BAB V PEMBAHASAN. terhadap pengetahuan ibu tentang pola makan balita di Desa Sambirejo,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan

BAB IV. Kusuma yang terletak di Kasihan Bantul Yogyakarta. Di area posyandu. 2. Gambaran Umum Karakteristik Responden

BAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

BAB II TINJAUAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan dengan

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein (KEP) pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Pasar Kliwon yang berada di wilayah Kota Surakarta.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

SUCI ARSITA SARI. R

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pantang Makanan Selama Masa Nifas di Bpm Sri Lumintu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Kelurahan Tamantirto memiliki luas wilayah 672 Ha yang salah

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

Pengaruh Penyuluhan Tentang Senam Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah ruang kelas sejumlah 15 ruangan, laboratorium bahasa, laboratorium IPA,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Yogyakarta berdiri di atas lahan dengan luas 2150 m 2 dengan luas

4 METODE PENELITIAN. Kecamatan Taman Sari. Desa C (intervensi) Masing-masing 1 Posyandu: - 4 kader - 31 ibu balita - 31 balita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : ELIS SITI PRIYANI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi rentan terjadi pada semua

PERBEDAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI PENYULUHAN GIZI MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT DI SD NEGERI KARANGASEM III SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment)

BAB III METODE PENELITIAN. Usaha ternak ayam Kampung merupakan salah satu bidang usaha yang

Kesehatan tentang Antenatal Care Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN.. viii BAB I PENDAHULUAN 1

BAB V PEMBAHASAN. 16 tahun. Hal ini disebabkan usia responden pada kelas X dan kelas XI

BAB I PENDAHULUAN. dan padatahun 2013 sebesar (Depkes, 2013). Viora dalam majalah Tempo (2013) usia harapan hidup masyarakat Indonesia

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... BAB I PENDAHULUAN... 1

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KELAS IBU HAMIL DI DESA WATES SIMO BOYOLALI TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Sunarti 2) ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN. kesehatan ibu, yang akhirnya akan memengaruhi perilaku hidup sehat (Rossen et

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat Pengetahuan Bidan mengenai Universal Precaution. responden (83%) memiliki nilai pengetahuan baik mengenai universal

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS KADER POSYANDU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

121 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Gizi Balita Melalui Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen tersebut pre experimental designs (Notoatmodjo, 2010). 01 X 02

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini digunakan

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MENGENAI ASUPAN GIZI PADA USIA TODDLER DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2. METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Responden

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan menjadi penerus bangsa. Pertumbuhan dan perkembangan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN ANAK PRA SEKOLAH TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE DI TK MINASAUPA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode eksperimen semu (quasy-experiment design) dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan penelitian ini meliputi hasil analisis univariat yaitu pengetahuan ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di

Oleh: Una Zaidah,SE.,M.Kes Dosen Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat UNTB

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data penelitian dan analisa hasil penelitian maka dilakukan pembahasan secara mendalam mengenai hasil penelitian. Pembahasan difokuskan untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu adakah pengaruh penyuluhan gizi terhadap pengetahuan ibu tentang pola makan balita di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi. A. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 70 responden di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi yang terbagi menjadi 2 kelompok, dapat diketahui bahwa 6 responden atau 8,57% berusia <20 tahun, yaitu pada kelompok perlakuan terdapat 4 responden dan kelompok kontrol 2 responden. 61 responden atau 87,14% berumur 20-35 tahun, yaitu 29 reponden kelompok perlakuan dan 32 responden kelompok kontrol. Responden yang berumur >35 tahun sebanyak 3 reponden atau 4,29% yaitu pada kelompok perlakuan 2 responden dan kelompok kontrol 1 responden. Umur dapat mempengaruhi pengetahuan karena semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kedewasaan seseorang lebih tinggi dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini berkaitan dengan pengalaman dan kematangan jiwa (Wawan dan Dewi, 2010). 1

2 Karakteristik berikutnya yaitu pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 6 responden atau 8,57% berpendidikan dasar, yaitu 3 responden kelompok perlakuan dan 3 responden kelompok kontrol. Sebanyak 54 responden atau 77,14% berpendidikan menengah, yaitu 25 responden kelompok perlakuan dan 29 kelompok kontrol. Sebanyak 10 responden atau 14,29 % dengan pendidikan terakhir pada jenjang perguruan tinggi, yaitu 7 responden kelompok perlakuan dan 3 responden kelompok kontrol. Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa salah satu faktor dari pengetahuan adalah pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang secara formal maupun non-formal kepada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 33 responden atau 47,14% tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu 18 responden kelompok perlakuan dan 15 responden kelompok kontrol. Sebanyak 18 responden atau 25,71% sebagai pekerja swasta, yaitu 8 responden kelompok perlakuan dan 10 responden kelompok kontrol. 16 responden atau 22,86% bekerja sebagai petani, yaitu 8 responden kelompok perlakuan dan 8 responden kelompok kontrol. 3 responden atau 4,29 % bekerja sebagai PNS, yaitu 1 responden kelompok perlakuan dan 2 responden kelompok kontrol.

3 Menurut Soekamto (2002), ibu rumah tangga memiliki banyak waktu luang untuk bertukar pengalaman dengan masyarakat serta dapat mengakses informasi melalui media cetak maupun elektronik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 66 responden atau 94,29% pernah informasi tentang pola makan balita yaitu 32 responden kelompok perlakuan dan 34 responden kelompok kontrol. 4 responden atau 5,71% tidak pernah mendapatkan informasi tentang pola makan balita yaitu 3 responden kelompok perlakuan dan 1 responden kelompok kontrol. Menurut Azwar (2003), pengetahuan dapat dipengaruhi oleh adanya informasi dari sumber media sebagai sarana komunikasi yang dibaca atau yang dilihat, baik dari media cetak maupun elektronik. Informasi yang diperoleh dapat memberikan pengaruh sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Adanya informasi baru dapat memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya pengetahuan mengenai pola makan balita (Notoatmodjo, 2010). B. Pengetahuan Ibu tentang Pola Makan Balita Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rerata skor pre-test pada kelompok perlakuan sebesar 47,9 dengan standar deviasi 15,7 dan skor terendah 26,7 tertinggi 96,7. Rerata skor post-test sebesar 83,9 dengan standar deviasi 4,6 dan skor terendah 70 tertinggi 93,3. Selisih rerata sebesar 36 dengan standar deviasi 16,2. Selisih terendah yaitu -10, artinya ada yang mengalami penurunan skor post-test hingga 10 poin dari skor pre-test. Selisih tertinggi sebesar 60 artinya ada yang mengalami kenaikan skor post-test hingga 60 poin dari skor pre-test. Rerata skor pre-test pada kelompok kontrol sebesar 56,3 dengan skor terendah 30 tertinggi 96,7 dan standar deviasi 16,1. Rerata skor post-test

4 sebesar 56,5 dengan standat deviasi 15,7 skor terendah 33,3 dan skor tertinggi 93,3. Selisih rerata 0,2 dengan standar deviasi 4. Selisih terendah yaitu -10, artinya ada yang mengalami penurunan skor post-test hingga 10 poin dibandingkan dengan skor pre-test. Selisih tertinggi sebesar 6,7 artinya ada yang mengalami kenaikan skor post-test hingga 6,7 poin dari skor pre-test. Pengukuran pengetahuan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan ibu balita tentang pola makan. Berisi 30 butir soal terdiri dari 16 soal favorable dan 14 unfavorable. Dalam kuesioner tersebut terdapat 5 indikator, yaitu pengertian pola makan, gizi seimbang, kebutuhan nutrisi balita, frekuensi makan, dan teknik mengolah makanan. Nilai terendah yang diperoleh responden pada pre-test (sebelum diberikan penyuluhan) terletak pada indikator gizi seimbang dan kebutuhan gizi balita. Gizi seimbang pada balita mempunyai peranan penting dalam pola makan balita. Hal tersebut karena dalam prinsip gizi seimbang terdapat susunan pangan sehari-hari yang mengandung jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah terjadinya masalah gizi (Depkes RI, 2014). Pemberian makanan secara seimbang pada usia dini akan berpengaruh pada selera makan anak selanjutnya. Kebutuhan gizi balita akan terus bertambah seiring bertambahnya usia anak. Asupan gizi pada balita digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan. Namun, jika melebihi kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelebihan berat badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh kelebihan zat gizi. Sebaliknya, asupan gizi kurang dari yang dibutuhkan akan menyebabkan tubuh menjadi kurus dan rentan terhadap penyakit (Sulistyoningsih, 2011).

5 C. Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Pengetahuan Ibu tentang Pola Makan Balita Penyuluhan dilakukan dengan metode pemberdayaan masyarakat dan teknik ceramah. Penyampaian materi menggunakan media power point dan leaflet yang dibagikan kepada responden. Saat penyuluhan berlangsung terdapat beberapa balita yang rewel, sehingga mengganggu proses penyampaian materi dan mempengaruhi konsentrasi para responden. Namun, kondisi tersebut tidak berlangsung lama dan penyuluhan dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada kelompok perlakuan terdapat 33 responden (94,2%) yang pengetahuannya meningkat dan 2 responden (5,8%) pengetahuannya menurun. Berdasarkan hasil uji statistik dengan Mann Whitney diketahui bahwa nilai p = 0,001 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya penyuluhan gizi berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang pola makan balita secara signifikan karena nilai p < 0,05. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori Maulana (2009) bahwa penyuluhan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran, disamping sikap dan perilaku. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cholishiyyana (2011) bahwa terdapat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang persalinan. Jurnal lain yang sesuai yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh Benita (2012) bahwa penyuluhan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2010) juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan secara signifikan.

6 Peningkatan pengetahuan kelompok perlakuan lebih tinggi daripada kelompok kontrol terjadi karena adanya perlakuan yang diberikan pada responden berupa penyuluhan. Prinsip pokok penyuluhan adalah proses belajar. Seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu (Fitriani, 2011). Agar proses belajar berjalan dengan efektif dan efisien diperlukan metode, teknik, dan media yang sesuai (Maulana, 2009). Metode dapat diartikan sebagai cara atau pendekatan tertentu. Pemilihan metode yang tepat sangat membantu tercapainya tujuan dari penyuluhan tersebut, yaitu peningkatan pengetahuan responden (Maulana, 2009). Hal ini sependapat dengan Notoatmodjo (2007) yang menyebutkan bahwa metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Penelitian ini menggunakan metode pemberdayaan masyarakat dengan teknik ceramah. Ceramah cocok digunakan untuk penyuluhan dalam kelompok dengan sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Teknik ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah dengan kombinasi teknik yang bervariasi. Mengapa demikian, sebab ceramah dilakukan dengan tujuan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah pendapat, diskusi, studi kasus, dll). Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan peserta melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman peserta (Fitriani, 2011). Media penyuluhan adalah alat bantu yang digunakan dalam penyampaian materi. Adanya media atau alat bantu ini dapat mempermudah dalam penyampaian materi. Selain itu juga dapat mempermudah responden

7 dalam menerima informasi yang disampaikan, sehingga informasi yang diterima akan tersimpan dalam ingatan lebih lama (Maulana, 2009). Penelitian ini menggunakan media leaflet dan powerpoint saat penyuluhan. Media leaflet adalah media berbentuk selembar kertas yang berisi tulisan dan gambar. Leaflet dapat dilipat sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa sehingga memudahkan peserta untuk belajar secara mandiri. Leaflet sangat efektif untuk menyampaikan materi karena berisi gagasan pokok materi yang dijelaskan secara ringkas dan lugas (Simamora, 2009). Powerpoint juga sangat efektif dalam penyampaian materi, karena slide dalam powerpoint dapat memperjelas materi. Dengan adanya slide powerpoint juga dapat menimbulkan semangat belajar dan interaksi antara peserta dan pemateri (Simamora, 2009). Notoatmodjo (2011) mengungkapkan bahwa setelah mendapatkan stimulus berupa penyuluhan, dalam diri seseorang terjadi proses penerimaan pengetahuan yang berurutan. Dimulai dari awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). Dalam hal ini responden menyadari dan mengetahui adanya penyuluhan gizi yang berisi materi mengenai pola makan balita. Setelah itu interest (merasa tertarik), yaitu orang tersebut mulai tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul. Responden merasa tertarik untuk mengikuti penyuluhan dan antusias dalam mendengarkan materi yang disampaikan dalam penyuluhan. Lalu evaluation (menimbang-nimbang), dimana orang tersebut menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. Responden mulai dapat membedakan pola

8 makan yang baik dan tidak baik untuk anak balitanya. Di tahap ini responden sudah mengetahui pola makan yang benar untuk balita. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 2 responden (5,8%) dalam kelompok perlakuan yang mengalami penurunan pengetahuan. Penurunan pengetahuan pada kedua responden tersebut sama-sama 10 poin, artinya skor post-test responden tersebut lebih rendah 10 poin dibandingkan dengan skor pre-test. Hal itu terjadi karena pada saat penyuluhan atau penyampaian materi terdapat balita yang rewel, sehingga mengganggu konsentrasi responden dan peneliti dalam proses penyuluhan. Konsentrasi yang terganggu menyebabkan responden kesulitan dalam proses belajar dan penyerapan materi, sehingga mempengaruhi hasil belajar menjadi rendah dan tidak optimal (Surya, 2009). Berdasarkan hasil penelitian, pada kelompok kontrol terdapat 14 responden (40%) yang pengetahuannya meningkat, 13 responden (37,1%) pengetahuannya menurun, dan 8 responden (22,9%) pengetahuannya tetap. Peningkatan pengetahuan pada kelompok kontrol terjadi karena responden mendapatkan informasi sendiri dari berbagai media. Menurut Azwar (2003), pengetahuan dapat dipengaruhi oleh adanya informasi dari sumber media sebagai sarana komunikasi yang dibaca atau yang dilihat, baik dari media cetak maupun elektronik. Informasi yang diperoleh dapat memberikan pengaruh sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok juga terdapat penurunan pengetahuan. Penurunan pengetahuan kelompok perlakuan dan kontrol paling besar sama-sama 10 poin. Namun, pada kelompok kontrol penurunannya lebih bervariasi. Hal ini dikarenakan responden pada kelompok kontrol tidak

9 mendapatkan perlakuan yang sama seperti pada kelompok perlakuan. Responden pada kelompok kontrol tidak ada diskusi untuk persamaan persepi dan mereka mendapatkan informasi sendiri melalui berbagai media yang berbeda, sehingga mereka memperoleh pengetahuan dan persepsi yang berbeda (Simamora, 2009).