BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

PENGARUH EFEKTIVITAS PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DI ASTON BRAGA HOTEL & RESIDENCE BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kota pariwisata dan kota pelajar dengan unsur budaya yang melekat, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi dan kemajuan ekonomi memberikan warna tersendiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Perkembangan Wisatawan Mancanegara di Indonesia. (Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai model untuk mengembangkan industri pariwisata yang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. yang mendatangkan wisatawan. Bali merupakan sebuah provinsi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan diseluruh wilayah Indonesia pada umumnya. meliputi : Front Office Department, Housekeeping Department dan Food and

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Sektor ini akan menciptakan banyak peluang kerja terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasaan, dan ketenangan. Resort berarti tempat beristirahat untuk sementara waktu.

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. devisa negara. Salah satu Visi Pariwisata Indonesia yaitu, industri pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern seperti saat ini perkembangan dunia pariwisata di

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dibangun biro-biro jasa, hotel-hotel atau penginapan-penginapan,

STATISTIK HOTEL DAN PARIWISATA DI KOTA TARAKAN, BULAN APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

2015 PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini persaingan yang terjadi di dunia pariwisata semakin ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata merupakan salah satu kebutuhan sekunder yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan langsung dengan ibu kota negara Indonesia, DKI Jakarta yang

BAB I PENDAHULUAN. mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN FRONT OFFICE DEPARTMENT DI THE TRANS LUXURY HOTEL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa, hotel, jasa transportasi, restoran, kerajinan tangan dan lain

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagianfront office yang menawarkan fasiltas Hotel.Front

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata. Banyaknya objek wisata baru di Yogyakarta ini membuat wisatawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

beragam budaya yang masih melekat sehingga dapat mencuri perhatian kehidupan. Banyak hamparan pemandangan indah dan adat istiadat yang masih

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi Industri pariwisata berkembang sangat cepat. Industri

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian khususnya untuk perekonomian Indonesia. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Statistik Kunjungan Wisatan Mancanegara ke Indonesia Pada Tahun Tahun Jumlah Wisatawan %

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perhotelan dalam upaya penyediaan jasa akomodasi pariwisata di Indonesia semakin hari semakin menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Menurut Hilda B Alexander (2013) dalam Forum Online Kompas menyebutkan bahwa perkembangan industri properti perhotelan di Indonesia dipengaruhi oleh faktor alternatif ketertarikan destinasi wisata (kota), pembangunan infrastruktur yang membaik, serta inovasi-inovasi atraksi wisata di destinasi wisata itu sendiri. Tingkat pertumbuhan hotel yang sangat potensial sebagai tujuan bisnis adalah Kota Bandung untuk daerah di Jawa Barat. Berdasarkan data yang didapat dari data statistik jumlah kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara ke Kota Bandung sampai tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bandung mengalami fluktuatif yang dapat terlihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara Ke Kota Bandung Tahun 2008-2012. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase Mancanegara Domestik 2008 74.730 1.346.729 1.421.459-2009 168.712 2.928.157 3.096.869 + 208 % 2010 180.603 3.024.666 3.205.269 + 3 % 2011 194.062 3.882.010 4.070.072 + 27 % 2012 158.848 3.354.857 3.513.705-14 % Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013. 1

Dari tabel 1.1 tentang Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung diatas, telah terlihat adanya ketertarikan banyak orang untuk mengunjungi Kota Bandung sebagai destinasi wisata baik itu untuk seluruhnya kunjungan wisata maupun untuk tujuan bisnis dan wisata. dari data tabel 1.1 diatas, terlihat di tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan baik itu mancanegara maupun domestik mengalami penurunan jumlah kunjungan, untuk wisatawan mancanegara menjadi 158.848 orang atau mengalami penurunan sebesar 18%, sedangkan wisatawan domestik menjadi 3.354.857 orang atau mengalami penurunan sebesar 13,6 %, atau total kunjungan wisatawan ke Kota Bandung di tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 556.367 orang atau sebesar 14 %. Dari tingkat pertumbuhan wisatawan yang datang ke Kota Bandung diatas, melahirkan munculnya ketertarikan baru di dunia bisnis perhotelan di Kota Bandung. Badan Pusat Satistik (BPS) Kota Bandung dalam rekapitulasi perkembangan jumlah hotel di Kota Bandung dalam angka 2013 menyebutkan data jumlah hotel mulai dari hotel melati sampai dengan hotel berbintang seperti terlihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 1.2 Jumlah Penginapan/Hotel dan Jumlah Kamar Hotel Menurut Klasifikasinya di Kota Bandung Tahun 2012 No. Klasifikasi Penginapan/Hotel Jumlah Jumlah Kamar 1 Hotel Bintang 5 9 1.958 2 Hotel Bintang 4 25 3.323 3 Hotel Bintang 3 30 2.974 4 Hotel Bintang 2 25 1.671 5 Hotel Bintang 1 10 306 6 Hotel Melati I 59 944 7 Hotel Melati II 75 1.416 8 Hotel Melati III 107 3.558 Jumlah 340 16.150 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013 2

Dari data BPS tentang jumlah penginapan dan hotel di Kota Bandung tersebut, dapat terlihat bahwa Kota Bandung memiliki penyediaan jasa akomodasi yang memadai untuk mengakomodasi setiap wisatawan yang datang ke Kota Bandung baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik dengan total kamar yang tersedia sebanyak 16.150 kamar. Data tersebut juga didukung oleh pernyataan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bandung dalam website resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud). Dalam website tersebut, PHRI menyatakan bahwa di Kota Bandung akan dibangun 270 properti baru sampai tahun 2015 mendatang dengan menambah 20.000 kamar yang akan memberikan fasilitas yang nyaman bagi wisatawan yang datang ke Kota Bandung. Dengan kondisi seperti ini, Kota Bandung sebagai salah satu kota tersibuk di Jawa Barat baik untuk kegiatan bisnis, pendidikan maupun pariwisata sudah menunjukkan kesiapannya dalam proses pembangunan industri kepariwisataan di Indonesia. Oleh karena itu, dengan kesiapan akomodasi yang memadai dan didukung dengan program pemerintah Kota Bandung yang akan terus meningkatkan industri kepariwisatannya, diperlukan tenaga-tenaga terampil yang memiliki kinerja yang unggul dalam memberikan pelayanan jasa khususnya dibidang jasa pariwisata sehingga proses pembangunan kepariwisataan daerah Kota Bandung dan kepariwisataan nasional dapat terus mengalami peningkatan di masa mendatang. Dengan kata lain, tingginya persaingan bisnis properti perhotelan di Kota Bandung akan semakin memperketat persaingan antar pelaku usaha industri perhotelan di Kota Bandung untuk saling menjadi yang terbaik dan menjadi pilihan utama setiap wisatawan yang akan datang ke Kota Bandung. Dari persaingan ini, maka akan sangat dibutuhkan kinerja yang prima dari setiap tenaga kerja yang dimiliki dalam setiap penyampaian pelayanannya kepada setiap wisatawan yang menginap. The Trans Luxury Hotel Bandung adalah hotel baru yang tumbuh di Kota Bandung dengan konsep yang berbeda. Secara ketentuan PHRI Kota Bandung hotel ini termasuk sebagai hotel berbintang 5, akan tetapi secara resmi pada pembukaannya tanggal 30 Juni 2012 pemilik langsung hotel ini yakni Chairul 3

Tanjung, memproklamirkan bahwa The Trans Luxury Hotel Bandung adalah Indonesian Chain Hotel pertama di Indonesia bertaraf bintang 6 yang berkelas dunia. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh TripAdvisor, dan pada tahun 2014, The Trans Luxury Hotel memenangkan Hotel Terbaik pilihan wisatawan di tahun 2014. Menurut hasil wawancara yang didapatkan dengan salah seorang manajer keuangan di hotel ini, The Trans Luxury Hotel menargetkan okupansi tahunannya sebesar 65% dari total kamar sebanyak 280 kamar yang berarti harus ada minimalnya 5.460 kamar terjual setiap bulannya dengan target yang diberikan oleh pihak manajemen. Akan tetapi hal ini terlihat berbeda dari data yang diperlihat dari tabel pertumbuhan jumlah tamu yang menginap di The Trans Luxury Hotel dari awal pembukaannya di tahun 2012 sampai dengan permulaan tahun 2014 seperti dalam tabel 1.3 dibawah ini : Tahun Tabel 1.3 Tabel Pertumbuhan Jumlah Tamu Menginap di The Trans Luxury Hotel Bandung Tahun 2012 2014. Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Bulan Kamar Tamu Tahun Bulan Kamar Tamu Terjual Datang Terjual Datang 2012 Juli 4478 10957 2013 Mei 5252 12041 2012 Agustus 3273 7691 2013 Juni 5775 14216 2012 September 3384 6950 2013 Juli 3798 9111 2012 Oktober 3936 8100 2013 Agustus 4667 11398 2012 November 3810 9213 2013 September 3594 7138 2012 Desember 6163 15545 2013 Oktober 4609 9386 2013 Januari 4038 9398 2013 November 5566 11404 2013 Februari 3694 7997 2013 Desember 6997 15189 2013 Maret 4148 10235 2014 Januari 4213 8663 Total Rata-rata 4731 9462 Sumber : Data Kunjungan Tamu The Trans Luxury Hotel Bandung (2014) Berdasarkan Tabel 1.3 diatas, tingkat kunjungan tamu yang menginap di The Trans Luxury Hotel Bandung mengalami fluktuatif, yang artinya tiap bulannya selalu mengalami naik turun jumlah kunjungan. Kenaikan yang 4

signifikan terjadi di setiap akhir tahun dimana hotel sendiri selalu mengadakan paket menginap dengan konser artis-artis ternama seperti Agnes Monica di penghujung tahun 2012 dan George Benson di akhir tahun 2013. Mengacu terhadap hasil wawancara yang dilakukan terhadap target yang diterapkan oleh hotel ini menunjukkan bahwa selama 2 tahun terakhir hotel ini belum mampu mencapai target yang diterapkan hanya mampu mencapai angka 54.5% selama hotel ini berdiri, memiliki selisih kurang lebih 11% dari target yang ditetapkan. Hal ini ditunjukkan dengan okupansi yang terjadi di bulan-bulan normal tingkat okupansi hotel justru di bawah 50% berbeda jauh dengan adanya paket menginap yang seperti yang dilakukan di setiap pengujung tahun. Hal ini sangat menjadi pertanyaan besar, haruskah hotel selalu mengadakan paket menginap untuk menaikkan okupansi hotel tiap bulannya. Nilai okupansi yang terus dibawah 50% di awal sampai pertengahan tahun 2013 menunjukkan adanya penurunan ketidakpuasan dari tamu yang menginap sehingga keinginan untuk berkunjung kembali belum dapat diciptakan. Di masa-masa total kunjungan kecil, kinerja karyawan hotel akan semakin terlihat dan semakin menjadi pusat perhatian setiap tamu hotel yang menginap. Hal serupa juga ditunjukkan dengan yang terjadi di awal tahun 2014 yang okupansi hotelnya merosot hampir setengahnya dari okupansi yang terjadi di bulan Desember 2013. Berdasarkan naik turunnya okupansi tersebut, terlihat adanya ketidakstabilan dalam proses penyampaian pelayanan yang seharusnya prima sebagaimana standar hotel bintang 5. Hal ini menjadi dasar acuan dalam menentukan fokus penelitian yakni bagian/departemen mana yang akan menjadi titik fokus permasalahan penelitian di hotel mewah ini. Berbicara tentang penyampaian pelayanan jasa hotel, bagian Front Office atau lini terdepan perusahaan adalah departemen yang paling menjadi sorotan baik itu bagi setiap tamu hotel yang akan menginap, tamu hotel yang akan mengadakan pertemuan bisnis, ataupun tamu hotel yang hanya sekedar menikmati fasilitas seperti restoran, fitness centre, ataupun kolam renang yang secara status dapat dijual kepada tamu luar. Departemen ini merupakan gerbang utama pelayanan hotel 5

yang akan menciptakan citra hotel itu sendiri, baik buruknya citra hotel akan besar dipengaruhi oleh karyawan atau petugas-petugas kerja di lini depan ini. Menurut Lovelock (1996 : 164) sebagai seorang pekerja di garis depan (Front Office Department) yang mengacu kepada rantai keuntungan dari layanan mengharuskan para pegawai yang berkinerja tinggi dan punya beban yang berat untuk meraih keunggulan layanan dan menarik loyalitas pelanggan karena diharuskan berhadapan langsung dengan pelanggan. Ketika salah memberikan pelayanan yang disebabkan oleh seorang karyawan, maka satu hotel tersebut akan ikut tercoreng citra hotelnya, mengingat setiap hotel berbintang di Kota Bandung khususnya akan berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaik demi terbentuknya citra hotel yang kuat. Berdasarkan analisis data terhadap pendapat setiap tamu hotel (Guest Comment) berikut adalah data presentase tentang pendapat para tamu mengenai ketidakpuasannya terhadap performa kerja karyawan Front Office The Trans Luxury Hotel : Tabel 1.4 Data Presentase Guest Complaint di Front Office Department The Trans Luxury Hotel periode Januari Desember 2013. Indikator Tingkat Ketidakpuasan di bulan ke - ( Dalam % ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kedatangan 44 43,25 35,1 45 40 44 39 40 44 48 42 45 Keberangkatan 43,7 40,6 34 40 39,4 40,2 30 29 44,5 47 41,9 43,6 Concierge / Lugage 66 63 45 49 53 55 48 55 68 49 54 55,3 STAR 56 56,5 42,5 43 57 57,5 51,5 62,5 58,5 65,5 46,5 58,5 Other Facilities 59 75 74 71,5 77 45 44,5 55 80 75 63 47 Sumber : Guest Comment Front Office Department The Trans Luxury Hotel Tahun 2013 Tabel 1.4 diatas merupakan hasil perhitungan dari total komentar tamu yang masuk kepada manajemen hotel dengan keterangan tidak semua tamu mengisi komentar tamu tersebut. Dengan adanya komentar tamu diatas dapat dijadikan sampel untuk mengukur tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tamu saat menginap yang diukur dengan pelayanan yang diberikan selama tamu tersebut 6

menginap. Hal ini berarti ketika tamu puas ataupun tidak puas, maka berhubungan erat dengan kinerja yang ditampilkan oleh setiap karyawan di departemen lini depan ini. Dari Tabel 1.4 tersebut dapat terlihat penilaian tamu The Trans Luxury Hotel memiliki keberagaman pada kolom tidak puas terhadap pelayanan yang telah diberikan. Pada kolom tidak puas saat kedatangan kebanyakan tamu tidak puas terhadap proses check in dan check out yang terbilang lama, padahal menurut prosedur perusahaan maksimal waktu check in adalah 5 menit dan waktu utuk check out adalah 3 menit, disamping itu pengetahuan karyawan yang kurang, serta banyaknya keluhan dalam proses pengantaran barang kedalam kamar yang lama dan waktu untuk menunggu kamar siap ditempati pada saat check in. Hal lainnya adalah masih kurangnya pelayanan jasa operator yang kurang tangkas dalam menanggapi setiap keluhan ataupun permintaan tamu menginap. Dari kolom ketidakpuasan diatas masih didapatkan angka-angka yang naik turun perbulannya, sehingga disini terlihat bahwa masih banyak tamu yang merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan, sehingga perlu diteliti permasalahannya dimana dilihat dari faktor program pemberian pelatihan yang diberikan kepada setiap karyawan di departemen lini depan ini. Membandingkan dari hasil temuan Tripadvisor dengan Guest Comment di Front Office Department, untuk prestasi di Trip Advisor adalah hasil penilaian dari setiap tamu yang telah melakukan survey secara online yang merasakan kekagumannya terhadap fasilitas yang terdapat di The Trans Luxury Hotel dengan segala kemewahannya, sehingga hotel ini menjadi pilihan konsumen di tahun 2014, sedangkan untuk ketidakpuasan tamu dari Guest Comment yang ditampilkan adalah penilaian tamu terhadap kurang primanya pelayanan yang diberikan oleh karyawan Front Office yang dilakukan oleh tamu yang ingin menuliskan ketidakpuasannya terhadap persepsi yang tinggi dari hotel bintang 6 ini dengan ekspektasi pelayanan yang diterima. Melalui wawancara secara acak terhadap beberapa karyawan di Front Office Department untuk menanyakan lama waktu kerja yang dihabiskan setiap harinya mereka selama mereka bekerja di hotel ini, sebagian dari karyawan banyak yang lembur terlebih saat okupansi hotel sedang tinggi bisa mencapai 13 7

jam kerja perhari, akan tetapi dari pihak hotel sendiri tidak memberikan uang kompensasi untuk jam lembur tersebut. The Trans Luxury Hotel Bandung sendiri menerapkan jam kerja per harinya selama 9 jam perhari dan 5 hari kerja, dengan rincian 8 jam kerja dan 1 jam istirahat, sedangkan menurut Undang-Undang No 13 tentang ketenagakerjaan pasal 77 ayat 2b sub bab waktu kerja, setiap harinya seseorang hanya diperbolehkan bekerja 8 jam, dengan total 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja. Selama melakukan pengamatan langsung melalui Program Latihan Akademik (PLA) selama enam bulan, kuota karyawan non staf yang justru lebih banyak dibandingkan dengan karyawan tetap, dengan standar kerja yang tinggi sebagai hotel bintang 6 yang berkelas internasional, telah dilakukan penerapan pemberian pelatihan dan insentif kepada setiap karyawannya, akan tetapi mengacu kepada data tentang tingkat pertumbuhan kamar terjual dari tahun 2012 sampai awal tahun 2014 dan data ketidakpuasan tamu di hotel ini, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas pengaruh dari pemberian pelatihan dan insentif yang telah dilakukan kepada Karyawan di Front Office Department ini. Dengan mengacu kepada uraian diatas tentang kondisi di Front Office Department The Trans Luxury Hotel Bandung ini, serta adanya teori-teori yang berkaitan terhadap kondisi tersebut, penulis akan melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pemberian Insentif dan Pelatihan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hotel Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Dalam melakukan penelitian ini, penulis membuat batasan permasalahan yang akan diteliti melalui penelitian ini yakni dalam membahas variabel bebas (X 1 ) penulis akan meneliti kesesuaian pemberian insentif yang diterima oleh semua karyawan aktif di Front Office Department dengan setiap pekerjaan yang telah dilakukan selama karyawan tersebut bekerja di The Trans Luxury Hotel, sedangkan untuk membahas variabel bebas (X 2 ) penulis akan meneliti efektifitas dari pemberian pelatihan yang diterima oleh setiap karyawan Front Office Department terhadap kebutuhan dari karyawan itu sendiri selama menjadi 8

karyawan di The Trans Luxury Hotel Bandung. Kedua variabel bebas tersebut selanjutnya akan diukur pengaruhnya terhadap kinerja yang diberikan selama karyawan tersebut melakukan tanggung jawab dalam setiap pekerjaannya. Oleh Karena itu, Penulis mengajukan permasalahan terhadap penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana pemberian insentif kepada karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hotel Bandung? 2. Bagaimana pemberian Pelatihan kepada karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hotel Bandung? 3. Bagaimana kinerja karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hotel Bandung? 4. Bagaimana pengaruh pemberian Insentif terhadap kinerja Karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hotel Bandung? 5. Bagiamana pengaruh pemberian pelatihan terhadap kinerja karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hotel Bandung? 6. Bagaimana pengaruh pemberian Insentif dan pelatihan terhadap kinerja karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hote Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan maalah yang diajukan oleh penulis tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis pemberian insentif karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hotel Bandung. 2. Menganalisis pemberian Pelatihan karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hotel Bandung. 3. Menganalisis Kinerja karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hotel Bandung. 4. Menganalisis pengaruh pemberian insentif terhadap kinerja karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hotel Bandung. 5. Menganalisis pengaruh pemberian pelatihan terhadap kinerja karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hotel Bandung. 9

6. Menganalisis pengaruh pemberian insentif dan pelatihan terhadap kinerja karyawan Front Office Department di The Trans Luxury Hotel Bandung. 1.4 Manfaat Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan ini, terdapat beberapa manfaat yang ingin diberikan oleh peneliti yang dapat diperoleh meliputi 2 kepentingan, yakni kepentingan teoritis dan kepentingan praktis, yakni sebagai berikut : 1. Kepentingan Teoritis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas informasi akademik mengenai bagiamana memahami dan mempraktekkan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia di sebuah perusahaan penyedia jasa pariwisata yang menjadi bagian pekerjaan seorang manajer suatu kawasan Resort dimana menjadi salah satu fokus utama program studi Manajemen Resort & Leisure. Selain itu juga diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu kualitas pembelajaran tentang pentingnya memahami kebutuhan karyawan yang nantinya akan menjadi motor penggerak suatu perusahaan pariwisata. 2. Kepentingan Praktis Dengan adanya penelitian ini diharapakan mampu memberikan deskripsi informasi yang nyata sebagai masukan bagi perusahaan penyedia jasa akomodasi pariwisata khususnya dalam hal ini adalah The Trans Luxury Hotel Bandung dalam upaya peningkatan kinerja karyawannya dalam menghadapi persaingan bisnis perhotelan yang secara global semakin berkembang dengan pesat mengingat keunikan, kemewahan dan Brand The Trans yang telah melekat di pangsa pasar industri bisnis di Indonesia dan dunia. 1.5 Sistematika Penulisan Penyusunan Skripsi ini menginduk kepada sistematika penulisan yang tercantum dalam buku pedoman Akademik terbitan Universitas Pendidikan Indonesia. Berikut adalah sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini : 10

1. BAB I : Pendahuluan Berisikan mengenai penjabaran latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. 2. BAB II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Berisikan teori-teori para ahli yang mendukung penelitian dan kerangka pemikiran penulis. Selain itu juga menjabarkan tentang kerangka pemikiran dalam penelitian yang dilakukan serta pengambilan hipotesis sebagai asumsi dalam melakukan penelitian. 3. BAB III : Metodologi Penelitian Penjabaran mengenai metode yang digunakan penjelasan seperti: Lokasi, Populasi, Sampel, Variabel, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data. Dalam bab ini juga ditampilkan tentang pengujian validitas dan reliabilitas, serta hasil perhitungan uji hipotesis dan uji asumsi klasik. 4. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Penjelasan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian, serta menjelaskan tentang hasil perhitungan dari uji hipotesis. 5. BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi Hasil dari pembahasan dan rekomendasi yang direkomedasikan oleh penulis dari hasil pembahasan 11