STUDI ANALISIS HARGA AIR DI PDAM KOTA MALANG TERHADAP KENAIKAN BIAYA PRODUKSI AIR Rifqi Linati 1, Ussy Andawayanti 2, Dian Chandrasasi 2

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI ANALISIS HARGA AIR TERHADAP KUALITAS AIR PELAYANAN DAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DI PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI. Ahaddian Ovilia Damayanti

STUDI HARGA AIR DI PDAM KOTA MALANG

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SUKOLILO KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN JURNAL ILMIAH

III. METODOLOGI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan dan Manfaat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 1.2 Identifikasi Masalah

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UNTUK PENENTUAN HARGA AIR PADA JARINGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SANANKERTO KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

Kajian Ekonomi Untuk Menentukan Harga Air Pada Bendungan Ir. H. Djuanda Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI PERENCANAAN PENGEMBANGAN LAYANAN PDAM DI KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG JURNAL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN LONGSTORAGE KALI MATI KABUPATEN SIDOARJO

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA

A. Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

III. METODE PENELITIAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos ABSTRACT

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIALUSAHA RUMAH PEMOTONGAN BABI DI KOTA BANDUNG. Sitanggang, Yanshen Manatap

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

VII. RENCANA KEUANGAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

III. METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS INVESTASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA DURI (Intake Air Baku Sungai Jurong II)

IV. METODE PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TOWER 5 KARAWACI, TANGERANG SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KELAYAKAN TARIF PDAM KOTA DUMAI BERDASARKAN PENGEMBALIAN BIAYA PENUH (FULL COST RECOVERY) PROYEK

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR JURNAL

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

III. METODE PENELITIAN

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

III. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

IV METODE PENELITIAN

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR MINUM DAN ANALISIS EKONOMI DI IKK JABUNG DAN IKK PAKIS KABUPATEN MALANG

ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

BREAK EVEN POINT & ANALISIS SENSIVITAS EKOTEK - 08

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO

III. KERANGKA PEMIKIRAN

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BAKU DAN HARGA AIR PADA DAS TUKAD OOS DI KAWASAN GIANYAR PROVINSI BALI

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

PEDOMAN PENILAIAN KELAYAKAN USULAN INVESTASI SPAM

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

IV. METODE PENELITIAN

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI

Kata kunci: Pengembangan sistem distribusi, prediksi kebutuhan, efisiensi

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP PLTU RIAU 2x110 MW Studi Kasus : Proyek PLTU RIAU 2x110 MW Pekanbaru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara

IV. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

EVALUASI PENGOPERASIAN TERMINAL DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

II. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN

KA JIAN KELAYAKAN DAN RESIKO INVESTASI BUS TRANS PADANG

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

STUDI PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BAKU DAN ANALISA EKONOMI PADA TUKAD MELANGIT DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR PROVINSI BALI

STUDI KELAYAKAN PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SURAKARTA PLANNING HORIZON 10 TAHUN (STUDI KASUS : PDAM KOTA SURAKARTA)

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN EMBUNG PENGGUNG GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

STUDI ANALISIS HARGA AIR DI PDAM KOTA MALANG TERHADAP KENAIKAN BIAYA PRODUKSI AIR Rifqi Linati 1, Ussy Andawayanti 2, Dian Chandrasasi 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jl. Bunga Andong Selatan No. 29 Malang 65145 Indonesia LinatiRifqi@Gmail.com ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk menganalisis harga air berdasarkan beberapa ketentuan kelayakan ekonomi di PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kota Malang karena semakin tingginya biaya produksi dan operasional perusahaan tersebut, serta memprediksi kebutuhan air dan tarif dasar air bersih untuk tahun 2014 tahun 2031 di Kota Malang, sehingga kebutuhan akan air bersih dapat diidentifikasi sejak dini dan harga air bersih pada tahun mendatang merupakan harga yang layak secara ekonomi. Analisis kelayakan ekonomi di PDAM Kota Malang ini dilakukan dengan menganalisis menggunakan parameter Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Break Even Point (BEP), Internal Rate Of Return (IRR), dan analisis sensitivitas. Untuk prediksi harga air bersih tahun 2014 tahun 2031, dimulai dengan memprediksi jumlah penduduk, kemudian memprediksi jumlah air bersih yang harus diproduksi PDAM Kota Malang dan kebocoran air tahun 2014 tahun 2031, setelah itu memprediksi biaya usaha yang terdiri dari biaya tetap, biaya investasi dan biaya variabel hingga tahun 2031, untuk penentuan harga air bersih tahun 2014 tahun 2031 berdasarkan pada biaya usaha yang harus dikeluarkan PDAM Kota Malang setiap tahunnya dan berapa jumlah produksi air bersih serta kebocoran air setiap tahunnya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penentuan harga air bersih di PDAM Kota Malang saat ini (tahun 2014) belum memenuhi syarat kelayakan ekonomi. Tarif dasar air bersih per m 3 yang dapat dianggap layak secara ekonomi khususnya di daerah layanan untuk tahun 2014 adalah Rp 4.171; 2015 adalah Rp 4.502; 2016 adalah Rp 4.847; 2017 adalah Rp 5.204; 2018 adalah Rp 5.573; 2019 adalah Rp 5.954; 2020 adalah Rp 6.345; 2021 adalah Rp 6.747; 2022 adalah Rp 7.159; 2023 adalah Rp 7.578; 2024 adalah Rp 8.005; 2025 adalah Rp 8.437; 2026 adalah Rp 8.874; 2027 adalah Rp 9.313; 2028 adalah Rp 9.754; 2029 adalah Rp 10.195; 2030 adalah Rp 10.633; 2031 adalah Rp 11.068. Kata kunci: Kelayakan ekonomi, tarif dasar air, prediksi tarif dasar air ABSTRACT This study is intended to analyze the price of water based on several regulations economic feasibility in PDAM (Local Water Company) of Malang City Because increasing production costs and operational the company. And to predict demand water and water prices by the year 2014-2031in Malang, So the need for clean water can be identified early and the price of clean water at the coming years represents an economically reasonableprice, analysis of economic feasibility in PDAM of Malang City is done by analyzing the parameter Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Break Even Point (BEP), Internal Rate Of Return (IRR), and sensitivity analysis. To predict the price of water year 2014-2031begins

with a forecast population, then predict the amount of water that must be producted and water leakage PDAM Malang City year 2014-2031, After that predict cost establishment consisting of a fixed cost, of investment costs and the costs of variable until year 2031, so to water pricing by year 2014-2031 based on operating costs that must be spent each year PDAM of Malang City and how the amount of water production and leakage of waterannually. The survey results revealed that the pricing of water in PDAM Malang City is currently (year 2014) not qualified of economic feasibility study. Water pricing in the current PDAM of Malang City turned out to be able to be able to qualify the economic feasibility of clean water and basic price (m 3 ) can be considered of economically feasible satisfy particularly in the area service for year 2014 is Rp 4.171; year 2015 is Rp 4.502; year 2016 is Rp 4.847; year 2017 is Rp 5.204; year 2018 is Rp 5.573; year 2019 is Rp 5.954; year 2020 is Rp 6.345; year 2021 is Rp 6.747; year 2022 is Rp 7.159; year 2023 is Rp 7.578; year 2024 is Rp 8.005; year 2025 is Rp 8.437; year 2026 is Rp 8.874; year 2027 is Rp 9.313; year 2028 is Rp 9.754; year 2029 is Rp 10.195; year 2030 is Rp 10.633; year 2031 is Rp 11.068. Keywords: Economic feasibility, price of water, prediction price of water. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air menjadi kebutuhan primer yang diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, masak, mandi sampai kebutuhan pengolahan industri, sehingga fungsi air tidak hanya terbatas untuk menjalankan fungsi ekonomi saja, namun juga sebagai fungsi sosial. Fungsi sosial ini erat berkaitan dengan kondisi air yang sehat, jernih dan bersih sehingga sangat penting dipahami oleh semua pihak dalam rangka menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Fungsi sosial maupun fungsi ekonomi yang dimiliki air dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena seiring dengan pertambahan penduduk maka kebutuhan air tidak dapat dipungkiri akan semakin meningkat. Oleh karena itu ketersediaan air dalam kuantitas dan kualitas yang memadai tidak dapat ditawar lagi karena dapat berdampak terjadi konflik perebutan dan penguasaan sumber daya air. PDAM kota Malang telah mampu melayani 76% penduduk kota Malang dengan sistem perpipaan. Dalam melakukan pengelolaan untuk memberikan pelayanan yang menjamin K4 yaitu Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas dan Keterjangkauan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum). PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kota Malang terus melakukan survey terkait masih banyaknya masyarakat yang belum menggunakan fasilitas air PDAM. Hal itu dilakukan sebagai bentuk program penyaluran air bersih dari PDAM kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Tarif dasar air yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang naik sebesar 11 persen karena semakin tingginya biaya produksi dan operasional perusahaan tersebut. Beratnya biaya operasional menjadi faktor utama kenaikan tarif tersebut Kenaikan biaya produksi tersebut cukup signifikan apalagi selama lima tahun terakhir ini tarif PDAM Kota Malang tidak pernah naik. Atas dasar pemikiran itulah maka diperlukan adanya analisis kelayakan ekonomi dalam menetapkan harga air bersih agar semua kalangan dapat diuntungkan, baik instansi maupun masyarakat. Prediksi dalam menetapkan

harga air bersih untuk beberapa tahun yang akan datang tentu saja diperlukan, sehingga pihak penyedia air dapat menilai alternatif harga air yang paling optimal untuk penyelenggaraan dan peningkatan pelayanan pengadaan air bersih namun juga mempertimbangkan keadaan ekonomi masyarakat. 1.2 Identifikasi Masalah Tarif dasar air yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang, Jawa Timur mengalami kenaikan sebesar 11 persen karena semakin tingginya biaya produksi dan operasional, dengan adanya kenaikan tarif air bersih ini maka diperlukan kajian tentang penentuan harga air berdasarkan kelayakan ekonomi di PDAM Kota Malang, sehingga dapat mengetahui aspek-aspek apa saja yang menjadi penentu dalam penetapan harga air. Studi ini dilakukan berdasarkan sampel data-data sekunder yang diperoleh dari PDAM Kota Malang untuk penentuan harga air bersih PDAM Kota Malang berdasarkan analisis kelayakan ekonominya. studi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan harga air yang sudah ditetapkan saat ini dapat dikategorikan layak secara ekonomi bagi aspek biaya dan pendapatan, serta memprediksi harga air bersih yang dapat digunakan sebagai acuan bagi PDAM Kota Malang agar memenuhi syarat kelayakan ekonomi. Dalam studi ini akan dianalisis lebih lanjut tentang kelayakan ekonomi dalam penentuan harga air bersih di PDAM Kota Malang dengan memperhitungkan beberapa nilai yaitu, dengan mempertimbangkan nilai keuntungan bersih atau Net Present Value (NPV), nisbah manfaat biaya atau Benefit Cost Ratio (BCR), titik impas atau Break Even Point (BEP), tingkat pengembalian internal atau Internal Rate Of Return (IRR), dan analisis sensitivitas. 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui nilai kelayakan ekonomi di PDAM Kota Malang di masa sekarang (tahun 2014) dan dapat memprediksi harga air di masa yang akan datang. Manfaat dari studi ini ini dapat menambah wawasan dan memberikan masukan dalam rangka kajian mengenai studi harga air di PDAM Kota Malang dan bagi instansi terkait dapat menjadi masukan dalam penentuan harga air bersih agar senantiasa memperhatikan tingkat kesanggupan masyarakat untuk memperoleh air tersebut, sehingga semua kalangan masyarakat dapat menikmati produk air bersih ini dan tentunya instansi juga memperoleh keuntungan, sehingga nantinya dapat meningkatkan pelayanan air. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Net Present Value (NPV) NPV adalah selisih antara manfaat dengan biaya yang telah di present value kan. Kriteria ini mengatakan bahwa proyek akan dipilih jika NPV > 0. Dengan demikian, jika suatu proyek mempunyai nilai NPV < 0, maka tidak akan dipilih atau tidak layak untuk dijalankan. Nilai NPV dapat dicari dengan menggunakan persamaan (Kadariah, 1988: 40): Selisih Biaya dan Manfaat = Nilai Sekarang dari Manfaat Nilai Sekarang dari Biaya. 2.2 Benefit Cost Ratio (BCR) Benefit cost ratio adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan investasi atau sebagai analisis tambahan dalam rangka mengvalidasi hasil evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lainnya. Metode BCR memberikan penekanan terhadap nilai perbandingan antara aspek manfaat (benefit) yang akan diperoleh dengan aspek biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi tersebut (Giatman, 2007).

Perbandingan manfaat dan biaya merupakan parameter untuk analisis ekonomi, guna mengetahui apakah proyek itu menguntungkan atau tidak. Secara umum rumus perbandingan antara manfaat dengan biaya adalah (Giatman, 2007): PV dari manfaat BCR = PV dari biaya Apabila harga B/C lebih dari 1, maka proyek layak dikerjakan. Sebaliknya proyek tidak layak dikerjakan apabila B/C kurang dari 1. 2.3 Break Even Point (BEP) BEP adalah titik pulang pokok dimana total benefit = total cost, dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek, terjadinya titik pulang pokok atau TR = TC tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal lainnya. Dalam hal ini, semakin lama sebuah perusahaan mencapai titik pulang pokok, maka semakin besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima masih menutupi segala biaya yang telah dikeluarkan. Rumus yang digunakan untuk mengetahui kapan BEP terjadi yaitu: BEP = sebelum BEP + (biaya usaha pada saat BEP pendapatan sebelum BEP) dibagi (selisih pendapatan pada saat BEP berada). 2.4 Internal Rate of Return (IRR) Tingkat Pengembalian Bunga (internal rate of return) merupakan tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya mempunyai nilai yang sama B-C= 0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C= 1. Apabila biaya dan manfaat tahunan konstan perhitungan IRR dapat dilakukan dengan dasar tahunan, tapi apabila tidak konstan dapat dilakukan dengan dasar nilai coba-coba (trial and error). Perhitungan IRR ini dilakukan dengan mencari nilai discount rate sehingga nilai present value manfaat sama dengan nilai present value biaya, atau nilai NPV = 0. Apabila discount rate yang berlaku lebih besar dari nilai IRR, maka proyek tersebut menguntungkan, namun apabila discount rate sama dengan nilai IRR maka proyek tersebut dikatakan impas. 2.5 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat dan memperkirakan kondisi proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya maupun manfaat sehingga dapat mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus dilakukan, memperbaiki desain dari proyek yang akan dapat meningkatkan NPV, dan memperbaiki cara pelaksanaan proyek yang sedang berjalan. Dalam analisis ini setiap kemungkinan harus dicoba kembali, karena dalam analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. 2.6 Metode Geometrik Pertumbuhan pelanggan secara geometrik adalah pertumbuhan pelanggan yang menggunakan dasar bunga berbunga (bunga majemuk). Jadi pertumbuhan pelanggan dimana angka pertumbuhannya (Rate of Growth) adalah sama untuk semua tahun. Pn = Po (1+r) n r = Pn 1/t Po 2.7 Metode Analisis Regresi Deret berkala yang menunjukan adanya Trend (kecenderungan) membentuk garis dapat dianalisis dengan metode regresi. Model matematik yang digunakan tergantung dari kecenderungan bentuk garis Trend. Dari Trend yang dihasilkan mungkin dapat menggunakan lebih dari satu persamaan regresi. Batas daerah kepercayaan besarnya korelasi dari garis Trend dapat ditentukan dari persamaan

regresi yang diperoleh. Formula regresi yang digunakan adalah: Yp = A + Bx Besarnya nilai A dan B dapat dihitung dengan rumus: A = ƩY BƩX n n(ʃxy (ƩXƩY)) B = n(ʃx² (ƩX)² Dalam studi ini digunakan metode analisis regresi untuk memprediksi produksi air bersih. 2.8 Penentuan Tarif Dasar Air Dalam penentuan harga air, yang perlu diketahui adalah berapa besar biaya yang terserap dalam produksi air bersih tersebut, untuk selanjutnya dari besar biaya produksi tersebut dapat ditentukan harga yang tidak merugikan produsen dan tentunya dapat terjangkau oleh konsumen Biaya dasar yang diperlukan untuk memproduksi setiap meter kubik air minum dihitung atas dasar biaya usaha dibagi dengan volume air terproduksi dikurangi volume kehilangan air standar dalam periode satu tahun. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Tarif dasar = biaya usaha dibagi selisih dari jumlah produksi air bersih dengan jumlah kehilangan air. 3. METODOLOGI PENELITIAN Tahapan pengerjaan studi ini dapat dilihat pada diagram berikut: Pendapatan PDAM (air dan non air) (2008-2013) analisis benefit Data biaya investasi (2008-2013) Analisis NPV Analisis BCR Analisis BEP Analisis IRR Analisis Sensitivitas selesai Mulai Data biaya variabel (2008-2013) -biaya sumber air -biaya pengolahan -biaya transmisi dan distribusi analisis cost Data biaya tetap (2008-2013) -biaya umum dan administrasi Gambar 3.1 Diagram Alir Analisis Kelayakan Ekonomi di Masa Sekarang ( 2014) Data jumlah dan klasifikasi pelanggan PDAM (2008-2013) Prediksi jumlah pelanggan Data produksi air bersih (2008-2013) Prediksi produksi air bersih dan jumlah kebocoran air mulai Data biaya variabel (2008-2013) -biaya sunber air -biaya pengolahan -biaya transmisi dan distribusi Prediksi biaya variabel Data biaya tetap (2008-2013) -biaya umum dan administrasi Prediksi biaya tetap Prediksi biaya usaha (cost) Data biaya investasi Prediksi biaya investasi Prediksi tarif dasar, tarif rendah, dan tarif penuh air selesai Gambar 3.2 Diagram Alir Prediksi Penentuan Tarif Dasar Air pada Masa yang Akan Datang (2014-2019), (2020-2025), dan (2026-2031)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Ekonomi PDAM Kota Malang Masa Sekarang 4.1.1Pendapatan (benefit) yang diperoleh Pendapatan atau benefit yang diperoleh PDAM Kota Malang terdiri dari pendapatan air dan pendapatan non air. Pemasukan (benefit) yang diperoleh dari pendapatan air dan non air dari tahun 2008-2013 dapat dilihat dengan contoh perhitungan dibawah ini: Contoh perhitungan pendapatan (benefit) pada tahun 2008: F = P x (1+i) n F = Rp. 84.846.465.483 x (1+7,5%) 6 F = Rp. 130.943.679.624,63 Maka, nilai yang akan datang dari uang sebesar Rp. 84.846.465.483 di tahun 2008 dengan tingkat bunga 7,5% menjadi Rp. 130.943.679.624.63 di tahun 2014. Dalam studi ini tingkat bunga yang digunakan adalah 7,5% sesuai dengan peraturan Bank Indonesia untuk bunga kredit tahun 2008-2013. Tabel 1. Pendapatan Air dan Non Air PDAM Kota Malang pada Masa Sekarang Pendapatan No. (Air dan Non Air) Nilai Mendatang (2014) (Rp) 1 2008 84.846.465.483 130.943.679.624 2 2009 111.841.728.230 160.563.264.936 3 2010 114.340.419.877 152.698.102.271 Pendapatan No. (Air dan Non Air) Nilai Mendatang (2014) (Rp) 4 2011 115.857.496.596 143.929.405.966 5 2012 116.164.772.661 134.242.915.406 6 2013 121.235.310.290 130.327.958.561 Sumber: PDAM Kota Malang dan Hasil Perhitungan 4.1.2 Biaya Usaha (cost) yang dikeluarkan Dalam memproduksi air bersih ada beberapa biaya usaha yang dikeluarkan yakni biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel. Biaya investasi merupakan segala modal yang dikeluarkan untuk perolehan atau pembangunan sarana untuk memproduksi air bersih. Sebelum dianalisis secara ekonomi semua nilai dari tahun-tahun sebelumnya harus diubah menjadi tahun dasar (2014) terlebih dahulu. Cara mengubah nilai uang dari tahun-tahun sebelumnya menjadi tahun dasar (2014) adalah dengan rumus: F = P x (1+i) n contoh perhitungannya adalah sebagai berikut: Nilai biaya usaha 2008 = Biaya Investasi + Biaya Variabel+ Biaya Tetap Nilai biaya usaha 2008 = Rp. 5.644.833.655 + Rp. 41.653.902.205+ Rp. 21.530.548.579 Nilai biaya usaha 2008 = Rp. 68.829.284.439 Tabel 2 Total Biaya Usaha PDAM Kota Malang No. Biaya Investasi Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya usaha (Rp. ) 1 2008 5.644.833.655,00 41.653.902.205,00 21.530.548.579,00 68.829.284.439,00 2 2009 361.609.550,00 52.197.621.515,00 28.425.042.608,00 80.984.273.673,00 3 2010 9.342.839.512,00 57.473.506.001,00 27.216.919.438,00 94.033.264.951,00 4 2011 37.045.911.909,00 61.740.168.375,69 23.928.244.168,00 122.714.324.452,69 5 2012 21.109.302.108,00 61.603.819.849,00 35.388.800.728,00 118.101.922.685,00 6 2013 61.680.051.135,00 76.277.263.788,00 36.381.278.231,00 174.338.593.154,00 Untuk menentukan nilai uang pada tahun 2014, maka nilai uang pada tahun 2008 diubah menjadi tahun dasar (2014), (kondisi tahun dasar pada penelitian ini dianggap pada tahun 2014) dan diasumsikan tingkat bunga yang berlaku saat ini adalah 7,5% maka perhitungannya adalah: Contoh perhitungan biaya usaha pada tahun 2008 yang akan diubah menjadi tahun dasar (2014): F = P x (1+i) n

NPV (juta) BCR F = Rp. 68.829.284.439 x (1+7,5%) 6 F = Rp. 106.224.339.683,06 Tabel 3. Total Biaya Usaha PDAM Kota Malang No. Total Biaya usaha (Rp. ) Nilai Mendatang ( 2014) (Rp. ) 1 2008 68.829.284.439,00 106.224.339.683,06 2 2009 80.984.273.673,00 116.263.398.243,69 3 2010 94.033.264.951,00 125.578.523.534,28 4 2011 122.714.324.452,69 152.447.621.785,31 5 2012 118.101.922.685,00 136.481.534.402,85 6 2013 174.338.593.154,00 187.413.987.640,55 4.1.3 Net Present Value (NPV) atau Nilai Tunai Bersih 2008-2013 NPV tahun 2008 = total pemasukan (benefit) total biaya usaha (cost) = Rp. 130.943.679.624,63 Rp. 106.224.339.683,06 = Rp. 24.719.339.941,57 Tabel 4. Net Present Value (NPV) atau Nilai Tunai Bersih 2008-2013 No. NPV 1 2008 24.719.339.941,57 2 2009 44.299.866.693,05 3 2010 27.119.578.737,56 4 2011-8.518.215.818,48 5 2012-2.238.618.996,49 6 2013-57.086.029.078,80 NPV tahun 2008 = total pemasukan (benefit) total biaya usaha (cost) = Rp. 130.943.679.624,63 Rp. 106.224.339.683,06 = Rp. 24.719.339.941,57 60000 40000 20000 0-20000 -40000-60000 -80000 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Gambar 1. Grafik Net Present Value (NPV) atau Nilai Tunai Bersih Sekarang PDAM Kota Malang 2008-2013 4.1.4 Benefit Cost Ratio (BCR) atau Nisbah Manfaat Biaya dari 2008-2013 BCR tahun 2008 BCR = benefit cost Rp.130.943.679.624.63 BCR = Rp.106.224.339.683.06 BCR = 1,23 Tabel 5. Benefit Cost Ratio (BCR) atau Nisbah Manfaat biaya PDAM Kota Malang 2008-2013 No. Pendapatan (Benefit) Biaya Usaha (Cost) B/C 1 2008 130.943.679.624,63 106.224.339.683,06 1,23 2 2009 160.563.264.936,73 116.263.398.243,69 1,38 3 2010 152.698.102.271,84 125.578.523.534,28 1,22 4 2011 143.929.405.966,83 152.447.621.785,31 0,94 5 2012 134.242.915.406,37 136.481.534.402,85 0,98 6 2013 130.327.958.561,75 187.413.987.640,55 0,70 1.4 1.3 1.2 1.1 1 0.9 0.8 0.7 0.6 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Gambar 2. Grafik Benefit Cost Ratio (BCR) atau Nisbah Manfaat biaya PDAM Kota Malang 2008-2013 4.1.5 Menentukan Break Even Point (BEP) atau Titik Impas Dapat dilihat pada tahun ke-5 nilai BCR = 0,98 mendekati 1, berarti terjadinya keseimbangan antara biaya usaha dan pendapatan terjadi pada tahun ke-4 tepatnya tahun 2011, untuk mengetahui titik yang pas kapankah terjadi keseimbangan tersebut, perhitungannya seperti dibawah ini: BEP = sebelum BEP + (biaya usaha pada saat BEP pendapatan sebelum BEP)

Biaya Usaha (Juta) dibagi (selisih pendapatan pada saat BEP berada). BEP = 4thn + 136.481.534.402 143.929.405.966 134.242.915.406 143.929.405.966 = 4 tahun + 0,7689 = 4 tahun + (0,7689 x 365) = 4 tahun 281 hari ~ 4 tahun 9 bulan 11 hari Titik impas terjadi saat pendapatan usaha dapat mengimbangi biaya usaha. terjadinya titik impas dengan pendapatan usaha = biaya usaha terjadi pada saat 4 tahun 281 hari tepatnya pada tahun 2011. 4.1.6 Menentukan Internal Rate of Return (IRR) atau Tingkat Pengembalian Internal Tingkat pengembalian internal merupakan metode penilaian investasi untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari aliran kas netto dan investasi sehingga pada saat IRR tercapai maka besar NPV sama dengan nol. Untuk perhitungan IRR maka digunakan nilai tunai bersih sebagai berikut: NPV 1 = 4.035.545.646 NPV 2 = - 2.238.618.996 I 1 = 5% I 2 = 7,5% IRR NPV = I 1 + NPV 1 NPV 2 x (I 2 I 1 ) IRR = 4.035.545.646 5% + 4.035.545.646 ( 2.238.618.996) x (7,5% - 5%) IRR = 6,608 % Tabel 6 Internal Rate of Return (IRR) PDAM Kota Malang pada tahun 2012 2014 Masa Lampau (2012) Masa Mendatang (2014) Bunga Pendapatan Biaya Usaha Pendapatan Biaya Usaha % NPV 116.164.772.661 118.101.922.685 134.242.915.406 130.207.369.760 0,05 4.035.545.646 116.164.772.661 118.101.922.685 134.242.915.406 136.481.534.402 0,075-2.238.618.996 116.164.772.661 118.101.922.685 134.242.915.406 142.903.326.448 0,1-8.660.411.042 116.164.772.661 118.101.922.685 134.242.915.406 148.147.051.816 0,12-13.904.136.410 116.164.772.661 118.101.922.685 134.242.915.406 153.485.258.721 0,14-19.242.343.315 116.164.772.661 118.101.922.685 134.242.915.406 158.917.947.164 0,16-24.675.031.759 116.164.772.661 118.101.922.685 134.242.915.406 164.445.117.146 0,18-30.202.201.740 116.164.772.661 118.101.922.685 134.242.915.406 170.066.768.666 0,2-35.823.853.260 220,000.00 210,000.00 200,000.00 190,000.00 180,000.00 170,000.00 160,000.00 150,000.00 140,000.00 0.05 0.075 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 Bunga Pendapatan Biaya Usaha Gambar 3 Grafik Internal Rate of Return (IRR) atau Tingkat Pengembalian Internal PDAM Kota Malang pada 2010 2013 4.1.7 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dimaksudkan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan manfaat masih merupakan suatu estimasi (perkiraan), sehingga bila terjadi asumsi-asumsi yang tidak sama dengan keadaan sebenarnya.

Tabel 7 Rekapitulasi Analisis Sensitivitas Perubahan Nilai Biaya dan Manfaat Analisis Sensitivitas B-C B/C IRR Biaya naik 10% manfaat tetap Biaya turun 10% manfaat tetap Biaya tetap manfaat naik 10% Biaya tetap manfaat turun 10% Biaya naik 10% manfaat turun 10% Biaya turun 10% manfaat naik 10% 14.561.726.384 1,11 10,22 6.726.546.360 1,05 9,22 5.874.724.778 1,04 8,85 11849768510 1,09 9,95-708.083.843 0,99 7,36 21.119.486.957 1,15 12,75 Dari hasil analisis sensitivitas yang telah dilakukan, diketahui cukup sensitif akan adanya perubahan nilai biaya maupun manfaat akan tetapi nilai BCR masih berkisar diantara nilai 1 dan sebagian besar IRR masih diatas suku bunga yang berlaku yaitu 7,5% berdasarkan peraturan Bank Indonesia sehingga dapat disimpulkan bahwa PDAM Kota Malang masih cukup layak secara ekonomi. 4.2 Prediksi Tarif Dasar Air 4.2.1 Prediksi Jumlah Pelanggan Contoh untuk perhitungan prediksi pelanggan rumah tangga menggunakan metode geometrik: Pn (jumlah pelanggan pada tahun n) yaitu tahun 2013 = 118.188 SR Po (jumlah pelanggan pada tahun awal) yaitu tahun 2012 = 109.125 SR t (selang waktu tahun data) = 1 r = Pn Po 1/t - 1 r = 118.188 1/1-1 109.125 r = 0,083 Setelah didapat nilai r maka dihitung pertambahan jumlah pelanggan setiap tahunnya dengan menggunakan rumus: Pn = Po (1+r) n Misalnya untuk meramalkan jumlah pelanggan rumah tangga di tahun 2014 dengan n (selang waktu proyeksi) = 1 tahun maka jumlah pelanggan di tahun 2014 adalah: Pn = Po (1+r) n Pn = 118.188 (1+0,083) 1 Pn = 128.004 SR Tabel 8 Prediksi Pelanggan PDAM Kota Malang pada 2014-2019 Juml. Pelanggan Juml. Pelanggan Juml. Pelanggan 2014 135838 2020 217745 2026 350236 2015 146912 2021 235644 2027 379217 2016 158908 2022 255037 2028 410626 2017 171901 2023 276050 2029 444669 2018 185976 2024 298821 2030 481568 2019 201225 2025 323496 2031 521565 4.2.2 Prediksi Produksi Air Bersih Tabel 9 Perhitungan dengan analisis regresi untuk produksi air bersih PDAM Kota Malang Jumlah Pelanggan (SR) Juml. Produksi Air (m 3 ) XY X 2 Y 2 (n) (X) (Y) 2008 90.675 37.820.926 3.429.412.465.050 8.221.955.625 1.430.422.443.497.480 2009 92.970 39.618.144 3.683.298.847.680 8.643.420.900 1.569.597.334.004.740 2010 99.307 39.939.532 3.966.275.104.324 9.861.880.249 1.595.166.216.379.020 2011 106.578 39.194.001 4.177.218.238.578 11.358.870.084 1.536.169.714.388.000 2012 116.184 40.455.757 4.700.311.671.288 13.498.721.856 1.636.668.274.443.050 2013 125.614 40.668.894 5.108.582.450.916 15.778.876.996 1.653.958.939.183.240 Jumlah 631.328 237.697.254 25.065.098.777.836 67.363.725.710 9.421.982.921.895.520 Sumber: Data dan Hasil Perhitungan Dengan bantuan tabel di atas maka dihitung nilai A dan B: B= n(ʃxy (ƩXƩY)) n(ʃx² (ƩX)²)

= 6(25.065.098.777.836) (631.328)(237.697.245) = 58 A= ƩY BƩX n 6(67.363.725.710) (631.328)² = 237.697.254 (58(631.328)) 6 = 33.505.177 Sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut: Yp = 33.505.177 + 58X Dimana X di atas merupakan nilai hasil prediksi jumlah pelanggan di tahun yang dikehendaki. Untuk perhitungan produksi air di tahun 2014: Prediksi jumlah pelanggan pada tahun 2014 (X) = 135.838 SR Yp = 33.505.177 + 58 (135.838) = 41.394.381 m 3 4.2.3 Prediksi Produksi dan Kebocoran Air Bersih Dalam penelitian ini, diketahui bahwa standard prosentase tersebut maksimal sebesar 20% (Sumber: wawancara dengan pihak PDAM Kota Malang). Sehingga dengan mengacu pada hasil prediksi produksi air bersih dari tahun 2014-2031 maka volume maksimum kehilangan air standard yang diperbolehkan dapat dilihat pada tabel berikut: Contoh perhitungan kebocoran air pada tahun 2014: Jumlah produksi air =41.394.381 m 3 /thn Prosentase ijin = 20% Kebocoran ijin = 41.394.381 x 20% = 8.278.876 m 3 Tabel 11 Prediksi Produksi dan Kebocoran Air Bersih Kota Malang 2014-2019 Produksi Air Bersih pertahun (m 3 ) Prosentasi Ijin Kebocoran Air Kebocora n Air (m 3 ) 2014 41.394.381 20% 8.278.876 2015 42.037.541 20% 8.407.508 Produksi Air Bersih pertahun (m 3 ) Prosentasi Ijin Kebocoran Air Kebocora n Air (m 3 ) 2016 42.734.190 20% 8.546.838 2017 43.488.818 20% 8.697.764 2018 44.306.292 20% 8.861.258 2019 45.191.892 20% 9.038.378 Tabel 12 Prediksi Produksi dan Kebocoran Air Bersih Kota Malang 2020-2025 Produksi Air Bersih pertahun (m 3 ) Prosentasi Ijin Kebocoran Air Kebocoran Air (m 3 ) 2020 46.151.345 20% 9.230.269 2021 47.190.860 20% 9.438.172 2022 48.317.175 20% 9.663.435 2023 49.537.595 20% 9.907.519 2024 50.860.047 20% 10.172.009 2025 52.293.129 20% 10.458.626 Tabel 13 Prediksi Produksi dan Kebocoran Air Bersih Kota Malang 2026-2031 Produksi Air Bersih per-tahun (m 3 ) Prosentas i Ijin Kebocora n Air Kebocoran Air (m 3 ) 2026 53.846.169 20% 10.769.234 2027 55.529.286 20% 11.105.857 2028 57.353.458 20% 11.470.692 2029 59.330.600 20% 11.866.120 2030 61.473.636 20% 12.294.727 2031 63.796.592 20% 12.759.318 4.2.4 Prediksi Tarif Dasar Air 4.2.4.1 Prediksi Tarif Dasar Air dengan Berbagai Tingkat Suku Bunga Contoh perhitungan tarif dasar air dengan suku bunga 5% pada tahun 2014 Tarif dasar air 2014: = (total biaya usaha/(jumlah produksi airjumlah kebocoran)) Tarif dasar air 2014 183.055.522.812 = 41.394.381 8.278.876 = Rp. 5.528/m 3 Tabel 14 Rekapitulasi Tarif Dasar Air dengan Suku Bunga 5%, 7,5%, 10%, dan 15% 2014-2019 Tarif Dasar Air (Rp. ) 5% 7,5% 10% 15% 2014 5.528 5.659 5.791 6.054

Tarif Dasar Air (Rp. ) 5% 7,5% 10% 15% 2015 5.715 5.991 6.273 6.856 2016 5.903 6.335 6.787 7.756 2017 6.091 6.692 7.337 8.764 2018 6.277 7.061 7.921 9.893 2019 6.462 7.442 8.543 11.154 Sumber: hasil Perhitungan Tabel 15 Rekapitulasi Tarif Dasar Air dengan Suku Bunga 5%, 7,5%, 10%, dan 15% 2020-2025 Tarif Dasar Air (Rp. ) 5% 7,5% 10% 15% 2020 6.644 7.834 9.202 12.560 2021 6.823 8.236 9.899 14.126 2022 6.997 8.647 10.635 15.867 2023 7.166 9.067 11.410 17.797 2024 7.328 9.493 12.225 19.934 2025 7.484 9.926 13.079 22.296 Sumber: hasil Perhitungan Tabel 16 Rekapitulasi Tarif Dasar Air dengan Suku Bunga 5%, 7,5%, 10%, dan 15% 2026-2031 Tarif Dasar Air (Rp. ) 5% 7,5% 10% 15% 2026 7.631 10.362 13.972 24.901 2027 7.770 10.802 14.903 27.768 2028 7.899 11.243 15.872 30.918 2029 8.018 11.683 16.877 34.371 2030 8.125 12.122 17.918 38.149 2031 8.221 12.556 18.992 42.273 Sumber: hasil Perhitungan 4.2.4.2 Prediksi Tarif Dasar Air dengan Kondisi Sensitivitas 1. Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Kenaikan pada Nilai Cost yang Diperkirakan dan Produksi Air Tetap 2014-2019 Tabel 17 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Kenaikan pada Nilai Air Tetap 2014-2019 2014 6.081 6.225 6.370 6.660 2015 6.287 6.590 6.900 7.541 2016 6.494 6.969 7.466 8.531 2017 6.700 7.361 8.070 9.641 2018 6.905 7.767 8.714 10.882 2019 7.108 8.186 9.397 12.269 Tabel 18 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Kenaikan pada Nilai Air Tetap 2020-2025 2020 7.309 8.617 10.122 13.816 2021 7.505 9.060 10.889 15.539 2022 7.697 9.512 11.698 17.453 2023 7.882 9.973 12.551 19.577 2024 8.061 10.443 13.447 21.928 2025 8.232 10.918 14.387 24.526 Tabel 19 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Kenaikan pada Nilai Air Tetap 2026-2031 2026 8.395 11.399 15.369 27.391 2027 8.547 11.882 16.394 30.545 2028 8.689 12.367 17.459 34.010 2029 8.820 12.851 18.565 37.808 2030 8.938 13.334 19.710 41.963 2031 9.043 13.812 20.891 46.501 2. Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Penurunan pada Nilai Cost yang Diperkirakan dan Produksi Air Tetap 2014 2019 Tabel 20 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Penurunan pada Nilai Air Tetap 2014-2019 2014 4.975 5.093 5.212 5.449 2015 5.144 5.392 5.645 6.170 2016 5.313 5.702 6.109 6.980 2017 5.482 6.023 6.603 7.888 2018 5.650 6.355 7.129 8.904 2019 5.816 6.698 7.689 10.039 Tabel 21 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Penurunan pada Nilai Air Tetap 2020-2025 2020 5.980 7.051 8.282 11.304

2021 6.140 7.412 8.909 12.714 2022 6.297 7.783 9.571 14.280 2023 6.449 8.160 10.269 16.017 2024 6.596 8.544 11.002 17.941 2025 6.736 8.933 11.771 20.067 Tabel 22 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Penurunan pada Nilai Air Tetap 2026-2031 2026 6.868 9.326 12.575 22.411 2027 6.993 9.722 13.413 24.992 2028 7.109 10.118 14.285 27.826 2029 7.216 10.515 15.190 30.934 2030 7.313 10.909 16.126 34.334 2031 7.399 11.301 17.093 38.046 3. Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Penurunan pada Jumlah Produksi Air Bersih yang Diperkirakan dan Cost Tetap 2014-2019 Tabel 23 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Penurunan pada Jumlah Produksi Air Bersih yang Diperkirakan dan Cost Tetap 2014-2019 2014 6.142 6.288 6.434 6.727 2015 6.350 6.656 6.970 7.618 2016 6.559 7.039 7.542 8.617 2017 6.768 7.436 8.152 9.738 2018 6.975 7.846 8.802 10.992 2019 7.180 8.269 9.492 12.393 Tabel 24 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Penurunan pada Jumlah Produksi Air Bersih yang Diperkirakan dan Cost Tetap 2020-2025 2020 7.382 8.704 10.224 13.956 2021 7.581 9.151 10.999 15.696 2022 7.774 9.608 11.817 17.630 2023 7.962 10.074 12.678 19.774 2024 8.143 10.548 13.583 22.149 2025 8.315 11.029 14.532 24.774 Tabel 25 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Penurunan pada Jumlah Produksi Air Bersih yang Diperkirakan dan Cost Tetap 2026-2031 2026 8.479 11.514 15.524 27.668 2027 8.634 12.002 16.559 30.854 2028 8.777 12.492 17.636 34.353 2029 8.909 12.981 18.753 38.190 2030 9.028 13.468 19.909 42.387 2031 9.134 13.951 21.102 46.970 4. Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Pertambahan pada Jumlah Produksi Air Bersih yang Diperkirakan dan Cost Tetap 2014 2019 Tabel 26 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Pertambahan pada Jumlah Produksi Air Bersih yang Diperkirakan dan Cost Tetap 2014-2019 2014 5.025 5.145 5.265 5.504 2015 5.196 5.446 5.702 6.233 2016 5.367 5.759 6.170 7.051 2017 5.537 6.084 6.670 7.968 2018 5.707 6.419 7.201 8.994 2019 5.875 6.766 7.766 10.140 Tabel 27 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Pertambahan pada Jumlah Produksi Air Bersih yang Diperkirakan dan Cost Tetap 2020-2025 2020 6.040 7.122 8.365 11.419 2021 6.203 7.487 8.999 12.842 2022 6.361 7.861 9.668 14.424 2023 6.514 8.243 10.373 16.179 2024 6.662 8.630 11.114 18.122 2025 6.804 9.023 11.890 20.269

Tabel 28 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Pertambahan pada Jumlah Produksi Air Bersih yang Diperkirakan dan Cost Tetap 2026-2031 2026 6.938 9.420 12.702 22.637 2027 7.064 9.820 13.548 25.244 2028 7.181 10.221 14.429 28.107 2029 7.289 10.621 15.343 31.246 2030 7.387 11.020 16.289 34.680 2031 7.473 11.415 17.266 38.430 5. Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Kenaikan pada Nilai Cost yang Diperkirakan dan Produksi Air Berkurang 2014-2019 Tabel 29 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Kenaikan pada Nilai Air Berkurang 2014-2019 2014 6.756 6.917 7.078 7.400 2015 6.985 7.322 7.667 8.379 2016 7.215 7.743 8.296 9.479 2017 7.444 8.179 8.967 10.712 2018 7.672 8.630 9.682 12.091 2019 7.898 9.096 10.441 13.633 Tabel 30 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Kenaikan pada Nilai Air Berkurang 2020-2025 2020 8.121 9.575 11.247 15.352 2021 8.339 10.066 12.099 17.265 2022 8.552 10.569 12.998 19.392 2023 8.758 11.082 13.946 21.752 2024 8.957 11.603 14.942 24.364 2025 9.147 12.131 15.985 27.251 Tabel 31 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Kenaikan pada Nilai Air Berkurang 2026-2031 2026 9.327 12.665 17.077 30.435 2027 9.497 13.202 18.215 33.939 2028 9.655 13.741 19.399 37.789 2029 9.799 14.279 20.628 42.009 2030 9.931 14.815 21.900 46.626 2031 10.048 15.346 23.213 51.667 6. Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Penurunan pada Nilai Cost yang Diperkirakan dan Produksi Air Bertambah 2014 2019 Tabel 32 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Penurunan pada Nilai Air Bertambah 2014-2019 2014 4.523 4.630 4.738 4.953 2015 4.676 4.902 5.132 5.609 2016 4.830 5.183 5.553 6.346 2017 4.983 5.475 6.003 7.171 2018 5.136 5.777 6.481 8.094 2019 5.287 6.089 6.990 9.126 Tabel 33 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Penurunan pada Nilai Air Bertambah 2020-2025 2020 5.436 6.410 7.529 10.277 2021 5.582 6.738 8.099 11.558 2022 5.725 7.075 8.701 12.982 2023 5.863 7.418 9.336 14.561 2024 5.996 7.767 10.002 16.310 2025 6.123 8.121 10.701 18.242

Tabel 34 Rekapitulasi Tarif Dasar Air saat Terjadi 10% Penurunan pada Nilai Air Bertambah 2026-2031 2026 6.244 8.478 11.432 20.374 2027 6.357 8.838 12.194 22.720 2028 6.463 9.199 12.986 25.297 2029 6.560 9.559 13.809 28.122 2030 6.648 9.918 14.660 31.212 2031 6.726 10.273 15.539 34.587 4.2.5 Analisis Tarif Dasar Air Bersih 4.2.5.1 Membandingkan Tarif Dasar Air Berdasarkan Ketentuan PDAM Kota Malang dan Tarif Dasar Air Berdasarkan Hitungan Tarif dasar air hasil perhitungan = Rp.2.729 Tarif dasar PDAM Kota Malang = Rp. 1.900 Selisih Harga = Rp. 2.729 - Rp. 1.900 = Rp. 829 Tabel 35 Selisih Tarif Dasar Air Berdasarkan Hitungan Manual dengan Tarif Dasar Air yang Ditetapkan PDAM Kota Malang Tarif Dasar Air Berdasarkan Perhitungan Tarif Dasar Air PDAM Kota Malang Selisih Tarif Dasar Air 2008 2.729 1.900 829 2009 3.235 2.800 435 2010 3.909 2.800 1.109 2011 4.946 2.800 2.146 2012 4.170 2.800 1.370 2013 5.842 2.800 3.042 Rata-rata selisih harga 1.488 Tabel 36 Tarif Dasar Air Setelah Dikurangi Subsidi Pemerintah 2014 2019 Tarif Dasar Air Berdasarkan Perhitungan Rata-rata Subsidi Pemerintah Tarif Dasar Air 2014 5.659 1.488 4.171 2015 5.991 1.488 4.502 2016 6.335 1.488 4.847 2017 6.692 1.488 5.204 Tarif Dasar Air Berdasarkan Perhitungan Rata-rata Subsidi Pemerintah Tarif Dasar Air 2018 7.061 1.488 5.573 2019 7.442 1.488 5.954 Tabel 37 Tarif Dasar Air Setelah Dikurangi Subsidi Pemerintah 2020 2025 Tarif Dasar Air Berdasarkan Perhitungan Rata-rata Subsidi Pemerintah Tarif Dasar Air 2020 7.834 1.488 6.345 2021 8.236 1.488 6.747 2022 8.647 1.488 7.159 2023 9.067 1.488 7.578 2024 9.493 1.488 8.005 2025 9.926 1.488 8.437 Tabel 38 Tarif Dasar Air Setelah Dikurangi Subsidi Pemerintah 2026 2031 Tarif Dasar Air Berdasarkan Perhitungan Rata-rata Subsidi Pemerintah Tarif Dasar Air 2026 10.362 1.488 8.874 2027 10.802 1.488 9.313 2028 11.243 1.488 9.754 2029 11.683 1.488 10.195 2030 12.122 1.488 10.633 2031 12.556 1.488 11.068 Contoh perhitungan tarif rendah dan tarif penuh tahun 2014: Tarif rendah ditetapkan sebesar = 75% x tarif dasar air = 75% x 4.171/m 3 = Rp. 3.128/m 3 Tarif penuh ditetapkan sebesar = 200% x tarif rendah air = 200% x 3.128/m 3 = Rp. 6.256/m 3

Tabel 39 Prediksi Tarif Dasar, Tarif Rendah, dan Tarif Penuh Air 2014-2019 Tahu n Tarif Dasar Tarif Rendah Tarif Penuh 2014 4.171 3.128 6.256 2015 4.502 3.377 6.753 2016 4.847 3.635 7.270 2017 5.204 3.903 7.805 2018 5.573 4.180 8.359 2019 5.954 4.465 8.930 Tabel 40 Prediksi Tarif Dasar. Tarif Rendah. dan Tarif Penuh Air 2020-2025 Tarif Dasar Tarif Rendah Tarif Penuh 2020 6.345 4.759 9.518 2021 6.747 5.061 10.121 2022 7.159 5.369 10.738 2023 7.578 5.684 11.367 2024 8.005 6.004 12.007 2025 8.437 6.328 12.656 Tabel 41 Prediksi Tarif Dasar, Tarif Rendah, dan Tarif Penuh Air 2026-2031 Tarif Dasar Tarif Rendah Tarif Penuh 2026 8.874 6.655 13.311 2027 9.313 6.985 13.970 2028 9.754 7.316 14.631 2029 10.195 7.646 15.292 2030 10.633 7.975 15.950 2031 11.068 8.301 16.602 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh PDAM Kota Malang dan pendapatan yang diterima oleh PDAM Kota Malang berdasarkan data terdahulu (2008 2013) dapat disimpulkan bahwa PDAM Kota Malang mengalami kerugian sebesar Rp. 67.842.863.894 dari tahun 2011 tahun 2013 karena semakin tingginya beban biaya aktivitas setiap tahun, seperti pemeliharaan akibat volume aktivitas, kenaikan harga material, naiknya tarif dasar listrik, kenaikan bahan bakar minyak, dan pengaruh inflasi menyebabkan biaya operasional PDAM Kota Malang ikut naik. Sedangkan tarif dasar air yang diberlakukan oleh PDAM Kota Malang selama lima tahun terakhir (tahun 2009 tahun 2013) tidak mengalami kenaikan sama sekali yang menyebabkan pendapatan tidak sebanding dengan biaya usaha yang setiap tahunnya meningkat, dan tidak layak secara ekonomi karena hasil perhitungan IRR atau Tingkat Pengembalian Internal PDAM Kota Malang ini lebih kecil dari suku bunga yang dipakai dalam studi ini yaitu sebesar 7,5% sedangkan hasil perhitungan IRR adalah sebesar 6,608% sehingga PDAM Kota Malang tidak mengalami keuntungan. 2. Dari hasil perhitungan dan coba-coba untuk menentukan prediksi tarif dasar air yang memenuhi syarat pemulihan kembali (full cost recovery) yaitu tarif rata-rata sama dengan biaya dasar. Tarif rata-rata dapat dihitung dengan cara total pendapatan tarif dibagi total volume air terjual. Dari hasil perhitungan didapatkan tarif rata-rata sebesar Rp. 5.060 sedangkan tarif dasar sebesar 5.042, yang berarti dapat memenuhi prinsip pemulihan kembali (full cost recovery) bagi PDAM Kota Malang. Kemampuan penduduk secara umum dilihat dari standard UMK setempat dimana pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan air minum setiap bulan pada tahun 2014 adalah sebesar 4% x Rp. 1.587.000 = Rp. 63.480. Rata-rata kebutuhan air bersih setiap bulan di Kota Malang pada tahun 2014 adalah 18,95 m 3 x Rp. 4.171 = Rp. 79.039 sehingga melebihi prinsip keterjangkauan. Manfaat lain yang dapat diperoleh dari tarif dasar air yang telah diprediksi contohnya dapat memberi

himbauan kepada masyarakat setempat untuk menghemat pemakaian air sehingga sesuai dengan kebutuhan dasar minimum yaitu 10 m 3 /keluarga/bulan atau menambahkan subsidi dari pemerintah, maka tarif dasar air yang dianggap sudah memenuhi syarat kelayakan ekonomi adalah sebagai berikut: Prediksi tarif dasar air tahun 2014 2019: 2014 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 4.171 2015 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 4.502 2016 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 4.847 2017 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 5.204 2018 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 5.573 2019 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 5.954 Prediksi tarif dasar air tahun 2020 2025: 2020 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 6.345 2021 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 6.747 2022 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 7.159 2023 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 7.578 2024 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 8.005 2025 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 8.437 Prediksi tarif dasar air tahun 2026 2031: 2026 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 8.874 2027 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 9.313 2028 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 9.754 2029 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 10.195 2030 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 10.633 2031 tarif dasar air per m 3 adalah Rp. 11.068 5.2 Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Melihat begitu detailnya penelitian ini, sebaiknya untuk mempersingkat waktu penelitian ini pengumpulan data dilaksanakan selengkap dan serinci mungkin agar tidak menyulitkan perhitungan dan membuang-buang waktu. 2. Untuk dinas terkait perlunya ketelitian dalam pencatatan data-data yang terkait dalam penentuan harga air, sehingga dapat memberikan data yang jelas, transparan, dan tidak menimbulkan kesimpangsiuran atau kehilangan data yang pastinya akan berguna dalam menganalisis dan menentukan kelayakan ekonomi bagi perusahaan, agar semua pihak merasa diuntungkan dan tidak ada yang dirugikan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2015. BI Rate. Jakarta: Bank Indonesia. http://www.bi.go.id/id/moneter/birate/data/default.aspx Anonim. 2008. Profil PDAM Kota Malang. Diktat Presentasi an. PDAM Kota Malang. Malang. Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kodoatie, Robert J. 2002. Analisa Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Andi Kuiper, Edward. 1971. Water Resources Project Economics. Butterworths, London, England.