LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 10 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 1997 TENTANG RETRIBUSI USAHA OBYEK WISATA DAN TARIF BIAYA MASUK OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga dapat terwujud iklim usaha yang mampu meningkatkan minat dan kegiatan usaha yang wajib dimiliki Izin Usaha Obyek Wisata, maka dipandang perlu mengatur ketentuan besarnya Retribusi Usaha Obyek Wisata dan Biaya Masuk Obyek Wisata dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara; b. Bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dalam suatu Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Drt. Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara ; 2. Undang-undang Nomor 12 Drt. Tahun 1956 tentang Peraturan Unsur Retribusi Daerah; 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah ; 4. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup; 5. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan Titik Berat pada Daerah Tingkat II ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan kepada 26 (Dua puluh enam) Daerah Tingkat II Percontohan ; 8. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyederhanaan Perizinan dan Retribusi di Bidang Pariwisata; 9. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No. KM.98/Pw.102/MPPT-87 tentang Usaha Objek Wisata;
211 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan; 11. Keputusan Menteri Pariwisata dan Telekomunikasi Nomor KM.71/UM.001/MPPT-96 tentang Pedoman Pembinaan Tehnis Pelaksanaan Urusan Kepariwisataan yang diserahkan kepada Daerah Tingkat II Percontohan; 12. Keputusan Dirjen Pariwisata Nomor Kep.18/U/88 tentang Pelaksanaan Ketentuan Usaha Objek Wisata; 13. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor 1 Tahun 1995 tentang Penyerahan Sebahagian Urusan Pemerintahan Propinsi Daerah Istimewa Aceh dalam bidang Tugas Tenaga Kerja, Kehutanan, Kepariwasataan, Pertambangan, Pekerjaan Umum dan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara Nomor 4 Tahun 1988 tentang Pedoman Penunjukan, Pengangkatan dan Pemberhentian Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara ; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara Nomor 13 Tahun 1995 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara ; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara Nomor 6 Tahun 1997 tentang Izin Usaha Obyek Wisata; Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA TENTANG RETRIBUSI USAHA OBYEK WISATA DAN TARIF BIAYA MASUK OBYEK WISATA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara ; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara ; c. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Aceh Utara ; d. Dinas Pariwisata adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara ;
212 e. Obyek Wisata adalah tempat atau keadaan yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi Wisatawan ; f. Objek Wisata Daerah adalah Objek Wisata yang tidak termasuk dalam kategori objek Wisata Nasional sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 3 Keputusan Direktur Jenderal Parawisata Nomor : Kep.18/U/II/1988 tentang Pelaksanaan Ketentuan Usaha Objek Wisata ; g. Objek Wisata Swasta adalah Setiap pengusahaan objek wisata yang diusahakan dan dimiliki oleh swasta ; h. Usaha Objek Wisata adalah Setiap Pengusaha objek wisata yang dikelola secara komersial ; i. Izin sementara usaha objek wisata adalah izin yang bersifat sementara yang diberikan oleh Bupati Kepala Daerah untuk membangun sarana dan prasarana usaha objek wisata ; j. Izin tetap usaha objek wisata adalah Izin yang diberikan oleh Bupati Kepala Daerah untuk menyelenggarakan usaha objek wisata ; k. Retribusi adalah pungutan Pemerintah Daerah atas dasar pemberian izin sementara, perpanjangan izin sementara, izin tetap dan daftar ulang izin tetap serta biaya masuk dan penggunaan fasilitas dalam areal obyek wisata ; BAB II OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 Objek Retribusi Usaha Obyek Wisata terdiri atas : a. Setiap izin sementara ; b. Setiap perpanjangan izin sementara ; c. Setiap izin tetap ; d. Setiap pendaftaran ulang izin tetap ; e. Setiap memasuki dan memanfaatkan fasilitas dalam areal obyek wisata. Pasal 3 Subyek Retribusi Usaha Obyek Wisata adalah setiap badan usaha yang memperoleh izin sementara, perpanjangan izin sementara, izin tetap dan daftar ulang izin tetap usaha obyek wisata serta wisatawan yang memasuki areal obyek wisata. BAB III RETRIBUSI USAHA OBYEK WISATA Pasal 4 (1) Untuk mendapat izin sementara usaha obyek wisata dan perpanjangan izin sementara usaha obyek wisata dikenakan retribusi sebagai berikut : a. Usaha Kelas I sebesar = Rp.250.000.- (Dua ratus lima puluh ribu rupiah) b. Usaha Kelas II sebesar = Rp.200.000.- (Dua ratus ribu rupiah)
213 c. Usaha Kelas III sebesar = Rp.150.000.- (Seratus lima puluh ribu rupiah) d. Usaha Kelas IV sebesar = Rp.100.000.- (Seratus ribu rupiah) (2) Untuk mendapatkan izin tetap dan daftar ulang izin tetap usaha obyek wisata dikenakan retribusi sebagai berikut : a. Usaha Kelas I sebesar = Rp.750.000.- (Tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) b. Usaha Kelas II sebesar = Rp.625.000.- (Enam ratus dua puluh lima ribu rupiah) c. Usaha Kelas III sebesar = Rp.500.000.- (Lima ratus ribu rupiah) d. Usaha Kelas IV sebesar = Rp.400.000.- (Empat ratus ribu rupiah) BAB IV TARIF BIAYA MASUK OBYEK WISATA Bagian Pertama Tarif Biaya Masuk Obyek Wisata Daerah Pasal 5 (1) Tarif biaya masuk obyek wisata daerah ditetapkan sebagai berikut : a. Obyek wisata yang telah dikembangkan; - Dewasa Rp. 1000.- (Seribu rupiah) perorangan - Anak-anak Rp.500.- (Lima ratus rupiah) perorangan b. Obyek wisata yang sedang dalam tahap pengembangan; - Dewasa Rp. 750.- (Tujuh ratus lima puluh rupiah) perorangan - Anak-anak Rp. 300.- (Tiga ratus rupiah) perorangan c. Obyek wisata yang belum dikembangkan; - Dewasa Rp. 500.- (Lima ratus rupiah) perorangan - Anak-anak Rp. 200.- (Dua ratus rupiah) perorangan (2) Penggolongan obyek wisata sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah; (3) Tarif obyek wisata daerah yang modalnya patungan dengan pihak ketiga berlaku tarif obyek wisata swasta; Pasal 6 Untuk hari-hari besar/libur tertentu atau pada saat diadakan pertunjukan seni budaya/hiburan Bupati Kepala Daerah dapat menetapkan tarif tambahan biaya masuk obyek wisata daerah setinggi-tingginya 100% (seratus persen) dari tarif yang sah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) Peraturan Daerah ini. Pasal 7 (1) Khusus bagi pengunjung pelajar/mahasiswa yang berbentuk rombongan dapat diberikan keringanan setinggi-tingginya 25% (dua puluh lima persen) dari tarif biaya masuk obyek swasta daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) Peraturan Daerah ini.
214 (2) Tata cara pengajuan keringanan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah. (3) Anak-anak dibawah umur 5 (lima) tahun dan pengunjung khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dibebaskan dari biaya masuk. Pasal 8 Setiap pengunjung yang menggunakan fasilitas dalam areal obyek wisata dikenakan retribusi sebagai berikut : a. Sepeda Air sebesar Rp. 500.- (Lima ratus rupiah) perorangan b. Kolam renang sebesar Rp. 500.- (Lima ratus rupiah) perorangan c. Mandi air panas sebesar Rp. 500.- (Lima ratus rupiah) perorangan d. Pemandian air tawar sebesar Rp. 500.- (Lima ratus rupiah) perorangan e. Toilet/tempat ganti pakaian sebesar Rp. 300.- (Tiga ratur rupiah) perorangan Pasal 9 (1) Pemungutan retribusi dan biaya masuk sebagaimana dimaksud Pasal 4 sampai dengan Pasal 8 Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Dinas Pariwisata. (2) Hasil pungutan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini merupakan penerimaan daerah dan harus disetor langsung pada Dinas Pendapatan Daerah. (3) Dalam hal pengelolaan dan pemungutan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini tidak mungkin dilakukan oleh Dinas Pariwisata, atas nama Bupati Kepala Daerah, Dinas Pariwisata dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan tugas tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (4) Untuk melaksanakan penerimaan dan penyetoran uang retribusi dan biaya masuk sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, ditunjuk satu orang Pembantu Bendaharawan Khusus Penerimaan (PBKP) pada Dinas Pariwisata sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 10 (1) Sebagai tanda bukti lunas pembayaran retribusi izin usaha obyek wisata dan biaya masuk obyek wisata serta retribusi lainnya diberikan tanda pembayaran yang sah yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah. (2) Bentuk tanda bukti pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah. Bagian Kedua Tarif Biaya Masuk Obyek Wisata Swasta
215 Pasal 11 (1) Besarnya tarif biaya masuk obyek wisata swasta ditetapkan oleh Pimpinan usaha obyek wisata setelah mendapat pengesahan/persetujuan dari Bupati Kepala Daerah. (2) Tanda bukti lunas pembayaran biaya masuk obyek wisata swasta disediakan oleh usaha obyek wisata itu sendiri. (3) Tanda bukti lunas pembayaran biaya masuk obyek wisata swasta sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini dinyatakan sah setelah diperporasi oleh Dinas Pendapatan Daerah melalui Dinas Pariwisata. (4) Tata cara permohonan pengesahan/persetujuan besarnya tarif biaya masuk dan tata cara porporasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (3) pasal ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah. Pasal 12 Untuk kepentingan pembinaan, maka kepada setiap Pimpinan Usaha Obyek Wisata Swasta dikenakan biaya pembinaan sebesar 1% (satu persen) dari setiap tanda masuk obyek wisata pada saat dilakukan perporasi. BAB V KETENTUAN PIDANA Pasal 13 (1) Barang siapa melanggar ketentuan-ketentuan yang diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan selamalamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000.- (lima puluh ribu rupiah). (2) Tindak pidana yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini adalah Pelanggaran. BAB VI P E N Y I D I K A N Pasal 14 (1) Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini, dapat juga dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pengewai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para penyidik Pengawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindakan pidana ; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan ; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka ;
216 d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat ; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang ; f. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan pemeriksaan perkara ; h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya ; i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB XIII KETENTUTAN PENUTUP Pasal 15 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang menyangkut Peraturan pelaksanaannya, akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah. Pasal 16 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 31 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah. Ditetapkan di Lhokseumawe Pada tanggal 1 April 1997 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DATI II ACEH UTARA Cap/dto I D R U S BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA Cap/dto KARIMUDDIN HASYBULLAH
217 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 1997 TENTANG RETRIBUSI USAHA OBYEK WISATA DAN TARIF BIAYA MASUK OBYEK WISATA I. PENJELASAN UMUM 1. Bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 105 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Proyek Percontohan Otonomi Daerah pada Daerah Tingkat II Aceh Utara, Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara merupakan salah satu Daerah yang melaksanakan Proyek Percontohan Otonomi dimaksud. 2. Sebagai Daerah Tingkat II yang melaksanakan Percontohan Otonomi, telah menerima Penyerahan dalam bidang usaha obyek wisata dari Pemerintah Daerah Istimewa Aceh untuk menjadi Urusan Rumah Tangga Daerah. 3. Dengan telah diserahkannya Urusan Pemerintahan di Bidang Usaha Obyek Wisata kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Aceh Utara, maka untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), perlu mengatur ketentuan besarnya Retribusi Usaha Obyek Wisata dan Biaya Masuk Usaha Obyek Wisata. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 sampai dengan Pasal 17 : Cukup jelas