Karakteristik dan Proses Perancangan Karakteristik Perancangan Model Perancangan Produk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DISAIN PRODUK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Tingkat Kesulitan Berjalan Indonesia Perkotaan + Perdesaan Laki-laki + Perempuan

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

PERENCANAAN PRODUK. Amalia, S.T., M.T.

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 Metodologi Penelitian

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang berdampak pada semakin luasnya kesempatan kerja. Sehingga persaingan

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan, maka upaya penyempurnaan dalam semua aspek. penyelenggaraan urusan kredit terus diupayakan oleh semua pihak yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ)

Seminar Nasional IENACO ISSN: KONSEP DESAIN PERANCANGAN ALAT BANTU PENGISIAN SAUS TOMAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan

PERANCANGAN ULANG MESIN PENANGKAP SAMPAH SUNGAI

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: : Tri Hastomo Nim : D

PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016

PERANCANGAN ALAT BANTU PENYIMPANAN MATERIAL AUTOMATIC BEAM CABINET

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PERAGA MESIN STIRLING DI SMK PGRI 1 SURAKARTA

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN. Data atribut-atribut produk akhir Kue Mochi Lampion Kaswari Sukabumi dapat dilihat sebagai beriku:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep

BAB I PENDAHULUAN. dan perusahaan harus cepat tanggap terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN ANGIN SEDERHANA UNTUK PENGHASIL LISTRIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEKNIK-TEKNIK REKAYASA NILAI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sejarah Quality Function Deployment

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT GETHUK UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN METODE RASIONAL

TUGAS AKHIR. PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN ALAT PENGUPAS KACANG TANAH DILIHAT DARI ASPEK TEKNIS (Studi kasus Desa Pengkol, Nguter, Sukoharjo)

ANALISA PROSES BISNIS

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dengan kebutuhan manusia. Perancangan produk baru adalah suatu hal

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN I-1

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

DESAIN PROTOTIPE PRODUK VISE PORTABLE UNTUK KERAJINAN KUNINGAN

REDESAIN MOTOR UNTUK KAUM DIFABEL DAKSA

4. Kriteria IDE PRODUK :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi muncul banyak nya usaha jasa baru.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan dalam pasar global menyebabkan persaingan

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya redesign (penyesuaian rancangan) sehingga mengakibatkan delay. Marketing (Analisis Kebutuhan Konsumen)

BAB I PENDAHULUAN. hiburan. Laptop juga sudah menjadi barang pribadi yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. meja. Masing-masing jenis kursi lipat ini mempunyai manfaat dan. aspek-aspek yang sesuai dengan keinginan konsumen.

12. KONSEP DAN PRINSIP ANALISIS

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB I Pendahuluan. repository.unisba.ac.id

PENINGKATAN MUTU PRODUK MOCHI LAMPION KASWARI SUKABUMI DENGAN METODE QFD

PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER (STMIK) MITRA LAMPUNG

Pemahaman (cont.) Analisis merupakan sebuah : Penemuan Perbaikan Pemodelan Spesifikasi (baru) Tim RPL 1

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, daya beli masyarakat semakin meningkat. Peluang ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik secara fisik maupun nonfisik yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada. Perancangan suatu alat termasuk dalam metode teknik, dengan demikian langkah-langkah pembuatan perancangan akan mengikuti metode Merris Asimow yang menerangkan bahwa perancangan teknik adalah suatu aktivitas dengan maksud tertentu menuju ke arah tujuan pemenuhan kebutuhan manusia. Dari definisi tersebut terdapat tiga hal yang harus di perhatikan dalam perancangan antara lain : 1.Aktivitas untuk maksud tertentu 2.Sasaran pada pemenuhan kebutuhan manusia 3.Berdasarkan pada pertimbangan teknologi Karakteristik dan Proses Perancangan Salah satu ciri dari aktivitas perancangan adalah bahwa selalu dimulai dari akhir dan berakhir di awal. Artinya, fokus dari semua aktivitas perancangan adalah titik akhir (deskripsi produk). Karakteristik Perancangan Karakteristik perancangan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Pada masyarakat tradisional, aktivitas perancangan dilakukan oleh orang yang sama dengan pembuat produk. Pada kondisi ini, tidak diperlukan adanya model seperti Gambar sebagai media komunikasi rancangan. Pada masyarakat modern, aktivitas perancangan dan pembuatan produk dilakukan oleh orang yang berbeda. Dengan kata lain, orang yang merancang produk dan orang yang membuat produk adalah tidak sama. Oleh karena itu, diperlukan suatu media yang berfungsi sebagai alat komunikasi antara perancang dan pembuat produk. Media komunukasi yang sangat efektif untuk digunakan adalah Gambar teknik.pada saat ini, proses pembuatan produk menggunakan robot dan terkomputerisasi. Media komunikasi yang digunakan adalah program-program komputer dalam kartu-kartu magnetik. Model Perancangan Produk Model perancangan produk dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu model deskritif dan model preskriptif. Penjelasan singkat tentang model tersebut dipaparkan di bawah ini:

1. Model Deskritif. Model ini menekankan pada pentingnya menghasilkan suatu konsep solusi sejak dini dalam proses perancangan.model ini fokus pada solusi, heuristic (pengalaman sebelumnya), bersifat umum, rule of thumb. 2. Model Preskriptif. Model ini menekankan pada kebutuhan untuk melakukan aktivitas yang lebih analitik sebelum aktivitas pembangkitan alternatif-alternatif konsep solusi. Model ini bersifat algoritmik, prosedur sistematik. Metode Perancangan Produk Ada dua metode yang dapat digunakan dalam melakukan aktivitas perancangan suatu produk. Metode-metode tersebut adalah metode kreatif dan metode rasional. Metode Kreatif Metode kreatif adalah metode perancangan yang bertujuan untuk membantu merangsang pemikiran kreatif dengan cara meningkatkan produksi Gagasan, menyisihkan hambatan mental terhadap kreativitas, atau dengan cara memperluas area pencarian solusi. Terdapat dua jenis metode kreatif yang sering digunakan, yaitu: 1. Brainstorming, adalah metode yang bertujuan untuk merangsang sekelompok orang untuk menghasilkan sejumlah besar Gagasan dengan cepat. 2. Synectics, adalah suatu aktivitas kelompok yang mencoba membangun, mengkombinasikan, dan mengembangkan Gagasan-Gagasan untuk memberikan solusi kreatif terhadap permasalahan perancangan. Cirinya adalah membangkitkan analogi. Metode Rasional Metode rasional menggunakan pendekatan yang sistematik dalam merancang. Namun, metode rasional sering memiliki tujuan yang sama dengan metode kreatif, seperti memperluas daerah penelitian untuk solusi potensial, atau menjadi fasilitator tim kerja dan kelompok pengambil keputusan.

Proses-proses Dalam Perancangan Produk Perancangan produk menurut Nigel Cross terbagi atas tujuh langkah yang mempunyai yang masing-masing mempunyai metode tersendiri. Ketujuh langkah tersebut diuraikan sebagai berikut : 1. Klarifikasi Tujuan Langkah pertama yang penting dalam merancang adalah berupaya untuk memperjelas tujuan perancangan. Pada kenyataannya, sangat membantu dalam hasil di tiap langkah hingga hasil yang diharapkan. Akhir dari klarifikasi tujuan ini adalah sekumpulan tujuan perancangan objek yang harus dibuat walaupun tujuan-tujuan yang dibuat itu mungkin saja berubah dalam proses perancangan berikutnya. Metode pohon tujuan memberikan bentuk dan penjelasan dari pernyataan tujuan. Metode ini menunjukkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dengan berbagai pertimbangan. Prosedur pembuatan pohon tujuan ini adalah: 1. Membuat daftar tujuan tujuan perancangan 2. Susun daftar dalam urutan tujuan dari higher-level kepadalower-level. 3. Gambarkan sebuah diagram pohon tujuan, untuk menunjukkan Hubungan-Hubungan yang hierarki. Penetapan Fungsi Dari metode pohon tujuan, kita melihat maksud permasalahan dapat mempunyai banyak tingkatan-tingkatan perbedaan yang umum maupun secara rinci. Dengan nyata, tingkat setiap permasalahan memberi arti sangat penting bagi atau oleh perancang. Langkah selanjutnya adalah menetapkan fungsi. Tujuannya adalah untuk menetapkan fungsifungsi yang diperlukan dan batas-batas sistem rancangan produk yang baru. Pada langkah ini digunakan metode analisis fungsional. Metode analisis fungsional menawarkan seperti mempertimbangkan fungsi esensial alat, hasil atau produk atau sistem yang dirancang harus memuaskan, tidak masalah komponen fisik apa yang seharusnya digunakan. Tingkat permasalahan diputuskan dengan mendirikan pembatas di sector peletakan pengganti yang saling berkaitan dari fungsi. Menyusun Kebutuhan

Setelah fungsi ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menyusun kebutuhan. Langkah ketiga ini bertujuan untuk membuat spesifikasi pembuatan yang akurat yang perlu bagi desain/ rancangan. Metode yang digunakan pada langkah ini adalah Performance Specification Model, yang prosedur pelaksanaannya adalah: 1. Mempertimbangakan tingkatan-tingkatan solusi yang berbeda yang dapat diaplikasikan. 2. Menentukan tingkatan untuk beroperasi. 3. Identifikasi atribut-atribut performansi yang diinginkan. 4. Menentukan kebutuhan performansi untuk setiap atribut. Menetapkan Karakteristik Selanjutnya adalah langkah yang disebut penentuan karakteristik, yang bertujuan untuk menetukan target apa yang akan dicapai oleh karakteristik teknik suatu produk sehingga dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan konsumen. Metode yang digunakan pada langkah ini adalah QFD (Quality Function Deployment). Output dari QFD ini adalah akan dihasilkannya sebuah matrik yang disebut dengan House of Quality. QFD mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: 1. Memperbaiki kualitas. 2. Memperbaiki performansi perusahaan. 3. Biaya lebih rendah dalam desain dan manufaktur. 4. Menaikkan reliabilitas produk. 5. Menurunkan waktu perencanaan. 6. Menaikkan produktivitas teknikal dan staf lain. 7. Menurunkan jaminan klaim. 8. Menaikkan oportunitas marketing. 9. Menaikkan pembuatan keputusan. Prosedur pembuatan House of Quality adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen dalam batas atribut produk.

2. Menentukan kepentingan relatif atribut. 3. Evaluasi atribut dari produk pesaing. 4. Menggambarkan matriksatribut produk dan karakteristik teknik. 5. Mengidentifikasi Hubungan antara karakteristik teknik dan atribut produk. 6. Mengidentifikasi interaksi antara karakteristik teknik. 7. Membuat House of Quality. Pembangkitan Alternatif Tujuan dari langkah ini adalah dihasilkannya solusi-solusi rancangan alternatif. Metode yang digunakan adalah metodemorphological Chart. Metode ini mendorong perancang-perancang untuk mengidentifikasi atau mencari kombinasi elemen-elemen yang baru. Tujuan dari metode ini adalah untuk memperluas pencarian bagi solusi-solusi baru yang mungkin. Prosedur pelaksanaan metode Morphological Chart adalah: 1. Buat daftar hal-hal penting atau fungsi-fungsi yang penting untuk produksi. Daftar jangan terlalu panjang, dan harus secara luas mencakup fungsi-fungsinya. 2. Untuk tiap hal atau fungsi, buat daftar cara-cara yang dapat dicapai oleh tiap fungsi. Daftar ini dapat mencakup ide-ide baru yang dikenal baik sebagai komponen-komponen atau sub-sub solusi yang sudah ada. 3. Gambarkan sebuah peta yang berisi semua sub-sub solusi yang mungkin. 4. Identifikasi kombinasi sub-sub solusi yang dapat dijalanakan. Evaluasi Alternatif Alternatif-alternatif yang sudah dihasilkan kemudian akan dievaluasi untuk dipilih yang mana yang terbaik. Pada langkah ini, digunakan metode Weighted Objective yang bertujuan untuk membandingkan nilai-nilai bantu dari setiap proposal berdasarkan kemungkinan bobot tujuan yang berbeda-beda. Prosedur pelaksanaan metode ini adalah: 1. Daftarkan tujuan perancangan. 2. Golongkan urutan daftar tujuan. 3. Berikan Hubungan kepentingan pada tujuan. 4. Menetapkan parameter pelaksanaan atau nilai kegunaan untuk masing-masing tujuan.

5. Hitung dan bandingkan Hubungan nilai kegunaan perancangan alternatif. Rincian Perbaikan Banyak pekerjaan perancangan dalam praktek tidak dikaitkan dengan kreasi atas konsep perancangan baru yang radikal, tetapi pembuatan modifikasi untuk mewujudkan rancangan produk. Modifikasi ini berusaha mengembangkan suatu produk, meningkatkan penampilannya, mengurangi berat, menurunkan biaya, dan mempertinggi daya tariknya. Semua bentuk modifikasi biasanya dapat dibagi ke dalam dua tipe, yaitu modifikasi yang bertujuan meningkatkan nilai produk untuk pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen. Langkah pengembangan rancangan ini menggunakan metode teknik nilai. Metode teknik nilai ini bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai produk bagi pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen. Prosedur pelaksanaan metode ini adalah: 1. Membuat daftar komponen suatu produk dan mengidentifikasi fungsi dari tiap komponen. 2. Menentukan nilai dari fungsi yang diidentifikasi. Nilai inilah yang diperhatikan oleh Pelanggan. 3. Menentukan biaya komponen, setelah diselesaikan dan dipasang. 4. Mencari cara mengurangi biaya tanpa menurunkan nilai, atau menambah nilai tanpa memperbesar biaya. 5. Mengevaluasi alternatif dan menyeleksi pengembangan. Jenis Masalah Perancangan Dan Jenis Pendekatannya Sebenarnya hakekat dasar dari proses mental dalam perancangan arsitektur dalam kaitannya dengan penghasilan bentuk, tidaklah berbeda antara orang yang satu dengan yang lain. Perbedaannya terletak pada prinsip-prinsip yang dianut dan metode-metode yang digunakan. Perbedaan ini antara lain dipengaruhi oleh ideologi yang dianut oleh seseorang; perbedaan kepribadian, perbedaan latar belakang budaya, perbedaan pelatihan profesional, dan juga perbedaan cara berpikir (Billings & Akkach,1992). Seorang perancang terlibat dalam suatuaktivitas mental yang rumit dalam menghasilkan pemecahan perancangannya.

Proses-proses mental ini dan aktivitas mental lain yang terkait, menurut Billings dan Akkach (1992), beroperasi didalam suatu 'matrix mental' yang terjalin dari suatu jaringan prinsip-prinsip, pemikiran, nilai-nilai, aksioma, mitologi, dan sebagainya.