BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS IIB PEKANBARU. Saat ini Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIB Pekanbaru berada di

PEMBINAAN BAGI TERPIDANA MATI. SUWARSO Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Hukum diciptakan oleh manusia mempunyai tujuan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada dasarnya merupakan pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. para pemimpin penjara. Gagasan dan konsepsi tentang Pemasyarakatan ini

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB ANAK PEKANBARU LAPAS ANAK

BAB IVGAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kalianda

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR TERPIDANA NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SIDOARJO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini narapidana tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat atau kediaman bagi orang-orang yang telah dinyatakan bersalah oleh

1 dari 8 26/09/ :15

2016, No Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pem

menegakan tata tertib dalam masyarakat. Tujuan pemidanaan juga adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan yang wajar sesuai dengan Perundang-undangan yang berlaku dan normanorma

Institute for Criminal Justice Reform

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV. PETA SOSIAL KELURAHAN SUKAMISKIN DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Indie (Kitab Undang Undang Hukum pidana untuk orang orang. berlaku sejak 1 januari 1873 dan ditetapkan dengan ordonasi pada tanggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tugas pokok melaksanakan pemasyarakatan narapidana/anak didik. makhluk Tuhan, individu dan anggota masyarakat.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Profil Lembaga Pemasyarakatan Wanitan Kelas IIA Way Hui

2018, No bersyarat bagi narapidana dan anak; c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata

2015, No. -2- untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor

FUNGSI SISTEM PEMASYARAKATAN DALAM MEREHABILITASI DAN MEREINTEGRASI SOSIAL WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Sri Wulandari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB III. Pemasyarakatan Anak Blitar. 3.1 Pola Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Di Lembaga

SKRIPSI PERAN BAPAS DALAM PEMBIMBINGAN KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MENJALANI CUTI MENJELANG BEBAS. (Studi di Balai Pemasyarakatan Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang kejahatan semakin berkembang sesuai dengan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Pengertian dan Sejarah Singkat Pemasyarakatan

P, 2015 PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA BANDUNG DALAM UPAYA MEREHABILITASI NARAPIDANA MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalani masa pidana, hal ini sudah diatur dalam Undang undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya warga Binaan Pemasyarakatan sebagai insan dan

BAB I PENDAHULUAN. Negeri tersebut diperlukan upaya untuk meningkatkan menejemen Pegawai. Negeri Sipil sebagai bagian dari Pegawai Negeri.

BAB IV. Pembinaan Narapidana, untuk merubah Sikap dan Mental. Narapidana agar tidak melakukan Tindak Pidana kembali setelah

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga telah. yang dinyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.

NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung

BAB III LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK DI INDONESIA

PENGAWASAN PEMBERIAN REMISI TERHADAP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) KLAS IIA ABEPURA

BAB I PENDAHULUAN. sebutan penjara kini telah berubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. 2. Persamaan perlakuan dan pelayanan; 5. Penghormatan harkat dan martabat manusia;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin maju masyarakat,

JURNAL PEMENUHAN HAK NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WIROGUNAN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN MASA PIDANA (REMISI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bagi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, pemikiran-pemikiran

BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKANBARU PROFIL BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II

Institute for Criminal Justice Reform

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :M.01-PK TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. perampokan, pembunuhan, narkoba, penipuan dan sebagainya. Dari semua tindak

BAB I PENDAHULUAN. pemasyarakatan di Indonesia. (Lapas) di Indonesia telah beralih fungsi. Jika pada awal

BAB II PROSES PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B KOTA LANGSA

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. 1 Hal ini berarti setiap

BAB III HAMBATAN PROSES PEMBINAAN DAN UPAYA MENGATASI HAMBATAN OLEH PETUGAS LAPAS KELAS IIA BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 (31/1999) TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01-PK TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. balik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan,

elr 24 Sotnuqri f,ole NPM EIALAMA}.{ PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, Tanda Tangan

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PELAKSANAAN PEMBINAAN WBP (WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN) DI LEMBAGA KLAS IIA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai salah satu institusi

RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB DUMAI Jl. Pemasyarakatan No. 01 Bumi Ayu - Dumai RUTAN DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan. Ini berarti, bahwa pembinaan dan bimbingan yang. diberikan mencakup bidang mental dan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak. Seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyiksaan dan diskriminatif secara berangsur-angsur mulai ditinggalkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Sebagai Negara Hukum yang

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. UUD 1945 pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum, hal tersebut tercermin dalam UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. Dalam era pertumbuhan dan pembangunan dewasa ini, kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab negara yang dalam hal ini diemban oleh lembaga-lembaga. 1) Kepolisian yang mengurusi proses penyidikan;

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan tidak adanya ketenangan dalam masyarakat. Kejahatan merupakan

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Lembaga Pemasyarakatan Secara formal sistem pemasyarakatan dicetuskan pada tanggal 5 juli 1953 oleh Dr. Suharjo, SH yaitu Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada peresmian gelar Doctor Causa di Istana Negara. Adapun isi pidatonya antara lain bahwa pohon beringin pengayoman ditetapkan menjadi sumber hukum dan Lambang Departemen Kehakiman agar menjadi penyuluh bagi para petugasnya dalam membina hukum menjalinkan peradilan guna memberi keadilan, dalam melakukan narapidana. Dibawah pohon beringin pengayoman tujuan hukum pidana adalah mengayomi masyarakat terhadap perbuatan yang mengganggu tertib masyarakat dengan mengancam tindakan-tindakan terhadap si pengganggu dengan maksud untuk mencegah pengangguran tertib masyarakat. Dibawah pohon beringin pengayoman telah ditetapkan tugas untuk penyuluh dalam memperlakukan narapidana yang tujuannya yakni untuk membimbing narapidana karena dihilangkan kemerdekaan bergerak, membimbing narapidana agar bertaubat, mendidik supaya ia menjadi seorang anggota masyarakat Indonesia yang beragama, dengan singkat menjadi tujuan pidana penjara adalah pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan didirikan pada tahun 1981 sudah mulai aktif sebagai Lapas Anak Negara. Pada tahun 1998 berubah manjadi Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIB Anak Pekanbaru berdasarkan surat dari Sekretaris Jendral Pemasyarakatan Nomor A. PI. 03.10.117 tanggal 27 Oktober 1997. Pada tanggal 27 April 1964 diselenggarakan Konferensi Dinas Direktoriat Pemasyarakatan yang bertitik tolak perlakuan narapidana dengan dasar gotong royong. Kegotong royongan yang dinamis antara narapidana yang bersangkutan dan masyarakat luar merupakan tujuan tunggal

kemasyarakatan dan pelaksanaannya kemasyarakatan masih mengacu kepada Getichen Reglement (peraturan penjara). Pada Konferensi Nasional Kepenjaraan di Green Hotel Lembang di Kota Bandung, didahului oleh amanat Presiden Republik Indonesia yang dibacakan oleh Astera Winata, SH yang menggantikan kedudukan almarhum Dr. Suhardjo, SH sebagai Menteri Kehakiman, istilah kepenjaraan diganti dengan pemasyarakatan. Pada saat bersejarah akhirnya ditetapkan sebagai hari Pemasyarakatan. Dalam Konferensi Lembaga dirumuskan prinsip-prinsip pokok yang menyangkut pelakuan terhadap narapidana atau warga binaan. B. Prinsip-Prinsip Pokok Pemasyarakatan Dasar falsafah sistem pemasyarakatan yang berdasarkan kepribadian Indonesia dan berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Adapun unsur-unsur yang merupakan prinsip-prinsip pokok dalam Konsepsi Pemasyarakatan (1964). Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam Lembaga Dinas Direktoriat Pemasyarakatan (1964) di Lembaga Bandung 27 April 1974. Adapun prinsip-prinsip pokok tersebut ialah sebagai berikut: 1. Ayomi dan berikan bekal hidup agar mereka dapat menjalankan perannya sebagai warga masyarakat yang baik dan berguna. 2. Penjatuhan pidana bahkan tindakan balas dendam negara. 3. Berikan bimbingan bukan penyiksaan supaya mereka bertaubat. 4. Negara tidak berhak membuat mereka menjadi lebih buruk atau jahat dari pada sebelum dijatuhi pidana. 5. Selama kehilangan kemerdekaan bergerak, para narapidana hrus dikenalkan dengan dan tidak boleh diasingkan dari masyarakat. 6. Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak boleh sekedar pengisi waktu, juga tidak boleh memberi pekerjaan untuk memenuhi pekerjaan dinas atau kepentingan

negara sewaktu-waktu saja. Pekerjaan yang diberikan harus satu dengan pekerjaan di masyarakat dan menunjang usaha peningkatan produksi. 7. Bimbingan dan didikan yang diberikan kepada narapidana harus berdasarkan pancasila. 8. Warga binaan sebagai orang-orang yang tersesat adalah manusia, dan mereka harus diperlakukan sebagai manusia. 9. Warga binaan hanya dijatuhi pidana hilang kemerdekaan sebagai salah satu derita yang dialaminya. 10. Disediakan dan dipupuk sarana-sarana yang dapat mendukung fungsi rehabilitif, korektif, dan edukatif dalam sistem kemasyarakatan. Jelaslah dari kesepuluh prinsip-prinsip pokok pemasyarakatan itu terlihat bahwa dalam pembinaannya warga binaan bukan lagi penjahat yang harus selalu mendekam yang terkurung dalam penjara atau sel, tetapi mereka dibina dan didik baik jasmani maupun rohani, dan juga diberikan keterampilan. Untuk mewujudkan hal tersebut pembinaannya bukan hanya tergantung pada petugas-petugas Lembaga Pemasyarakatan saja, tetapi juga turut berperan aktif apa lagi para pembimbing dan penceramah yang berkewajiban untuk memberikan bimbingan rohani, dan bimbingan rohani merupakan salah satu tugas pokok Lembaga Pemasyarakatan disamping melaksanakan tugas-tugas bimbingan keterampilan. C. Tujuan, Visi Dan Misi Lembaga Pemasyarakatan 1. Tujuan Lembaga Pemasyarakatan a. Membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindakan pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif dan berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.

b. Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan yang ditahan di rumah tahanan negara dalam rangka mempelancar proses penuntutan dan pemeriksaan disidang pengadilan. c. Memberi perlindungan hak asasi napi/tahanan yang berperkara serta keselamatan dan keamanan benda-benda dinyatakan dirampas untuk negara berdasarkan keputusan pengadilan. (Profil Lembaga Pemasyarakatan) 2. Visi Lembaga Pemasyarakatan Pulihnya hubungan kesatuan hidup, kehidupan, penghidupan, warga binaan, pemasyarakatan sebagai individu anggota masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa (membangun manusia mandiri). 3. Misi Lembaga Pemasyarakatan Melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan warga binaan, pemasyarakatan, serta pengelolaan benda sitaan negara dalam rangka penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta kemajuan dan perlindungan hak asasi manusia. D. Sruktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Struktur organisasi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Anak Pekanbaru: 1. KEPALA KANTOR : MUKHTAR, Bc. IP, S. Ag, MH NIP: 19690814 1992 03 1 001 2. KASUBBAG TATA USAHA : H. Syamsir K., S.H., M.H NIP: 19700808.199203.1.001 3. KASI ADM. KAMTIB : Erpis Candra NIP: 19700928.199403.1.001 4. Ka. KPLP : Wiwid Feryanto, Amd. IP., S.H NIP: 19740213.199703.1.001

5. KASI BINADIK & GIATJA : M. Hasan, Amd. IP, S.Sos NIP: 19720111.199803.1.001 6. KAUR UMUM : Yusmailis NIP: 040044198 7. KAUR KEPEG & KEU : Mulyani, S.H NIP: 19690628.199203.1.001 8. KASUBSI PELAPORAN & TATIB : Medianer Purba (Alm) NIP: 19601215.198303.1.001 9. KASUBSI KEGIATAN KERJA : Nuriman, S.Sos NIP: 19630805.198703.1.001 10. KASUBSI PERAWATAN : Sunu Istiqomah Danu, S.Psi NIP: 19760705.200312.1.001 11. KASUBSI KEAMANAN : Ardison, S.H NIP: 19790511.200003.1.001 12. KASUBSI REGISTRASI : Dimas Eka Putra, Amd. IP NIP: 19860128.200501.1.001 *Sumber Data Dokumentasi LP Klas IIB pada tanggal 23 November 2013. E. Keadaan Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kota Pekanbaru Saat ini Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Pekanbaru berada di bawah Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Riau. Lembaga Kemasyarakatan klas IIB Anak Pekanbaru berlokasi di jalan Bindanak nomor 01,

Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Mulai didirikan pada Tahun 1981 dan mulai di fungsikan sebagai Lembaga Pemasyarakatan Anak Negara pada tahun1983. Pada tahun 1998 mengalami perubahan menjadi Lembaga Pemasyarakatan klas IIB Anak Pekanbaru berdasarkan surat dari sekretaris Jenderal Pemasyarakatan nomor: API.03.10.117 tanggal 27 Oktober 1997. Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Pekanbaru didirikan atas area seluas 5.026 M 2 dan dengan luas bangunan 2.962 M 2 dengan rincian panjang 85 M, lebar 80 M, tembok dengan tinggi 5 M dan tebal 0,3 M, luas bangunan kantor 305 M 2 dan luas bangunan hunian 695 M 2. Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Pekanbaru memiliki kapasitas daya tamping sebanyak 192 orang dimana mempunyai dua blok hunian untuk pria dan wanita. Blok pria seluas 90 M 2 yang terdiri dari 14 kamar dan blok wanita seluas 54 M 2 yang terdiridari 6 kamar. Dalam melaksanakan kegiatan pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Pekanbaru di dukung oleh 68 orang pegawai yang terdiri dari 42 orang laki-laki dan 26 orang perempuan, dengan berbagai latar belakang pendidikan. F. Kegiatan yang ada di Lembaga Permasyarakatan klas IIB Pekanbaru Dalam rangka untuk mencapai tujuan berdirinya Lembaga Permasyarakatan Klas IIB ini maka pihak LAPAS mengadakan kegiatan-kegiatan yang tersusun dalam program antara lain: 1. Tahap awal (kurang dari 1/3 masa tahanan) a) Administrasi dan orientasi yaitu masa pengamatan dan pengenalan dan penelitian lingkungan paling lama 1 bulan b) Pembinaan Kepribadian 1) Pembinaan kepribadian beragama

2) Pembinaan kepribadian kesadaran berbangsa dan bernegara 3) Pembinaan kemampuan intelektual (kecerdasan) 4) Pembinaan kesadaran hukum 2. Tahap lanjutan (kurang lebih 1/3-1/2 masa tahunan) a) Pembinaan kepribadian terhadap narapidana yang diberikan adalah sebagai berikut: 1) Program TPA 2) Ceramah agama bagi yang beragama Islam 3) Diberikan pengajaran tentang budi pekerti yang baik 4) Diajarkan cara shalat dan berjama ah 5) Pencerahan rohani bagi yang non muslim b) Pembinaan Kemandirian 1) Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha mandiri 2) Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri kecil 3) Keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan bakatnya masing-masing 4) Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri pertanian, perkebunan dengan teknik madya/tinggi 3. Tahap lanjutan (kurang lebih 1/2-2/3 masa tahanan) a) Asimilasi dalam Lapas terbuka sebagai berikut: 1) Melanjutkan sekolah 2) Kerja mandiri 3) Kerja pada pihak luar 4) Bukti sosial 5) Olahraga 6) Cuti mengunjungi keluarga

4. Tahap akhir (2/3 masa pidana-bebas) Pada masa ini, para napi bebas untuk selama-lamanya. Setelah bebas Diharapkan kepada para napi: 1) Tidak melanggar hukum 2) Dapat berpartisipasi aktif dan positif dalam pembangunan (mandiri) 3) Bahagia dunia akhirat. G. Sasaran dan Jumlah Warga binaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Pekanbaru serta Hubungan Kerja Sama. Sasaran pendirian Lembaga Permasyarakatan Klas IIB Pekanbaru adalah untuk menampung anak yang melanggar hukum (pidana) dari semua daerah kabupaten kota yang ada di Provinsi Riau. Adapun jumlah penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Pekanbaru saat ini adalah 211 orang warga binaan, dimana perinciannya adalah warga binaan anak-anak sebanyak 66 orang, wanita dewasa muslim 125 orang dan wanita dewasa non muslim sebanyak 20 orang. (Dokumentasi tanggal 23 November 2013 di Lembaga Pemasyarakatan). TABEL 2.1 JUMLAH WARGA BINAAN DI LAPAS KLAS IIB PEKANBARU No Jenis Kejahatan Warga binaan 1 Mata uang 2 Perjudian 3 3 Pembunuhan 11 4 Pencurian 19 5 Perampokan 5

6 Penipuan 24 7 Narkotika 87 8 Korupsi 9 Kepabeanan 10 KUHP/Pidana 11 Psikotropika 11 12 Teroris 13 Perlindungan Anak 20 14 Kehutanan 15 Hak Cipta 16 Kekerasasn dalam Rumah Tangga 1 17 Senjata Taman 18 Lain-lain 30 Jumlah 211 *Sumber Data Dokumentasi LP Klas IIB pada tanggal 23 November 2013 Adapun hubungan kerja sama orang Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB ini dengan pihak lain adalah sebagai berikut: 1. Instansi Penegak Hukum a) POLRI b) Kejaksaan c) Pengadilan Negeri (PN) 2. Instansi lainnya a) DEPARTEMEN KESEHATAN b) DEPARTEMEN TENAGA KERJA c) DEPARTEMEN AGAMA PEMERINTAH PROVINSI d) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL e) PEMERINTAH DAERAH f) Dan lain-lain 3. Pihak Swasta

a) Perorangan b) Kelompok c) Perusahaan d) Balai Latihan Kerja e) Dan lain-lain H. Pihak yang pernah menjabat di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Pekanbaru menurut tahun menjabat. Yang pernah menjabat di Lapas Klas IIB sebagai berikut: 1. Syamsuar, BCHK (1983-1984) 2. H. Efendi (PJS) (1984-1985) 3. Suyaman (1985-1992) 4. Drs. Harry Wurjayanto (1992-1999) 5. Drs. Hayumi, BBA (1999-2002 6. Lulik HS, Bc. Ip, SH (2002-2005) 7. Wismadi Soedibyo (2005-2009) 8. Syarif Usman, Bc. Ip, SH, MH (2012-2013) 9. MUKHTAR, Bc. IP, S. Ag, MH (2013-sekarang).