BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI POLA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN PADA INDUSTRI BUILDING CONSTRUCTION DI INDONESIA ( SENSUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN. terutama Pasar Modal. Pasar Modal bisa dijadikan sebagai dinamika

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

BAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan Indonesia timur. Oleh karena itu, Indonesia mampu menjadi alternatif dari pilihan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran di Jakarta. PT XYZ saat ini dimiliki oleh PT BCD sebesar 72,25%

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat perkembangan suatu perusahaan. Pengumpulan dana melalui pasar

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dituntut untuk senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial-budaya, politik, maupun pertahanan dan keamanan negara. Sistem

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan besar yang jumlahnya semakin banyak. Agar eksistensi

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. peranan daripada modal atau investasi. Modal merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap perusahaan. Meskipun instrumen-instrumen yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut

1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Tarif Sewa Hotel dan Ritel. Gambar 2 Sewa Apartemen, Kantor dan industri. Sumber : BI (2013)

PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun mengalokasikan anggaran

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. modal mempunyai peranan yang sangat penting untuk dapat memenuhi. keterikatan dana tidak ada jatuh temponya.

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal jangka panjang dengan tujuan mendapatkan hasil di

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

Emiten perbankan yang digunakan dalam penelitian adalah bank yang telah go public di Bursa Efek Indonesia, bank tersebut yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahun 2012 merupakan tahun yang menggembirakan bagi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. (Fahmi, 2012).Kemajuan suatu negara antara lain ditandai adanya pasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. properti residential (IHPR - berdasarkan survey Bank Indonesia). Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

PENGARUH KURS VALUTA ASING, INFLASI, UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak bisa dipisahkan dari pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional adalah sektor konstruksi. Sektor ini, berkontribusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat tetap hidup setiap hari. Setiap manusia butuh makan dan minum.

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sektor bisnis yang berkembang pesat.bisnis property dan real

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

BAB I PENDAHULUAN. kali lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu,

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Adanya aktiva produktif

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya suatu perusahaan umumnya adalah untuk. memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara, Sirait dan D. Siagian

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di industri building construction yang sudah masuk di listing Bursa Efek Indonesia per 8 Agustus 2011. Penentuan perusahaan didasarkan pada pertimbangan bahwa pada perusahaan yang sudah go public merupakan perusahaan yang memiliki kinerja yang cukup baik, sehingga layak untuk diteliti. Pada perusahaan go public yang telah mengeluarkan Initial Public Offering (IPO), maka terdapat tanggung jawab kepada pemegang saham, antara lain dengan : 1. Membuat laporan kepada Bursa Efek Indonesia. 2. Transparan dan terbuka, sehingga data dan profil perusahaan dapat dilihat. 3. Pemilik perusahaan harus memperhatikan kepentingan bersama para pemegang saham, sehingga perusahaan sulit untuk melakukan praktek nepotisme, kecurangan dalam pengambilan keputusan, karena perusahaan tersebut milik publik. 4. Perusahaan terbuka harus menjaga hubungan antara perusahaan dengan para investor, dan memberikan informasi mengenai perkembangan dari perusahaan. Hal tersebut dapat mempermudah untuk mendapatkan data yang diinginkan untuk keperluan penelitian. Perusahaan-perusahaan building construction yang telah listing di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat dalam Tabel 1.1. 1

Tabel 1.1. Daftar Perusahaan pada Industri Building Construction NO NAMA KODE 1 PP (Persero) Tbk PTPP 2 Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 3 Duta Graha Indah Tbk DGIK 4 Total Bangun Persada Tbk TOTL 5 Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 6 Wijaya Karya Tbk WIKA 7 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk JKON Sumber : www.idx.co.id [8 Agustus 2011] 1.2 Latar Belakang Penelitian Industri building construction merupakan suatu sektor bisnis yang menarik dan selalu berkembang. Dari Tabel 1.2 Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha menempati kisaran 9,9 % di usaha konstruksi dan 2,6 % dari usaha real estate (BPS, 2009). Tabel 1.2 Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 Konstruksi 7.0 7.5 7.7 8.5 9.9 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 8.3 8.1 7.7 7.4 7.2 a. Bank 3.2 2.9 2.7 2.5 2.4 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0.8 0.8 0.8 0.8 0.9 c. Jasa Penunjang Keuangan 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 d. Real Estat 2.9 2.9 2.8 2.7 2.6 e. Jasa Perusahaan 1.4 1.4 1.4 1.3 1.3 Sumber : http://www.bps.go.id [14 Agustus 2011] 2

Industri building construction menunjukkan angka pertumbuhan yang positif dari tahun 2005-2009. Dalam Tabel 1.3 disajikan gambaran umum PDB Indonesia dari tahun ke tahun. Tabel 1.3. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 Konstruksi 195,110 251,132 304,996 419,642 554,982 Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 230,522 269,121 305,213 368,129 404,116 a. Bank 88,287 95,708 105,536 125,515 132,186 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan 20,808 26,778 32,581 41,753 47,959 1,581 2,011 2,490 2,807 3,230 d. Real Estat 81,474 97,396 110,239 132,023 145,260 e. Jasa Perusahaan 38,371 47,226 54,365 66,030 75,479 Produk Domestik 2,774,281 3,339,216 3,950,893 4,951,356 5,613,441 Bruto Sumber : http://www.bps.go.id [14 Agustus 2011] Dari Tabel 1.3 dapat dilihat, bahwa terjadi pertumbuhan PDB Indonesia dari tahun 2005-2009. Di bidang konstruksi dapat dilihat pertumbuhan yang terjadi cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa bidang industri ini dapat dikatakan menarik. Di tahun-tahun mendatang, diyakini sektor industri ini akan booming kembali mengingat semakin stabilnya tingkat nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, stabilnya tingkat BI rate, dan kebijakan pemerintah untuk percepatan pembangunan infrastruktur. Kebijakan otonomi di daerah juga memberikan pengaruh positif pertumbuhan ekonomi sektor bisnis properti residensial di luar Jawa. Di sisi lain membaiknya kondisi lingkungan makro dan terjaganya stabilitas politik di Indonesia mulai menumbuhkan minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Faktor tersebut mendukung investasi di bidang building 3

construction. Faktor lainnya adalah jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar. Tabel 1.4. Jumlah Penduduk di Indonesia Keterangan Penduduk 1980 1990 1995 2000 2010 INDONESIA 147,490,298 179,378,946 194,754,808 206,264,595 237,641,326 Sumber : http://www.bps.go.id [14 Agustus 2011] Jumlah penduduk yang mencapai 237 juta jiwa ini tentu sangat menarik jika dikaitkan dengan bidang industri building construction. Belum seluruh penduduk Indonesia memiliki hunian tetap, dan infrastruktur yang ada di Indonesia kiranya belum memadai untuk mengakomodasi jumlah penduduk. Investasi infrastruktur, menjadi kunci utama memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Ketertinggalan kondisi jalan, pelabuhan, dan bandar udara akan membuat efisiensi, produktivitas, dan koneksi regional Indonesia rendah. Infrastruktur sudah lama menjadi persoalan di Indonesia karena masalah pendanaan yang sangat terbatas, dimana partisipasi swasta yang diharapkan pemerintah belum memenuhi harapan. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi pengelola bisnis di industri building construction. Karakteristik industri konstruksi sifatnya sangat berbeda dengan jasa industri-industri yang lain. Sifat spesifik tersebut ditandai oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Merupakan suatu bisnis dengan resiko yang sangat tinggi yang penuh dengan ketidak pastian. 2. Pasar sangat dikuasai oleh pembeli karena kepentingan pembeli sangat dilindungi dengan adanya : konsultan pengawas, bank garansi, asuransi, prosedur kompetisi dan adanya sangsi-sangsi penalti 4

terhadap kontraktor, di lain pihak kepentingan kontraktor hampir tidak dilindungi. 3. Harga jual atau nilai kontrak bersifat sangat konservatif, sedangkan biaya produksi mempunyai sifat yang sangat fluktuatif. 4. Standar mutu dan jadwal waktu pelaksanaan ditetapkan oleh pembeli. 5. Proses konstruksi yang selalu berubah akibat dari lokasi dan hasil karya perencanaan yang selalu berbeda karakteristiknya. 6. Reputasi dari kontraktor sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dari pembeli. Saat ini kontraktor nasional masih sangat kesulitan untuk bersaing dengan kontraktor asing yang mampu memperoleh finansial dengan bunga rendah di negaranya. Selain itu ada beberapa kelemahan kontraktor nasional, antara lain dalam hal manajemen organisasi. Kelemahan lainnya adalah minimnya pengalaman terjun ke luar negeri, sehingga bisa dikatakan bahwa lapangan di mancanegara itu masih asing bagi kontraktor nasional. Masalah yang dialami di industri kontruksi di Indonesia antara lain yaitu: Management, Money, dan Materials. 1. Management Manajemen dari sebagian besar kontraktor nasional adalah masih menggunakan sistem one man show. Top manajemen kurang melakukan pendelegasian wewenang ke level yang lebih bawah di tingkat lapangan, hal ini disebabkan oleh karena adanya rasa kurang percaya terhadap manajemen tingkat lapangan, yang pada umumnya dipegang oleh sarjana-sarjana yang masih sangat muda dan belum berpengalaman. 5

2. Money Masalah finansial sering kali menjadi penyebab kegagalan suatu kontraktor di dalam penyelesaian proyeknya. Ketidak lancaran cash flow di lapangan dapat menyebabkan sangat menurunnya produktifitas team lapangan walaupun dipimpin oleh seorang project manager yang sangat berpengalaman sekali. Hal ini terjadi apabila advance payment atau monthly payment digunakan untuk pendanaan kebutuhan yang lain atau proyek lainnya. Apabila kantor pusat tidak dapat menjamin kelancaran cash flow lapangan, maka dapat dipastikan ketepatan jadwal proyek tidak pernah akan tercapai dan bahkan kemungkinan proyek tidak akan pernah dapat diselesaikan. Masalah lainnya juga seringkali karena faktor ekstern seperti kenaikan harga bahan bangunan yang sangat berbeda jauh dengan harga pada saat penawaran seperti halnya baja, semen, multipleks, kayu, gasoline dan yang paling ditakuti adalah horor devaluasi. Dari hal ini tampak bahwa diantara para pelaku industri konstruksi, kontraktor adalah pihak yang mempunyai resiko kerugian yang paling tinggi. 3. Materials Pada beberapa dekade yang silam tepatnya sebelum terjadi perang dunia ke II, mayoritas pembangunan proyek-proyek bangunan sangat tergantung pada tukang-tukang ahli dimana kecepatan pembangunan masih seimbang dengan jumlah tenaga ahli yang tersedia. Namun setelah itu, maka kecepatan program pembangunan melebihi kapasitas tenaga ahli yang tersedia. Oleh karena itu maka timbul suatu pemikiran untuk mengembangkan tehnik-tehnik baru di dalam pembangunan proyek yaitu dengan menggunakan material yang dapat dipasang secara singkat dan kurang membutuhkan tenaga ahli, pada umumnya menggunakan peralatan secara intensive untuk 6

mempercepat pemasangan material tersebut karena biasanya sulit untuk ditangani secara manual. Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Paket kebijakan infrastruktur dilaksanakan dengan tiga konsep yaitu pertama melalui perbaikan iklim investasi dengan membenahi peraturan, proses administrasi dan perizinan. Konsep kedua adalah dengan meningkatkan fasilitas-fasilitas proyek yang strategis di berbagai bidang seperti infrastruktur dan migas. Konsep ketiga, pemerintah akan memperbaiki biaya dana bagi para investor infrastruktur terutama bagi calon investor di dalam negeri yang selama ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan dana untuk investasi di bidang infrastruktur. Dan tentu saja dalam menghadapi daya tarik yang begitu besar, akan muncul persaingan yang ketat di industri ini. Perusahaan yang tidak mampu bertahan akan disingkirkan oleh perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif. Dibutuhkan suatu rumusan strategi yang tepat, efektif dan efisien guna memenangi persaingan ini. Strategi mutlak dibutuhkan dalam penciptaan keunggulan kompetitif di dalam perusahaan, terlebih untuk menjaga sustainability dan likuiditas perusahaan yang menjadi karakteristik khusus dalam industri building construction ini. Sehingga menjadi menarik untuk diteliti bagaimanakah strategi masing-masing perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya dan juga memenangkan persaingan di industri building construction, serta bagaimanakah pola dan kecocokannya dengan lingkungan bisnisnya yang terus berubah sangat cepat dan dinamis. Perhatian utama strategi perusahaan ialah mengenali area bisnis di mana perusahaan harus memusatkan perhatian untuk beroperasi dan bersaing untuk maksimalisasi profit dalam jangka panjang. Perusahaan dapat memusatkan perhatian hanya pada satu area bisnis, dapat juga 7

melakukan diversifikasi ke beberapa bisnis. Strategi perusahaan juga harus sejalan dengan tujuan jangka panjang yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dari paparan tersebut timbul ketertarikan untuk melakukan studi terhadap tujuan jangka panjang perusahaan-perusahaan yang berada pada sektor industri building construction, serta bagaimana strategi pertumbuhan yang diterapkan perusahaan - perusahaan tersebut, sehingga akhirnya dapat dilihat pola strategi yang diterapkan perusahaan-perusahaan di sektor building contruction. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul STUDI POLA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN PADA INDUSTRI BUILDING CONSTRUCTION DI INDONESIA (Sensus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). 1.2 Perumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana tujuan jangka panjang perusahaan-perusahaan yang berada di industri building construction? 2. Bagaimana pola strategi pertumbuhan masing-masing perusahaan yang berada di industri building construction? 3. Bagaimana pola strategi pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang berada di industri building construction? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tujuan jangka panjang perusahaan-perusahaan di sektor building construction. 2. Untuk mengetahui pola strategi pertumbuhan masing-masing perusahaan di industri building construction. 8

3. Untuk mengetahui pola strategi pertumbuhan perusahaan-perusahaan di industri building construction. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : a. Kalangan Akademisi Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari, dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan dalam masalah strategi perusahaan. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak lain untuk memperluas pengetahuannya serta menimbulkan minat dan keinginan untuk mengadakan pengkajian dan penelitian lebih lanjut mengenai strategi perusahaan. b. Bagi pelaku bisnis Dengan dilaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pelaku industri building construction untuk menentukan strategi korporasi yang akan diterapkan selanjutnya. Memberikan masukan kepada asosiasi industri building construction untuk mendorong pengembangan industri. c. Bagi Pemerintah Memberikan masukan kepada pemerintah untuk membuat kebijakankebijakan yang berpengaruh bagi kelangsungan industri building construction antara lain tentang pajak, suku bunga, kestabilan nilai tukar mata uang, dan tingkat inflasi. d. Bagi para investor Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para investor, dalam rangka menilai para pelaku bisnis building construction untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya. 9

1.5 Sistematika Pembahasan Adapun rencana dari sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bab I. PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika pembahasan penelitian. b. Bab II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Dalam bab ini memaparkan landasan teori yang relevan dengan topik pembahasan yang akan diteliti untuk dijadikan landasan dalam pembahasan dan analisis permasalahan dalam penelitian, tinjauan penelitian sebelumnya, kerangka pemikiran dan ruang lingkup penelitian. c. Bab III. METODE PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian, operasionalisasi variabel, tahapan penelitian, jenis data dan teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data dalam melakukan penelitian ini. d. Bab IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disampaikan mengenai pembahasan untuk permasalahan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Dalam bab ini juga dilakukan analisis dari pengolahan data yang dikumpulkan dan akan dijelaskan interpretasi nya. e. Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini disampaikan mengenai kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dan memberikan saran-saran kepada pihak yang terkait. 10