BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2.Batasan Permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU MANUAL Program Simulasi Energi Spesifik pada Saluran Terbuka

Gita Yunianti Dwi Astuti, Feril Hariati Jurusan Teknik Sipil, Universitas Ibn Khaldun Bogor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI MENGENAI PENGARUH VARIASI JUMLAH GIGI GERGAJI TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE GERGAJI

Bab III HIDROLIKA. Sub Kompetensi. Memberikan pengetahuan tentang hubungan analisis hidrolika dalam perencanaan drainase

Energy spesifik : tinggi tenaga pada sembarang tampang diukur dari dasar saluran. αu 2 /2g. d cosθ

MODEL ANALISIS ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA DENGAN BENTUK PENAMPANG TRAPESIUM PENDAHULUAN

BAB VIII PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)

PENGARUH BENTUK MERCU BENDUNG TERHADAP TINGGI LONCAT AIR KOLAM OLAK MODEL USBR IV (SIMULASI LABORATORIUM)

KAJIAN PENGARUH HUBUNGAN ANTAR PARAMETER HIDROLIS TERHADAP SIFAT ALIRAN MELEWATI PELIMPAH BULAT DAN SETENGAH LINGKARAN PADA SALURAN TERBUKA

KAJIAN PERILAKU DEBIT ALAT UKUR AMBANG LEBAR TERHADAP PROFIL ALIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAMPAK PENYEMPITAN PENAMPANG SUNGAI TERHADAP KONDISI ALIRAN (Studi Kasus Pada Sungai Krueng Pase)

PENDAHULUAN. Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika 1

ANALISIS TINGGI DAN PANJANG LONCAT AIR PADA BANGUNAN UKUR BERBENTUK SETENGAH LINGKARAN

Tabel 6.1 Gerusan Berdasarkan Eksperimen. Gerusan Pilar Ys Kanan Kiri. Jenis Aliran Sub kritik Super kritik. Jenis. Satuan. No.

SIMULASI PROFIL MUKA AIR PADA BENDUNG MRICAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS PROYEK AKHIR

Sub Kompetensi. Bab III HIDROLIKA. Analisis Hidraulika. Saluran. Aliran Permukaan Bebas. Aliran Permukaan Tertekan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODUL V PINTU SORONG DAN AIR LONCAT

(2) Dimana : = berat jenis ( N/m 3 ) g = percepatan gravitasi (m/dt 2 ) Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat ( ) dan

3. PRINSIP ENERGI DAN MOMENTUM DALAM ALIRAN SALURAN TERBUKA

ANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR-IV (UJI MODEL DI LABORATORIUM)

Hidraulika Terapan. Energi di saluran terbuka

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. fakultas teknik Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian yang dilakukan

MODEL BANGUNAN PENDUKUNG PINTU AIR PAK TANI BERBAHAN JENIS KAYU DAN BAN SEBAGAI PINTU IRIGASI

BAB IV METODE PENELITIAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU

PRINSIP DASAR HIDROLIKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Data Penelitian

I Putu Gustave Suryantara Pariartha

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI PANJANG JARI-JARI (R) TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE BUSUR

PENDAHULUAN. Abstrak. Abstract

KAJIAN PERILAKU ALIRAN MELALUI ALAT UKUR DEBIT MERCU BULAT TERHADAP TINGGI MUKA AIR

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Studi Ketelitiaan Bukaan Pintu Air dan Efisiensi Aliran pada Daerah Irigasi

Prinsip ketetapan energi dan ketetapan t momentum merupakan dasar penurunan persamaan aliran saluran. momentum. Dengan persamaan energi

PEMODELAN & PERENCANAAN DRAINASE

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses

FENOMENA HIDROLIS PADA PINTU SORONG. ABSTRACT

BAB IV METODE PENELITIAN

Tujuan Pembelajaran Umum Setelah membaca modul mahasiswa memahami kegunaan Energi Spesifik.

BAB III LANDASAN TEORI

PERTEMUAN KE-2 SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA HIDROLIKA TERAPAN. Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification)

BAB IV METODE PENELITIAN

Hidrolika Saluran. Kuliah 6

1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

BAB III LANDASAN TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG ( Design Of Raw Water Supply In Gunem District, Rembang )

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

DAFTAR ISI Novie Rofiul Jamiah, 2013

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

ANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE VLUGHTER (UJI MODEL LABORATORIUM)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

MENURUNKAN ENERGI AIR DARI SPILLWAY

LAJU ALIRAN AIR AKIBAT PENEMPATAN AMBANG SETENGAH SILINDER DI SALURAN MODEL LABORATORIUM KEAIRAN UNESA. Djoni Irianto, Ardhisa NR

PENGUJIAN MODEL FISIK BANGUNAN PENGENDALI BENDUNG PAMARAYAN JAWA-BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Saluran terbuka sangat umum dipakai, baik itu untuk drainase maupun

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah aplikasi pengolahan data. yang dapat mengukur keberhasilan suatu percobaan. Percobaan yang

PENGARUH JARAK ANTAR KRIB TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN PADA MODEL SALURAN

PERENCANAAN BENDUNG. Perhitungan selengkapnya, disajikan dalam lampiran. Gambar 2.1 Sketsa Lebar Mercu Bendung PLTM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HIDROLIKA SALURAN TERTUTUP -PUKULAN AIR (WATER HAMMER)- SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN

LONCAT AIR (HYDRAULICS JUMP) Terjadi apabila suatu aliran superkritis berubah menjadi aliran subkritis, akan terjadi pembuangan energi.

3.10 ALIRAN MELALUI PINTU SORONG DAN AIR LONCAT

ANALISIS PENGARUH KEMIRINGAN DASAR SALURAN TERHADAP DISTRIBUSI KECEPATAN DAN DEBIT ALIRAN PADA VARIASI AMBANG LEBAR

Tugas Akhir. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh. diajukan oleh :

Setelah membaca modul mahasiswa memahami pembagian kecepatan di arah vertical dan horizontal.

Key words : flume, open channel. I. PENDAHULUAN

PENGARUH BENTUK PILAR JEMBATAN TERHADAP POTENSI GERUSAN LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Gerusan Lokal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

dimana: Fr = bilangan Froude U = kecepatan aliran (m/dtk) g = percepatan gravitasi (m/dtk 2 ) h = kedalaman aliran (m) Nilai U diperoleh dengan rumus:

ABSTRAK. Kata kunci: profil aliran, proyek, aplikasi, data. Universitas Kristen Maranatha

I-I Gambar 5.1. Tampak atas gerusan pada pilar persegi

TUGAS AKHIR. OLEH : Mochamad Sholikin ( ) DOSEN PEMBIMBING Prof.DR.Basuki Widodo, M.Sc.

3.5 Teori kesebangunan Prinsip penskalaan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Studi awal (studi pustaka) Studi lapangan

PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN

PENGARAUH KEDALAMAN ALIRAN DI HULU PINTU AIR TERHADAP KETELITIAN PENGUKURAN ALIRAN

ALIRAN BERUBAH BERATURAN

e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2013/199 Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126: Telp

PERUBAHAN KEDALAMAN MUKA AIR PADA SALURAN TERBUKA AKIBAT PENYEMPITAN DENGAN VARIASI KEMIRINGAN SALURAN DAN BUKAAN PINTU RADIAL LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN KEKASARAN MANNING TERHADAP PERENCANAAN PENAMPANG EKONOMIS SALURAN TERBUKA BERBENTUK TRAPESIUM SKRIPSI.

BAB III LANDASAN TEORI

Mekanika Fluida II. Aliran Berubah Lambat

OPTIMASI PEREDAM ENERGI TIPE BUCKET PADA BENDUNG MERCU BULAT. Tesis Magister. Oleh: DEDDI YAN ANDI AMRA

KAJIAN ALIRAN MELALUI PELIMPAH AMBANG LEBAR DAN PELIMPAH AMBANG TIPIS

ABSTRAK. Kata kunci: saluran, aliran, saluran terbuka, permukaan, atmosfir, parameter, variasi, penampang. vii

Transkripsi:

BAB I PNDAHULUAN.. Latar Belakang Proses pembelajaran mata kuliah Hidrolika adalah bagian dari proses pembelajaran dari seluruh mata kuliah yang diajarkan di jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY.Mata kuliah ini diajarkan dengan bobot sks ditambah dengan praktikum yang dilakukan pada pertengahan semester dengan pertimbangan mahasiswa telah cukup mempunyai bekal pemahaman untuk praktikum. Salah satu bagian yang diajarkan dalam mata kuliah hidrolika adalah Konsep nergi Spesifik.Bagian ini disampaikan kira-kira pada pertemuan keempat atau kelima, sehingga praktikum hidrolikanya sendiri belum dimulai.bagian konsep energi spesifik ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi.di dalam proses PBM ini sering dijumpai kendala berupa kemampuan abstraksi mahasiswa untuk memahami konsep secara benar masih kurang.dari permasalahan ini maka perlu dilakukan suatu proses pembelajaran yang dilengkapi dengan media visual berbasis laboratorium yang dapat disampaikan di kelas agar mahasiswa lebih meningkat kemampuannya dalam memahami konsep energi spesifik. Salah satu media simulasi visual yang dapat disampaikan di dalam kelas adalah program komputer yang menggambarkan kondisi aliran akibat adanya perubahan tampang aliaran baik penyempitan badan saluran maupun kenaikan dasar saluran. Perubahan aliran hanya dibatasi satu dimensi yaitu perubahan kedalaman pada bagian yang mengalami perubahan, yaitu penyempitan saluran atau kenaikan dasar saluran. Perubahan kedalaman aliran ini didasarkan pada konsep energi spesifik...batasan Permasalahan Batasan kondisi pada program ini adalah :.Aliran adalah permanen dan satu dimensi.pendekatan aliran hanya pada kondisi subkritis (bilangan Froude < ) 3.Perubahan hanya terjadi satu kondisi, yaitu penyempitan saluran saja atau kenaikan dasar saluran saja dan tidak dapat digunakan untuk kondisi kedua-duanya. 4.Dimensi saluran : lebar dan kedalaman didasarkan pada dimensi flume di laboratorium

hidrolika dengan lebar flume 0 cm, kedalaman 0 cm sampai dengan 5 cm, dengan kecepatan menyesuaikan yaitu sampai dengan bilangan Froude <. 5.Kontraksi aliran akibat perubahan tampang diabaikan. 6.Koefisien koreksi energi dianggap sama dengan. 3. Tujuan Tujuan dari pembuatan program simulasi ini adalah sebagai berikut :.Memberi kemudahan bagi dosen untuk menjelaskan konsep energi spesifik kepada mahasiswa.mempermudah mahasiswa untuk memahami konsep energi spesifik 3.Mempermudah mahasiswa untuk melakukan pratikum hidrolika di laboratorium

BAB II MTODOLOGI PMBUATAN PROGRAM. Gambaran Umum Simulasi program dibuat dengan memodelkan perilaku aliran yang terjadi di laboratorium kemudian dijadikan model visual di komputer. Model simulasi dilakukan dengan dimensi dibuat seolah-oleh sama dengan yang terjadi di flume yang ada di laboratorium Hidrolika jurusan teknik sipil FT UNY. Di dalam simulasi model ditunjukkan bagaimana sebuah potongan memanjang dari sebuah flume yang didalamnya ada aliran dengan kedalaman, lebar dan kecepatan aliran tertentu kemudian diganggu dengan adanya perubahan tampang pada aliran.dengan adanya gangguan ini maka perilaku aliran juga mengalami perubahan.adapun gangguan yang yang dimaksud adalah dalam dua bentuk yaitu kenaikan dasar saluran dan peyempitan badan saluran. Pada kenaikan dasar saluran aliran melalui flume diawali dengan model sebuah potongan memanjang flume tanpa adanya kenaikan dasar flume.secara perlahan-lahan kemudian pada dasar flume dibuat tonjolan setebal ΔZ.Pada penonjolan ini aliran akan mengalami perubahan kedalaman.penonjolan ini kemudian dapat diperbesar sampai mengalami pembendungan.ketebalan tonjolan ini dapat dibuat sesuai keiinginan pengguna akan dinaikkan ketebalannya atau sebaliknya.program simulasi dibuat sebagaimana kondisi sebenarnya yaitu perubahan kedalaman akibat perubahan ketebalan pada dasar saluran. Pada penyempitan badan saluran aliran melalui flume diawali dengan model sebuah potongan memanjang flume tanpa adanya penyempitan pada dinding flume.secara perlahan-lahan kemudian pada dinding flume dibuat tonjolan setebal Δb sehingga badan saluran mengalami penyempitan dari b ke b.pada penyempitan dinding ini aliran akan mengalami perubahan kedalaman.penyenmpitan ini kemudian dapat diperbesar sampai mengalami pembendungan.lebar penyempitan dapat dibuat sesuai keiinginan pengguna, akan ditingkatkan penyempitannya atau dikurangi... Detail Program Input layout

Tampilan pada layar disesuaikan dengan kondisi seperti di laboratorium yaitu berupa potongan memanjang dari sebuah flume berisi air mengalir dengan kedalaman, lebar dan kecepatan dapat dibuat fleksibel.untuk menjalankan program simulasi ini dibutuhkan input berupa : - kecepatan aliran (m / s) - lebar aliarn (m) - kedalaman awal aliran (m) - lebar penyempitan ( dapat diset sesuai dengan keinginan) - kenaikan dasar ( dapat diset sesuai dengan keinginan) Output layout Output layout dalam dua bentuk yaitu berupa angka saja, atau berupa angka dan berupa gambar sekaligus muncul keduanya.layout berupa angka saja meliputi yaitu berupa bilangan Froude hasil hitungan.program akan berjalan bila bilangan Froude <.Untuk bilangan Froude > maka program akan memberi peringatan bahwa bilangan Froude terlalu besar dan pinput harus diubah misalnya dengan memperkecil kecepatan aliran. Layout berupa gambar dan angka meliputi - ketebalan kenaikan dasar saluran (m) - lebar penyempitan saluran (m) - kedalaman awal aliran (m) - kedalaman pada tampang yang mengalami perubahan (m).3 Kemudahan Penggunaan Program ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi perubahan kedalaman aliran akibat penyempitan atau kenaikan dasar saluran dengan dua model tampilan yaitu a.berupa tampilan angka saja, terdiri dari :.h untuk penyempitan atau kenaikan dasar belum mengakibatkan adanya aliran kritis.h kritis untuk penyempitan atau kenaikan dasar saluran yang menjadikan aliran menjadi kritis 3.h baru, untuk penyempitan atau kenaikan dasar saluran yang mengakibatkan terjadinya aliran kritis dan pembendungan.

Pada tampuilan berupa angka ini proses hitungan tidak mengalami perubahan sehingga dengan masukan berupa : kecepatan, lebar dan kedalaman aliran berapapun selama bilangan Froude < tetap dapat ditampilkan angka hasil hitungan. b.berupa tampilan disertai gambar, terdiri dari :.h untuk penyempitan atau kenaikan dasar belum mengakibatkan adanya aliran kritis..h baru, untuk penyempitan atau kenaikan dasar saluran yang mengakibatkan terjadinya aliran kritis dan pembendungan. Pada tampilan angka desertai gambar ini hanya mampu untuk kedalaman, lebar dan kecepatan aliran sebagaimana lazimnya kedalaman, lebar dan kecepatan aliran di dalam flume.keterbatasan ini disebabkan adanya keterbatasan tampilan pada bagian monitornya yang memang didesain sesuai dengan dimensi pada flume. Kedalaman aliran dapat dibuat sampai dengan kedalaman 30 cm atau 0,3 m.jika dinaikkan lagi maka gambar pada layar monitor akan melewati batas layar. Dengan demikian program ini disamping dapat digunakan untuk menghitung dan menampilkan suatu kondisi aliran pada sebuah fllume juga dapat digunakan untuk menghitung perubahan aliran pada saluran dengan dimensi besar selama pendekatannya adalah aliran subkritis (bilangan Froude < ).Sehingga tidak dibutuhkan perhitungan manual untuk penyelesaian permasalahan perubahan tampang (penyempitan atau kenaikan dasar saluran) pada aliran, tetapi cukup memasukkan variabel aliran seperti lebar, kecepatan dan kedalaman aliran sesuai keinginan.

BAB III Implementasi 3. Aliran melaui saluran terbuka Saluran dimana air yang sedang mengalir tidak sepenuhnya tertutup oleh batas yang kukuh, namun mempunyai permukaan bebas terbuka terhadap tekanan atmosfer dikenal dengan saluran terbuka (open Channel).Saluran terbuka dapat diklasifikasikan sebagai buatan atau alami, tergantung pada apakah penampangnya adalah buatan manusia atau sebaliknya. Sungai dan muara adalah contoh saluran alami sedangkan saluran irigasi adalah contoh saluran buatan. 3. Klasifikasi aliran Subkritis dan Super kritis Aliran saluran terbuka dapat diklasifikasikan ke dalam jenis yang berbeda menurut beberapa hal, diantaranya adalah berdasarkan nilai dari bilangan Froude atau Froud Number. Bilangan froude adalah perbandingan antara gaya inersia dengan gaya gravitasi (per satuan volume) dan dapat ditulis sebagai : F r U gl dengan : Fr : bilangan Froude U : kecepatan g : gravitasi L : panjang spesifik : rapat massa Aliran dikatakan kritis apabila bilangan Froude sama dengan satu, aliran disebut subkritis apabila F < dan superkritis apabila F >.Aliran subkritis kadang-kadang disebut aliran tenang, sedang aliran cepat juga digunakan untuk menyatakan aliran super kritis. 3.3 nergi Spesifik nergi spesifik aliran pada penampang tertentu sebagai total energi pada penampang yang dihitung dengan menggunakan dasar saluran sebagai titik duga ditentukan dengan : h V g ()

dengan, h V g = tinggi energi (m) = tinggi muka air (m) = kecepatan aliran (m/det) = kecepatan gravitasi (m/det) Konsep energi spesifik dan kedalaman kritis dapat digunakan untuk menyelesaikan beberapa masalah parktek yang penting.percepatan aliran dapat disebabkan oleh berkurangnya lebar saluran, naiknya ketinggian dasar atau keduanya. Saluran dengan bentuk persegi empat dapat digunakan untuk keperluan penyederhanaan. 3.3..Pengurangan lebar saluran Misalkan lebar saluran akan dikurangai dari b ke b (masih lebih besar daripada bc) dan ketinggian dasar dianggap tetap.karena kehilangan energi pada penampang dan dapat diabaikan, kita dapat menggunakan suatu hubungan debit kedalaman untuk suatu energi spesifik konstan.apabila aliran yang mendekati adalah subkritis dengan kedalaman sama dengan h pada penampng, kedalaman pada penampang akan lebih kecil daripada h ( tetapi lebih besar daripada hc) dan sama dengan h.kita dapat menggunakan persamaan = untuk mendapatkan h.apabila b sama dengan bc maka yang terjadi pada penampang adalah kedalaman sebesar hc.dan apabila b lebih kecil daripada bc maka yang terjadi pada penampang adalah ĥc dengan diikuti dengan kedalaman pada penampang lebih besar daripada h yaitu sebesar ĥ. Proses perhitungan dilakukan dengan diagram alir berikut : Langkah Perhitungan : Suatu aliran pada flume dengan lebar 0 cm memiliki kecepatan 0 cm /dt.kedalaman aliran sebesar 0 cm. Apabila lebar flume dipersempit menjadi 8 cm, berapakah kedalaman aliran pada bagian penyempitan?.hitunglah V h Q atau g h g A.Hitunglah bilangan Froude Fr U g D

3.Dicek apakah Fr <, jika ok lanjutkan. Jika tidak maka kecepatan dikurangi sampai memenuhi Fr <. 4.Hitunglah berdasarkan lebar di penampang dengan persaamaan : Q g b.h h 5.Cek apakah sama, kurang atau lebih besar dari. 6.JIka < gunakan persamaan = dan selanjutnya hitung h. 7.Jika = maka terjadi hc dan dihitung dengan persamaan. 8.Jika > maka dianggap = dan dihitung h dengan persamaan baru dengan h sebesar hc.

mulai Masukkan : kedalaman, lebar, kecepatan aliran dan kenaikan dasar ( Hitung Fr, F r U gl Cek Fr Fr < No yes Hitung, h V g Hitung bc, bc,84 Q 3/ g B < bc Cek b : bc B > bc h c 3 Q b g B = bc Hitung h = hc dengan : = Hitung ћc dan ћ : = Hitung Ē = c = Hitung ћ, h V g h Hitung h Q g.b. h selesai Hitung h h Q g.b. h Gambar.Diagram alir perhitungan kedalaman muka air

3.. Kenaikan ketinggian dasar. Pertimbangkan suatu saluran yang lebarnya konstan. Saluran ini kemudian dinaikkan dasarnya sebesar ΔZ pada paenampang. nergi pada penampang adalah : = ΔZ Apabila ΔZ < ΔZ c maka muka air pada penampang akan mengalami penurunan dengan kedalaman baru sebesar h. Kedalaman baru h ini dapat dihitung dengan menyamakan harga =.Selanjutnya harga digunakan untuk menentukan harga h dengan persamaan h Q. g.b.h Selanjutnya dengan Metode Newton Raphson harga h dapat ditentukan. Apabila ΔZ = ΔZ c maka pada penampang kedalamannya akan mencapai kedalaman kritis sebesar hc. Nilai hc dapat dihitung dengan persamaan h c Q 3. b g Apabila harga ΔZ diperbesar sehingga ΔZ > ΔZ c maka pada penampang kedalaman akan mencapai ĥ yang besarnya sama dengan hc dan pada penampang kedalamannya mengalami kenaikan sehingga kedalamannya menjadi ĥ yang lebih besar daripada h.nilai h baru ini didapatkan dengan menyelesaikan persamaan : h Q g.h.b Untuk mendapatkan nilai kedalaman aliran di tpenampang atau h pada persamaan ini dapat dilakukan dengan metode Newton-Raphson.

mulai Masukkan : kedalaman, lebar, kecepatan aliran dan kenaikan dasar ( ΔZ ) Hitung Fr, F r U gl Cek Fr Fr < No yes Hitung, h V g Hitung ΔZ c, F ΔZc h,5f 3 ΔZ < ΔZ c Cek ΔZ dgn ΔZ c ΔZ > ΔZ c Q h 3 c b g Hitung Ē = c + ΔZ Hitung h = hc dengan : = ΔZ = ΔZ c Hitung ћc dan ћ : = Hitung h = h c Hitung ћ, h Q g.hb. h Hitung h Q g.b. h h Hitung h Q g.b. h selesai Gambar.Diagram alir perhitungan kedalaman muka air

Daftar Pustaka Ranga Raju,K.G.(98) Aliran Melalui Saluran Terbuka, Tata McGraw-Hill (terjemahan oleh Penerbit rlangga). Antony Pranata, (994), Pemrograman Borland Delphi 6.0, Andi Offset, Yogyakarta.