consumer goods. Transportation Department

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

Perbaikan Proses Penerimaan Spare Part dengan Menghilangkan Peran Gudang Main Store: A Case Study

Perbaikan Proses Penerimaan Spare Part dengan Menghilangkan Peran Gudang Main Store: A Case Study Halim, et al. / Perbaikan Proses Penerimaan Spare Part dengan Menghilangkan Peran Gudang Main Store: A Case Studt/ Jurnal Titra, Vol. Perbaikan Proses Penerimaan Spare Part dengan Menghilangkan Peran Gudang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah menyediakan produk sesuai dengan ekspektasi customer. Maka, sangat penting bagi perusahaan untuk

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Value Stream Mapping sebagai Alat Identifikasi Waste pada PT. X untuk Departemen A

Value Stream Mapping sebagai Alat Identifikasi Waste pada PT. X untuk Departemen A Value Stream Mapping sebagai Alat Identifikasi Waste pada PT. X untuk Departemen A Joko Yulianto 1, Tanti Octavia 2 Abstract: PT. X is one of company that concerns with continuous improvement. PT. X attempts

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan

Lebih terperinci

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X* Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

Penurunan Leadtime Proses Pengiriman Ekspor Barang dengan Penggunaan Value Stream Mapping di PT X

Penurunan Leadtime Proses Pengiriman Ekspor Barang dengan Penggunaan Value Stream Mapping di PT X Penurunan Leadtime Proses Pengiriman Ekspor Barang dengan Penggunaan Value Stream Mapping di PT X Ryan Lengkong Abstract: PT. X wants to improve the export process delivery by reducing its leadtime. Value

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara VIII

Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Petunjuk Sitasi: Harsono, A., Prasetyo, H., & Triadji, M. (207). Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara V. Prosiding SNT dan SATELT 207 (pp. C68-74).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Pindad (Persero) merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dibidang Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) dan produk komersial. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI DISUSUN OLEH : WAHYU EKO NURCAHYO 0632010198 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dalam industri manufakatur kini semakin meningkat, membuat persaingan indsutri manufaktur pun semakin ketat. Di Indonesia sendiri harus bersiap mengahadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri sandal, berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat. CV. ASJ memproduksi sandal pria dari

Lebih terperinci

Penerapan Value Stream Mapping untuk Allocation Planning di PT. X

Penerapan Value Stream Mapping untuk Allocation Planning di PT. X Penerapan Value Stream Mapping untuk Allocation Planning di PT. X Felicia Tedja Widjaja 1, Siana Halim 1 Abstract: PT. X is one of the cigarette manufacturing leaders in Indonesia. Products from PT. X

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 42 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Hasil Observasi Lapangan 4.1.1 Diagram Supplier-Input-Process-Output-Customer (SIPOC) Sebelum melakukan analisa aliran material internal dengan Value

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING Moses L. Singgih dan Andrie Sandi Pramono Jurusan Teknik Industri ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya email: moses@ie.its.ac.id;future_sandi@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking

Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking 1 Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking Hans Roberto Widiasmoro, dan Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan perkembangan dunia industri yang semakin pesat, seluruh perusahaan yang bergerak dalam sektor industri manufaktur atau jasa dituntut untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pemborosan merupakan segala sesuatu yang menambah waktu dan biaya pembuatan sebuah produk namun tidak menambah nilai pada produk yang dilihat dari sudut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beberapa manfaat pergudangan adalah: 1. Terjaganya kualitas dan kuantitas barang.

BAB III LANDASAN TEORI. Beberapa manfaat pergudangan adalah: 1. Terjaganya kualitas dan kuantitas barang. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pergudangan. Pergudangan adalah segala upaya pengelolaan gudang yang meliputi penerimaan, pemeliharaan, penyimpanan, pmeliharaan, pendistribusian, pengendalian dan pemusnahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kedirgantaraan terutama dalam proses perancangan dan pembuatan komponen pesawat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri percetakan adalah salah satu industri yang selalu berhubungan dengan gambar dan tulisan untuk dijadikan sebuah hardcopy. Semakin berkembangnya zaman, industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Tingkat persaingan di dunia usaha yang semakin tinggi menuntut setiap perusahaan berperan sebagai penghasil nilai (value creator), dengan memperbaiki

Lebih terperinci

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University RANCANGAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG MENGGUNAKAN 5-S SYSTEM DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION (STUDI KASUS: DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pembobotan yang dilakukan terhadap pemborosan (waste)

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT.

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN 2337-4349 PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. SUPRALITA MANDIRI Annisa Kesy Garside 1*, Faraningrum Restiana 2 1,2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK... xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK Azizah Mutiasari 1*, Ahmad Juang Pratama 2 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 berikut:

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tahun ke tahun, perkembangan dunia bisnis mengalami peningkatan yang mengakibatkan perusahaan terus bersaing untuk menawarkan produk berkualitas sesuai keinginan konsumen.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI Oleh : BOBBY ALEXANDER NPM 0732010020 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki potensi perkembangan yang tinggi. Menurut Kementerian Perdagangan dan Perindustrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah

Lebih terperinci

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS Yosua Caesar Fernando 1 dan Sunday Noya 2 Abstract: Meminimalkan pemborosan dalam proses produksi adalah salah satu tujuan

Lebih terperinci

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA Minto waluyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Agronesia (Divisi Industri Teknik Karet) merupakan perusahaan manufaktur industri pengolahan yang memproduksi berbagai jenis produk karet teknik untuk keperluan

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.35-40 ISSN 2302-495X Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Tubagus Ardi Ferdiansyah 1, Asep Ridwan

Lebih terperinci

DEVIS ZENDY NPM :

DEVIS ZENDY NPM : PENERAPAN LEAN MANUFACTURING GUNA MEMINIMASI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. KHARISMA ESA ARDI SURABAYA SKRIPSI Oleh : DEVIS ZENDY NPM : 0732010126 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

Tabel I. 1 Data Pengiriman CV.ASJ kepada PT.A. Tanggal Keterlambatan Pengiriman

Tabel I. 1 Data Pengiriman CV.ASJ kepada PT.A. Tanggal Keterlambatan Pengiriman BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan perusahaan yang bergerak dibindang industri sandal khusus laki-laki yang terletak di daerah Bandung, Indonesia yang dapat memproduksi berbagai jenis

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Tabel I. 1 Target dan Realisasi Produksi pada Masing-masing Komponen Pesawat A320 Periode Januari-September 2015

BAB I Pendahuluan. Tabel I. 1 Target dan Realisasi Produksi pada Masing-masing Komponen Pesawat A320 Periode Januari-September 2015 BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki perusahaan manufaktur dibidang industri pesawat terbang, yaitu PT Dirgantara Indonesia. PT Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace Inc) adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. material dalam sistem secara keseluruhan. Value stream mapping yang

BAB V ANALISIS HASIL. material dalam sistem secara keseluruhan. Value stream mapping yang BAB V ANALISIS HASIL Bedasarkan Data yang telah diolah pada Bab sebelumnya maka analisis hasil yang akan dijelaskan dibawah ini. 5.1 Analisa Current State Mapping Value stream mapping merupakan awal untuk

Lebih terperinci

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 USULAN APLIKASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN UNTUK OPERATIONAL EXCELLENCE

Lebih terperinci

Pada Proyek Single Aisle lebih memfokuskan pada pembuatan komponen pesawat A320. Komponen pesawat A320 terbagi menjadi 3 komponen yaitu Leading Edge

Pada Proyek Single Aisle lebih memfokuskan pada pembuatan komponen pesawat A320. Komponen pesawat A320 terbagi menjadi 3 komponen yaitu Leading Edge BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dunia industri manufaktur khususnya industri pesawat terbang memiliki prospek bisnis yang semakin maju dan berkembang pesat. Data kebutuhan pesawat terbang yang dikelola

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 MENGURANGI AKTIVITAS-AKTIVITAS YANG TIDAK BERNILAI TAMBAH UNTUK MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PENERAPAN COMPUTERIZED MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM (CMMS) DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING Chauliah Fatma Putri,

Lebih terperinci

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56 Petunjuk Sitasi: Patrisina, R., & Ramadhan, K. M. (2017). Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56. prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C131-135). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE Shanty Kusuma Dewi 1*,Tatok Dwi Sartono 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan tahap-tahap yang dilalui penulis dalam menyusun penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap awal penelitian, tahap pengumpulan data,

Lebih terperinci

ANALISIS WASTE DALAM ALIRAN MATERIAL INTERNAL DENGAN VALUE STREAM MAPPING PADA PT XYZ

ANALISIS WASTE DALAM ALIRAN MATERIAL INTERNAL DENGAN VALUE STREAM MAPPING PADA PT XYZ ANALISIS WASTE DALAM ALIRAN MATERIAL INTERNAL DENGAN VALUE STREAM MAPPING PADA PT XYZ Gita Ayu; Jeffry Hanggara; David Kurniawan; Gunawan Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, Binus

Lebih terperinci

SIMULASI PROSES BONGKAR MUAT DAN PENGIRIMAN CARGO COAL DI PT.XYZ DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

SIMULASI PROSES BONGKAR MUAT DAN PENGIRIMAN CARGO COAL DI PT.XYZ DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING SIMULASI PROSES BONGKAR MUAT DAN PENGIRIMAN CARGO COAL DI PT.XYZ DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING Lely Herlina 1*, Teresia Febriarti 2, Bobby Kurniawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

Wita Anggraita P, 2 Widia Juliani, 3 Pratya Poeri Suryadhini 1,2,3. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Wita Anggraita P, 2 Widia Juliani, 3 Pratya Poeri Suryadhini 1,2,3. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University Usulan Perbaikan Sistem Untuk Mengurangi Penumpukan Work In Process dan Lead Time Produksi Pada Lantai Produksi Bagian Medium Prismatic Machines Di PT. Dirgantara Indonesia 1 Wita Anggraita P, 2 Widia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 878

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 878 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 878 Usulan Perbaikan Sistem Untuk Mengurangi Penumpukan Work In Process dan Lead Time Produksi Pada Lantai Produksi Bagian Medium

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016 PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CARA MENGURANGI MANUFACTURING LEAD TIME STUDI KASUS: PT ORIENTAL MANUFACTURING INDONESIA Sumiharni Batubara, Raden Abdurrahman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi saat ini menimbulkan dampak persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Banyak perusahaan berlombalomba untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri saat ini mengalami peningkatan yang tinggi. Peningkatan yang tinggi ini disebabkan oleh semakin besarnya permintaan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI WAITING TIME

RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI WAITING TIME RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI WAITING TIME PADA PROSES PRODUKSI GITAR TIPE BOLT-ON DI PT GENTA TRIKARYA DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PROPOSAL PLAN OF IMPROVEMENT TO REDUCE WAITING

Lebih terperinci

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3 RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MEMINIMASI WAITING TIME PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING (STUDI KASUS: PT AGRONESIA DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET) 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat yaitu berupa perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, dan sistematika

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace, IAe) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang industri pesawat terbang. PT. Dirgantara Indonesia

Lebih terperinci

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 45-50 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lean Definition 2.2 A House of Lean

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lean Definition 2.2 A House of Lean BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lean Definition Lean Manufacturing adalah sistem yang membantu mengidentifikasi dan mengeliminasi dari pemborosan, meningkatkan kualitas, dan mengurangi waktu produksi dan biaya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri demikian pesat menyebabkan persaingan antar industri semakin ketat terutam industri kecil menengah yang bergerak pada bidang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik Gres Tenan milik Bp. Sardjono Atmomardoyo yang ada di Kampung Batik Laweyan turut andil dalam persaingan dalam hal industri fashion. Mulai dari bakal kain, tas

Lebih terperinci

Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC

Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.48-53 ISSN 2302-495X Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC Erry Riyadi Prabowo 1, Asep Ridwan 2, Achmad Bahauddin

Lebih terperinci

Reduksi Waste pada Proses Produksi Kacang Garing Medium Grade dengan Pendekatan Lean Six Sigma

Reduksi Waste pada Proses Produksi Kacang Garing Medium Grade dengan Pendekatan Lean Six Sigma F295 Reduksi Waste pada Proses Produksi Kacang Garing Medium Grade dengan Pendekatan Lean Six Sigma Ikha Sriutami dan Moses Laksono Singgih Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pertumbuhan industri di era globalisasi ini mengharuskan perusahaan menerapkan go green untuk menghemat energi serta harus mampu meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ

Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ Kusuma / Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 211-218 Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ Erens Feliciano Kusuma 1 Abstract: PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sun (2011) mengatakan bahwa lean manufacturing merupakan cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sun (2011) mengatakan bahwa lean manufacturing merupakan cara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini industri manufaktur mengalami situasi persaingan yang sangat ketat. Alex, Lokesh dan Ravikumar (2010) mengemukakan bahwa karakter

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU

IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Distribusi dan Inventori pada PT. Blue Sky Biotech

Perbaikan Sistem Distribusi dan Inventori pada PT. Blue Sky Biotech Mudita, et al. / Perbaikan Sistem Distribusi dan Inventori pada PT. Blue Sky Biotech / Jurnal Titra, Vol. 3 No. 2, Juli 2015, pp. 163-168 Perbaikan Sistem Distribusi dan Inventori pada PT. Blue Sky Biotech

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan di dunia usaha semakin tinggi. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan yang

Lebih terperinci

MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING

MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Teknik Industri STEFANUS ANJASMORO PRIHANTOKO

Lebih terperinci

USULAN PENGURANGAN WASTE PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN WASTE ASESSMENT MODEL DAN VALUE STREAM MAPPING DI PT. X

USULAN PENGURANGAN WASTE PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN WASTE ASESSMENT MODEL DAN VALUE STREAM MAPPING DI PT. X Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN PENGURANGAN WASTE PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN WASTE ASESSMENT MODEL

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DIVISI TRUCKING PT. JPEK

PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DIVISI TRUCKING PT. JPEK PENERAPAN LEAN THNKNG UNTUK MENNGKATKAN KNERJA DVS TRUCKNG PT. JPEK Taqwanur, Suparno Manajemen ndustri, Magister Manajemen Teknologi TS Surabaya Email: kang.taqwanur@yahoo.com ABSTRAK Divisi Transportasi

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan industri semakin meningkat dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan industri. Perubahan yang dilakukan oleh perusahaan secara berkelanjutan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Salah satu mekanisme yang menjadi ciri globalisasi dewasa

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN 5.. Analisis Prosedur pada Sistem Informasi Persediaan Berdasarkan Pengumpulan data pada bab 4 terdapat 6 prosedur Sistem Informasi Persediaan. Enam Prosedur Sistem

Lebih terperinci