Simulasi Numerik Aliran Pengkondisi Udara di Dalam Ruang Server

dokumen-dokumen yang mirip
Simulasi Numerik Pemisahan Aliran Dingin-Panas di dalam Tabung Vorteks

SIDANG TUGAS AKHIR FITRI SETYOWATI Dosen Pembimbing: NUR IKHWAN, ST., M.ENG.

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA Nutrient Film Technique (NFT) 2.2. Greenhouse

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Simulasi Kondisi sirkulasi udara di dalam suatu ruangan ibadah

Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA LAJU ALIRAN FLUIDA PADA MESIN PENGERING KONVEYOR PNEUMATIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI CFD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS KOLEKTOR SURYA TIPE TABUNG PLAT DATAR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.

Simulasi Numerik Pengaruh Penambahan Pengarah Aliran Udara Terhadap Koefisien Perpindahan Panas Konveksi Udara Melintasi Susunan Tabung Eliptik

PENGARUH DIAMETER SHOULDER DAN BENTUK PIN TERHADAP DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA FRICTION STIR WELDING DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN CFD TIGA DIMENSI

TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI SIMULASI NATURAL VENTILATION PADA BANGUNAN RUMAH TIPE 36 DENGAN MENGGUNAKAN CFD

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

BAB IV VALIDASI SOFTWARE. Validasi software Ansys CFD Flotran menggunakan dua classical flow

SIMULASI NUMERIK UJI EKSPERIMENTAL PROFIL ALIRAN SALURAN MULTI BELOKAN DENGAN VARIASI SUDU PENGARAH

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

MASUK FAISAL HAJJ MESINN TEKNIK MEDAN Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept, 2012) ISSN: B-38

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD

STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

SIDANG TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI

ANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD

Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Kedatangan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar. pada aliran di leading edge karena perubahan kecepatan aliran yang tadinya uniform

METODOLOGI PENELITIAN

PENYEBARAN ALIRAN PANAS PADA OVEN SURYA (3 DIMENSI) Arif Fatahillah 1

SIMULASI RUANG INKUBATOR BAYI YANG MENGGUNAKAN PHASE CHANGE MATERIAL SEBAGAI PEMANAS RUANG INKUBATOR

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan pemanasan global yang berdampak pada alam seperti

oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D

Kaji Numerik Optimasi Kinerja Rotor Savonius Dua Bilah dan Tiga Bilah

Studi Numerik Pengaruh Gap Ratio terhadap Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Susunan Setengah Tube Heat Exchanger dalam Enclosure

ANALISA NUMERIK ALIRAN DUA FASA DALAM VENTURI SCRUBBER

UNIVERSITAS DIPONEGORO

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA

ROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Turbin Angin Poros Vertikal Sebagai Alternatif Energi Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) B-56

PENDEKATAN TEORITIS. Pre-processor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA KASUS KEBOCORAN GAS HIDROGEN

Tulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

ANALISIS KOEFISIEN DRAG PADA MOBIL HEMAT ENERGI "MESIN USU" DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 612

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI SIMULASI ALIRAN FLUIDA DALAM PROSES PEMBAKARAN NATURAL GAS PADA COMBUSTION CHAMBER

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.2 Tahapan Analisis Persamaan Differensial untuk Transfer Energi

PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) DALAM MENGANALISIS SISTEM PENGERING IKAN TUNA BERTENAGA SURYA

SIMULASI PEMBAKARAN KEROSIN UDARA DAN LPG UDARA MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

BAB V. ALIRAN UDARA DALAM ALAT PENGERING ERK

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

(Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait) Dosen Pembimbing Bambang Arip Dwiyantoro, ST. M.Sc. Ph.D. Oleh : Annis Khoiri Wibowo

ANALISIS DISTRIBUSI TEMPERATUR PEMBAKAR LIMBAH RADIOAKTIF TIPE HK-2010

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI. Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan

Distribusi Temperatur Pada Microwave menggunakan Metode CFD

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM FLUENT

BAB I PENDAHULUAN. Desain yang baik dari sebuah airfoil sangatlah perlu dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja airfoil

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD

Analisis Komputasi Pengaruh Geometri Muka dan Kontrol Aktif Suction Terhadap Koefisien Tekanan Pada Model Kendaraan

keterangan: G k : gradien kecepatan dalam energi kinetik turbulensi (m 2 det -1 ) G b : bouyansi dalam energi kinetik turbulensi (m 2 det -1 )

Simulasi Numerik Distribusi Temperatur Dan Kecepatan Udara Ruang Consession 1 Pada Lantai 2 Terminal 2 Bandar Udara Juanda, Sidoarjo

UNIVERSITAS DIPONEGORO

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh: Zulfa Hamdani. PowerPoint Template NRP :

KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT SINK DENGAN MENGGUNAKAN JET SINTETIK ALIRAN SILANG DENGAN VARIASI GELOMBANG SINUSOIDAL DAN SEGIEMPAT

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

PEMODELAN DAN PENYELESAIAN NUMERIK DARI PERMASALAHAN PENYEBARAN ASAP MENGGUNAKAN METODE VOLUME HINGGA Arif Fatahillah 1

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kendaraan. truk dengan penambahan pada bagian atap kabin truk berupa

Transkripsi:

ISBN 978-979-3541-25-9 Simulasi Numerik liran Pengkondisi Udara di Dalam Ruang Server Tria Mariz rie 1, Sugianto 1 1 Program Studi Teknik eronautika, Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds Ciwaruga, Bandung, Telp dan Fax (022) 2013789 dan 2013788 Email: tria@me.polban.ac.id, sugianto@polban.ac.id, bstrak Sebagimana telah diketahui bahwa pengkondisi udara dapat dijumpai diberbagai aplikasi sistem ruang, seperti ruang proses kimia, ruang tempat menyimpan alat ukur, ruang untuk yang memerlukan kenyamanan udara, ruang proses icing dan ruang komputerisasi atau ruang server computer.hal yang terpenting dari ruang server adalah menjaga temperature ruang sedemikian rupa sehingga server dapat bekerja optimal yaitu pada rentang temperature 20 o C sampai dengan 25 o C.Untuk dapat mencapai rentang temperature kerja optimal tersebut maka dibutuhkan tata letak alat pengkondisi udara (PU) sedemikian rupa sehingga sikulasi udara dapat menciptakan rentang temperatur kerja optimal.paper ini membahas proses simulasi numerik aliran udara akibat kerja PU menggunakan perangkat lunak komersial Fluent versi 6.3 dengan model turbulensi kappa-epsilon (model k-e). Proses simulasi diawali dengan pembentukan geometri ruang server berdimensi overall 10.5 x 19.4 x 3.9 m 3 beserta 7 buah rak server dengan total server computer sebanyak 490 buah yang dimodelkan sebagai sebuah kotak persegi panjang yang mempunyai lux panas tertentu akibat kerja komponen elektronik server komputer dan menghasilkan udara panas yang diasumsikan 60 o C yang dikeluarkan melalui exhaust an server. Udara panas yang memenuhi ruang server didinginkan secara konveksi paksa oleh perangkat pendingin PU tipe standing C berjumlah 6 buah dengan cara mengalirkan udara dingin bertemperatur 15 o Cke dalam ruang server. Dari hasil simulasi, diperoleh temperatur udara ruang server dalam rentang 20 o C sampai dengan 30 o C. Untuk hasil yang lebih baik disarankan untuk mengalirkan udara dingin dari lantai ruang server yang memungkinkan pengambilan panas lebih eekti dan dbuang ke udara bebas melalui exhaust an. Kata kunci: Pengkondisi udara, standing C, Server, Simulasi Numerik, CFD, Fluent. 1. PENDHULUN Pengkondisi udara dapat dijumpai diberbagai aplikasi sistem ruang, seperti ruang proses kimia, ruang tempat menyimpan alat ukur, ruang untuk yang memerlukan kenyamanan udara, ruang proses icing dan ruang komputerisasi atau ruang server computer. Hal yang terpenting dari ruang server adalah menjaga temperature ruang sedemikian rupa sehingga server dapat bekerja optimal yaitu pada rentang temperature 20 o C sampai dengan 25 o C. Untuk dapat mencapai rentang temperature kerja optimal tersebut maka dibutuhkan tata letak alat pengkondisi udara (PU) sedemikian rupa sehingga sikulasi udara dapat menciptakan rentang temperature kerja optimal. Kajian yang dibutuhkan untuk mendapatkan tata letak PU yang tepat adalah proses simulasi numerik aliran udara di dalam ruang server. Kondisi ruang server yang menjadi okus simulasi adalah sebagai berikut: Dimensi overal ruang server adalah 10.5 x 19.4 x 3.9 m 3. Penggunakan PU tipe standing C Ruang server terdiri dari 7 buah rak dengan masing-masing kolom rak terdiri dari 10 buah server. Berdasarkan geometri ruang server yang terlihat pada Gambar 1, maka total server adalah 490 buah computer. rah udara dingin 15 o C yang keluar dari PU adalah 30 o terhadap dinding vertical PU. Udara panas yang keluar dari exhaust an server computer adalah 60 o C. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah mendapatkan kondisi udara di dalam ruang server mayoritas dalam rentang 20 o C sampai dengan 25 o C.

2. PROSES SIMULSI 2.1 Teori dasar Simulasi numerik aliran udara di dalam ruang server menggunakan perangkat lunak computational luid dynamics (CFD) komersial Fluent Inc. versi 6.3. Model persamaan gerak aliran udara mempunyai tiga prinsi dasar yaitu konservasi massa, konservasi momentum dan konservasi energi, seperti tertulis secara berurutan dalam persamaan 1, 2 dan 3. Hukum kekekalan massa atau kontinuitas dapat dituliskan dalam bentuk integral sebagai berikut d U d 0 t (1) Hukum kekekalan momentum dapat dituliskan dalam bentuk integral sebagai berikut t U d P d d U d U F viscous Hukum kekekalan energi dapat dituliskan dalam bentuk integral sebagai berikut t q 2 U e d 2 2 U e U d 2 U d Q viscous d W viscous PU d.(2).(3) Jika variabel tak bebas adalah ungsi ruang yang tidak diketahui adalah solusi dari persamaan model gerak luida (persamaan 1, 2 dan 3) dan merupakan kuantitas skalar properties luida (tekanan, densitas dan sejenisnya) atau kuantitas kecepatan, maka persamaan (persamaan 1, 2 dan3) dapat dituliskan dalam bentuk persamaan yang mengadung sebagai berikut U d d S d (4) dimana adalah koeisien diusi dari variabel, adalah gradient dan S adalah sumber dari c persatuan volume. FLUENT menggunakan teknik kendali volume (control volume) untuk mengubah persamaan (persamaan 1, 2 dan3) kedalam bentuk persamaan aljabar yang dapat dicari solusinya. Pada diskretisasi untuk mendapatkan solusi, maka domain kontinyu diubah menjadi domain diskret dalam bentuk cell 2D yaitu segiempat atau segitiga (quadrilateral cell atau triangular cell), sebagai contoh digunakan cell segitiga seperti tampak pada Gambar 1. Gambar 1 Ilustrasi control volume menggunakan cell segitiga untuk diskretisasi [Sumber Fluent] Sehingga persamaan (4) dalam domain kontinyu diubah dalam bentuk domain diskret (diskontinyu) yang dapat dituliskan sebagai berikut N ace N ace U S (5) dimana N ace adalah jumlah muka pada cell tertutup, nilai yang dikenveksikan melalui muka, U adalah luks massa melalui muka, n adalah besar gradien normal terhadap muka dan adalah volume cell. Nilai yang diperoleh dari komputasi disimpan pada pusat cell grid yaitu titik c 0, c1...cn di dalam Gambar 2 dan nilai dibutuhkan untuk mengkonveksi bentuk persamaaan 4 dengan cara interpolasi nilai-nilai pusat cell. Untuk mendapatkan nilai, maka dapat dilakukan dengan menggunakan skema upwind. Skema upwind yang digunakan adalah derajat dua untuk mendapatkan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Berdasarkan pendekatan deret Taylor, maka nilai dapat dituliskan sebagai berikut dimana 1 N ace dr n (6) (7) dan adalah nilai pada pusat cell dan nilai gradien pada cell depan (upstreamcell), dr adalah vektor perpindahan dari pusat cell ke pusat 115

muka dan adalah nilai rata-rata yang dihitung dari dua cell yang dipisahkan oleh muka cell yang sama. Ilustrasi persamaan (7) untuk tipe cell segiempat dengan pusat cell adalah W, P dan E dan muka cell w dan e seperti tampak pada Gambar 2. Gambar 2. Kontrol volume menggunakan quadrilateral grid [Sumber Fluent] Berdasarkan Gambar 2, maka dapat ditentukan nilai pada muka e yaitu yang dapat dituliskan sebagai berikut e Su 2S S S u c c P Sc S S u c W (8) Gambar 5: Struktur simulasi numerik menggunakan Fluent Ruang server komputer mempunyai geometri seperti tampak pada Gambar 3, Dengan lay-out tampak atas seperti tampak pada Gambar 4 dan domain komputasi ruang server seperti tampak pada Gambar 5. 2.2 Proses Simulasi Numerik Struktur simulasi numerik menggunakan Fluent dapat di gambarkan seperti tampak pada Gambar 3 a. Rak server dan PU Gambar 3 geometri ruang server komputer b. Dinding-dinding ruang server tampak satu atap c. Dinding-dinding ruang server tampak dua atap Gambar 4: computer tampak atas geometri ruang server Gambar 5: Domain komputasi ruang server computer, a). rak server dan PU, b). dinding ruang server tampak satu atap, c). dinding ruang server tampak dua atap. 116

Meshing grid domain komputasi ruang servermenggunakan jenis meshing tetragonal dan dkonversi menjadi polyhedral. 3. HSIL SIMULSI Hasil simulasi numerik aliran udara di dalam ruang server ditampiulkan dalam bentuk permukaaan dengan parameter konstan (iso surace), dalam paper ini ditampilkan iso-surace temperatur (IST) untuk dapat memvisualisasi temperature ruang server, serta ditampilkan pula kecepatan dan tekanan udara pada iso-surace tempratur. 3.1. Iso surace temperatur tertentu Iso-surace tempratur (IST) hasil simulasi numerik aliran udara di dalam ruang server adalah IST pada 15, 16, 17, 20, 25, 30, 40, 50 dan 60 derajat Celcius seperti tampak pada Gambar 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14. Gambar 8: 17 o C Kontur iso-surace temperature (IST) Gambar 9: 20 o C Kontur iso-surace temperature (IST) Gambar 6: 15 o C Kontur iso-surace temperature (IST) Gambar 10: 25 o C Kontur iso-surace temperature (IST) Gambar 7: 16 o C Kontur iso-surace temperature (IST) Gambar 11: 30 o C Kontur iso-surace temperature (IST) 117

Gambar 12: 40 o C Kontur iso-surace temperature (IST) Gambar 15: Kontur kecepatan pada IST 15 o C Gambar 16: Kontur kecepatan pada IST 16 o C Gambar 13: 50 o C Kontur iso-surace temperature (IST) Gambar 14: 60 o C Kontur iso-surace temperature (IST) Gambar 17: Kontur kecepatan pada IST 17 o C Berdasarkan Gambar 6 sampai dengan Gambar 14, tampak terlihat kontur iso-surace IST pada 20 o C sampai dengan dengan 30 o C mendominasi ruang server seperti terlihat pada Gambar 9 untuk IST 20 o C dan Gambar 10 untuk IST 25 o C dan Gambar 11 untuk IST 30 o C. 3.2. Kontur Kecepatan liran pada IST konstan Kontur kecepatan hasil simulasi numerik aliran udara di dalam ruang server pada IST 15, 16, 17, 20, 25, 30, 40, 50 dan 60 derajat Celcius seperti tampak pada Gambar 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22 dan 23. Gambar 18: Kontur kecepatan pada IST 20 o C 118

Gambar 19: Kontur kecepatan pada IST 25 o C Gambar 23: Kontur kecepatan pada IST 60 o C Berdasarkan Gambar 15 sampai dengan Gambar 23, tampak terlihat bahwa kecepatan aliran di dalam ruang server bervariasi dari kecepatan 0 m/s (terjadi pada dinding karena kondisi no slip) sampai dengan 0.85 m/s yang di dapat pada aliran udara dingin yang keluar dari PU. Gambar 20: Kontur kecepatan pada IST 30 o C 3.3. Kontur temperatur pada bidang XY Untuk dapat melihat hasil simulasi numerik pada bidang dari ruang server, maka ditampilkan hasil kontur temperatur pada bidang XY pada Z = 0, 1, 2, 3 dan 3.9 m seperti tampak pada Gambar 24, 25, 26, 27 dan 28 Gambar 21: Kontur kecepatan pada IST 40 o C Gambar 24: untuk Z = 0 m Kontur temperatur pada bidang XY Gambar 22: Kontur kecepatan pada IST 50 o C Gambar 25: untuk Z = 1 m Kontur temperatur pada bidang XY 119

Gambar 26: untuk Z = 2 m Kontur temperatur pada bidang XY Gambar 29: ektor kecepatan aliran pada bidang XY untuk Z = 1 m Gambar 27: untuk Z = 3 m Kontur temperatur pada bidang XY Gambar 30: ektor kecepatan aliran pada bidang XY untuk Z = 2 m Gambar 28: Kontur temperatur pada bidang XY untuk Z = 3.9 m Berdasarkan Gambar 24 sampai dengan Gambar 28, tampak terlihat bahwa udara di dalam ruang server yang mempunyai temperatur tertinggi 60 o C terjadi di lantai ruang server yaitu pada z = 0 m terutama pada daerah diantara rak server 2 dan rak server 3. Temperatur udara semakin menurun dengan meningkatnya ketinggian udara di dalam ruang server. Gambar 31: ektor kecepatan aliran pada bidang XY untuk Z = 3 m 3.4. ektor kecepatan aliran pada bidang Untuk dapat melihat hasil simulasi numerik pada bidang dari ruang server, maka ditampilkan vector kecepatan aliran pada bidang XY pada Z = 1, 2, 3 dan 3.9 m seperti tampak pada Gambar 29, 30, 31 dan 32. Gambar 32: ektor kecepatan aliran pada bidang XY untuk Z = 3.9 m Berdasarkan gambar 29 sampai dengan Gambar 32, 120

tampak terlihat bahwa kecepatan pada bidang XY untuk z = 1 m mempunyai kecepatan terbesar 0.85 m/s yang keluar dari PU. Kecepatan aliran udara meningkat dengan mencapai kecepatan 3.5 m/s pada bidang XY untuk z = 3 m yang disebabkan oleh penghisapan aliran udara oleh exhaust an. 5. DFTR PUSTK Fluent Document, 2007, dvanced Fluent Training Course, Fluent User Service Center. 4. KESIMPULN DN SRN Berdasarkan hasil simulasi numerik aliran udara di dalam ruang server dengan tata letak PU antara exhaust an dan standing C pada posisi sejajar atasbawah didapat kondisi temperature udara di dalam ruang server antara 20 o C sampai dengan 30 o C. Hasil yang lebih bagus dapat dilakukan dengan mengalirkan udara dingin dari lantai ruang server untuk dapat mengambil panas yang dihasilkan oleh exhaust an server. 121