I. TINJAUAN PUSTAKA. kismis, cung, tomat liar atau currant tomato. Bentuk tanaman tomat rampai

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

TINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tomat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Buah-buahan dan Sayur-sayuran

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

TINJAUAN PUSTAKA A. TOMAT

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belimbing terdiri atas dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salak (Salacca edulis) merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Buah ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. dalam jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah.

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGATURAN KEMASAKAN


II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

PENGATURAN PENYIMPANAN KOMODITI PERTANIAN PASCA PANEN

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus maupun yang ditanam sembarangan di kebun atau halaman rumah.

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAB PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang

I. PENDAHULUAN. Buah tomat mengandung zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

PEMATANGAN BUAH INDEKS KEMATANGAN

KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

FISIOLOGI MINGGU 9 SBW

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A VI. PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penanganan pascapanen buah yang tidak tepat di lapang dapat menimbulkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

TINJAUAN PUSTAKA Botani Buah Naga

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

TINJAUAN PUSTAKA. Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA ACARA V EVALUASI PERKEMBANGAN BUAH

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam CaCl 2 terhadap Susut

I. PENDAHULUAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah nonklimaterik

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

I. PENDAHULUAN. Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Tanaman jeruk di Indonesia ada yang tumbuh baik secara alami dan

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN

I. PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buah jambu biji merupakan buah klimakterik yang berkulit tipis. Jambu biji

I. PENDAHULUAN. mengalami kerusakan saat penyimpanan yaitu buah mengalami kerontokan dan

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

Sifat Fisiologis Pasca Panen PENYIMPANAN. a. Respirasi. a. Respirasi 12/17/2012

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal

BAB I PENDAHULUAN. zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan, termasuk buah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia buah pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu hasil

42. PENGAWETAN BUAH SEGAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. buah dan sayuran. Salah satunya adalah buah tomat (Lycopersicon esculentum

PAPER BIOKIMIA PANGAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

Transkripsi:

I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Tomat Rampai Tomat rampai memiliki banyak sebutan nama antara lain: tomat ranti,tomat kismis, cung, tomat liar atau currant tomato. Bentuk tanaman tomat rampai sama dengan tanaman tomat pada umumnya hanya saja bentuk dan ukuran serta kandungan kimianya yang berbeda. Tanaman tomat rampai merupakan tanaman semusim yang berasal dari daerah dataran rendah Peru. Tomat rampai tumbuh pada ketinggian kurang dari 1000 m di atas permukaan laut (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Dalam sistem taksonomi, tanaman tomat rampai diklarifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermathophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Subkelas : Metachlamidae Ordo : Solanales Genus : Lycopersicon Spesies : Lycopersicon pimpinellefolium Buah tomat rampai berwarna merah tua apabila telah masak dengan ukuran buah lebih kecil dibandingkan dengan tomat buah umumnya (Gambar 1).

(A) (B) Gambar 1. (A) Tomat buah biasa dan (B) tomat rampai Tomat rampai adalah tanaman setahun. Tomat rampai berbeda bila dibandingkan dengan tomat buah biasa tanaman ini memiliki batang ramping, sangat bercabang, dan berbulu halus, dengan berbunga banyak yang tersusun dalam tandan. Pembungaannya biasanya tidak terbatas. Bunga dapat membuah sendiri, buah tomat rampai yang berkembang sempurna berwarna merah, lir-kismis, dan berdiameter sekitar 1 cm. Buah tomat rampai adalah buni (beri) berdaging, permukaannya agak berbulu ketika masih muda, warna buah matang biasanya merata adalah merah, merah jambu, tangerine (jingga muda), jingga, kuning atau tidak berwarna. Ketika matang, biji dikelilingi oleh gel yang normalnya memenuhi rongga buah (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). B. Respirasi Selama penyimpanan, hasil pertanian masih melakukan respirasi yang merupakan proses penguraian zat pati atau gula dengan mengambil oksigen dan menghasilkan karbondioksida, air serta energi yang dikemukakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

C 6 H 12 O 6 + 6O 2 6CO 2 + 6H 2 O + energi 677 kkal.(1) Pengetahuan tentang laju respirasi merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui daya simpan buah sesudah panen. Laju respirasi yang tinggi biasanya disertai umur simpan yang pendek. Adanya perbedaan laju respirasi setiap buah dan sayur disebabkan oleh adanya perbedaan dalam fungsi botanis dari jaringan buah tersebut. Laju respirasi tergantung pada konsentrasi CO 2 dan O 2 yang ada dalam udara (Pastastico, 1986). Aktivitas respirasi dalam hal ini penggunaan oksigen pada proses respirasi berbeda-beda. Semakin banyak oksigen yang digunakan akan semakin aktif. Berdasarkan aktivitas respirasi tersebut, sifat hasil tanaman diklarifikasikan menjadi yang bersifat klimaterik dan non klimaterik (Suhardiman, 1997) C. Penyimpanan dalam Atmosfir Termodifikasi Penyimpanan dalam atmosfir termodifikasi (MA= Modified Atmosphere) adalah penyimpanan tingkat konsentrasi O 2 dikurangi dan CO 2 ditambah melalui pengaturan pengemasan yang menghasilkan komposisi tertentu. Komposisi ini dapat dicapai melalui interaksi penyerapan dan pernapasan produk yang disimpan atau perbedaan komposisi udara berakibat kegiatan respirasi atau metabolisme bahan disimpan. Menurut Robyn, et al. (1992), atmosfir termodifikasi merupakan cara penyimpanan statis dimana tidak ada pemantauan gas selama penyimpanan. Jadi, komposisi di dalam ruang penyimpanan ditentukan oleh komposisi gas yang terbentuk di dalam

kemasan. Dalam penggunaan atmosfer termodifikasi hasilnya akan lebih efektif bila dilakukan besamaan dengan penyimpanan dingin ( Kader, 1980). Di bawah ini diperlihatkan komposisi gas optimum dan suhu yang direkomendasikan untuk buah-buahan dan sayur-sayuran dalam penyimpanan atmosfer termodifikasi menurut Kader (1980) dalam Tabel 2. Tabel 1. Komposisi gas optimum dan suhu yang direkomendasikan untuk buahbuahan dan sayur-sayuran Komoditas Suhu C Komposisi gas (%) 0 2 CO 2 Apel 0-5 1-3 1-5 Adpokat 5-13 2-5 3-10 Pisang 12-15 2-5 2-5 Mangga 10-15 3-5 5-10 Pepaya 5-10 2-3 4-7 Mentimun 8-12 3-5 0 Brokoli 0-5 1-2 5-10 Tomat hijau 12-20 3-5 0-3 Tomat matang 8-12 3-5 0-5 Sumber : Kader, 1980 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penyimpanan buah tomat dengan tingkat kematangan optimal dengan ciri-ciri berwarna merah tua masih dapat disimpan dengan suhu 8-12 C dengan komposisi gas yang telah

direkomendasikan sehingga buah tomat dengan tingkat kematangan optimal masih bisa disimpan dan ditingkatkan umur simpannya menjadi lebih lama. D. Perubahan Keasaman dan Vitamin C Hortikultura Pasca Panen Asam-asam organik tak menguap merupakan salah satu diantara komponen utama penyusun sel yang mengalami perubahan selama pematangan buah. Biasanya asam-asam organik menurun selama pematangan karena menjadi substrat respirasi atau dikonversi menjadi gula. Berikut beberapa perubahan keasaman dan vitamin C yang terjadi pada hasil tanaman setelah dipanen dan dalam penyimpanan : 1. Terdapat asam nitrat, serta malat dan asam suksinat pada jaringan tanaman sangat berpengaruh pada hasil tanaman. Total asam atau keasaman diketahui akan semakin bertambah sampai pada saat-saat hasil tanaman itu diambil/panen, setelah hasil tanaman itu dipanen dan dalam penyimpanan keasaman itu diketahui akan semakin menurun. 2. Pada hasil tanaman tertentu climacteric acid atau asam klimaterik akan berubah menjadi aseton. 3. Sehubungan dengan aktivitas enzim asam askorbat oksidase maka pada hasil tanaman setelah dipanen akan berlangsung penurunan kadar vitamin C nya.

E. Pengaruh Suhu terhadap Respirasi Metabolisme jaringan hidup merupakan fungsi dari suhu di sekelilingnya. Organisme yang hidup mempunyai suhu optimum bagi pertumbuhan. Suhu yang tinggi bersifat merusak bahan dan suhu rendah sangat menghambat metabolisme. Pada suhu antara 0-35º C laju respirasi dari buah-buahan dan sayuran meningkat 2-2,5 kali untuk setiap kenaikan 10º C (Suhardiman, 1997). Hal ini memberikan petunjuk bahwa proses biologi maupun kimiawi dipengaruhi oleh suhu. Suhu rendah memperlambat aktifitas fisiologi dari produk dan juga memperlambat perkembangan metabolisme. Tiap buahbuahan dan sayuran ternyata memerlukan suhu tertentu (optimum) bagi penyimpanan. Pada umumnyalaju respirasi secara normal bertambah dengan bertambahnya naiknya suhu. Ryall dalam Pastastico (1986), mengemukakan bahwa salah satu diantara perubahan-perubahan sehubungan dengan berlangsungnya respirasi pada hasil tanaman pasca panen dalam penyimpanan temperatur adalah kenaikan suhu pada buah-buahan klimaterik (Apandi, 1986). Sutrisnino, et al (1999) cit. Wuni (2002) meneliti sayuran tropika yang disimpan dalam atmosfer termodifikasi menemukan bahwa suhu penyimpanan mempengaruhi cepat lambatnya laju respirasi produk. Penurunan suhu akan menyebabkan laju perubahan parameter seperti respirasi, perubahan tekstur dan kehilangan vitamin C, namun pengaruh penurunan suhu tidak selalu sama pada penurunan seluruh parameter fisiologis. Tomat dapat disimpan dengan baik selama beberapa minggu, tetapi suhu penyimpanan yang direkomendasikan berbeda pada fase kematangan buah.

Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1999) untuk penyimpanan buah hijau matang adalah antara suhu 18 C dan 21 C dan RH 85-90% sedangkan buah merah memiliki umur simpan pendek pada suhu kamar, tetapi toleran terhadap pada suhu lebih rendah ketimbang buah matang hijau. Buah merah dapat disimpan pada suhu 7-10 C dan dalam kondisi atmosfer 3% oksigen dan 97% nitrogen selama beberapa hari tanpa susut yang nyata. Untuk buah matang suhu kurang dari 7 C akan menyebabkan kerusakan suhu rendah, buah berkurang kekerasannya, aroma yang menyengat dan umur simpan pendek. Perbandingan komposisi gas CO 2 dan udara di atas disusun berdasarkan pengaruh komposisi gas yang ideal untuk buah tomat rampai, perbandingan gas yang digunakan pun dibuat bervariasi untuk melihat pengaruh perbedaan komposisi gas terhadap umur simpan dan kandungan kimia tomat dan membandingkan dengan pendapat Rubatzky dan Yamaguchi (1999) yang menyatakan kondisi atmosfer 3% oksigen dan 97% nitrogen dalam suhu 13 ºC kondisi ideal untuk memperpanjang umur simpan buah tomat. F. Perubahan Selama Penyimpanan 1. Perubahan fisik a. Perubahan warna Perubahan warna sering kali digunakan sebagai petunjuk awal konsumen untuk menentukan apakah buah telah matang atau belum. Perubahan paling umum adalah kehilangan warna hijau (klorofil). Kecuali pada alpukat dan apel Green Smith (Singh. 2001). Banyak buah non

klimaterik menunjukan kehilangan warna hijau pada puncak matang optimum, misalnya buah jeruk dari iklim sub-tropika. Perubahan warna menjadi kemerahan di bagian dalam dan kegagalan untuk penyimpanan dengan suhu rendah (Filder dan Coursey, 1969). Penentuan fase warna saat buah dipanen bergantung bagaimana buah akan ditangani dan digunakan. Untuk kualitas yang langsung dapat dikonsumsi, buah yang dipanen pada fase merah muda lebih disukai ketimbang fase merah. Seringkali terlihat bahwa buah hijau matang tidak memiliki rasa dan aroma buah sebagaimana yang berkembang hingga merah di batang (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). b. Perubahan Tekstur Perubahan yang nyata pada pematangan buah-buahan dan penyimpanan sayuran adalah menjadi lunaknya buah dan sayur. Perubahan terjadi karena perubahan yang terjadi pada dinding sel dan zat pektin, yaitu oleh larut dan terdepolimerasinya zat pektin secara progresif (Apandi, 1986). Pada berbagai hasil tanaman terkandung pektin yaitu senyawa kimia golongan karbohidrat atau dapat pula dinyatakan bahwa pektin dari senyawa protopektin yaitu dengan adanya aktivitas enzim protopektinase, dimana pembentukan utama pada bagian luar membran sel pada lamella membran sel yang satu dengan yang lainnya. Enzim-enzim pektin metilesterase aktif yaitu pada saat hasil tanaman (buah) berada dalam proses masak, ternyata telah melangsungkan pemecahan atau kerusakan tersebut menyebabkan berubahnya tekstur hasil

tanaman, biasanya hasil tanaman (buah) yang tadinya keras akan berubah menjadi lunak. Perubahan tektur akan berlangsung lebih cepat ketika hasil tanaman berada dalam penyimpanan (Kartasapoetra, 1994). Tekstur buah dapat diperkirakan dengan tekanan jari manusia, tetapi untuk pengukuran yang lebih teliti dapat digunakan alat penguji kekerasan buah yaitu penetrometer (Glasson, 1981). c. Perubahan Bau dan Rasa Pada setiap tanaman memiliki ciri khas tersendiri contoh saat dicium terdapat bau yang khas. Bau ini tersebar dari zat bau (flavor), yang pengaruhnya sangat kuat pada rasa, bau masing-masing hasil tanaman berbeda sehingga dengan adanya flavour kita dapat membedakan hasil tanaman mana yang memenuhi selera konsumen. Menurut penelitian beberapa pakar, perubahan bau ini disebabkan : 1. Adanya penurunan keasaman yang diimbangi dengan kenaikan kadar gula, dengan demikian terdapat rasio kenaikan gula asam. 2. Berlangsungnya senyawa-senyawa yang tergolong pada flavonol (tanamin komponen phenal) serta timbulnya asam gallat. 3. Pengaruh kelembaban tempat penyimpanan, seperti ruang geladak (ruang penyimpan) kapal tempat pengangkutan (Kartasapoetra,1994).

G. Pengaruh Oksigen pada Kerusakan Buah Setiap hasil tanaman mempunyai ketahanan sendiri-sendiri terhadap oksigen. Apabila oksigen dalam udara lebih dari 5% kebanyakan buahbuahan ketahanannya kurang sehingga akan mudah mengalami kerusakan. Beberapa buah-buahan bahkan dengan kadar oksigen lebih rendah dari 5% telah mengalami kerusakan, seperti buah jeruk kerusakan sudah berlangsung pada kadar oksigen sekitar 3%, kerusakan buah apel sudah berlangsung pada kadar oksigen di bawah 1% (Kartasapoetra, 1994). Menurut Pantastico (1993), konsentrasi O 2 yang rendah dapat berpengaruh terhadap penurunan laju respirasi dan oksidasi subtrat, tertunda pematangan dan sebagai akibatnya umur komoditi menjadi lebih panjang, perombakan klorofil tertunda, produksi C 2 H 4 rendah, laju pembentukan asam askorbat berkurang, perbandingan asam-asam lemak tak jenuh berubah, laju degradasi senyawa pektin tidak secepat seperti dalam udara normal. H. Pengaruh CO 2 terhadap Mutu Buah Bila kandungan CO 2 dalam atmosfer simpanan bertambah, jumlah CO 2 yang terlarut dalam sel atau tergabung dengan beberapa zat penyusun sel pun meningkat. Kandungan CO 2 dalam sel yang tinggi mengarah ke perubahan-perubahan fisiologi berikut: (a) penurunan reaksi-reaksi sintesis pematangan (misalnya protein, zat warna), (b) penghambatan beberapa kegiatan enzimatik (misalnya suksinodehidrogenase, sitokrom oksidase),

(c) penurunan produksi zat-zat atsiri, gangguan metabolisme asam organik, terutama penimbunan asam suksinat, (e) kelembaban pemecahan zat-zat pektin, (f) penghambatan sintesis klorofil dan penghilangan warna hijau, terutama setelah pemanenan dini, dan (g) perubahan perbandingan berbagai gula (misalnya rasa buah kastanye menjadi lebih manis sesudah mengalami penyimpanan pada suhu rendah dan konsentrasi CO 2 tinggi) (Pantastico, 1993). Banyak pengamatan telah menunjukkan bahwa konsentrasi CO 2 yang tepat dapat menghambat perkecambahan dan pertumbuhan beberapa jenis jamur yang menyerang buah-buahan dalam simpanan, seperti Rhizopus, Botrytis dan Trichothecium (Paulin, 1966). Hambatan itu tampak nyata pada 10 sampai 15% CO 2, namun rupanya konsentrasi CO 2 yang tinggi dapat membunuh sel-sel, jadi memberikan kemudahan untuk pertumbuhan jamur. Namun demikian, dalam beberapa kasus, pengaruh peracunan dan timbulnya rasa yang tidak dikehendaki menghilangkan keuntungan ini, sehingga lebih baik menggunakan udara yang tidak mengandung CO 2, tetapi hanya mengandung persentase O 2 yang rendah (Pantastico, 1993). I. Perilaku Buah Klimaterik dan Non-Klimaterik Buah tomat rampai merupakan buah klimaterik. Buah-buahan klimaterik dan non-klimaterik dapat dibedakan dari tanggapannya terhadap pemberian oksigen dari luar dan pola produksi etilen selama pematangan. Pada periode klimaterik, buah klimaterik memproduksi etilen dalam jumlah besar, hal yang tidak terjadi pada buah non klimaterik. Pemberian

etilen dari luar terhadap buh non-klimaterik akan memacu respirasi sebanding dengan konsentrasi etilaen yang diberikan, namun ketika pemberian dihentikan respirasi akan berjalan normal kembali. Etilen eksternal tidak bisa memacu buah non-klimaterik untuk matang lebih cepat. Pemberian etilen eksternal pada buah klimaterik akan memacu pematangan (sebagai hormon pematangan) sehingga terjadi lebih cepat dibandingkan kontrol (Gambar 2). Sumber : Suhardiman, 1997 Gambar 2. Pengaruh penggunaan etilen eksternal terhadap respirasi beberapa buah klimaterik. Selain etilen respirasi buah klimaterik ada pula faktor internal yang mempengaruhi laju respirasi seperti tingkat perkembangan organ, komposisi kimia jaringan, ukuran produk, pelapisan alami, dan jenis jaringan dan juga ada faktor eksternal. Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari lingkungan sekeliling bahan, meliputi suhu, etilen, oksigen, karbon dioksida, dan luka pada bahan (Winarno, 1986).

J. Perilaku Perubahan Warna pada Buah Perubahan kimiawi dan fisiologis pada buah sangat erat kaitannya dengan perubahan warna. Proses perubahan warna hasil tanaman merupakan proses yang berlangsung ke arah masaknya hasil tanaman tersebut, yang mana selama proses itu terjadi pembongkaran krolofil. Berkaitan dengan pembongkaran tersebut maka timbullah warna-warna lainnya yang menunjukkan tingkat masaknya hasil tanaman (buah), antara lain warna kuning, merah, merah jambu, merah tua. Ada tiga tahapan perubahan warna pada buah yaitu tahapan praklimaterik (warna hijau), tahapan klimaterik, tahapan postklimaterik (pembongkaran klimaterik). Pada tahapan postklimaterik terjadi perubahan warna yaitu karotenoid (kuning), anthocyanin (merah), lycopene (merah cerah). Perubahan warna pada buah berbeda-beda, bahkan ada yang diantara warna-warna di atas, seperti merah muda, ungu, dan lain sebagainya yang kesemuanya merupakan hasil pembongkaran klorofil karena adanya pengaruh perubahan kimiawi dan fisiologis yang berlangsung pada tahapan lewat klimaterik (Kartasapoetra, 1994).