PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SDN 11 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO OLEH : FEMMY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian. Sekolah Dasar negeri 11 Telaga Biru terletak di Desa Ulapato A

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB III METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 5 Tibawa Kecamatan Tibawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab lima ini, dipaparkan simpulan dari penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sangat strategis dan mudah dijangkau untuk melaksanakan penelitian, subjek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: YULIA FATMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Paradigma inilah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga. Alasan pemilihan tempat penelitian ini karena menurut peneliti bahwa lokasi

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan. dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun

III. METODE PENELITIAN. siswa kelas X-4 SMA ARJUNA Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran

Naskah Publikasi. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi. dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, ada

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGIDENTIFIKASI UNSUR - UNSUR DRAMA MELALUI MODEL JIGSAW DI KELAS V SDN II SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai suatu kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya 1.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB III PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS IV MIS WRINGINAGUNG KECAMATAN DORO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

BAB III METODE PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS IX.1 SMP NEGERI 3 BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN METODE OBSERVASI TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SDN 11 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO OLEH : FEMMY NAPU Pembimbing I : Dr. Yusuf Jafar, M.Pd Pembimbing II : Dra. Hawa Pattiha, S,Pd, M.Pd ( Fakultas Ilmu Pendidikan) (Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar) ABSTRAK Bahasa adalah salah satu alat komunikasi manusia, hanya manusia yang dapat menciptakan dan menggunakan bahasa, dengan adanya bahasa manusia dapat berhubungan dengan manusia lain. Perlunya pembinaan bahasa Indonesia dari tingkat sekolah dasar, demi menciptakan siswa-siswa yang mampu berbahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Tujuan penelitian ini untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Model STAD Siswa Kelas IV SDN 11 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tindakan kelas dengan menggunakan analisis data secara kualitatif yang bertujuan sebagai bahan masuk dan informasi yang bermanfaat untuk mengembangkan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya Penerapan Model STAD dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil Penerapan Model STAD dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi dari 25 orang siswa pada siklus I yang mampu sebesar 56 % dan pada siklus II meningkat sebesar 88%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model STAD dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN 11 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Kata kunci: Model STAD, Menulis karangan, Narasi

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung (Tarigan 2008;3). Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan.2008;22). Kemampuan menulis karangan narasi merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa, dalam menulis itu harus memperhatikan bagaimana siswa menulis karangan narasi. Namun pada kenyataannya kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi awal yang dilakukan bahwa dari jumlah siswa sebanyak 25 orang. Yang mampu sekitar 32% (8 orang), yang kurang mampu 28% ( 7 orang ), yang tidak mampu 40% (10 orang). Dari hasil ini dapat diketahui bahwa kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN 11 Telaga Biru belum mencapai standar ketuntasan minimal yaitu 75, ketidakberhasilan itu disebabkan oleh (1) siswa belum mampu menulis alur cerita dalam karangan narasi, (b) siswa belum mampu menyusun hubungan paragraf dalam karangan narasi, (c) siswa belum mampu menyusun karangan narasi (aspek kebahasaan), (d) rendahnya pemahaman tokoh dalam karangan narasi. Berdasarkan beberapa pendapat dan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model STAD dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SDN 11 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. PEMBAHASAN 1. Kajian Teoritis a. Pengertian Menulis Menurut Rosidi (2009: 2) bahwa Menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan dan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan

dalm bentuk tulisan yang diharapkan dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Lebih lanjut menurut Rosidi (2009: 3) mengatakan bahwa kegiatan menulis sangat penting dalam pendidikan karena dapat melatih siswa berpikir, mengungkapkan gagasan dan emecahkan masalah. Menulis adalah salah satu bentuk berpikir yang juga merupakan alat. b.tujuan dan Manfaat menulis Tujuan menulis Menurut Rosidi (2009: 5) bahwa Tujuan menulis juga bermacam-macam, bergantung pada ragam tulisan. Secara umum, tujuan menulis dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Memberitahukan atau menjelaskan Tujuan penulisan ini adalah untuk menjabarkan atau menginformasikan sebuah informasi kepada pembaca tentang suatu hal. Penulisan seperti ini dinamakan eksposisi. b. Meyakinkan atau mendesak Tujuan penulisan ini adalah untuk meyakinkan pembaca tentang hal yang disampaikan adalah hal-hal yang benar, ril terjadi sehingga penulis berharap pembaca bias sepahaman dengan penulis. c. Menceritakan sesuatu Tujuan penulisan dalam bentuk ini disebut narasi dengan tujuan untuk menceritakan sesuatu hal baik bersifat narasi ekspositori maupun narasi sugestif. d. Mempengaruhi pembaca Tujuan penulisan dalam bentuk ini adalah untuk mempengaruhi pemikiran pembaca misalanya tentang suatu opini atau pendapat yang sang penulis. e. Menggambarkan sesuatu Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca dengan cara memberikan ciri-ciri sesuatu hal sehingga pembaca bisa seolaholah melihat meraba dan merasakan tentang apa yang sedang dibaca.

Manfaat Menulis Menurut Tarigan, fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi (Subhci, 2003:7) adapun fungsi menulis ada beberapa antara lain: (1) memudahkan siswa untuk berfikir kreatif, (2) memudahkan untuk merasakan dan menikmati hubungan kemanusiaan, (3) mempermudah daya tangkap, (4) memcahkan masalah masalah yang dihadapi, (5) menyusun urutan berbagai pengalaman. Adapun fungsi menulis yang tercakup dalam fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia adalah : (1) mengembangkan kemampuan bernalar, (2)mengembangkan kemampuan berkomunikasi, (3) mengungkapkan pikiran, (4) mengungkapkan perasaan, dan (5) membina persatuan dan kesatuan bangsa (Tim penatar Provinsi Jawa Tengah, 1998: 22). c.proses Menulis Menurut Cahyani dan Hodijah (2007: 147) bahwa Kegiatan dari setiap tahap menulis tersebut berbeda. Perbedaanya adala sebagai berikut: Tahap 1: Pramenulis, dengan kegiatan: (1) memilih sebuah topic, (2) mengumpulkan dan menyusun gagasan, (3) menentukan pembaca, (4) menentukan tujuan penulisan, dan (5) memilih bentuk tulisan dengan mempertimbangkan pembaca dan tujuan penulisan Tahap 2 : penyusunan buram (drafting) dengan kegiatan: (1) menulis buram, (2) menuliskan pesan dengan mempertimbangkan perhatian pembaca, dan (3) menuliskan pesan dengan mengutamakan aspek isi daripada aspek kebahasaan. Tahap 3 : Penyempurnaan (revisi) dengan kegiatan : (1) menyampaikan hasil penulisan untuk ditanggapi dalam kelompok, (2) memberikan pelaksanaan pembahasan (diskusi) hasil tulisan, (3) melakukan penyempurnaan pada hasil penulisan berdasarkan saran yang diberikan oleh orang lain (pembaca), dan (4) melaksanakan peruahan yang penting sehingga tulisan hasil penyempurnaan menjadi tulisan akhir. Tahap 4 : Editing (penyuntingan) dengan kegiatan: (1) membaca ulang hasil tulisan yang sudah disempurnakan, (2) meminta bantuan kepada pihak

lain untuk membaca (mengoreksi) tulisan yang sudah direvisi, dan (3) memperbaiki kesalahan-kesalahan penulisan yang bersifat mekanik, misalnya aspek kebahasaan tulis Tahap 5 : Publikasi hasil penulisan dengan kegiatan : (1) mempublikasikan tulisan sesuai dengan bentuk tulisan yang diharapkan (makalah, artikel, laporan, skrisi, tesis atau disertasi) dan (2) menyampaikan d. Macam-macam Karangan Karangan dapat dibagi menjadi beberapa macam,yaitu : a. Karangan Narasi Karangan narasi ialah yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang didalamya terdapat alur cerita, setting, tokoh dan konflik tetapi tidak memiliki kalimat utama. b. Karangan Deskripsi ( Menggambarkan ) Karangan Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat. c. Karangan Eksposisi Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu. d. Karangan Argumentasi Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata. hasil tulisan kepada orang lain (pembaca) yang ditetapkan diawal. e. Pengertian Karangan Narasi Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan

rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 2003:29). f. Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi: a. Tentukan tema dan amanat yang akan di sampaikan: Anda mau menulis tentang apa? Pesan apakah yang hendak disampaikan kepada pembaca? b. Tetapkan sasaran pembaca kita. Siapa yang akan membaca karangan kita, orang dewasa, remaja, ataukah anak-anak? c. Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur. d. Bagi peristiwa itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita. e. Rinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita. f. Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang. g. Unsur-unsur Karangan Narasi Sebuah karangan narasi dapat dibangun dengan unsur-unsur berikut: a. Tema adalah pokok pembicaraan yang menjadi dasar penceritaan penulis b. alur adalah jalinan cerita, bagaimana cerita itu disusun sehingga peristiwa demi peristiwa dapat terjalin dengan baik. Alur sering dikupas menjadi elemen-elemen berikut; (1)pengenalan, (2)timbulnya konflik, (3)konflik memuncak, (4)klimaks, dan (5)pemecahan masalah. c. Watak atau karakter berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh dalam suatu narasi. Salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita terlibat dalam suatu peristiwa dan kejadian. d. Suasana berhubungan dengan kesan yang ditimbulkan sehingga pembaca dapat ikut membayangkan dan merasakan suasana yang dihadapi pelaku. e. Sudut pandang berhubungan dengan darimana penulis memandang suatu peristiwa. h. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Untuk dapat meningkatkan kemampuan menulis bagi seorang siswa, ada hal-hal penting yang harus diperhatikan.

1. Isi Karangan 2. Urutan dan Hubungan Paragraf 3. Pemakaian Bahasa Pengertian Model STAD STAD adalah salah satu model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-lksmodul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward. Menurut Zakaria dkk (2007: 21) mengatakan bahwa STAD mengandung empat aktivitas utama yaitu penyampaian guru, kumpulan, ujian dan pengakuan kumpulan. Dalam melaksanakannya guru perlu menerangkan kepada siswa untuk membantu rekan mereka supaya mahir mengenai bahan tertentu. Langkah-langkah Model STAD Lima komponen utama pembelajaran kooperatif STAD yaitu: a. Penyajian kelas (pengajaran) b. Belajar Kelompok c. Kuis d. Skor Perkembangan e. Penghargaan Kelompok Keuntungan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu: Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu: Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda. 2. Kajian Relevan Anita sundawati (2008) dalam penelitiannya yang brjudul kemampuan siswa menulis paragraph narasi melalui gambar seri dengan teknhnik modeling pada

siswa kelas IV SDN No 80 Kota Tengah Kota Gorontalo mengemukakan bahwa permasalahan apakah kemampuan siswa menulis paragraph narasi melalui gambar seri dengan teknik modeling dapat di tingkatkan.metode yang di gunakan adalah metode penelitian tindakan kelas,berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa telah mencapai peningkatan sesuai dengan indikator yaitu 75% siswa memiliki kemampuan menulis paragrafh narasi melalui gambar seri yang di harapkan dengan rincian siklus 1 : 64,22 % dan siklus 11 : 82.93 % kesimpulannya bahwa teknik modeling dapat meningkatkan kemampuan menulis pargraph narasi melalui gambar seri pada siswa kelas IV SDN 80 Kota Tengah Kota Gorontalo. METODE PENELITIAN 1.Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian a. Setting Penelitian Sekolah Dasar negeri 11 Telaga Biru terletak di Desa Ulapato A Kecamatan Telaga Biru yang di pimpin oleh ibu Poppy M Abdul, S.Pd. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1950 dengan luas tanah 2196 m² dan luas bangunan 420 m² dan status tanah yang dulunya dalam sengketa akan tetapi tepatnya tahun 2013 bulan Maret tanah ini sudah menjadi hak milik sekolah. Lokasi sekolah ini sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk, sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk, sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya limboto dan sebelah barat berbatasan dengan toko sepatu. Sekolah ini memiliki tempat yang strategis, dan mudah di jangkau oleh siswa, dengan jumlah guru 13 orang yang terdiri dari PNS 8 orang dan 5 orang guru honor dengan jumlah siswa keseluruhan 201 orang yang terdiri dari 107 orang siswa laki-laki dan 94 orang siswa perempuan. b. Karakteristik Subyek Penelitian Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa siswa kelas IV SDN 11 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 15 orang perempuan dengan kemampuan belajar yang bervariasi serta kesulitan belajar yang berfariasi pula.

HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Pembelajaran Pada Observasi Awal Sebelum dilakukan tindakan terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal yang dilakukan pada hari kamis tanggal 02 Mei 2013, yakni untuk melihat kemampuan siswa menulis karangan narasi. Pada observasi awal ini guru mengajar pada pelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis karangan narasi tanpa menggunakan model STAD. 2. Silkus I Pada tahap ini peneliti bersama guru pengamat melakukan diskusi untuk mempersiapkan dan merancang pelaksanaan tindakan siklus I. Beberapa hal yang diperlukan saat pelaksanaan tindakan, antara lain RPP. Contoh karangan narasi, lembar observasi atau pengamatan. Setelah peneliti berkonsultasi dengan guru mitra, peneliti melakukan pembelajaran dimulai dari menyiapkan siswa, berdoa, melakukan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa yang berkaitan dengan materi karangan narasi. Hasil Pemantauan Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran No Aspek yang dinilai Jumlah Presentase (%) Mampu 6 24% 1. Isi karangan/alur cerita Kurang Mampu 13 52% Tidak Mampu 6 24% Mampu 7 28% 2. Urutan dan hubungan Kurang Mampu 13 52% paragraph Tidak Mampu 5 20% 3. Pemakaianbahasa dalam alur cerita 4. Kerja sama kelompok 3. Siklus II Mampu 6 24% Kurang Mampu 10 40% Tidak Mampu 9 36% Mampu 9 36% Kurang Mampu 11 44% Tidak Mampu 5 20% Sumber : Analisis Hasil Aktivitas Siswa Siklus I Pada persiapan siklus II, peneliti telah melakukan perbaikan terhadap rencana kegiatan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus I. hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus II yaitu; 1) guru lebih memperhatikan siswa yang belum mampu menulis karangan narasi, 2) lebih mengefektifkan waktu. Sedangkan

pelaksanaan kegiatan pembelajaran sama seperti pada siklus I yaitu dengan menggunakan model STAD. Hasil Pemantauan Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran No Aspek yang dinilai Jumlah Presentase (%) Mampu 13 52% 1. Isi karangan/alur cerita Kurang Mampu 9 36% Tidak Mampu 3 12% Mampu 13 52% 2. Urutan dan hubungan Kurang Mampu 9 36% paragraf Tidak Mampu 3 12% 3. Pemakaian bahasa dalam alur cerita 4. Kerja sama kelompok Mampu 11 44% Kurang Mampu 12 48% Tidak Mampu 2 8% Mampu 16 64% Kurang Mampu 8 32% Tidak Mampu 1 4% Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II merupakan tindakan perbaikan dari pembelajaran siklus I. Dari hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi mengalami peningkatan yang signifikan dan sudah mencapai indikator yang ditetapkan, sehingga pelaksanaan tindakan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. 4. Pembahasan Dari hasil pengamatan guru pada observasi awal terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi masih sangat rendah, hal ini ditunjukkan dengan melihat data observasi awal yang terdiri atas 8 orang siswa mampu atau 32% dan 7 orang siswa kurang mampu atau 28% dan 10 orang siswa tidak mampu atau 40%, Hal ini berarti ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia belum memenuhi indikator kinerja. maka dari itu peneliti bersama guru pengamat melakukan penelitian tindakan kelas yang diawali pada siklus 1. pada siklus I kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi tampak terlihat mengalami peningkatan hal ini terlihat pada hasil kemampuan siswa, dimana dari hasil evaluasi siswa tampak bahwa beberapa siswa mengalami peningkatan

sebesar 24 %. 14 orang atau 56 % siswa mampu, 3 orang siswa atau 12% kurang mampu dan 8 orang atau 32 % siswa tidak mampu. setelah dilakukan diskusi antara peneliti dan pengamat ternyata ditemukan bahwa penyebab dari rendahnya hasil siswa pada siklus I adalah kurangnya kerja sama siswa dalam kelompok yang telah dibentuk dan masih banyak siswa yang belum bisa menulis karangan narasi. Pada siklus II proses pembelajaran sudah lebih baik dari siklus I apabila ditinjau dari segi guru dan siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa seluruh siswa sudah tergolong siswa aktif. Siswa sudah mampu bekerja bersama-sama dalam satu kelompok. Sehingga hasil belajar siswa meningkat dari 25 orang siswa memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 22 orang dengan presentase 88%. Dengan melihat nilai yang dicapai siswa maka bisa kita bandingkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan model STAD itu dapat meningkatkan kemampuan siswa dari 32 % menjadi 88%. Dengan demikian hipotesis tindakan yang telah dirumuskan yaitu jika guru menerapkan Model STAD, maka kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN 11 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo akan meningkat di terima. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan uraian analisis dan temuan-temuan yang di peroleh maka peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi. Hal ini ditunjukkan pada siklus I dari 25 orang siswa yang di kenakan tindakan hanya 8 Orang siswa (32 %) yang memperoleh nilai 70 ke atas, sedangkan 16 Orang (17 %) memperoleh nilai 70 Kebawah sehingga belum sesuai dengan hasil yang harus di capai yaitu minimal 70 ke atas dan pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari 25 orang siswa 22 Orang siswa ( 88%) dengan memperoleh nilai 70 ke

atas. Dengan demikian bahwa pada siklus II telah memenuhi ketuntasan sesuai dengan yang di harapkan 2. Saran Dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: a. Mengingat penerapan model STAD telah meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas IV di SDN 11 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo maka sebaiknya guru menggunakan model STAD dalam proses belajar mengajar. b. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran Bahasa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Rosidi Imron. 2009. Menulis?? Siapa Takut. Jakarta; Kanisius Trianto Agus. 2007. Pasti Bisa, Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia. Jakarta Esis. Yoce Aliyah Darma dkk.2007.intisari Bahasa Indonesia untuk SD. Pustaka Setia Bandung Warsidi Edi,Farika.2008.Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Untuk SD Kelas IV.Jakarta.Departemen Pendidikan Nasional. Wiyanto Asul. 2009. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta; Grasindo