PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN EVOLUSI DI KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 2 JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengajar berlangsung. Hamzah B (2004: 265) menyatakan bahwa Hasil belajar

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Widyastuti Puspitarini 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISTEM PENCERNAAN MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Inpres Biromaru Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

LKS Berbasis KonstruktivismeDapat Meningkatkan Aktivitas danhasil Belajar Siswa Kelas IX SMP N 3 Tanjungpinang

JEMBER TAHUN PELAJARAN

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 BINANGUN CILACAP

OLEH : AINUR ROKHMAH NIM : P

PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Agus Widodo. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Kepedidikan. Universitas Sebelah Maret Surakarta

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

Kata kunci: cooperative script, peningkatan, IPS

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Siti Solehah 35. Kata Kunci : Aktivitas Hasil Belajar, Sifat Wajib ALLAH, Strategi Pembelajaran Bernyanyi

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN METODE COOPERATIVE SECRIPT DI SDN GELAM 1

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian ini menggabungkan metode penelitian kualitatif dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Disain Penelitian RANCANGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Perencanaan 1. RPP 2. Lembar observasi 3.

Rinendah Sihwinedar 16

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

ABSTRAK. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Script, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa, Mata Pelajaran Geografi ABSTRACT

Retno Dwi Susanti 18. Kata kunci; pembelajaran berbasis proyek, replica virus 3 dimensi, SMA Negeri I Asembagus Situbondo

2.1.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sungai Selatan. Sekolah Dasar Negeri Sungai Kupang 2 beralamat di Jalan

Widiya Pakartining Kawedar *), Dr. Abdul Qohar, M.T **), Universitas Negeri Malang. Kata Kunci: model pembelajaran Reciprocal Teaching, hasil belajar.

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair- Share Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN Malangga Selatan Tolitoli

Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

BAB III METODE PENELITIAN

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MENGUBAH PECAHAN MENJADI PERSEN DAN DESIMAL MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN EVOLUSI DI KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 2 JEMBER Eko Soelistiyanto 6 Abstrak. Keefektifan proses pembelajaran dapat ditingkatkan apabila guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk belajar, dengan demikian dapat meningkatkan hasil belajarnya. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa adalah pembelajaran kooperatif model Cooperative Script. Cooperative Script menuntut siswa untuk beraktivitas sendiri, aktif, kreatif, efektik dan menyenangkan artinya, siswa menemukan sendiri suatu konsep atau mampu memecahkan masalah sendiri, sehingga meningkatkan pemahaman siswa. Berdasarkan hasil ulangan harian pada kelas XII IPA 3, terdapat 12 siswa memperoleh dibawah KKM sehingga dilakukan remedial secara klasikal. Keadaan ini menjadikan hambatan dalam pembelajaran biologi hal ini disebabkan metode kurang menarik, kurang menantang dan tidak menyenangkan, siswa cenderung menghafal materi dan kurang memahami materi yang diajarkan. Penerapan model pembelajaran Cooperative Script dengan cara berpasangan dan diberi LKS, Siswa merasa senang dan tertarik belajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script karena siswa dapat dengan mudah untuk saling bekerjasama dalam mengerjakan LKS dan memahami materi. Adanya pemberian nilai pada pengerjaan LKS membuat siswa saling berkompetisi untuk keberhasilan dirinya dan pasangannya. Dari hasil belajar pada siklus I diketahui nilai tes tulis menunjukkan nilai rata-rata 77, 38 dan siswa yang tuntas sebanyak 35 siswa dan yang belum tuntas 7 siswa. Sedangkan observasi strategi pembelajaran menunjukkan nilai rata-rata 78,27%. Dari hasil belajar pada siklus II diketahui nilai tes tulis menunjukkan nilai rata-rata 83,57 dan siswa yang tuntas sebanyak 40 siswa dan yang belum tuntas 1 siswa. Sedangkan observasi strategi pembelajaran menunjukkan nilai rata-rata 84,82%. Terjadi peningkatan nilai hasil tes rata-rata sebesar 6,19% pada siklus II, sedangkan prosentase secara klasikal meningkat sebesar 14,3%. Demikian juga pada rata-rata observasi strategi pembelajaran terjadi peningkatan nilai sebesar 6,55%. Sehingga secara klasikal siswa kelas XII IPA3 sudah dikatakan tuntas dalam belajar Kata Kunci: Cooperative Script, hasil belajar meningkat, SMAN 2 Jember PENDAHULUAN Kegiatan belajar mengajar menjadikan hambatan dalam pembelajaran biologi yang disebabkan metode kurang menarik, kurang menantang, tidak menyenangkan, siswa cenderung menghafal materi dan kurang memahami materi yang diajarkan. Padahal, ingatan yang diperoleh dari cara menghafal akan mudah dilupakan. Keefektifan proses pembelajaran dapat ditingkatkan apabila guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk belajar dengan demikian dapat meningkatkan hasil belajarnya. 6 Guru IPA SMAN 2 Jember

38 Pancaran, Vol. 3, No. 4, hal 37-46, Nopember 2014 Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa adalah pembelajaran kooperatif model Cooperative Script. Cooperative Script menuntut siswa untuk beraktivitas sendiri, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Artinya, siswa menemukan sendiri suatu konsep atau mampu memecahkan masalah sendiri, sehingga meningkatkan pemahaman siswa. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning) yang memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Nurhadi dan Senduk, 2003: 20). Pembelajaran kooperatif dengan model Cooperative Script belum pernah dilakukan dalam pembelajaran biologi sehingga perlu dicoba penggunaannya. Cooperative Script (Dansereau.cs, 1985) adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Berdasarkan hasil penelitian (Verina, 2009) menyatakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif model Cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar matematika, menunjukkan dengan ketuntasan klasikal yang mengalami peningkatan dari 56,67% pada siklus I, menjadi 86,67% pada siklus II. Tujuan penelitian dengan model Cooperative Script agar dapat meningkatan hasil belajar di kelas XII IPA3 SMA Negeri 2 Jember. Menurut S. Nasution (dalam Kundarto, 2008:271) hasil belajar adalah perubahan pada individu yang belajar tidak hanya pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti materi tertentu dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum dilakukan penilaian. Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud hasil belajar adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa pada pokok bahasan evolusi. Ulangan harian dilakukan 2 kali setiap selesai proses pembelajaran pada pokok bahasan evolusi. Pembelajaran Kooperatif Model Cooperative Script Pembelajaran kooperatif model Cooperative Script dilaksanakan dengan langkah langkah sebagai berikut: 1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

Eko: Penerapan Pembelajaran Model Cooperative Script 39 2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. 3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. 4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. 5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas. 6. Kesimpulan guru. 7. Penutup. Kelebihan: 1. Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan. 2. Setiap siswa mendapat peran. 3. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Kekurangan: 1. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu 2. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut). Menurut Verina, 2009, hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran kooperatif dengan model Cooperative Script yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meliputi: (1) pengerjaan masalah secara individu, peneliti meminta siswa mengerjakan LKS secara individu serta menyiapkan kesimpulan dari LKS yang telah dikerjakan yang nantinya akan disampaikan (pembicara) kepada teman sekelompoknya (pendengar) pada tahap selanjutnya, (2) penyampaian kesimpulan oleh pembicara kepada pendengar, peneliti meminta siswa yang berperan sebagai pembicara yang pertama untuk menyampaikan kesimpulan dari LKS yang telah dikerjakan pada tahap sebelumnya kepada teman sekelompoknya (pendengar). Ketika pembicara menyampaikan kesimpulannya, pendengar menyimak, mengoreksi, bahkan menambahi apa yang disampaikan pembicara, (3) pertukaran peran, peneliti meminta siswa yang

40 Pancaran, Vol. 3, No. 4, hal 37-46, Nopember 2014 pada tahap sebelumnya berperan sebagai pembicara pada tahap ini berganti peran menjadi pendengar, dan sebaliknya. Dengan pembelajaran Cooperative Script tersebut, hasil belajar siswa meningkat, hal ini ditunjukkan dengan ketuntasan klasikal yang mengalami peningkatan. METODOLOGI PENELITIAN Prosedur penelitian tindakan kelas direncanakan 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan 3 kali tatap muka dalam tiap siklus diharapkan tingkat pemahaman dan peningkatan hasil belajar semakin meningkat pada materi evolusi. Metode observasi merupakan metode pengumpulan data atau informasi yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung dan sistematis terhadap obyek yang diteliti. Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati tingkah laku (afektif) siswa selama proses belajar mengajar. Salah satu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat angka atau nilai hasil belajar adalah menggunakan tehnik pengukuran. Pada penelitian ini teknik pengukuran yang dipakai adalah menggunakan tes. Tes yang dilakukan adalah tes tulis dengan bentuk soal pilihan ganda. Disamping itu data nilai hasil belajar pada materi sebelumnya dipakai sebagai pembanding keberhasilan tindakan. Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga bisa menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan. Analisis data yang digunakan analisis data kualitatif yaitu berusaha memaparkan data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan tindakan yang mencakup proses dan dampak yang terjadi dalam satu siklus secara keseluruhan, selanjutnya dilakukan refleksi untuk mengkaji apa yang telah berhasil atau belum berhasil dituntaskan dengan tindakan yang telah dilakukan. Rancangan PTK Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri dari rancangan yang akan dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2 adalah menggunakan waktu pembelajaran 4 x pertemuan (180 menit) dan evaluasi. Tahap Tindakan Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti berperan sebagai guru, menyampaikan indikator hasil belajar dan memberikan motivasi pada siswa agar mempelajari materi pelajaran dan membagikan LKS. Setelah melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

Eko: Penerapan Pembelajaran Model Cooperative Script 41 a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP yang telah dibuat, memberi motivasi siswa dalam belajar, menjelaskan cara melaksanakan kegiatan dengan menggunakan model Cooperative Script. b. Menempatkan siswa sesuai denah yang disusun guru tipe A dan tipe B c. Membagikan LKS tipe A dan LKS tipe B tentang teori evolusi, membimbing siswa mengerjakan LKS sesuai tipenya. d. Meminta siswa tipe A menyampaikan informasi kegiatan ke siswa tipe B. Siswa tipe B bertugas sebagai pendengar dan mencatat hal-hal penting dari informasi yang disampaikan siswa tipe A. e. Selanjutnya siswa tipe B menyampaikan informasi kegiatan ke siswa tipe A. Siswa tipe A bertugas sebagai pendengar dan mencatat hal-hal penting dari informasi yang disampaikan siswa tipe B. f. Meminta salah satu siswa secara acak untuk menyampaikan pembahasan bahan diskusi yang terdapat pada LKS tipe A dan siswa tipe B g. Menyiapkan lembar observasi strategi pembelajaran Observasi Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Tujuan diadakan observasi adalah untuk menilai LKS (tipe A dan B) yang dikerjakan siswa. Indikator keberhasilan terdiri dari: 1. rangkuman lengkap, 2. tidak ada kesalahan dalam merangkum, 3. rangkuman dikuasai dengan baik, 4. rangkuman disampaikan pada pasangan secara berurutan, 5. rangkuman disimak dan didengar, 6. menggunakan bahasa yang baik dan benar. Refleksi Tahapan refleksi digunakan untuk mengkaji segala hal yang terjadi selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas dan observasi berlangsung. Langkah untuk menganalisis data, PTK akan berhasil bila: a. 85% siswa memperoleh nilai diatas KKM sebesar 75 b. 80% siswa aktif dalam kegiatan belajar

42 Pancaran, Vol. 3, No. 4, hal 37-46, Nopember 2014 Maka peneliti mengetahui kegiatan yang telah dihasilkan dan yang belum dicapai pada saat pelaksanaan tindakan dan observasi. Berdasarkan hasil tes serta observasi maka peneliti dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan untuk menentukan penelitian tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Tabel 1. Perbandingan siklus 1 dan siklus 2 No Siklus 1 Siklus 2 1 Pasangan dipilih oleh siswa 2 Merangkum materi dari bahan ajar buku paket 3 Tidak ada batasan waktu merangkum Pasangan dipilih siswa tetapi berbeda dengan siklus 1 Siswa membawa rangkuman dari berbagai bahan ajar dan menyampaikan pada pasangannya Memberi batasan waktu saat merangkum dan diskusi HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Setelah melaksanakan kegiatan Pembelajaran dan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Pengamatan Observasi Siklus 1 No Indikator/ Aspek Afektif Observasi I Kriteria 1 Rangkuman lengkap 71,41% Baik 2 Tidak ada kesalahan dalam merangkum 72,02% Baik 3 Rangkuman dikuasai dengan baik 78,57% Baik 4 Rangkuman disampaikan secara berurutan 80,35% Baik sekali 5 Menggunakan bahasa yang baik dan benar 88, 09% Baik sekali 6 Rangkuman disimak dan didengar 79, 16% Baik Nilai rata-rata 78,27% baik Tabel 3. Hasil Belajar pada Siklus 1 Data Awal Data Siklus 1 Rata-rata 74,36 77,38 Nilai tertinggi 88 95 Nilai terendah 60 60 Siswa yang tuntas 30 = 71,43% 35 = 83,3% Siswa yang tidak tuntas 12 = 28,43% 7 = 16,7%

Eko: Penerapan Pembelajaran Model Cooperative Script 43 Hasil pada siklus 1 belum sesuai dengan ketuntasan secara klasikal, peneliti melajutkan ke siklus 2 Tabel 4. Hasil Pengamatan Observasi Siklus 2: No Indikator/ Aspek Afektif Observasi II Kriteria 1 Rangkuman lengkap 83,33% Baik sekali 2 Tidak ada kesalahan dalam merangkum 80,95% Baik sekali 3 Rangkuman dikuasai dengan baik 82,73% Baik sekali 4 Rangkuman disampaikan secara berurutan 85,71% Baik sekali 5 Menggunakan bahasa yang baik dan benar 89,88% Baik sekali 6 Rangkuman disimak dan didengar 86,30% Baik sekali Nilai rata-rata 84,82% Baik sekali Tabel 5. Hasil Belajar pada Siklus 2 Data Siklus 1 Data Siklus 2 Rata-rata 77,38 83,57 Nilai tertinggi 95 100 Nilai terendah 60 70 Siswa yang tuntas 35 = 83,3% 41 = 97,6% Siswa yang tidak tuntas 7 = 16,7% 1 = 2,4% Pembahasan Dari data pada siklus I, hasil tes menunjukkan nilai rata-rata 77,38 dan siswa yang tuntas sebanyak 35 siswa dan yang belum tuntas 7 siswa hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 83,3%. Siswa yang belum tuntas berdasarkan hasil wawancara masih kesulitan memahami cara menggunakan model pembelajaran yang relative baru, kurang aktif dalam berdiskusi dengan pasangannya, kurang teliti dalam mengerjakan soal. Peneliti lebih memberikan motivasi dalam pemahaman terhadap materi melalui pengerjaan LKS serta aktif dalam diskusi dengan pasangannya. Selain itu, hasil observasi strategi pembelajaran menunjukkan nilai ratarata 78,27%. Hal ini disebabkan pada aspek rangkuman lengkap, tidak ada kesalahan dalam merangkum, rangkuman dikuasi dengan baik, rangkuman disampaikan secara berurutan, penggunaan bahasa dengan baik dan benar serta rangkuman disimak dan

44 Pancaran, Vol. 3, No. 4, hal 37-46, Nopember 2014 didengar. Pada aspek rangkuman lengkap masih sangat rendah, hal ini dikarenakan masih ada beberapa siswa yang kurang aktif berdiskusi selama belajar berpasangan. Rendahnya aspek rangkuman lengkap disebabkan keterbatasan buku pegangan atau buku paket yang dimiliki siswa, serta siswa masih dikelompok secara heterogen, hal ini digunakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Pada siklus II, hasil tes menunjukkan nilai rata-rata 83,57 dan siswa yang tuntas sebanyak 41 siswa dan yang belum tuntas 1 siswa, hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal sudah mencapai 97,6%, prosentase ini sudah melebihi KKM secara klasikal yaitu lebih dari 85%. Sedangkan observasi strategi pembelajaran menunjukkan nilai rata-rata 84,82%. Terjadi peningkatan nilai hasil tes rata-rata sebesar 6,19% pada siklus II, sedangkan prosentase secara klasikal meningkat sebesar 14,3%. Demikian juga pada rata-rata observasi strategi pembelajaran terjadi peningkatan nilai sebesar 6,55% seluruh aspek pada observasi strategi pembelajaran menunjukkan peningkatan pada seluruh aspek rangkuman lengkap sebesar 11,92%, tidak ada kesalahan dalam merangkum sebesar 8,93%, rangkuman dikuasi dengan baik sebesar 4,16%, rangkuman disampaikan secara berurutan sebesar 5,36%, penggunaan bahasa dengan baik dan benar sebesar 1,79% dan rangkuman disimak dan didengar 7,14%. Secara keseluruhan terjadinya peningkatan pada kemampuan sebesar 6,55% disebabkan karena siswa memahami tentang perlunya aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam belajar, selain itu pentingnya sumber materi misal internet dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dibahas dan pembelajaran model Coopertive Script lebih memotivasi siswa untuk aktif karena tidak ingin pasangannya memiliki nilai rendah. Siswa merasa senang dan tertarik belajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script karena siswa dapat dengan mudah untuk saling bekerjasama dalam mengerjakan LKS dan memahami materi. Adanya pemberian nilai pada pengerjaan LKS membuat siswa saling berkompetisi untuk keberhasilan dirinya dan pasangannya Sehingga secara klasikal siswa kelas XII IPA3 sudah dikatakan tuntas dalam belajar pada materi evolusi.

Eko: Penerapan Pembelajaran Model Cooperative Script 45 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Bentuk pembelajaran dengan menggunakan model Cooperave Script dapat membantu siswa kelas XII IPA3 SMA Negeri 2 Jember dalam meningkatkan hasil belajar dalam tatanan belajar tuntas. 2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model Cooperative Script pada bahasan evolusi dapat meningkat secara nyata pada siklus I dengan nilai hasil tes menunjukkan nilai rata-rata 77, 38 dan siswa yang tuntas sebanyak 35 siswa dan yang belum tuntas 7 siswa ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 83.3%. Pada siklus II hasil tes menunjukan nilai rata-rata 83,57 dan siswa yang tuntas sebanyak 41 siswa dan 1 siswa belum tuntas, ketuntasan belajar secara klasikal sudah mencapai 97,6%. Sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 6,19% pada siklus II, sedangkan prosentase secara klasikal meningkat sebesar 14,3%. 3. Observasi strategi pembelajaran pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata 78,27% hal ini disebabkan pada rendahnya aspek rangkuman lengkap disebabkan keterbatasan buku pegangan atau buku paket yang dimiliki siswa, serta siswa masih dikelompok secara heterogen. Pada siklus II observasi strategi pembelajaran menunjukkan nilai rata-rata 84,82%. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 6,55% pada siklus II, Demikian juga seluruh aspek mengalami peningkatan; rangkuman lengkap sebesar 11,92%, tidak ada kesalahan dalam merangkum sebesar 8,93%, rangkuman dikuasi dengan baik sebesar 4,16%, rangkuman disampaikan secara berurutan sebesar 5,36%, penggunaan bahasa dengan baik dan benar sebesar 1,79% dan rangkuman disimak dan didengar 7,14%. Secara keseluruhan terjadinya peningkatan pada kemampuan sebesar 6,55% disebabkan karena siswa memahami tentang perlunya aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam belajar, selain itu pentingnya sumber materi misal internet dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dibahas. DAFTAR PUSTAKA Aryulina, D. dkk, 2007. Biologi 3 SMA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis

46 Pancaran, Vol. 3, No. 4, hal 37-46, Nopember 2014 Depdiknas. 2008. Perangkat Penilaian KTSP SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri No.22 tahun 2006. Jakarta: Direktorat pembinaan SMA Depdiknas. 2008. Perangkat Penilaian KTSP SMA. Jakarta: Direktorat pembinaan SMA Herawati, Husnul, Yuyun, 2009, Penelitian tindakan kelas sebagai sarana pengembangan keprofesionalan guru dan calon guru. Malang: Bayumedia Kahfi, MS. 2003. Mengembangkan Skenario Pembelajaran Matematika berbasis Kompetensi (Contoh-contoh metode pembelajaran). Malang: FMIPA Universitas Malang Kunandar. 2008. Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai pengembang profesi guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Lie,A. 2001. Cooperative Learning. Mempraktekkan Cooperatif Di Ruang-ruang Kelas Jakarta: Grasindo Nurhadi, Senduk, 2003. Pembelajaran Kontektual dan Penerapannya dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Malan : Universitas Negeri Malang Rochiyati, dkk. 2006. Pedoman Penulisan karya Ilmiah. Jember: Jember University Press Verina, ira okta, 2009. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Cooperative Script. Malang: FMIPA Matematika Universitas Negeri Malang