BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Model Transportasi /ZA 1

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB VII METODE TRANSPORTASI

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70

MASALAH TRANSPORTASI

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Metode Transportasi. Rudi Susanto

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC)

TRANSPORTATION PROBLEM

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

Analisis Penggunaan Model Transportasi dalam Memaksimumkan Penjualan Tiket pada Perusahaan Shuttle Xtrans Cabang Bandung

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

OPERATIONS RESEARCH. Industrial Engineering

Operations Management

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

TEKNIK RISET OPERASI UNDA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

TRANSPORTATION PROBLEM. D0104 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50

TRANSPORTASI & PENUGASAN

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah.

Model Transportasi 1

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy

Metode Kuantitatif Manajemen, Kelompok 5, MB IPB E49, 2014 OPERATION RESEARCH - TRANSPORTATION MODELS. Presented by Group 5 E49

TRANSPORTASI LEAST COST

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

APLIKASI TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST DAN MODIFIED DISTRIBUTION PADA CV. NIHTA CARGO EXPRESS

PENERAPAN METODE MODIFIED DISTRIBUTION DALAM SISTEM PENDISTRIBUSIAN BARANG PADA PT.MISWAK UTAMA. Fathiyyah 1), I Gede Arya Utama 2) 1), 2)

PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI. Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN

biaya distribusi. Misalkan ada m buah sumber dan n buah tujuan:

#6 METODE TRANSPORTASI

BAB VII. METODE TRANSPORTASI

Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR

PERSOALAN TRANSPORTASI

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. XYZ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

BAB 2 LANDASAN TEORI

EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDEKATAN METODE NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE (Studi Kasus Industri Air Minum Kemasan di Lampung)

METODE TRANSPORTASI PENGERTIAN METODE STEPPING STONE METODE MODI METODE VOGELS APPROXIMATION (VAM)

Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI)

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TRANSPORTASI

Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MASALAH TRANSPORTASI

ANALISIS EFISIENSI BIAYA DENGAN METODE TRANSPORTASI DAN DECISION TREE PADA DISTRIBUSI BARANG PT. CAHAYA TALENTA ASIA

BAB III METODE PENELITIAN. daya yang ada seefisien mungkin, dengan biaya yang sekecil-kecilnya untuk

METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) METODE TRANSPORTASI

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

Artinya : penugasan adalah sub bagian dari program linier.

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI

MODEL TRANSPORTATION 2014

PENGOPTIMALAN BIAYA DISTRIBUSI BARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI PADA PT. YUSINDO MITRA PERSADA

OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005, p4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Sedangkan menurut Richard B. Chase (2004, p6), Operations management is defined as the design, operation, and improvement of the system that create and deliver the firm s primary product and services. Dimana artinya adalah Manajemen operasi didefinisikan sebagai gambaran, proses operasi, dan perbaikan atau pengawasan dari sistem-sistem yang menghasilkan dan mengantar produk utama atau jasa suatu perusahaan. Jadi jelas bahwa manajemen operasional adalah suatu aktivitas proses operasi, dan pengawasan dari proses tersebut agar proses tersebut dapat menghasilkan nilai dalam bentuk barang maupun jasa yang diinginkan. 2.2 Pengertian Manajemen Ilmiah Menurut Bernard W. Taylor (2005, p1), manajemen ilmiah merupakan penerapan ilmiah yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk memecahkan persoalan-persoalan manajemen dengan tujuan untuk membantu manajer membuat atau mengambil keputusan yang terbaik. Jadi, manajemen ilmiah tidak hanya merupakan kumpulan teknik manajemen ilmiah. Manajemen ilmiah mencakup pendekatan logika pada pemecahan masalah dengan pendekatan filosof untuk memecahkan masalah secara ilmiah dan sesuai logika. Menurut Barry Render (2003, p2), konsep analisis kuantitatif merupakan suatu pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial. Pendekatan tersebut dimulai dengan data yang kemudian diolah atau diproses menjadi informasi yang berguna bagi pengambil keputusan (decision maker). 4

Langkah-langkah manajemen ilmiah untuk memecahkan masalah menurut Bernard W. Taylor (2005, p2) dapat dilihat pada gambar 2.1, dimana penjelasan dari gambar tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pengamatan atau observasi; mengenali dan mempelajari masalah-masalah yang terdapat dalam organisasi atau sistem. 2. Definisi masalah; definisi masalah harus meliputi batasan-batasan masalah dan tingkatan dimana masalah tersebut mempengaruhi unit organisasinya. 3. Model konstruksi atau pembuatan model; merupakan penyajian yang ringkas dari situasi masalah yang sedang berjalan. Penyajian dapat berupa grafik, atau diagram meskipun biasanya model manajemen ilmiah mencakup suatu set hubungan matematis. 4. Solusi (cara pemecahan model); pada saat model-model telah disusun dalam manajemen ilmiah, model-model diselesaikan dengan teknik manajemen ilmiah. Jenis model dan metode pemecahan merupakan bagian teknik manajemen ilmiah. Solusi manajemen ilmiah dapat berupa rekomendasi keputusan atau informasi yang dapat membantu manajer mengambil keputusan. 5. Pelaksanaan hasil pemecahan (implementasi); merupakan pelaksanaan nyata dari model yang telah dikembangkan atau pemecahan dari masalah yang dihasilkan oleh model yang telah dikembangkan. 5

Teknik Manajemen Ilmiah Observasi Definisi Masalah Umpan balik Model Konstruksi Solusi Informasi Pelaksanaan Gambar 2.1. Proses Manajemen Ilmiah 2.3 Pengertian Pemodelan Transportasi Formulasi paling awal dari pemodelan transportasi dasar dipelopori oleh Frank L. Hitchcock pada tahun 1941 dengan memformulasikan masalah transportasi sebagai suatu metode untuk pemasokan suatu barang dari beberapa pabrik ke sejumlah kota dengan berbagai biaya pengiriman yang tetap. Dan selanjutnya dikembangkan oleh T. C. Koopmans, seorang ahli ekonomi Amerika yang berasal dari Belanda, pada tahun 1947. Formulasi linear programming pertama kali diberikan oleh George B. Dantzig. Pada tahun 1953, W. W. Cooper dan A. Charnes mengembangkan metode Stepping-Stone, yaitu algoritma bertujuan khusus bagi pemecahan persoalan transportasi. Menurut Charles A.Taff (1996, p154), salah satu masalah yang sering melibatkan biaya pergudangan dan biaya pengiriman adalah bagaimana meminimisasi biaya distribusi produk dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. Dalam menggunakan metode transportasi, pemecahan awal dikembangkan dan pemecahan alternatif dievaluasi sehingga didapat pemecahan optimum. Pemecahan awal dapat dikembangkan dalam salah satu cara dari beberapa cara berikut ini: 1. Dengan memiliki Pemecahan yang tampaknya merupakan program yang baik. 2. Dengan menggunakan program yang ada sekarang. 6

3. Dengan memulai dari sudut kiri paling atas pada matriks dan menegaskan kuantitas sampai persyaratan terpenuhi (NWC). Menurut H.M.N. Nasution (1996, p11), transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Dalam hubungan ini terlihat tiga hal berikut ini: ada muatan yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai alat angkutannya, dan ada jalanan yang dapat dilalui. Transportasi berfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan dan sebagai pemberi jasa bagi perkembangan ekonomi. Manfaat dari transportasi dari segi aspek ekonomi, sosial, politis, dan kewilayahan adalah sebagai berikut: 1. Aspek ekonomi: Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis orang maupun barang. Dengan transportasi, bahan baku dibawa menuju tempat produksi dan hasil produksi dibawa ke pasar atau tempat pelayanan kebutuhannya seperti pasar, Rumah Sakit, pusat rekreasi, restoran, dan lain-lainnya. 2. Aspek sosial: Untuk kepentingan hubungan sosial ini, transportasi sangat membantu dalam menyediakan berbagai kemudahan, antara lain: pelayanan untuk perorangan maupun keluarga, pertukaran atau penyampaian informasi, perjalanan untuk bersantai, perluasan jangka perjalanan sosial, pemendekan jarak antara rumah dan tempat kerja, dan bantuan dalam memperluas kota atau memencarkan penduduk menjadi keluarga yang lebih kecil. 3. Politis: Ada beberapa manfaat politis transportasi yang dapat berlaku bagi Negara manapun, yaitu sebagai berikut: a) Transportasi menciptakan Persatuan Nasional yang semakin kuat dengan meniadakan isolasi. 7

b) Transportasi menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dapat dikembangkan atau diperluas dengan lebih merata pada setiap bagian wilayah Negara. c) Keamanan Negara terhadap serangan dari luar yang tidak dikehendaki mungkin sekali bergantung pada transportasi yang efisien yang memudahkan mobilisasi segala daya (kemampuan dan ketahanan) Nasional serta memungkinkan perpindahkan pasukan perang selama masa perang. d) Sistem transportasi yang efisien memungkinkan Negara memindahkan dan mengangkut penduduk dari daerah bencana. 4. Kewilayahan: Dilihat dari keuntungan ekonomi, kebutuhan perangkutan dari satu tempat ke tempat lain adalah karena ada unsur persediaan di A dan unsur permintaan di B. Pada tempat yang satu terdapat persediaan barang berlebih, sementara tempat lain membutuhkan barang tersebut. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005, p631), pemodelan transportasi adalah suatu prosedur berulang untuk memecahkan permasalahan meminimasi biaya pengiriman produk dari beberapa sumber ke beberapa tujuan. Jadi pengertian transportasi adalah pemindahan barang dan jasa dari beberapa tempat asal (sumber) ke beberapa tempat tujuan dengan memecahkan permasalahan biaya transportasi agar biaya tersebut optimum. Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi barang dari beberapa titik supply ke sejumlah titik permintaan. Biasanya telah diberikan kapasitas barang di setiap sumber dan permintaan barang di setiap tujuan. Masalah transportasi juga dapat digunakan ketika perusahaan mencoba untuk mengambil keputusan dimana akan dibuka fasilitas baru. Sebelum membuka gudang, perusahaan atau kantor pemasaran, sangat baik sekali untuk mendapatkan sejumlah tempat alternatif. Keputusan keuangan yang baik berhubungan dengan lokasi juga dapat meminimalisasi biaya transportasi dan produksi secara keseluruhan. 8

Konsep dasar transportasi adalah: 1. Masalah transportasi berhubungan dengan pendistribusian barang-barang dari beberapa sumber (sources) ke beberapa tujuan (destinations). 2. Biasanya, memiliki sejumlah kapasitas barang dari masing-masing sumber dan sejumlah kapasitas kebutuhan barang dari masing-masing daerah tujuan. Model transportasi diformulasikan menurut karakteristik-karakteristik yang unik dengan permasalahan sebagai berikut: 1. Suatu produk dipindahkan dari sejumlah sumber ke tempat tujuan dengan biaya seminimum mungkin, dan 2. Atas barang tersebut, tiap sumber mampu memasok suatu jumlah unit produk yang tetap, dan tiap tempat tujuan mempunyai jumlah permintaan yang tetap atas produk tersebut. Sasaran transportasi adalah mengalokasikan produk yang ada pada sumber asal sedemikian rupa hingga terpenuhi semua kebutuhan pada tempat tujuan, sedangkan tujuan utama dari persoalan transportasi adalah untuk mencapai jumlah biaya yang serendahrendahnya (minimum) atau mencapai jumlah laba yang sebesar-besarnya (maksimal). Persoalan transportasi terpusat pada pemilihan rute dalam jaringan distribusi produk antara pusat industri dan distribusi gudang atau antara distribusi gudang regional dan distribusi pengeluaran lokal. Dalam menggunakan metode transportasi, pihak manajemen mencari rute distribusi yang akan mengoptimumkan tujuan tertentu, misalnya tujuan meminimumkan total biaya transportasi, memaksimumkan laba, atau meminimumkan waktu yang digunakan. Model transportasi memiliki berbagai macam metode dalam memecahkan persoalan manajemen yang bertujuan untuk meminimumkan biaya transportasi. Metode-metode tersebut adalah: Metode Northwest-Corner (NWC) Metode Least Cost (Metode Biaya Terendah Intuitif) Metode Vogel Approximations Method (VAM) 9

Metode Stepping-Stone Metode Modification Distribution (MODI) Dalam gambar 2.2 menunjukkan ikhtisar langkah-langkah penyelesaian masalah transportasi. Setiap langkah memiliki perbedaan dengan yang lain. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam setiap langkah adalah sebagai berikut : Membentuk tabel awal transportasi yang feasible Langkah 1 Langkah 2 Apakah tabel sekarang sudah optimum? Ya STOP Tidak Pindah ke langkah 2 hingga didapatkan solusi yang feasible. Langkah 3 Gambar 2.2. Ikhtisar Langkah-langkah Transportasi Langkah 1. Ada tiga metode untuk membentuk tabel awal yang feasible, yaitu : 1. Metode Northwest-Corner (NWC). 10

2. Metode Least Cost. 3. Metode Vogel s Approximation Method (VAM). Langkah 2. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menemukan tabel optimum, yaitu : 1. Metode Stepping-Stone. 2. Metode MODI (Modified Distribution Method). Data kebutuhan produk selama 3 bulan yang diperoleh dari perusahaan diolah menjadi tabel transportasi dengan mencari rata-rata dari data tersebut yang selama 3 bulan. Sedangkan data biaya transportasi, didapat dari perusahaan langsung. Karena perusahaan sebelumnya telah melakukan kesepakatan dengan para pelanggannya mengenai biaya-biaya tersebut. Mencari rata-rata data tersebut menggunakan rata-rata hitung (Mean). Mean adalah nilai yang mewakili himpunan atau sekelompok data. Mean dirumuskan sebagai berikut: X = 1 n n X i i= 1 Keterangan : 1 = 1 2 X i... X n n ( X + X +... + + + ) X n X i i= 1 : Dibaca X bar, yaitu simbol rata-rata. : Jumlah hasil pengamatan atau observasi sebanyak N kali. X i : Pengamatan atau observasi yang disimbolkan sebagai variabel X Sedangkan analisa transportasi dilakukan dengan mengolah data yang telah diolah menjadi tabel transportasi. Kemudian tabel transportasi tersebut dianalisa dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut : Metode NWC, metode Least Cost, dan metode VAM. Analisa tersebut dilakukan dengan menggunakan software QM for Windows, 11

dimana software tersebut adalah suatu program untuk mengolah data yang berbentuk linier programming. Secara umum bentuk tabel transportasi dapat dilihat dalam Tabel 4.15 dan 4.16. Dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa semua fungsi kendala, baik kendala tempat asal maupun kendala tempat tujuan, dimasukkan dalam tabel. Kendala tempat asal (pabrik) berada pada sebelah kiri dan jumlah barang yang tersedia berada sebelah kanan tabel. Sedangkan kendala tempat tujuan berada diatas tabel dan jumlah barang yang diminta terletak di bawah tabel. Biaya per unit barang dimasukkan ke dalam setiap sel di pojok kiri atau pojok kanan setiap sel. Hal ini dilakukan untuk mempermudahkan dalam proses penyelesaian. 2.3.1 Metode Northwest-Corner (NWC) Metode northwest-corner merupakan suatu prosedur dalam transportasi model yang memulai perhitungan di bagian kiri atas tabel (northwest-corner) dan secara sistematis mengalokasikan unit pada rute pengiriman. Metode northwest-corner mengharuskan perhitungan dimulai pada bagian kiri atas tabel dan mengalokasikan unit pada rute pengiriman sebagai berikut: 1. Habiskan pasokan (kapasitas pabrik) pada setiap baris sebelum pindah ke baris di bawah yang berikutnya. 2. Habiskan kebutuhan (permintaan gudang) dari setiap kolom sebelum pindah ke kolom berikutnya di sisi kanan. 3. Pastikan bahwa semua permintaan dan pasokan telah terpenuhi. Kelemahan Metode Northwest-Corner ini adalah setiap alokasi tidak memperhatikan besarnya biaya per unit. Kriteria yang dituntut adalah sudut kiri atas dan sudut kanan bawah merupakan sel basis. Oleh karena tidak memperhatikan biaya per unit, metode Northwest- Corner kurang efisisen dan merupakan metode terpanjang dalam mencari tabel optimum. 12

2.3.2 Metode Least Cost (Biaya Terendah Intuitif) Metode Intuitif merupakan suatu pendekatan berdasarkan biaya untuk menemukan satu solusi awal untuk permasalahan transportasi. Metode intuitif membuat alokasi berdasarkan kepada biaya yang terendah. Metode ini merupakan sebuah pendekatan yang sederhana yang menggunakan langkah-langkah berikut: 1. Identifikasi sel dengan biaya yang paling rendah. Pilih salah satu jika terdapat biaya yang sama. 2. Alokasikan unit sebanyak mungkin untuk sel tersebut tanpa melebihi pasokan atau permintaan. Kemudian coret kolom atau baris itu (atau keduanya) yang sudah penuh terisi. 3. Dapatkan sel dengan biaya yang paling rendah dari sisa sel (yang belum tercoret). 4. Ulangi langkah ke 2 dan 3 sampai semua unit habis dialokasikan. Karena kecenderungan solusi biaya minimal meningkat dengan menggunakan metode intuitif ini, maka sangat beruntung jika solusi dari metode intuitif menghasilkan biaya yang minimal. Dalam hal ini, seperti pada solusi yang didapatkan dengan metode northwestcorner, metode intuitif tidak menghasilkan biaya minimal. Oleh karena aturan northwestcorner dan pendekatan biaya terendah intuitif dimaksudkan hanya untuk menyediakan satu titik awal yang layak, maka sebuah prosedur tambahan untuk mencapai solusi optimal harus dilakukan. Namun, metode Least Cost memiliki hasil biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan metode Northwest-Corner. Oleh karena itu, metode Least Cost lebih efisien jika dibandingkan dengan metode Northwest-Corner. 2.3.3 Metode Vogel Approximations Method (VAM) Metode VAM lebih sederhana penggunaannya, karena tidak memerlukan closed path (jalur tertutup). Metode VAM dilakukan dengan cara mencari selisih biaya terkecil dengan biaya terkecil berikutnya untuk setiap kolom maupun baris. Kemudian pilih selisih biaya terbesar dan alokasikan produk sebanyak mungkin ke sel yang memiliki biaya terkecil. Cara ini dilakukan secara berulang hingga semua produk sudah dialokasikan. Metode ini 13

berdasarkan pada konsep biaya pinalti (Penalty Cost). Jika pengambil keputusan salah memilih tindakan dan beberapa alternatif tindakan yang ada, maka pengambil keputusan akan menyesali keputusan yang diambil. Dalam suatu permasalahan transportasi, yang dianggap sebagai rangkaian tindakan adalah alternatif rute dan suatu keputusan dianggap salah jika mengalokasikan ke sel yang tidak berisi biaya rendah. Penggunaan metode VAM tidak menjamin ditemukannya total biaya minimum, oleh karena itu, setelah semua produk dialokasikan sebaiknya sel bukan basis diuji apakah memiliki nilai 0. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa total biaya benar-benar minimum. 2.3.4 Metode Stepping-Stone Metode stepping-stone merupakan suatu teknik yang berulang untuk berpindah dari suatu solusi awal yang layak ke solusi yang optimal dalam metode transportasi. Metode stepping-stone akan membantu untuk perpindahan suatu solusi awal yang layak ke sebuah solusi optimal. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi efektivitas biaya pengiriman barang-barang melalui rute transportasi yang saat ini bukasn merupakan rute yang ada dalam solusi. Di saat menerapkan rute tersebut, setiap sel atau kotak yang tidak terpakai dalam tabel transportasi diuji dengan mempertanyakan : Apa yang akan terjadi pada biaya pengiriman total jika satu unit produk dikirimkan pada satu rute yang tidak terpakai? Pengujian dilakukan sebagai berikut: 1. Pilihlah kotak manapun yang tidak terpakai untuk dievaluasi. 2. Dimulai dari kotak ini, telusurilah sebuah jalur tertutup yang kembali ke kotak awal melalui kotak-kotak yang sekarang ini yang sedang digunakan (yang diizinkan hanyalah gerakan vertikal dan horizontal). Walaupun demikian, boleh melangkahi kotak manapun baik kosong maupun berisi. 3. Mulai dengan tanda plus (+) pada kotak yang tidak terpakai, tempatkan secara bergantian tanda plus dan tanda minus pada setiap kotak pada jalur yang tertutup yang baru saja dilalui. 14

4. Hitunglah indeks perbaikan dengan cara: pertama, menambahkan biaya unit yang ditemukan pada setiap kotak yang berisi tanda plus, dan kemudian dilanjutkan dengan mengurangi biaya unit pada setiap kotak yang berisi tanda minus. 5. Ulangi langkah 1 hingga 4 sampai semua indeks perbaikan untuk semua kotak yang tidak terpakai sudah dihitung. Jika semua indeks yang dihitung lebih besar atau sama dengan nol, maka solusi optimal sudah tercapai. Jika belum, maka solusi sekarang dapat terus ditingkatkan untuk mengurangi biaya perngiriman total. 2.3.5 Metode Modification Distribution (MODI) Metode MODI pada dasarnya adalah suatu modifikasi dari metode stepping-stone. Namun dalam MODI perubahan biaya pada sel, ditentukan secara sistematis tanpa mengidentifikasi lintasan sel-sel kosong seperti pada metode stepping-stone. Pengoperasian dalam metode MODI dalam menyelesaikan masalah transportasi, prinsip dasarnya sama dengan metode yang lain. Perbedaannya terletak pada pengujian nilai sel bukan basis untuk menentukan apakah tabel sudah optimum. Dalam metode Stepping-Stone, pengujian nilai sel bukan basis dilakukan dengan membuat jalur tertutup (closed path). Dalam metode MODI tidak menggunakan jalur tertutup, kecuali pada saat menentukan sel yang akan keluar basis (perpindahan tabel). Oleh karena itu, metode MODI merupakan cara yang lebih efisien di dalam menghitung nilai sel bukan basis. Untuk mencari nilai sel bukan basis berdasarkan metode Modi, dilakukan dengan cara menambahkan satu baris, katakanlah Kj yang menyatakan nilai setiap kolom K1, K2, K3,,Kj, dan menambahkan satu kolom, katakanlah Ri yang menyatakan nilai setiap baris R1, R2, R3,, Ri. Nilai Kj dan Ri yang dicari hanya untuk sel basis (jumlah sel basis sama dengan m+n 1), dengan menggunakan rumus Ri + Kj = Cij = biaya angkut per satuan dari tempat asal (i) ke tempat tujuan (j). Sedangkan untuk mencari nilai sel bukan basis digunakan rumus Cij Ri Kj. 15

Langkah awal metode MODI dapat dimulai dari tabel awal metode Northwest-Corner maupun tabel awal metode Least Cost. Langkah-langkah detail metode MODI adalah sebagai berikut: 1. Tentukan tabel awal yang feasible dengan menggunakan metode Northwest-Corner atau metode Least Cost. 2. Tambahkan variabel Ri dan K j pada setiap baris dan kolom. 3. Cari nilai R i maupun K j untuk setiap sel basis dengan menggunakan rumus: R K = C i + dengan memisalkan salah satu nilai R i atau j ij K j = 0. 4. Hitung semua nilai sel bukan basis dengan menggunakan rumus: ij i j. 5. Tentukan sel yang akan masuk basis dengan memilih nilai sel bukan basis yang memiliki negatif terbesar. Kemudian buatlah closed path untuk menentukan sel yang akan keluar basis dengan memilih jumlah unit terkecil dari sel yang bertanda negatif. 6. Tabel optimum tercapai apabila sel bukan basis semuanya memiliki nilai 0. 7. Jika tabel belum optimum, ulangi kembali langkah 2 sehingga ditemukan tabel optimum. 2.4 Masalah Khusus Dalam Transportasi Dalam transportasi, terdapat beberapa masalah yang dihadapi apabila terdapat kesalahan dalam pengalokasian maupun dalam jumlah kapasitas pemasok dan kapasitas permintaan. Masalah khusus yang dihadapi dalam transportasi adalah sebagai berikut: 1. Penawaran lebih besar dari permintaan. 2. Permintaan lebih besar dari penawaran. 3. Masalah degeneracy. 4. Maksimisasi keuntungan. 5. Masalah prioritas. 6. Masalah pemblokiran. 7. Masalah multi commodity C R K 16

8. Masalah transipmen 2.4.1 Penawaran Lebih Besar Dari Permintaan Apabila terjadi penawaran lebih besar dari permintaan atau unbalance, maka diperlukan tambahan tempat tujuan semu atau sering disebut dengan Dummy. Tambahan tempat tujuan diperlukan agar penawaran sama dengan permintaan, sehingga tabel awal yang feasible dapat dibentuk. Biaya transportasi untuk setiap sel dummy sama dengan nol. 2.4.2 Permintaan Lebih Besar Dari Penawaran Seperti halnya pada masalah pertama, apabila terjadi permintaan lebih besar dari penawaran, diperlukan tambahan tempat asal semu dengan biaya transportasi sama dengan nol. Tambahan tempat asal semu diperlukan agar tabel awal yang feasible dapat dibentuk. 2.4.3 Masalah Degeneracy Dalam setiap tabel transportasi, jumlah sel basis harus sama dengan m + n 1. apabila sel basis memiliki jumlah kurang dari ketentuan tersebut, berarti masalah degeneracy terjadi. Jika hal ini dibiarkan ada kemungkinan terjadi kesulitan dalam membuat closed path (jalur tertutup) dengan kata lain terputusnya hubungan setiap sel. Untuk mengatasi masalah degeneracy, agar sel basis memiliki jumlah sesuai dengan aturan m + n 1, diperlukan sel basis buatan atau Dummy dengan nilai nol. Dummy dilakukan dengan memilih salah satu sel bukan basis untuk dijadikan sel basis. Meskipun pemilihan dummy dapat sembarangan, usahakan agar jalur tertutup setiap sel bukan basis dapat dibentuk. 2.4.4 Maksimisasi Keuntungan. Sasaran pokok yang hendak dicapai dari model transportasi adalah mengalokasikan produk yang tersedia di tempat asal (pabrik) ke tempat tujuan (daerah pemasaran), agar diperoleh total biaya minimum. Namun demikian, apabila manajemen beranggapan bahwa keuntungan lebih relevan untuk dijadikan sebagai tujuan, maka diperlukan konversi (perubahan) terhadap tujuan dari minimisasi biaya ke maksimisasi keuntungan. 17

Perubahan ini ditunjukkan oleh parameter Cij yang semula sebagai biaya per satuan produk berubah menjadi laba per satuan produk. Cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi keinginan maksimisasi keuntungan tersebut adalah merubah parameter Cij dari laba per satuan menjadi parameter Opportunity Cost yang dicari dengan menngunakan persamaan sebagai berikut: Opportunity cost = laba terbesar Cij. 2.4.5 Masalah Prioritas Tujuan yang hendak dicapai dalam permasalahan transportasi adalah mencari alokasi dengan total biaya minimum. Oleh karena itu biaya per satuan barang terkecil merupakan dasar pengalokasian. Bila menghadapi kasus dimana kita harus membuat pengecualian dalam pengalokasian, misalnya untuk menunjang program pemasaran, diharuskan untuk mengalokasikan produk ke daerah tertentu meskipun biaya per satuan tinggi (diprioritaskan). 2.4.6 Masalah Pemblokiran Sebagai lawan dari prioritas adalah pemblokiran, dimana perusahaan menetapkan untuk tidak mengalokasikan produk ke daerah pemasaran tertentu. Keinginan tersebut dapat dituangkan ke dalam tabel transportasi dengan cara memberikan biaya satuan yang tinggi dengan simbol (M). Semakin tinggi biaya per satuan, semakin besar daerah pemasaran tertentu tidak menerima alokasi, karena semakin tidak ekonomis. Masalah prioritas dan pemblokiran sangat bermanfaat apabila kita mengaplikasikan model transportasi dalam penyelesaian masalah skedul produksi maupun dalam masalah penugasan. 2.4.7 Masalah Multi Commodity Kasus lain yang sangat mungkin dihadapi dalam masalah transportasi adalah produk yang akan dialokasikan terdiri dari berbagai jenis produk (multi commodity). Persoalannya bagaimana mengatur alokasi produk dari beberapa pabrik ke daerah pemasaran agar total biaya transportasi minimum. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada dua cara yang dapat dilakukan, pertama, membuat tabel transportasi secara terpisah untuk masing-masing jenis produk, atau yang kedua dengan cara menggabungkan seluruh jenis produk tersebut ke dalam satu tabel 18

transportasi. Penyelesaian secara terpisah maupun dalam satu tabel,menghasilkan alokasi optimum yang sama untuk kedua cara tersebut. Namun demikian, penyelesaian secara terpisah jauh lebih efisien jika dibandingkan penyelesaian dalam satu tabel. 2.4.8 Masalah Transipmen Masalah transipmen timbul karena pengiriman barang tidak semuanya dapat dilakukan secara langsung dari tempat asal ke tempat tujuan. Sebagian pengiriman harus melalui perantara dalam hal ini disebut tempat transipmen. Dalam model transipmen, setiap tempat asal maupun tempat tujuan dapat menerima dan mengirimkan arus barang dari tempat asal i ke tempat tujuan j, selain jalur secara langsung. Tempat transipmen harus dapat memenuhi persyaratan keseimbangan antara barang yang keluar (dikirimkan) dikurangi barang yang masuk (diterima) sama dengan kebutuhan bersih. Secara matematis model transipmen dapat dibentuk seperti yang terlihat pada halaman berikut ini: Min. Z = n i= 1 n j= 1 C ij X ij Dimana, i = j dan C 0 ij d.b u.h n i= 1 j 1 n X ij Xji = ri j= 1 i 1 X ij 0 ; i, j = 1,2,..., n i j Jika dalam model diatas r = 0, berarti terjadi keseimbangan antara permintaan dengan i penawaran (permintaan = penawaran). Model transipmen memberikan keleluasaan dalam pendistribusian barang, terutama dalam menghadapi adanya supply tambahan dari tempat asal yang lain untuk memenuhi permintaan. Penyelesaian transipmen dapat menggunakan table simpleks, akan tetapi untuk 19

persoalan yang mempunyai matriks kendala cukup besar, penggunaan program komputer sangat diperlukan. 2.5 Solusi Komputer dengan QM for Windows Solusi dari permasalahan transportasi menggunakan software QM for Windows. Untuk mengakses modul transportasi pada QM for Windows, klik pada Module di bagian atas layar dan kemudian klik Transportasi. Ketika sudah berada pada modul transportasi, klik pada File lalu New untuk menginput data masalah. QM for Windows memberikan tiga pilihan metode solusi awal - Northwest Corner, Minimum Cell Cost, atau VAM. Ini merupakan tiga prosedur solusi awal yang digunakan pada prosedur matematis untuk menyelesaikan masalah transportasi. Saat data selesai diinput, klik Solve pada bagian atas layar dan akan terlihat solusi akhir transportasi ( Transportation Shipments ). QM for Windows akan memberikan laporan solusi tambahan dari menu Windows seperti : Marginal Cost, Final Solution Table, Iterations, Shipments With Cost, dan Shipping List. 2.6 Kerangka Pemikiran Biaya Pengiriman yang Optimal Analisa Transportasi Biaya-biaya Transportasi Pengiriman Jumlah Produk Jumlah Pesanan Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis sebelumnya, untuk menghasilkan biaya transportasi produk harus diawali dengan kesepakatan antara supplier dengan para pelanggan mereka. Agar supplier dapat mengirimkan produk mereka ketempat pelanggan tersebut. Sebelum terjalin kerjasama, supplier dan pelanggan membuat suatu penawaran 20

harga produk dan biaya transportasi. Dari kesepakatan tersebut, maka dapat dilaksanakan pengantaran produk ke tempat pelanggan. Dari pendistribusian tersebut, diperlukan untuk analisa transportasi pendistribusian yang dilakukan oleh supplier agar memperoleh biaya pengiriman yang optimal bagi supplier. 2.7 Metodologi Penelitian 2.7.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan terhadap pendistribusian produk di CV Srikandi Jaya Makmur. Dimana penelitian dilakukan pada divisi transportasi yang melakukan kegiatan pengiriman produk sayuran ke restoran-restoran dari perkebunan yang tepatnya terletak di daerah Cikole-Lembang, Bandung Selatan dan daerah Cipanas-Puncak. Restoran restoran tersebut adalah Crystal Jade Kitchen, Golden Century, Oh La La Café, Goku Shabu, dan A&W Restoran. Dimana restoran tersebut merupakan restoran yang memiliki pemesanan paling banyak. 2.7.2 Desain Penelitian Tabel 2.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Unit Analisis Time Penelitian Horizon Tujuan 1 Menganalisis sistem Survey- Organisasi, Divisi Cross pendistribusian kualitatif transportasi Section Tujuan 2 Mendapatkan metode transportasi yang optimal dalam pendistribusian produk Kuantitatif Organisasi, Divisi transportasi Cross Section Tujuan 3 Merekomendasikan sistem Survey- Organisasi, Divisi Cross pendistribusian yang mampu kualitatif transportasi Section memberikan biaya pengiriman optimal 21

2.7.3 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran Definisi operasional adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau operasi yang dapat diuji secara khusus. Tujuannya dalam penelitian adalah memberikan pengertian dan pengukuran konsep-konsep. Menurut Indriantoro (2002, p69), definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan secara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik. Variabel-variabel yang akan diteliti adalah yang berkenaan dengan hal biaya transportasi pendistribusian, yaitu: Biaya transportasi, yang meliputi biaya bensin, biaya tol, dan letak tempat tujuan. Tempat produk asal (gudang) Tempat atau tujuan produk yang didistribusi (Restoran) Tabel 2.2 Variabel, Konsep Variabel, dan Indikator Utama. Variabel Konsep Variabel Indikator Utama Sistem Suatu sistem dalam Cara pendistribusiannya pendistribusian mendistribusikan barang atau menggunakan kendaraan jasa dari produsen ke konsumen bermotor, yaitu mobil yang memiliki box chiller maupun mobil yang tidak memiliki chilller Alokasi sumber pengiriman berasal dari kota bandung, tepatnya di daerah Cikole- Lembang dan dari Cipanas- 22

Puncak Pengelompokan sayuran dilakukan oleh perusahaan guna mempermudah perhitungan biaya pengiriman Jumlah pesanan sayuran selama bulan Juni 2005, Juli 2005, dan Agustus 2005 rataratanya adalah sebesar 12,185Kg untuk kelompok sayuran 1-3 dan 9,639Kg untuk kelompok sayuran 4-6 Biaya pengiriman yang diperoleh dengan metode transportasi dimana hasilnya lebih optimal 2.7.4 Jenis data dan Sumber Data Tabel 2.3 Jenis dan sumber data Jenis Data Sistem Pendistribusian Biaya optimal transportasi Usulan Biaya Optimal Sumber Data Data sekunder dari perusahaan Data sekunder dari perusahaan Data Primer yang diperbandingkan dengan hasil dari metode pemodelan transportasi 23

2.7.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data yang akan diolah, yaitu: 1. Studi kepustakaan Untuk memperoleh data sekunder dengan menggunakan buku-buku teks, artikelartikel majalah atau koran yang sesuai dengan topik yang dibahas. 2. Penelitian lapangan Wawancara; merupakan pengumpulan data-data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan yang ditujukan kepada pemilik untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data internal; merupakan dokumen-dokumen yang dikumpulkan, dicatat dan disimpan didalam suatu organisasi berupa laporan penjualan periodik. Observasi; dilakukan terhadap semua data sesuai maupun tidak sesuai. 2.7.6 Metode Analisis Tabel 2.4 Teknik Analisa Data Tujuan Penelitian Metode Penelitian Teknik Analisa Tujuan 1 Menganalisis sistem pendistribusian Tujuan 2 Mendapatkan metode transportasi yang optimal dalam pendistribusian produk Tujuan 3 Merekomendasikan sistem pendistribusian yang Kualitatif Survey Kuantitatif Kualitatif Survey Survey Metode NWC Metode Least Cost Metode VAM Melalui perbandingan antara biaya yang mampu memberikan biaya telah dikeluarkan transportasi minimal. sebelumnya perusahaan oleh dengan hasil perhitungan 24

metode-metode transportasi 2.7.7 Kelemahan Teknik Analisis Data Teknik analisa pemodelan transportasi memiliki beberapa kelemahan. Tidak setiap metode analisa tersebut menghasilkan biaya yang optimum. Kelemahan teknik analisa pemodelan transportasi akan disebutkan sebagai berikut: 1. Metode Northwest-Corner. Kelemahan pada metode Northwest-Corner adalah bahwa metode ini tidak mengalokasikan produk sebanyak mungkin pada kotak sel yang memiliki biaya transportasi terkecil. Dengan kata lain, setiap alokasi produk tidak memperhatikan besarnya biaya per unit. Metode ini hanya mengalokasikan produk berdasarkan kriteria sudut kiri atas dan sudut kanan bawah yang merupakan sel basis. Oleh karena tidak memperhatikan biaya per unit, metode Northwest-Corner ini kurang efisien dan merupakan metode terpanjang dalam mencari tabel optimum. 2. Metode Least Cost. Kelemahan pada metode Least Cost terletak pada penentuan alokasi produk ke dalam sel atau kotak yang memiliki biaya terendah, dimana biaya tersebut mempunyai lebih dari satu sel atau kotak. 3. Metode VAM. Kelemahan pada metode VAM (Vogel s Approximation Method) adalah setelah semua produk telah dialokasikan, harus menguji sel bukan basis-nya apakah sudah memiliki nilai 0. hal tersebut dilakukan untuk menjamin bahwa total biaya benarbenar minimum. 4. Metode Stepping-Stone. Kelemahan pada metode Stepping Stone adalah cara pengerjaannya membutuhkan ketelitian terutama dalam menentukan hasil dari perhitungan biaya- 25

biaya pada sel atau kotak yang kosong. Hasil dari perhitungan biaya akan optimal apabila >=0. Jika hasil tersebut dalam angka yang negatif atau < 0 maka hasil tersebut belum optimal sehingga diperlukan perhitungan pada rute yang memiliki hasil biaya negatif yang terbesar kemudian dihitung jumlah produk yang terdapat pada kotak rute tersebut hingga memperoleh hasil yang positif. Apabila telah memperoleh hasil yang positif, maka jumlah produk tersebut dialokasikan kembali pada tabel transportasi untuk menghitung iterasi selanjutnya secara berulang-ulang hingga diperoleh hasil perhitungan biaya pada sel atau kotak yang kosong dengan nilai >=0. Dikarenakan proses perhitungan tersebut, metode Stepping Stone dinilai sedikit rumit dan diperlukan ketelitian dalam pengerjaannya. 5. Metode MODI. Kelemahan pada metode MODI hampir sama dengan metode Stepping Stone yaitu sedikit rumit dan diperlukan ketelitian dalam pengerjaannya. Namun metode MODI dalam mengidentifikasi kemungkinan pengurangan biaya tidak menggunakan logika realokasi tetapi menggunakan persamaan matematis dan dilakukan secara berulang-ulang hingga mencapai solusi yang optimal. 26