BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sangat strategis dan mudah dijangkau untuk melaksanakan penelitian, subjek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Adapun tujuan didirikan sekolah ini adalah sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 25 Limboto

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penerapan model Think Pair Share melalui peningkatan menuli isi cerita.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Mei 2012.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia dikelas III SDN 1 Tolinggula Ulu Kabupaten Gorontalo Utara. Sebelum

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SDN 4 Bone Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan kesulitan tindakan kelas. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. Mekarsari Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala tahun pelajaran 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Inpres Mootilango yang

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas II yang berjumlah 26 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 16 orang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ubudiyah Kec. Bati-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilanjutkan dengan tindakan siklus I dan siklus II. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Banjarmasin Utara tahun pelajaran 2008/2009 dengan jumlah siswa sebanyak 32

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini telah berlangsung dalam dua siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. Subjek penelitian adalah siswa siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif artinya metode yang dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Badariyah terletak di Desa Tatah Layap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Badariyah terletak di Desa Tatah Layap

INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa

perbaikan pada siklus kedua, berdasarkan hasil diskusi, kemudian RPP yang telah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian

BAB III. terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Siswa yang dikenai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Pohuwato Kecamatan Marisa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai data-data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 2 Padang Ratu Kecamatan Gedung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 1 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dengan fokus penelitian

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. a. Latar Belakang Berdirinya Madrasah. oleh H. Mar ie beserta tokoh masyarakat Desa Malintang pada tahun 1973.

III. METODE PENELITIAN

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karang Mekar 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di TK. Tunas Mekar

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. indikator indikator penelitian yang telah ditetapkan sebagaimana dikemukakan pada bahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bone Bolango. Sekolah ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena dianggap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo Utara. dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 27 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tajau Landung I

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. ulang atau siklus model yang dikemukakan oleh Wardani (2006 : 2.16). Beliau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tokoh masyarakat, pembelian tanahnya hasil dari warung amal dan sumbangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB III METODE PENELITIAN. siklus dapat dihentikan meskipun masih ada siklus kedua. Hubungan keempat

Transkripsi:

45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 7 Bonepantai, Kabupaten Bone Bolango. Sekolah ini dipilih oleh peneliti karena dianggap sangat strategis dan mudah dijangkau untuk melaksanakan penelitian, subjek dalam peneletian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang siswa. Adapun fokus peneltian adalah meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD pada siswa kelas VI yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. SDN 7 Bonepantai terletak di Desa Tongo Kecamatan Bonepantai, merupakan salah satu sekolah yang ada di desa tongo yang dipimpin oleh Bapak Armando R.M. Pakaya S.Pd. yang berdiri sejak tahun 1955 dengan luas bangunan 399 M 2 dan luas tanah 630 M 2. Terletak di jalan Trans Sulawesi Pantai Selatan, Sebelah barat berbatasan dengan jalan desa, sebelah timur berbatasan dengan TK Mawar Indah, sebelah utara berbatasan dengan perkebunan penduduk, dan sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya. Lokasi sekolah ini memiliki tempat strategi, jauh dari lokasi keramaian dengan jumlah guru 13 orang bersama dengan kepala sekolah, dengan jumlah siswa keseluruhan adalah 231 orang siswa yang terdiri dari 115 orang siswa lakilaki dan 116 orang siswa perempuan dan berasal dari berbagai tingkatan ekonomi orang tua. 45

46 SDN 7 Bonepantai memiliki bangunan yang memadai serta beberapa fasilitas lainnya yang menunjang proses pembelajaran serta keadaan bangun tersebut dalam kondisi baik dan terawat. 1.1.1 Perencanaan Pembelajaran Perencanaan Pembelajaran dan penelitian tindakan kelas ini sebelum masuk pada Siklus I maka diadakan pelaksanaan obeservasi awal yang dilaksanakan pada hari Kamis 29 November 2012, dari jam (07.30 08.40). Adapun pelaksanaan pembelajaran dalam setiap siklus dilakukan 1 kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan kelas Siklus I dilaksanakan pada hari selasa 4 desember 2012 dari jam (07.30-08.40), untuk pelaksanaan tindakan kelas Siklus II dilaksanakan pada hari selasa 18 desember 2012, dari jam (07.30-08.45). 4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Observasi Awal Observasi dalam pembelajaran dilakukan secara individual selama pembelajaran berlangsung oleh peneliti yang dilaksanakan pada hari kamis 29 desember 2012 dari jam (07.30-08.40). Berdasarkan pengamatan observasi awal yang dilaksanakan oleh penelti dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada obeservasi awal, menunjukan bahwa pengelolaan belajar yang dilaksanakan guru belum memenuhi target yang diharapkan dapat terlihat, dari 25 siswa hanya terdapat 11 orang siswa ( 44 %) yang mampu, 6 orang siswa (24%) yang kurang mampu dan 8 orang siswa (32%) yang tidak mampu. Untuk itu temuan pada obeservasi awal ini menunjukan bahwa kemampuan siswa mengapresiasi cerita fiksi masih sangat rendah.

47 4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I a. Tahap Persiapan Setelah ditetapkan untuk menerapkan model STAD dalam pembelajaran mengapresiasi cerita fiksi pada murid kelas VI SDN 7 Bonepantai pada hari Selasa tanggal 4 Desember 2012 dari jam (07.30-08.40), maka kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan beberapa hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan. Setelah peneliti berkonsultasi dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia, adapun rencana kegiatannya adalah sebelum guru melakukan pembelajaran, guru/peneliti melakukan apersepsi dan memancing pengetahuan siswa yang berkaitan dengan materi mengapresiasi cerita fiksi dengan perencanaan pembelajaran ini mengambil tema sesuai dengan pengetahuan masing-masing murid, yang sesuai dengan kurikulum pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas VI SD Semester I dengan perencanaan satu kali pertemuan. Pada pembelajaran pertama siklus I pada kemampuan mengapresiasi cerita fiksi, kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah Mengidentifikasi latar, tema, amanat, pokok pikiran dan gagasan dari cerita anak yang dibaca.. Diantaranya menentukan Tema, Latar/suasana, amanat, pokok pikiran dan gagasan yang disampaikan melalui cerita fiksi. Sedangkan rumusan tujuan yang hendak dicapai yaitu: 1) Siswa dapat mendengarkan cerita anak. 2) Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan cerita yang didengar. 3)Siswa dapat menentukan tema cerita. 4)Siswa dapat menentukan latar cerita. 5)Siswa dapat menentukan amanat cerita. 6) Siswa dapat menentukan pokok pikiran. 7) siswa dapat menentukan gagasan. 8) Siswa dapat menceritakan kembali cerita yang didengar

48 b. Tahap Pelaksanaan Siklus I Pada tahap ini, kegiatan pembelajaran kemampuan mengapresiasi cerita melalui model STAD dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya, sebagaimana terdapat pada lampiran 2. Pertemuan pada siklus I. Pembelajaran tindakan ini diberikan berdasarkan hasil refleksi tes awal yang dalam hal ini belum dapat mengaprersiasi cerita fiksi. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan selama satu pertemuan, pertemuan ini dilaksanakan selama satu kali tatap muka, dengan materi yang diberikan mengapresiasi cerita fiksi dengan tema sesuai dengan pengetahuan siswa. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran kemampuan mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD. Pada pertemuan siklus I difokuskan pada tahap pembangkitan minat siswa, pengaitan dan pendeskripsian cerita. Pada tahap ini guru/peneliti mulai pelajaran dengan memberitahukan kepada murid standar kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Selanjutnya guru menjelaskan materi sesuai dengan tema pembelajaran. Kemudian murid dibagi menjadi Lima kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang, guru membagikan teks cerita kepada masingmasing siswa sesuai dengan kelompoknya, semua siswa membaca dalam hati teks cerita yang telah dibagikan. Hal ini, dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar. Setelah siswa selesai membaca cerita, guru/peneliti memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk menanggapi cerita yang telah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri, tetapi siswa masih ragu-ragu karena masih kurang kerjasama dalam kelompoknya.

49 Pada tahap selanjutnya guru/peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang diajarkan. Namun pada tahap ini guru/peneliti kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang kurang dipahami. Setelah itu siswa menentukan unsur-unsur cerita dengan diskusi kelompok. Kegiatan selanjutnya, melaksanakan kegiatan akhir yakni guru/peneliti bersama siswa menyimpulkan hasil pelajaran. Pada akhir pertemuan siklus I, siswa diberi tes akhir dengan soal sesuai dengan materi tentang mengapresiasi cerita fiksi yang telah diajarkan, sehingga murid dapat mengembangkan kemampuan mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Untuk Meningkatkan pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD pada siklus I menggunakan format hasil observasi siswa dan hasil observasi guru. Dari pelaksanaan siklus I diperoleh beberapa hasil pengamatan yakni : (1) Siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan baik. (2) siswa masih raguragu dalam menanggapi isi cerita. (3) Guru kurang memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk mengajukan pertaanyaan yang sesuai dengan materi pelajaran. (4) siswa kurang kerjasama dalam kelompoknya untuk menafsirkan cerita fiksi sehingga masih banyak murid yang mengalami kesulitan. (5) siswa sudah dapat menentukan unsur-unsur cerita yang telah dibaca. (6) siswa sudah dapat memberikan penilaian terhadap cerita yang telah dibaca secara berkelompok. (7)

50 Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada uraian kegiatan siswa dan kegiatan guru berikut ini : Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I Adapun hasil yang di capai pada hasil pangamatan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran untuk siklus I disajikan pada tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Hasil Rekapitulasi kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD Aspek Siswa Pada Siklus I No Kriteria Aspek Yang Kurang Tidak diamati Mampu % % % Mampu Mampu 1 Tema 17 68% 6 24% 2 8% 2 Latar 15 60% 7 28% 3 12% 3 Amanat 16 64% 6 24% 3 12% 4 Pokok Pikiran 16 64% 6 24% 3 12% 5 Gagasan 16 64% 5 20% 4 16% Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada siklus 1 sebagaimana tercantum dalam tabel 2 tersebut menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru belum memenuhi target yang diharapkan. Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa aspek kemampuan menentukan tema cerita dari 25 orang siswa hanya terdapat 17 orang siswa atau 68% yang mampu, 6 orang siswa atau 24% yang kurang mampu dan 2 orang siswa atau 8% yang tidak mampu. Kemudian pada aspek kemampuan menentukan latar cerita

51 melalui model STAD dari 25 orang siswa hanya terdapat 15 orang siswa atau 60% yang mampu, 7 orang siswa atau 28% yang kurang mampu dan 3 orang siswa atau 12% yang tidak mampu, kemudian pada aspek menentukan amanat cerita dari 25 orang siswa hanya terdapat 16 orang siswa atau 64% yang mampu, 6 orang siswa atau 24% yang kurang mampu dan 3 orang siswa atau 12% yang tidak mampu, selanjutnya pada aspek menentukan pokok pikiran cerita dari 25 orang siswa hanya terdapat 16 orang siswa atau 64% yang mampu, 6 orang siswa atau 24% yang kurang mampu dan 3 orang siswa atau 12% yang tidak mampu, dan selanjutnya terakhir pada aspek menentukan gagasan cerita dari 25 orang siswa hanya terdapat 16 orang siswa atau 64% yang mampu, 5 orang siswa atau 20% yang kurang mampu dan 4 orang siswa atau 16% yang tidak mampu. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam proses Pembelajaran Pada Siklus I Format pengamatan kegiatan belajar mencakup 24 aspek baik dari pra pembelajaran sampai dengan penutup pembelajaran. Adapun hasil yang dicapai pada obeservasi aktifitas guru untuk siklus I disajikan pada tabel 2 berikut ini :

52 Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan guru dalam proses pembelajaran Pada Siklus I No Indikator / Aspek yang diamati Kualifikasi P1 P2 I PRA PEMBELAJARAN 1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 2 Melakukan kegiatan apersepsi II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran 3 Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 4 Mengaitkan materi dengan pengetahun yang lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan khiraki belajar dan karakteristik 5 siswa 6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B Pendekatan / Strategi Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan yang akan dicapai dan 7 karakteristik siswa 8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 9 Menguasai kelas 10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan C Pemanfaatna Sumber Belajar / Media Pembelajaran 13 Menggunakan media secara efektif dan efisien 14 Menghasilkan pesan yang menarik 15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 17 Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa 18 Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar E Penilaian Proses dan hasil belajar 19 Memantau kemajuan belajar selama proses 20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) F Penggunaan Bahasa 21 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar 22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai III PENUTUP 23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas 24 sebagai bahan remidial / pengayaan Total 16 15 Presentase 66,6% 62,5% Aspek-aspek yang kurang pada guru mitra sesuai penilaian oleh pengamat antara lain : (1) menunjukan pengusaan materi pembelajaran; pada kegiatan inti

53 dalam proses pembelajaran masih sebagian besar siswa yang tidak memahami materi karena guru lebih banyak menulis dipapan tulis. (2) mengaitkan materi dengan pengetahuan yang lain yang relevan; dalam kegiatan pembelajaran tidak mengaitkan materi dengan pengatahuan yang lain yang relecan sehingga tidak nampak pembelajaran. (3) Mengaitkan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karekteritik siswa ; hal ini terlihat pada proses pembelajaran, guru tidak menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hirarki belajar dan karakteritik siswa, sehingga siswa kurang memahami penjelasan guru. (4) Mengaitkan materi dengan realita kehidupan ; pada kegiatan pembelajaran siswa belum memahami penjelasan guru, disebabkan guru yang kurang mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. (5) Melaksanakan pembelajaran secara runtut ; dalam pendekatan atau strategi tidak terlaksana secara runtut. (6) menguasai kelas ; guru tidak menguasai kelas, hal ini disebabkan oleh jumlah siswa yang terlalu banyak. (7) menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran ; hal ini terlihat dari proses pembelajaran siswa yang kurang bertanya tentang materi yang diajarkan. (8) menumbuhkan keceriaan atau antusisme siswa dalam belajar; tidak adanya keceriaan dan atusisme siswa dalam belajar. Adapun aspek-aspek yang kurang pada guru mitra sesuai penilaian pengamat II antara lain : (1) menunjukan penguasaan materi dalam proses pembelajaran siswa kurang memahami materi karena guru lebih banyak menulis dipapan tulis. (2) mengaitkan materi dengan pengetahuan yang lain yang relevan; pada proses pembelajaran berlangsung guru tidak mengaitkan materi dengan proses pengetahuan yang lain yang relevan (3) menyampaikan materi dengan

54 jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteritik siswa ; guru tidak menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa, sehingga siswa kurang memahami penjelasan guru. (4) mengaitkan materi dengan realitas kehidupan ; pada kegiatan pembelajaran siswa belum memahami penjelasan guru disebabkan guru yang kurang mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. (5) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan yang akan dicapai dan karakteristik siswa ; hal ini terlihat dari kurangnya pemahaman siswa pada siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru. (6) melaksanakan pembelajaran secara runtut; dalam pendekatan atau strategi pembelajaran tidak terlaksana secara runtut. (7) menguasai kelas; guru tidak menguasai kelas, hal ini disebabkan oleh jumlah siswa yang terlalu banyak. (8) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan ; pada pelaksanaan pembelajaran guru tidak melaksanakan sesuai dengan alokasi waktu yang direncakanan disebabkan karena keadaan siswa yang ribut sehingga guru langsung memberikan tugas LKS untuk dikerjakan siswa. (9) menggunakan bahasa lisan atau tulisan secara jelas, baik dan benar; dalam penguasaan bahasa guru biasanya menggunakan bahasa daerah sehingga dalam proses pembelajaran sebahagian besar siswa tidak mengerti penjelasan guru. Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada siklus I sebagaimana tercantum pada tabel 2 tersebut, menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru belum memenuhi target yang diharapkan. Data perbandingan hasil pengamatan yang diperoleh guru mitra sebanyak 16 aspek atau 66,6%

55 sedangkan peneliti mencapai 15 aspek atau 62,5%, sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar masih perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya d. Tahap Analisis Data dan Refleksi Analisis hasil pengamatan kemampuan siswa Aspek kemampuan siswa yang harus dicapai berupa kemampuan mengapesiasi cerita fiksi ditekankan pada hal-hal sebagai berikut : (a) Kemampuan menentukan tema cerita, (b) Kemampuan Menentukan Latar cerita, (c) Kemampuan menentukan amanat cerita, (d) Kemampuan menentukan pokok pikiran, dan (e) Kemampuan menentukan gagasan cerita. Refleksi Pelaksanaan Siklus I Setelah melaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dengan pihak terkait. Refleksi dilakukan untuk memperoleh kesimpulan dari kegiatan tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I apakah telah sesuai dengan rencana program pembelajaran dan apakah kegiatan tindakan kelas dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kemampuan siswa mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD di kelas VI SDN 7 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango. Dari hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas siklus I belum dapat mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya, karena dari beberapa aspek pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran masih terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan pelaksanaannya. Hal ini berarti bahwa tindakan kelas siklus I belum mencapai indikator kinerja sehingga harus dilanjutkan ke tindakan kelas siklus II.

56 1.1.4 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I, dalam hal ini kekurangan pada siklus I diantisipasi pada siklus diupayakan untuk memecahkan masalah yang ditemui baik oleh peneliti maupun guru pengamat, selama proses pembelajaran berlangsung. Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya bahwa untuk pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari selasa 18 Desember 2012, dari jam (07.30-08.40). adapun prosedur pelaksana sama seperti siklus I dengan tahapantahapan pelaksanaan sebagai berikut : a. Tahap Persiapan Pada tahap ini, untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD pada pembelajaran bahasa Indonesia peneliti menyusun rancangan kegiatan perbaikan untuk mengatasi kendala-kendala yang ditemui selama pembelajaran pada siklus I dengan melakukan variasi kegiatan. Berdasarkan hasil pada tindakan siklus I, maka peneliti bersama dengan guru merencanakan tindakan siklus II agar kekurangan atau kelemahankelemahan pada siklus I dapat diperbaiki. Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II penekanannya yaitu pada pada tahap pembangkitan minat dan tahap penafsiran. Pada siklus II ini, penekanan utamanya adalah memotivasi siswa untuk memberikan tanggapan tanpa ragu-ragu, dan melakukan penafsiran terhadap cerita yang telah dibaca, namun tahap-tahap yang lain juga tetap jadi perhatian.

57 Adapun tujuan yang diharapkan adalah agar siswa memahami tujuan mengapresiasi cerita yang telah dibaca. Kemudian dalam pembelajaran ini diharapkan murid dapat memahami kemampuan mengapresiasi crerita fiksi, antara lain menentukan unsur-unsur cerita dengan tepat sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuanya. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, dan metode pemberian tugas. Evaluasi yang dilakukan adalah soal dalam bentuk individual untuk dikerjakan. b. Tahap Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan satu kali pertemuan sama halnya dengan siklus I. Pelaksanaan pembelajaran mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD kembali dilakukan dengan mengikuti rencana pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya, yang terlampir pada lampiran 7. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II yaitu, diawali dengan mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai pada akhir proses pembelajaran, memberikan motivasi kepada murid agar bersemangat dalam belajar dan melakukan apersepsi (tanya jawab tentang materi yang telah diajarkan) Pada tahap awal guru/peneliti kembali menjelaskan materi pelajaran untuk merangsang pengetahuan siswa tentang pelajaran minggu lalu. Kemudian siswa kembali membaca teks cerita yang telah dibagikan. Pada tahap selanjutnya siswa kerja kelompok untuk menefsirkan rangkaian cerita dan menyimpulkan maksud

58 cerita dengan kata-kata sendiri. Setelah itu siswa melakukan penilaian terhadap rangkaian cerita yang telah dibaca. Pada akhir pembelajaran siswa diberikan tugas dan mengerjakn soal-soal yang berkaitan dengan materi pelajaran. Soal-soal yang diberikan murid pada siklus II ini masih sama dengan soal-soal pada siklus I. Pemberian tes ini untuk memastikan apakah ada peningkatan kemampuan mengapresiasi cerita fiksi pada siswa yang telah diajarkan dari siklus sebelumnya. Dan hasil dari tes tersebut menunjukan bahwa penggunaan model STAD Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Mengapresiasi Cerita Fiksi Di SDN 7 Bonepantai pada siklus II ini dapat dikatakan sudah berhasil dan tuntas. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Untuk menilai pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD pada siklus II sama seperti penilaian pada siklus I yakni menggunakan format hasil obeservasi aktifitas siswa dan hasil aktifitas guru. Dari pelaksanaan siklus II diperoleh beberapa hasil pengamatan yakni : (1) Siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan baik. (2) Siswa sudah dapat menanggapi cerita dengan menggunakan kata-katanya sendiri. (3) Guru sudah memberikan kesempatan pada murid untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang kurang dipahami. (4) Siswa sudah dapat menentukan unsur-unsur cerita atas bimbingan guru/peneliti. (5) Siswa sudah dapat menafsirkan dan memberikan penilaian terhadap cerita yang telah dibaca. (6) Terjadi peningkatan yang signifikan terhadap hasil yang diamati/dinilai.

59 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian kegiatan siswa dan kegiatan guru berikut ini Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa dalam proses Pembelajaran Pada Siklus II Adapun hasil yang telah dicapai pada hasil pengamatan siswa dalam proses pembelajaran untuk siklus II disajikan pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Hasil Rekapitulasi Kemampuan Siswa dalam mengapresiasi cerita Fiksi Melalui Model STAD Aspek Siswa Pada Siklus II No Kriteria Aspek Yang Kurang Tidak diamati Mampu % % % Mampu Mampu 1 Tema 23 92% 2 8% 0 0% 2 Latar 22 84% 3 12% 0 0% 3 Amanat 22 88% 3 12% 0 0% 4 Pokok Pikiran 21 84% 4 16% 0 0% 5 Gagasan 22 88% 3 12% 0 0% Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada siklus II sebagaimana tercantum dalam tabel 4 tersebut menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru telah memenuhi target yang telah dilaharapkan. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari aspek kemampuan menentukan tema cerita dari 25 orang siswa sudah terdapat 23 orang siswa atau 92% yang mampu, 2 orang siswa atau 8% yang kurang mampu dan sudah tidak ada lagi siswa yang tidak mampu atau 0%. Kemudian pada aspek kemampuan menentukan latar cerita melalui model STAD dari 25 orang siswa sudah terdapat 22 orang siswa atau 88% yang mampu, 3 orang siswa atau 12% yang kurang mampu dan

60 sudah tidak ada lagi siswa yang tidak mampu atau 0%. Kemudian pada aspek menentukan amanat cerita dari 25 orang siswa sudah terdapat 22 orang siswa atau 88% yang mampu, 3 orang siswa atau 12% yang kurang mampu dan dan sudah tidak ada lagi siswa yang tidak mampu atau 0%. Selanjutnya pada aspek menentukan pokok pikiran cerita dari 25 orang siswa sudah terdapat 21 orang siswa atau 84% yang mampu, dan 4 orang siswa atau 16% yang kurang mampu dan sudah tidak ada lagi siswa yang tidak mampu atau 0%. Dan selanjutnya terakhir pada aspek menentukan gagasan cerita dari 25 orang siswa siswa sudah terdapat 22 orang siswa atau 88% yang mampu, dan 3 orang siswa atau 12% yang kurang mampu dan sudah tidak ada lagi siswa yang tidak mampu atau 0% Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II Kegiatan guru dalam proses pembelajaran siklus II diamati dan dinilai dengan menggunakan lembar obeservasi yang telah disiapkan. Adapun hasil yang telah dicapai pada observasi aktifitas guru untuk siklus II disajikan pada tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Hasil Aktifitas Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus II No Indikator / Aspek yang diamati Kualifikasi P1 P2

61 I PRA PEMBELAJARAN 1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 2 Melakukan kegiatan apersepsi II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran 3 Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 4 Mengaitkan materi dengan pengetahun yang lain yang relevan 5 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan khiraki belajar dan karakteristik siswa 6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B Pendekatan / Strategi Pembelajaran 7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan yang akan dicapai dan karakteristik siswa 8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 9 Menguasai kelas 10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan C Pemanfaatna Sumber Belajar / Media Pembelajaran 13 Menggunakan media secara efektif dan efisien 14 Menghasilkan pesan yang menarik 15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 17 Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa 18 Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar E Penilaian Proses dan hasil belajar 19 Memantau kemajuan belajar selama proses 20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) F Penggunaan Bahasa 21 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar 22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai III PENUTUP 23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bahan remidial / pengayaan Total 22 23 Presentase 91,6% 96% Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar siklus II sebagaimana tercantum dalam tabel 4 tersebut,

62 menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru telah memenuhi targer yang diharapkan. Data perbandingan hasil pengamatan yang diperoleh guru mitra sebanyak 22 aspek atau 91,6% sedangkan peneliti mencapai aspek 96% sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. d. Tahap Analisis Data dan refleksi Analisis Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa Data hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa perkembangan kemampuan siswa mengapresiasi cerita fiksi melalui model STAD pada Kelas VI SDN 7 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango lebih meningkat dibandingkan dari siklus I. Refleksi Pelaksanaan siklus II Kegiatan refleksi dilaksanakan melalui diskusi dengan guru pengamat. Refleksi ini dilakukan untuk meninjau kembali target yang hendak dicapai yang telah diperoleh. Berdasarkan evaluasi proses dan hasil tindakan sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh pada siklus II telah menunjukan adanya peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan hasil yang diperoleh pada siklus I. Bahkan berdasarkan hasil penelitian guru pengamat menyatakan bahwa proses pembelajaran telah terlaksana dengan baik dan berhasil. Menurut data penilaian yang diberikan oleh guru pengamat menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru berlangsung sesuai rencana dan memperoleh hasil sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dapat disimpulkan

63 bahwa kegiatan pembelajaran telah terlaksana dengan memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. 1.2 Pembahasan Berdasarkan standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja yaitu 80% maka peneltian tindakan kelas menunjukan hasil seperti di bawah ini : Tabel 5 : Perbandingan Presentase Kemampuan Siswa Hasil Tindakan Mampu Kriteria Kurang Mampu Tidak Mampu Total Observasi Awal 44% 24% 32% 100% Siklus I 64% 24% 12% 100% Siklus II 88% 12% 0% 100% Dari tabel 5 di atas penelitian pada observasi awal memiliki kemampuan mengapresiasi cerita fiksi 11 orang (44%), siklus I mengalami peningkatan menjadi 16 orang (64%),siklus II menjadi 22 orang (88%). Adapun hasil pelaksanaan pada siklus I mencapai 64% atau meningkat 20% dari hasil obeservasi awal, dan siklus II mencapai 88% meningkat menjadi 24% dari hasil siklus I. Data perbandingan hasil pengamatan aktifitas guru pada siklus I yang diperoleh guru mitra sebanyak 16 aspek atau 66,6%. Sedangkan peneliti mencapai 15 aspek atau 62,5%. Selanjutnya data perbandingan hasil pengamatan aktifitas guru pada siklus II yang diperoleh guru mitra sebanyak 22 aspek atau 91,6%, sedangkan peneliti

64 menjadi 23 aspek atau 96% sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Mencermati temuan pelaksanaan tindakan yang diperoleh melalui siklus I dan siklus II, maka terlihat jelas adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa indonesia khusunya kemampuan mengapresiasi cerita fiksi siswa kelas VI SDN 7 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango melalui model STAD. Hal ini terlihat pada semua aspek baik dalam aktifitas guru dan aktifitas siswa dalam hasil belajar pada kompetensi mengapresiasi cerita. Jika dikaji lebih lanjut bahwa peningkatan hasil belajar ini erat kaitannya dengan strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran. Dalam konteks ini penggunaan model STAD dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran. Kondisi tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil yang dicapai pada siklus II maka dapat disimpulkan bawah hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa : Jika guru menggunakan model STAD maka kemampuan siswa mengapresiasi cerita fiksi dikelas VI SDN 7 Bonepantai Kabupaten Bone Bolango akan meningkat, dapat diterima.