BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

Bab 2. Tinjauan Pustaka

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan. Sedangkan metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2. Landasan Teori

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, perasaannya kepada orang lain. Setiap bahasa memiliki ciri

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebuah kegiatan penelitian, tidak akan terlepas dari metode penelitian yang digunakan untuk menjawab seluruh masalah penelitian. Selain mencakup metode, penelitian juga mencakup ruang lingkup yang lebih luas lagi, yaitu pendekatan. Sedangkan cakupan yang lebih kecil dari pendekatan dan juga metode adalah teknik penelitian. Dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan (Sutedi, 2009:53). Menyikapi hal tersebut, perlu ditekankan bahwa pemilihan pendekatan, metode, serta teknik haruslah sesuai dengan tujuan penelitian, serta jenis data yang digunakannya. Berkaitan dengan ketiga hal ini, peneliti memilih pendekatan kualitatif yang tercermin dari jenis data penelitian serta pengolahannya. Sedangkan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun pengertian dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2009 : 58). Sifat dari penelitian deskriptif yaitu menjabarkan, memotret segala permasalahan yang dijadikan pusat perhatian peneliti, kemudian dibeberkan apa adanya. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dari dipilihnya metode ini, bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena aktual yang ada dalam lingkungan pendidikan bahasa asing terutama bahasa Jepang. Dengan demikian, penggunaan metode deskriptif ini diharapakan akan dapat menjawab seluruh permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

Sedangkan data yang dihasilkan dari penelitian ini, adalah data yang berupa kalimat sehingga bersifat kualitatif. Pemilihan metode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan penuh pertimbangan. Hal ini semata-mata ditujukan untuk menjawab seluruh permasalahan penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya. Sangat besar harapan penulis agar kombinasi dari pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini, membuahkan hasil yang maksimal. B. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Sedangkan data penelitian adalah sejumlah informasi penting yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian pengolahannya ( Sutedi,2009:155). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah DCT atau discourse completion test.dct dapat dikatakan adalah alat tes yang membuat penutur menuliskan dengan bebas tindak tuturnya sesuai dengan situasi yang tergambar dalam DCT tersebut. Di bawah ini adalah salah satu contoh dari DCT untuk memperoleh kalimat tindak tutur penolakan yang digunakan oleh Narita (2010). (1) あなたは引越しをしました 部屋で荷物を片付けをしているときに仲の良い大学の先輩から電話がかかってきました その先輩が手伝おうかと言いました 片付けはもうすぐ終わります 何と断りましか 先輩 : 片付け手伝いに行こうか あなた : (2) あなたは会社員です 夏休みにレストランであまり親しくない同僚から仕事について相談を受けました レジでお金を払うとき 同僚があなたの分も払うと言いました あなたは高いものを食べたので 自分で自分で払うべきだと思っています 何と断りますか 同僚 : ここは私が払います

あなた : DCT dalam penelitian ini dapat dikatakan adalah tes untuk membuat tindak tutur yang biasa dilakukan secara role play dibuat dalam bentuk kalimat secara tertulis. Dari pada role play, DCT memiliki banyak keunggulan, keunggulan tersebut yaitu dapat digunakan untuk memperoleh data dari jarak jauh, jumlah yang relatif banyak dalam waktu yang cukup singkat dibandingkan dengan role play. DCT terkadang dipandang sebagai tes yang membuat penutur menuliskan bahasa lisan dalam bentuk tulisan sehingga dinilai tidak alami. Namun, jika dibandingkan dengan pengamatan peristiwa tindak tutur yang terjadi secara alami, atau role play, DCT mempunyai kefektifan mengontrol parameter yang hendak diukur dalam kalimat tindak tutur, dapat memperoleh data yang banyak dengan satu kali, selain itu karena memiliki kefektifan dalam memperbandingkan strategi berbahasa, banyak digunakan dalam berbagai cabang penelitian. keunggulan DCT lainnya dapat dilihat pada sebuah laporan penelitian yang menyatakan bahwa jika dibandingkan dengan pengamatan peristiwa tutur yang terjadi secara alami, DCT lebih efektif dalam memperoleh contoh kalimat berupa tindak tutur penolakan yang lebih representatif (Beebe dan Cummings, 1996:8). Di bawah ini adalah kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian. Bamen Mitra tutur Hubungan Isi Permohonan 1 Dosen Tidak akrab Permohonan mengadakan remedial / perbaikan nilai. 2 Dosen Akrab Permohonan meminjamkan buku untuk mengerjakan Tabel 3.1 Isi Instrumen DCT

tugas. Berkaitan dengan kelayakan penggunaan DCT sebagai instrumen, pertama-tama penulis melakukan uji coba instrumen diluar sampel penelitian. Sebelum ujicoba inti dilakukan terhadap sampel penutur bahasa Jepang, pertama-tama penulis melakukan ujicoba terhadap penutur bahasa Indonesia yang merupakan mahasiswa UPI usia 20 sampai 24 tahun yang berdomisili di Bandung dan sekitaranya. Penulis memberikan DCT yang memiliki tujuh butir soal. Hasilnya dari ujicoba tersebut, terlihat bahwa satu butir soal tidak sesuai dengan kriteria penulis. Berdsasarkan hal tersebut, penulis memutuskan untuk menghapus satu butir soal tersebut sehingga total butir soal pada DCT menjadi 6 butir. Setelah tahapan tersebut, selanjutnya penulis menenerjemahkan DCT ke dalam bahasa Jepang dengan menerima masukan dari native speaker kemudian melakukan percobaan inti yang dilakukan pada 5 orang penutur bahasa Jepang yang berdomisili di daerah Kansai dan Kantou pada tanggal 24 sampai tanggal 28 agustus 2013 dengan menggunakan fasilitas google drive. Sampel uji coba berusia antara 20 sampai 25 tahun. Dengan berbagai pertimbangan dan sedikit perbaikkan, maka didapatkan DCT yang memiliki enam butir soal dan akan menghasilkan kalimat tindak tutur permohonan sebanyak enam kalimat. Adapun hasil dari uji coba DCT berikut validitas dan ujireliabilitas terlampir pada laporan hasil uji coba. Perlu diketahui, sebelumnya penulis mengangkat tema permohonan dan penolakkan dalam satu tema kajian penelitian dengan menggunakan sampel pembelajar bahasa Jepang dan Pembelajar bahasa Indonseia serta penutur bahasa Jepang dengan Penutur bahasa Indonesia. Akan tetapi, setelah banyak berdiskusi 3 Teman Tidak akrab 4 Teman Akrab 5 Bawahan Tidak akrab 6 Bawahan Akrab Permohonan mengajarkan materi yang tertinggal. Permohonan membantu pindahan kostan. Permohonan memastikan keberadaan kolega. Permohonan mengambil dokumen rapat yang tertinggal ke rumah.

dengan pembimbing yang telah banyak memberikan masukan yang berarti maka, penulis memutuskan untuk meneliti ungkapan permohonan dalam bahasa Jepang saja, artinya hanya pembelajar bahasa Jepang dan Penutur bahasa Jepang yang dikaji dalam penelitian ini. Hal ini dikeranakan adanya banyak keterbatasan teknis jika menganalisis ruang lingkup penelitian tersebut. Data berupa ungkapan penolakan dalam bahasa Jepang yang diperoleh dari sampel pembelajar bahasa Jepang serta penutur asli bahasa Jepang serta ungkapan permohonan dan penolakan yang diperoleh dari penutur bahasa Indonesia dan pembelajar bahasa Indonesia di Jepang akan dianalisis pada kesempatan selanjutnya. C. Sumber Data Dalam sebuah kegiatan penelitian, tidak akan terlepas dari sumber data yang digunakan dalam penelitian tersebut. Sejatinya, sumber data dapat disebut sebagai hal yang paling mendasar dalam sebuah penelitian. Hal ini dikarenakan bahwa sumber data mencakup sampel penelitian yang menghasilkan data-data utama yang digunakan dalam penelitian. Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi itu. Pemilihan sampel penelitian harus dilakukan secara prosedural dan ilmiah. Berkaitan dengan hal ini, penulis merumuskan sampel penelitian dan populasi sebagai berikut. 1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajar bahasa Jepang tingkat IV semester ganjil tahun ajaran 2013-2014 di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Untuk data yang berfungsi sebagai pembanding diambil dari penutur bahasa Jepang yang berdomisili di daerah Kansai 6 orang dan kantou 4 orang. Populasi yang befungsi sebagai pembanding tersebut mempunyai usia berkisar antara 20 tahun sampai dengan

25 tahun, dengan kualifikasi pendidikan sedang mengambil jenjang S1 dan sebagian S2. 2. Pengambilan data Data pembelajar bahasa Jepang diperoleh dari 18 mahasiswa pembelajar bahasa Jepang tingkat IV pada tanggal 5 september 2013 dengan menggunakan DCT yang telah diujicobakan sebelumnya. Data lainnya adalah data yang berupa ungkapan permohonan yang diperoleh dari 10 orang penutur bahasa Jepang yang berdomisili di daerah Kansai dan kantou dengan kualifikasi sebagian besar sedang menempuh S1 di berbagai Universitas. Pengambilan data dari penutur bahasa Jepang dilakukan pada tanggal 16 september sampai 20 september tahun 2013. Pengambilan data penutur bahasa Jepang dilakukan dengan menggunakan fasilitas angket secara online dengan menggunakan google drive. Hal ini dikarenakan adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki peneliti. Penggunaan angket secara online memiliki kelebihan dapat memberikan waktu lebih banyak kepada penutur dalam pengisiannya serta dapat menghimpun data yang banyak dalam jarak jauh, serta banyak digunakan dalam berbagai penelitian untuk menghimpun data. D. Deskripsi Data Dalam subbab ini akan dipaparkan hasil pemerolehan kalimat ungkapan permohonan yang didapatkan dari sumber data yakni dari sampel pembelajar bahasa Jepang dan penutur asli bahasa Jepang. Data yang diperoleh dari penutur asli bahasa Jepang berfungsi sebagai pembanding data yang diperoleh dari sampel penutur asli. Hasil dari perbandingan antara ungkapan permohonan yang digunakan sampel pembelajar bahasa Jepang dan penutur asli bahasa Jepang

diharapkan akan memberikan kontribusi yang berarti dalam pengembangan dunia pendidikan bahasa Jepang di Indonesia. Dari 18 sampel mahasiswa pembelajar bahasa Jepang, penulis memperoleh data berupa 108 kalimat permohonan sedangkan dari sampel penutur bahasa Jepang penulis memperoleh 60 kalimat permohonan. Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa penulis mendapatkan setidaknya 168 kalimat permohonan dalam bahasa Jepang. Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasikan serta diklasifikasikan menurut kategori kesantunan kalimat, tingkat kelangsungan permohonan, formula semantik atau strategi dalam kalimat ungkapan permohonan yang digunakan pembelajar bahasa Jepang dan penutur asli. Hal ini dilakukan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ungkapan permohonan antara pembelajar bahasa Jepang dengan penutur asli bahasa Jepang. Hasil dari komparasi ungkapan permohonan yang digunakan pembelajar bahasa Jepang dengan penutur asli akan menjadi titik terang dimanakah letak kelemahan pembelajar bahasa Jepang dalam mengungkapkan permohonan. Letak kelemahan tersebut akan dideskripsikan secara khusus untuk meminimalisir hal yang sama terjadi lagi dimasa mendatang. Sebagai acuan dalam pengklasifikasian data, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Blumkulka (1987) serta Brown dan Levinson (1987). Alasan pemilihan teori tersebut adalah berdasarkan kuatnya segi keilmiahan serta banyak digunakan oleh penelitian sebelumnya yang dijadikan penulis sebagai rujukan kepustakaan. Sesuai dengan hal yang sebelumnya dibahas pada bab II, pada bab ini teori tersebut akan digunakan sebagai patokan untuk mengklasifikasikan tingkat kesantunan, serta tingkat kelangsungan berdasarkan strategi yang digunakan oleh masing-masing sampel. Adapun acuan yang digunakan untuk mengklasifikasikan ungkapan permohonan masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 3.2 Level Kelangsungan Level 1 (strategi langsung) Level 2 (Strategi tidak langsung) Level 3 (strategi sangat tidak langsung) Standar Klasifikasian Ungkapan Permohonan Kategori Ungkapan Kategori Kesantunan A. Instruksi langsung Permohonan tanpa basabasi B. Performatif C. Penyamaran performatif Kesantunan positif D. Pernyataan keharusan / kewajiban E. Pernyataan hasrat F. Saran / sugesti G. Pernyataan Secara Kesantunan negatif samar H. Petunjuk kuat I. Petunjuk lemah On record Untuk mengklasifikasikan kalimat permohonan berdasarkan formula semantik, penulis menggunakan patokan yang digunakan Takatono (2004). Takatono membagi formula semantik dalam kalimat ungkapan permohonan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia menjadi tiga jenis. Tiga jenis formula semantik tersebut adalah alerter, head act dan supportive move. Alerter meliputi penanda awal ungkapan permohonan seperti sapaan, permohonan maaf dan lainlain. Head act meliputi klausa atau kalimat inti yang mengungkapkan permohonan, baik permohonan secara langsung ataupun tidak langsung. Supportive move meliputi bagian yang berfungsi sebagai pelengkap ungkapan permohonan, misalnya alasan, ungkapan yang mengurangi beban mitra tutur, konfirmasi kebersediaan mitra tutur, ungkapan terima kasih dan lain-lain yang

biasa diletakan di depan ataupun di belakang head act. Dalam bab empat atau bahasan analisis, penulis memberikan kode untuk formula semantik tersebut. Kode tersebut adalah A untuk alerter, S untuk supportive move dan H untuk head act. Iori dkk (2000) menyatakan bahwa dalam bahasa Jepang tingkat kesantunan dapat dilihat dari bentuk verba dan bentuk kalimat yang digunakan, tidak terkecuali dalam ungkapan permohonan. Melihat hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat kesantunan yang beragam dalam bahasa Jepang berbeda dengan bahasa Indonesia. Hal ini menyebabkan untuk menganalisis tingkat kesantunan tidak cukup hanya dengan menggunakan skala kesantunan Leech dan juga Brown dan Levinson yang merupakan teori universal dalam mengukur tingkat kesantunan, akan tetapi perlu juga menganalisis dengan melihat bentuk verba, pemilihan verba atau bentuk ungkapan yang digunakan sampel penelitian dalam mengungkapkan permohonan. Hal ini menjadikan kalimat bahasa Jepang perlu dianalisis secara lebih khusus. Untuk melakukan analisis secara lebih khusus tersebut, selain berpatokan pada teori Leech (1983), Brown dan Levinson (1987) penulis juga berpatokan pada teori Iori dkk (2000). E. Prosedur Penelitian dan Teknik Analisa Data Langkah yang sangat penting dalam sebuah proses penelitian adalah prosedur penelitian dan teknik analisa data. Hal ini dikarenakan baik secara langsung ataupun tidak langsung penentuan prosedur penelitian dan teknik analisa data akan memberikan pengaruh terhadap hasil penelitian. Prosedur penelitian dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut. 1. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan serentetan langkah yang ditetapkan agar proses penelitian dapat lebih terarah. Adapun prosedur penelitian tersebut meliputi langah-langkah sebagai berikut. a. Persiapan Penelitian, b. Pengkajian teori dan metode penelitian, c. Pembuatan serta pengujian kelayakan instrumen penelitian, d. Penghimpunan data, e. Analisa data, f. Penyimpulan analisa dan, g. Pelaporan hasil penelitian. 2. Teknik Analisa Data Ketika data dari sampel telah diperoleh, langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Teknik analisa data mencakup berbagai macam langkah pengolahan data untuk memecahkan permasalahan penelitian secara ilmiah. Adapun teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah. a. Mengklasifikasi seluruh jawaban sampel yang berupa kalimat permohonan berdasarkan jenis strategi serta bentuk ungkapan yang digunakan dalam kalimat tindak tutur permohonan. b. Melakukan konfirmasi kepada penutur asli untuk memastikan tingkat kealamian yang terdapat dalam kalimat tindak tutur ungkapan permohonan, serta mengkonfirmasi kepada responden pembelajar apabila terdapat kalimat ungkapan permohonan yang tidak alami. c. Membuat tabel sebagai gambaran mengenai penggunaan strategi yang digunakan dalam kalimat ungkapan permohonan, serta bentuk ungkapan yang terdapat pada kalimat ungkapan permohonan setiap kelompok sampel, d. Mengkomparasikan penggunaan strategi, serta bentuk ungkapan dengan menggambarkannya melalui tabel dan grafik,

e. Memberikan interpretasi terhadap komparasi penggunaan strategi serta bentuk ungkapan yang tercermin dalam kalimat tindak tutur permohonan yang digunakan kelompok sampel pembelajar dan penutur asli, f. Mengidentifikasi kelemahan dan kekeliruan sampel pembelajar dalam menggunakan kalimat tindak tutur permohonan dengan mengkonfirmasi pada anggota sampel tersebut, g. Memberikan gambaran dan interpretasi mengenai kelemahan dan kekeliruan pembelajar dalam menggunakan kalimat tindak tutur permohonan tersebut, dan h. Menyimpulkan hasil analisa data.