ABSTRACT. Keywords : Rational, antibiotic, acute exacerbation of chronic bronchitis, elderly ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

Oleh : NIM : M SURAKARTAA commit to user

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menurut Global Initiative of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

* Dosen FK UNIMUS. 82

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN BRONKITIS KRONIK DAN BRONKITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT TUGAS AKHIR

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

GAMBARAN HASIL SPIROMETRI PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PARU DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data

PERSENTASE KEBERHASILAN OPERASI CIMINO DAN AV-SHUNT CUBITI PADA PASIEN HEMODIALISA DI RSUP PROF KANDOU PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X DEMAK TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI JUNI 2012

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011

PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017 p-issn ; e-issn X

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

STUDI KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RSUD A.W SJAHRANIE SAMARINDA PERIODE JANUARI- DESEMBER 2014

KESESUAIAN DOSIS PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA PASIEN ANAK DI POLI KIA PUSKESMAS PANJATAN I PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2014

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT DIARE PADA PASIEN BALITA DI INSTALASI RAWAT INAP RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015 ARTIKEL.

POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit tidak

ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENDERITA DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R.D

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was

ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN IBU HAMIL INSTALASI RAWAT INAP DI RSUD DR.MOEWARDI TAHUN 2014

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

STUDI RASIONALITAS PERESEPAN PADA PASIEN BRONKITIS RAWAT JALAN BERDASARKAN KETEPATAN DOSIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2015

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI - DESEMBER 2014

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

GAMBARAN STATUS BESI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

ANALISIS BIAYA ANTIBIOTIK PADA TERAPI PNEUMONIA PASIEN BPJS ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI TAHUN

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-JUNI 2014

PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA DI BEBERAPA PUSKESMAS KOTA SAMARINDA

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

Monitoring Pola Peresepan Obat Pasien Usia 0 2 Tahun Menggunakan Indikator WHO

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK ERITROMISIN PADA BALITA PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN.

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA DIARE AKUT PEDIATRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

6.2. Alur Penelitian Selanjutnya

ABSTRAK. Kata kunci: Infeksi saluran kemih akibat kateterisasi, antibiotik, rasionalitas, luaran klinik, metode Gyssens ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi. Oleh: LUSI DIANA ALBERTIN S K

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. keluaran klinik yang diharapkan. Kesalahan pemberian obat (drug administration)

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau COPD (Chronic

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS KUAMANG KUNING I KABUPATEN BUNGO

DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA

PROFIL PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK GINJAL-HIPERTENSI.

Prosiding Farmasi ISSN:

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT KLATEN TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK (Peptic Ulcer Disease) DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB TAHUN 2015

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran napas bawah masih tetap menjadi masalah utama dalam

POLA KLINIS PNEUMONIA KOMUNITAS DEWASA DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PENDERITA TONSILITIS DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO JANUARI 2010-DESEMBER 2012

Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah medication error tidak dapat dipisahkan dengan Drug

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN BRONKITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT YANG DIRAWAT JALAN DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 213-JUNI 214 Eunice M. S. Kundiman 1), Fatimawali 1), Heedy Tjitrosantoso 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT Rational use of antibiotics have to comply several criteria like the appropriate patient, appropriate indication, appropriate drug, appropriate dose, and appropriate duration. The use of antibiotics in elderly patient with Acute Exacerbation of Chronic Bronchitis is need special attention to avoid the risk of mortality and morbidity. This study was aimed to evaluate the rational utilizing of antibiotics in the treatment of geriatric with acute exacerbation of chronic bronchitis in outpatient installation of RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. This research is a descriptive study with retrospective data aggregation based on medical records. Research conducted on 15 geriatric patient medical record with acute exacerbation of chronic bronchitis with 2 use of antibiotics. The result showed, that evaluation of rational use of antibiotics to the appropriate patient as much as 2 antibiotics (1%), appropriate indication as much as 2 antibiotics ( 1%) appropriate duration as much as 2 antibiotics (1%), appropriate drug as much as 11 antibiotics (55%) and appropriate dose as much as 12 antibiotics (6%). The antibiotic that the most used antibiotic is cefadroxil (46,64%). Keywords : Rational, antibiotic, acute exacerbation of chronic bronchitis, elderly ABSTRAK Penggunaan Antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan resistensi, kejadian superinfeksi, peningkatan beban ekonomi pelayanan kesehatan, efek samping yang lebih toksik dan kematian. Penggunaan Antibiotik yang rasional harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan tepat lama pemberian. Proses penuaan menyebabkan penurunan fungsi organ pada pasien lansia dan menyebabkan peningkatan resiko infeksi pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kerasionalan penggunaan antibiotik pada pengobatan Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut pada pasien lansia yang di rawat jalan di RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif yang didasarkan pada data rekam medik. Penelitian ini dilakukan terhadap 15 data rekam medik pasien lansia yang menderita Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil Penelitian menunjukkan evaluasi penggunaan antibiotik yang rasional berdasarkan kriteria tepat pasien sebanyak 2 pemberian antibiotik (1%), tepat indikasi senayak 2 pemberian antibiotik (1%), tepat lama pemberian sebanyak 2 pemberian antibiotik (1%), tepat obat sebanyak 11 pemberian antibiotik (55%), dan tepat dosis sebanyak 12 pemberian antibiotik (6%). Antibiotik yang paling banyak digunakan adalah antibiotik sefadroksil, oleh 6 penderita (46.64%). Kata kunci : Kerasionalan, antibiotik, bronkitis kronik eksaserbasi akut, lansia 1

PENDAHULUAN Obat adalah salah satu faktor penting dalam pelayanan kesehatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 5% dari seluruh penggunaan obat yang tidak tepat dalam peresepan, penyiapan, dan penjualannya dan sekitar 5% lainnya tidak digunakan secara tepat oleh pasien (World Health Organization, 22). Di Indonesia masalah peresepan masih dikategorikan tidak rasional, masalah yang terjadi adalah tingginya tingkat polifarmasi, injeksi yang tidak tepat dan berlebihan, serta penggunaan antibiotik yang berlebihan (Hogerzeil, et al., 1993). Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan berbagai masalah, diantaranya meluasnya resistensi, timbulnya kejadian superinfeksi yang sulit diobati, meningkatkan beban ekonomi pelayanan kesehatan, efek samping yang lebih toksik dan kematian (Johnston, 212). Bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut ditandai dengan bertambahnya batuk dengan produksi sputum yang purulen, peningkatan dyspnea dan meningkatnya volume sputum. Infeksi merupakan penyebab lebih dari 8% kasus bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut (Sethi, 2). Menurut Hayes dan Meyer, tiga bakteri utama yang menjadi penyebab bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut adalah Haemophilus influenza, Mooraxella catarrhalis dan Streptococcus pneumonia. Dibandingkan dengan pasien yang lebih muda, resistensi obat terhadap patogen seperti S.pneumoniae lebih sering ditemukan pada pasien lansia dengan bronkitis kronik eksaserbasi akut (Neralla, 24). Frekuensi bronkitis kronik eksaserbasi akut akan meningkat seiring dengan usia dan tingkat keparahan penyakit (Anthonisen et al, 1987). Kondisi eksaserbasi pada pasien lansia dengan bronkitis kronik sangat memerlukan perhatian khusus pada pemberian terapi dengan antibiotik untuk menghindari resiko mortalitas dan morbiditas penyakit ini, Sehingga penulis merasa terdorong untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien lansia dengan bronkitis kronik eksaserbasi akut khususnya di RSUP Dr. R.D Kandou Manado. METODOLOGI PENELITIAN Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Rekam Medik dan Instalasi Rawat Jalan BLU RSUP Prof. Dr.R.D. Kandou Manado, pada bulan Oktober 214 sampai Februari 215. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif yang didasarkan pada data rekam medik. Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ialah semua data rekam medik pasien Bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut yang dirawat jalan dan mendapat pengobatan antibiotik di RSUP Prof. Dr.R.D. Kandou Manado periode Juli 213 sampai Juni 214. Sampel dalam penelitian ini adalah data rekam medik terpilih dari populasi yang memenuhi kriteria penelitian. Adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak 15 pasien. 2

Kriteria Kerasionalan a. Tepat Pasien b. Tepat Indikasi c. Tepat Obat d. Tepat Dosis e. Tepat Lama Pemberian Pengumpulan Data Pengumpulan data dimulai dengan penelusuran data dari laporan unit rekam medik untuk pasien lansia dengan diagnosis Bronkitis Kronis Eksaserbasi Akut yang dirawat jalan periode 1 Juli 213 sampai 31 Juni 214. Data yang diambil dibuat dalam tabulasi yang meliputi nomor rekam medik, umur, jenis kelamin, berat badan, diagnosis, dosis, dan lama terapi antibiotik. Analisis Data Data penggunaan antibiotik pada penderita Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut yang dirawat jalan di Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Juli 213 sampai 31 Juni 214 dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan kerasionalan terapi antibiotik yang diterima oleh pasien selama dirawat jalan. Adapun standar pengobatan yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini yakni Canadian Guidelines for the Management of Acute Exacerbations of Chronic Bronchitis, Antibiotic Therapy in Elderly Patients with Acute Exacerbation of Chronic Bronchitis, Acute Exacerbation of Chronic Bronchitis: A primary care consesus guideline, Dipiro 8 th edition, Drug Dosing Adjustement in Patients with Chronic Kidney Disease, therapeutic Drug Monitoring in the Geriatric Patient, Drug Information Handbook. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Jenis Kelamin Penelitian terkait karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin pasien lansia yang menderita Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut dilakukan pada 15 pasien lansia yang menderita Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut yang dirawat jalan di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 213 sampai Juni 214. Hasil yang diperoleh dapat dilihat dalam Tabel 5 berikut. Tabel 5. Data Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Penderita (n) Presentase (%) Pada tabel 5, diketahui jenis kelamin penderita laki-laki sebanyak 8 penderita (53.33%) sedangkan penderita berjenis kelamin perempuan berjumlah 7 penderita (46.67%). Di Negara berkembang, prevalensi penyakit Bronkitis Kronik lebih tinggi pada pria dibandingkan perempuan (Balter et al, 23). Asap rokok, debu dan polusi adalah beberapa faktor yang mendukung peningkatan angka kejadian penyakit ini 8 7 53.33 46.67 Total 15 1 3

pada pria (Dipiro, 211). Tetapi prevalensi penyakit ini pada wanita juga meningkat belakangan ini seiring dengan meningkatnya jumlah perempuan yang merokok. Umur Penelitian mengenai karakteristik umur pasien lansia yang menderita Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut di RSUP Dr. R. D. Kandou Manado periode periode Juli 213 sampai Juni 214 mengambil kelompok umur > 64 tahun, hal ini didasarkan pada guideline terapi pengobatan untuk pasien lansia yang menderita Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut. Hasil yang diperoleh dapat dilihat dalam Tabel 6 berikut. Tabel 6. Data Karakteristik Berdasarkan Umur Umur 65-7 71-76 Penderita (n) 4 7 Presentase (%) 26.67 46.67 tahun sebanyak 2 penderita (13.33%), 83-88 tahun sebanyak 2 penderita (13.33%). Resiko infeksi pada Bronkitis Kronis Eksaserbasi Akut lebih besar pada pasien lansia dengan umur > 64 tahun dikarenakan adanya perubahan pada asupan nutrisi, fungsi kerja paru-paru, dan daya tahan tubuh. Angka kejadian penyakit kronis meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Stegemann et al, 21). Proses menua menyebabkan hilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Hayes & Meyer,27). Data Pengobatan Terapi Antibiotik Terapi antibiotik yang diberikan pada pasien lansia yang menderita Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut di Instalasi Rawat Jalan RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou, terdiri dari pemberian antibiotik pada kunjungan pertama dan pada kunjungan kedua. Data hasil penelitian terkait terapi antibiotik yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 7. 77-82 83-88 2 2 13.33 13.33 Total 15 1 % Data karakteristik penderita berdasarkan umur diketahui jumlah penderita yang berumur 65-7 tahun sebanyak 4 penderita ( 26.67%), 71-76 tahun sebanyak 7 penderita (46.67%), 77-82 4

Tabel 7. Terapi Antibiotik No Kunjungan pertama Kunjungan Kedua penderita 1 Sefiksim Sefuroksim 1 2 Sefiksim Asitromisin 1 3 Sefiksim Sefiksim 1 4 Sefadroksil Sefadroksil 2 5 Sefiksim - 4 Presentase (%) 6.67 6.67 6.67 13.33 26.67 pertama untuk terapi antibiotik sefiksim berjumlah 4 orang (26.67%), pasien yang hanya menerima terapi antibiotik pada kunjungan pertama untuk terapi antibiotik sefadroksil berjumlah 4 orang (26.67%), pasien yang hanya menerima terapi antibiotik pada kunjungan pertama untuk 6 Sefadroksil - 4 26.67 terapi antibiotik Sefuroksim berjumlah 1 7 8 Sefuroksim - 1 6.67 Spiramisin - 1 6.67 Total 15 1 orang (6.67%), dan pasien yang hanya menerima terapi antibiotik pada kunjungan pertama untuk terapi antibiotik spiramisin Berdasarkan data mengenai terapi antibiotik yang diberikan pada pasien lansia yang menderita Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut di Instalasi Rawat Jalan RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 213 sampai Juni, pasien yang menerima terapi antibiotik sefiksim pada kunjungan pertama dan menerima sefuroksim pada kunjungan kedua, berjumlah 1 orang (6.67%), pasien yang menerima terapi antibiotik Sefiksim pada kunjungan pertama dan Asitromisin pada kunjungan kedua berjumlah 1 orang (6.67%), pasien yang menerima terapi antibiotik sefiksim pada kunjungan pertama dan kunjungan kedua berjumlah 1 orang (6.67%), pasien yang menerima terapi antibiotik sefadroksil pada kunjungan pertama dan kedua berjumlah 2 orang (13.33%), pasien yang hanya menerima terapi antibiotik pada kunjungan berjumlah 1 orang (6.67%). Terapi antibiotik yang paling banyak diberikan adalah terapi antibiotik golongan sefalosporin (sefadroksil, sefiksim, sefuroksim). Dari data yang ada, dari 15 pasien hanya 2 pasien yang menerima terapi antibiotik dengan jenis berbeda pada kunjungan pertama dan kedua, pemberian terapi antibiotik yang berbeda pada pasien lansia sangat perlu untuk diawasi pemakaiannya terkait adanya perubahan proses biologis didalam tubuh (Turnheim, 23). Dua pasien menerima terapi antibiotik yang berbeda pada kunjungan kedua sebagai terapi lanjutan, terapi lanjutan hanya diberikan pada pasien yang pada terapi antibiotik awal tidak menunjukkan adanya keberhasilan terapi. Pemberian terapi antibiotik awal merupakan terapi empiris yang biasa diberikan pada pasien yang 5

menderita Bronkitis Kronik dengan Eksaserbasi Akut. Pada 13 pasien yang lain hanya menerima terapi satu jenis antibiotik, pemberian satu jenis antibiotik dilakukan untuk menghindari resiko resistensi pada pasien lansia. Cara Pemberian Cara pemberian antibiotik, pada 15 pasien lansia yang menderita Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut yang dirawat jalan di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 213 sampai Juni 214, baik untuk terapi antibiotik awal dan terapi lanjutan, dilakukan melalui pemberian peroral. Data hasil penelitian terkait terapi antibiotik yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. CaraPemberian Antibiotik dilakukan untuk mengurangi resiko kesalahan pada saat penggunaan obat, apabila diberikan jenis sediaan yang lain terutama untuk pasien yang dirawat jalan. Evaluasi Kerasionalan Evaluasi kerasionalan dilakukan terhadap 15 data rekam medik pasien lansia yang menderita Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut yang dirawat jalan di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 213 sampai Juni 214. berdasarkan data tersebut ada 2 jenis antibiotik yang digunakan. Tabel 9. Evaluasi Ketepatan (Pasien, Indikasi, Obat, Dosi dan lama pemberian) penggunaan antibiotik Penggunaan Presentase (%) No Cara Pemberian penderita Presentase (%) Kriteria Kerasionalan Antibiotik Sesuai Tidak Sesuai Sesua i Tidak Sesuai 1 Oral 15 1% Tepat Pasien 2 1 2 Parenteral Tepat Indikasi Tepat Obat 2 11 9 1 55 45 Total 15 1% Tepat Dosis 12 8 6 4 Tepat Lama Pemberian 2 1 Berdasarkan data mengenai cara pemberian antibiotik yang diberikan pada pasien lansia yang menderita Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut di Instalasi Rawat Jalan RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 213 sampai Juni 214 diketahui bahwa cara pemberian antibiotik semua dilakukan melalui pemberian peroral. Hal ini Dari hasil evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik, diperoleh data penggunaan antibiotik yang tepat pasien sebanyak 1%, tepat indikasi sebanyak 1%, tepat obat 6

sebanyak 55%, tepat dosis sebanyak 6%, dan tepat lama pemberian sebanyak 1 %. Evaluasi kerasionalan terhadap variabel tepat obat dan tepat dosis dilakukan dengan membandingkan jenis antibiotik dan jumlah dosis antibiotik yang diberikan dengan beberapa acuan terapi yang digunakan. Berdasarkan data yang diperoleh, ditemukan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan standar, yaitu penggunaan antibiotik sefadroksil. Pemberian dosis pada beberapa pasien tidak sesuai dengan acuan terapi yang digunakan, yaitu pemberian dosis untuk antibiotik antibiotik sefiksim dan sefadroksil tidak sesuai dengan dosis yang disarankan untuk penderita gagal ginjal kronik.. Selain pada pasien dengan kondisi gagal ginjal kronik, pada pasien yang bukan penderita gagal ginjal kronik, juga ditemui penngunaan dosis antibiotik sefiksim yang kurang dari dosis yang seharusnya diberikan berdasarkan acuan terapi yang digunakan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 15 pasien lansia yang menderita Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut di Instalasi Rawat Jalan RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 213 sampai Juni 214, menunjukkan evaluasi penggunaan antibiotik yang rasional berdasarkan kriteria tepat pasien sebanyak 2 pemberian antibiotik (1%), tepat indikasi sebanyak 2 pemberian antibiotik (1%), tepat lama pemberian sebanyak 2 pemberian antibiotik (1%), tepat obat sebanyak 11 pemberian antibiotik (55%), dan tepat dosis sebanyak 12 pemberian antibiotik (6%). Antibiotik yang paling banyak digunakan adalah antibiotik sefadroksil, oleh 6 penderita (46.64%). DAFTAR PUSTAKA Anthonisen NR, Manfreda J, Warren CP, Hershfield ES, Harding GK, Nelson NA. Antibiotic therapy in exacerbations of chronic obstructive pulmonary disease. Ann. Intern. Med. 16, 196 24 (1987). Balter, MS, et al, 23, Canadian Guideline for the management of acute exacerbations of chronic bronchitis. Can Respir J;1(suppl B) :3B-32B. Dipiro, J.T., et al. 211. Pharmacotherapy Handbook. 8 edition. The Mc. Graw Hill Company. USA. Page : 1695. Hogerzeil, H.,, B., et al. (1993, Desember 4). Field Test For Rational Drug Use in Twelve Developing Countries. The Lancet, hal. 148-141. Johnston, L., 212.Rational use of antibiotics in respiratory tract infectious. Medpharm.SAfrPharmJ, 79 (4): pp. 34 39. Lacy, C. F., L., L., Armstrong, M. P. Goldman, L., L., Lance. 28.Drug Information Handbook. 17 th edition. Lexi-comp Inc, Ohio. Miller S.W.212.Therapeutic Drug Monitoring in the Geriatric Patient. Chapter 5; in Murphy JE, ed: Clinical Pharmacokinetics, 5th ed. Bethesda, ASHP, 212. 7

Munar Y et al.27. Drug Dosing Adjustment in Patients with Chronic Kidney Disease.Am Fam Physician 27;75:1487-96. Neralla S, meyer KC. Drug treatment of pneumococcal pneumonia in the elderly. Drugs Aging 21, 851-864 (24). Olyaei, AJ, de Matos, A,M, and Bennett W,M, Principles of Drug Dosing and Prescribing in Renal Failure, in Comprehensive Clinical Nephrology, 2 nd Edition, Chapter 96, Mosby.23. Sethi S.2. Infectious etiology of acute exacerbations of chronic bronchitis. Chest 117, 38S-385S. World Health Organization. 22.Promo ting rational use of Medicines : Core components.who Policy Perspective on Medicine, hal 1-6. 8