Pengaruh Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Terhadap Belanja Modal

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. 1.2 Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian...

Pengaruh Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Terhadap Belanja Modal

Pengaruh Exchange Rate Dan Trading Volume Activity Terhadap Harga Saham

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

Pengaruh Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP BELANJA DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Bandung )

Tinjauan Atas Laporan Penerimaan Dan Pengeluaran Kegiatan APBD Pada Dinas Pertanian, Tanaman Dan Pangan Provinsi Jawa Barat

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan

Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Kas Terhadap Tingkat Likuiditas

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Tinjauan Atas Penyusunan Anggaran Dan Realisasinya Sebagai Alat Penilaian Kinerja Perusahaan Pada PT Taspen (Persero) KCU Bandung

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan otonomi daerah merupakan salah satu agenda reformasi, bahkan

Pengaruh Receivable Turn Over (RTO) Dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Return On Equity (ROE)

Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Tabel 1. Jenis Pendapatan Daerah. Tabel 2. Persentase Sumber Pendapatan Daerah

Repositori STIE Ekuitas

Repositori STIE Ekuitas

Pengaruh Auditor Internal Dan Penerapan Manajemen Risiko Perbankan Terhdap Pemberian Kredit

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH ( DPA PPKD )

BAB I PENDAHULUAN. maka daerah akan lebih paham dan lebih sensitif terhadap kebutuhan masyarakat

Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Kualitas Sistem Dan Kualitas Layanan Enterprise Resource Planning (ERP) Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir

PENGARUH RASIO KEMANDIRIAN, EFEKTIFITAS DAN PERTUMBUHAN PADA KABUPATEN SOPPENG

Pengaruh Kondisi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Terhadap Pembayaran Pajak Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. provinsi terbagi atas daerah-daerah dengan kabupaten/kota yang masing-masing

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Metode

Kepala Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon. R.SILOOY,SE.MSi PEMBINA TK I Nip

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Timur dan 7,12 hingga 8,48 Lintang Selatan. Sedangkan luas Provinsi

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.

Tabel 1. Jenis Pendapatan Daerah. Ratarata % Dalam milyar rupiah. Jenis Pendapatan

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Efektivitas Pengelolaan Enterprise Risk Management

, ,00 10, , ,00 08,06

PERUBAHAN APBD PERTEMUAN 6

Pengaruh Aksesibilitas Laporan Keuangan Dan Audit Kinerja Terhadap Akuntabilitas Publik

Pengaruh Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Terhadap Belanja Modal

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Pengaruh Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT Ikon Garmindo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bone Bolango. Dinas

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

Pengaruh Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Sinar Jaya Rimbawan Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara membutuhkan pendanaan dalam menggerakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh

Dampak Inflasi Terhadap Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (Apbd) Pada Pemerintah Kota Tasikmalaya

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

KONDISI PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menjelaskan

Tinjauan Atas Penyusunan Anggaran Dan Realisasinya Sebagai Alat Penilaian Kinerja Perusahaan Pada PT Taspen (Persero) KCU Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. diartikan sebagai hak, wewenwang, dan kewajiban daerah otonom untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Belanja Pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. Penyerapan anggaran menjadi topik menarik akhir-akhir ini. Fenomena APBN

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat dengan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 72/PMK.02/2006 TENTANG

ANALISIS REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2014

PROYEKSI/TARGET PENDAPATAN DAN BELANJA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA B A D A N P E N G E L O L A K E U A N G A N D A N A S E T D A E R A H

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kuncoro, 2004).

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

DAFTAR ISI Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

KESIMPULAN DAN SARAN

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah otonomi di Provinsi Sulawesi Utara. Ibu kota Kabupaten

Diterima : 19 Agustus 2014 Disetujui : 2 September 2014

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAHAN KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah sudah

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

Pengaruh Jaminan Kesehatan Bankes Ykp Terhadap Produktivitas Pada Karyawan PT. Bank Bjb, Tbk Cabang Suci Bandung

Keuangan Kabupaten Karanganyar

PENGARUH KEUANGAN DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Royda, S.E., M.Si.

INNEL ROSA APRINELITA FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI

Jurnal Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Revenue & Expenditure

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

Analisis Perbedaan Persepsi Stakeholders Ters Atas Transparansi, Partisipasi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003, pendapatan daerah

);86raa KEUANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.02/2006 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan desentralisasi fiskal yang diberikan pemerintah pusat kepada

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. APBN/APBD. Menurut Erlina dan Rasdianto (2013) Belanja Modal adalah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Transkripsi:

Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-17 Pengaruh Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Terhadap Belanja Modal Darmawan, Aggi STIE Ekuitas http://hdl.handle.net/123456789/52 Downloaded from STIE Ekuitas Repository

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengaruh dana perimbangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) terhadap belanja modal pada Dinas Pengelolaan dan Keuangan Daerah Kota Bandung Tahun 2003-2013, maka penulis mendapatkan kesimpulan bahwa : a. Koefisien dana perimbangan sebesar 0,220 artinya bahwa setiap kenaikan dana perimbangan sebesar 1% maka akan meningkatkan belanja modal sebesar 22%. Hal ini terlihat dari nilia dana perimbangan adalah 2,464 dan Jika dilihat dari tabel t, nilai untuk dana perimbangan adalah 2,365 yang didapat dari rumus n-k (11-4) = 7 dengan probabilitas 0,05 : 2 = 0,025, maka diperoleh hasil bahwa nilai > = 2,464 > 2,365, serta nilai signifikan uji t yang diperoleh dari variabel dana perimbangan < dari tingkat kepercayaannya (α) yaitu 0,043 < 0,05 maka, diperoleh hasil pengujian ditolak, artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dana perimbangan berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap belanja modal. b. Koefisien Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 0,540 artinya bahwa setiap kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 1% maka akan meningkatkan belanja modal sebesar 54%. Hal ini terlihat dari nilia Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah 9,649 dan Jika dilihat dari tabel t, nilai untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah 2,365 yang didapat 96 96

dari rumus n-k (11-4) = 7 dengan probabilitas 0,05 : 2 = 0,025, maka diperoleh hasil bahwa nilai > = 9,649 > 2,365, serta nilai signifikan uji t yang diperoleh dari variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) < dari tingkat kepercayaannya (α) yaitu 0,000 < 0,05 maka, diperoleh hasil pengujian ditolak, artinya dengan tingkat kepercayaan 95% Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap belanja modal. c. Koefisien Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) sebesar 0,467 artinya bahwa setiap kenaikan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) sebesar 1% maka akan meningkatkan belanja modal sebesar 46,7%. Hal ini terlihat dari nilia Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) adalah 2,500 dan Jika dilihat dari tabel t, nilai untuk Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) adalah 2,365 yang didapat dari rumus n-k (11-4) = 7 dengan probabilitas 0,05 : 2 = 0,025, maka diperoleh hasil bahwa nilai > = 2,500 > 2,365, serta nilai signifikan uji t yang diperoleh dari variabel Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) < dari tingkat kepercayaannya (α) yaitu 0,043 < 0,05 maka, diperoleh hasil pengujian ditolak, artinya dengan tingkat kepercayaan 95% Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap belanja modal. d. Nilai penyerapan belanja modal terhadap belanja daerahnya dalam periode penelitian ini memiliki trend yang fluktuatif, akan tetapi memiliki kecenderungan yang lebih baik dalam lima tahun terakhir yaitu sejak tahun 2010 hingga tahun 2013 yaitu 16%, 20%, 23%, 26%, walaupun belanja 97

modal Pemerintah Kota Bandung mengalami peningkatan persentase selama 4 tahun terakhir, ternyata masih banyak permasalahan yang terjadi didalamnya, khususnya mengenai infrastruktur jalan yang masih banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Menurut data yang didapat oleh peneliti yaitu dari laporan evaluasi belanja modal daerah, permasalahan ini disebabkan oleh kecenderungan daerah untuk melakukan perubahan APBD sekitar bulan Agustus-September tahun anggaran berjalan, setelah diketahuinya hasil audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun sebelumnya sehingga dapat mengetahui secara pasti berapa besarnya SiLPA tahun sebelumnya, kemudian adanya pelampauan pendapatan, besarnya angka SiLPA audited, dan penetapan perubahan APBD menjelang akhir tahun anggaran berjalan (di atas bulan September) mengakibatkan waktu yang tersisa untuk menyesuaikan dan merealisasikannya menjadi sangat terbatas sehingga mengakibatkan rendahnya penyerapan dan rendahnya kualitas penyelesaian kegiatan. e. Hasil pengujian Nilia dana perimbangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) adalah 214,230 dan Jika dilihat dari tabel F, nilai untuk dana perimbangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) adalah 4,35 yang didapat dari rumus df1 = k-1 (4 variabel - 1) = 3, dan df2 = n-k (11 sampel 4 variabel) = 7, dengan probabilitas 0,05 maka diperoleh hasil bahwa nilai > = 214,230 > 4,35, serta nilai signifikan uji F yang diperoleh dari variabel dana perimbangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) < dari 98

tingkat kepercayaannya (α) yaitu 0,000 < 0,05 maka, diperoleh hasil pengujian ditolak, artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dana perimbangan berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap belanja modal, serta nilai koefisien korelasi sebesar 0,995 arttinya antara variabel X dan Y memiliki hubungan yang sangat kuat, serta memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 0,989 yang artinya 98,9% variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X, Sedangkan sisanya sebesar 1,1% dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 5.2 Saran Adapun saran-saran yang dapai disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Dana perimbangan Pemerintah Kota Bandung yang telah dianggarkan, sebaiknya lebih dioptimalkan untuk aliokasi belanja modal karena jika dilihat dari tahun anggaran terakhir dalam penelitian ini yaitu 2013 dana perimbangan masih tersisa 2,16% yaitu sekitar Rp 39.197.841.651,00 dari Rp 1.818.170.049.810,00 yang dianggarkan agar pencapaian target belanja modal lebih optimal. b. Pemerintah daerah Kota Bandung harus memiliki sikap yang optimis dalam hal penganggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena mengingat hal tersebut masih dalam control penuh daerah. Utamanya dalam mengoptimalkan pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah karena jika 99

dilihat dari APBD tahun 2013 masih belum tercapai targetnya, agar Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat tercapai dengan optimal. c. Pemerintah Kota Bandung sebaiknya berusaha untuk mencapai pelampauan-pelampauan realisasi dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, dan melakukan penghematan belanja oprasi, namun harus meminimalisir terjadinya penundaan belanja modal, karena adanya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) sebaiknya digunakan untuk belanja modal yang dapat meningkatkan pelayanan publik. d. Perlu mengusulkan secara resmi kepada Kementrian Dalam Negeri untuk menyusun ketentuan (Permendagri) yang mengatur bahwa perubahan APBD dapat dilakukan lebih awal tanpa harus menunggu hasil audit realisasi APBD tahun sebelumnya sehingga APBD-P setiap tahunnya dapat dilakukan sebelum bulan Mei, agar realisasi penyerapan dan kualitas penyelesaian kegiatan dalam belanja modal bisa lebih tinggi dengan jangka waktu yang senggang. e. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan dan mengembangkan penelitian ini dengan menambah variabel, sampel, dan tahun anggarannya. 100