PETA POTENSI BAHAN GALIAN KETERANGAN : 1 = PT. SEKO INTI LESTARI; 56.000 Ha 2 = PT. USAHA TIGA GENERASI; 19.000 Ha atan Sabb ang appa atan S 3 4 5 = CV. BONTALI ANUGRAH; 14.170 Ha = PT. ANEKA TAMBANG ; 12.270 Ha = PT. USAHA TIGA GENERASI; 19.000 Ha 6 = CV.MALIMBU DRILLING SERVINDO; 12.270 Ha 7 = CV.BRIDGE INDONESIA PASIFIK; 12.950 Ha = Kuasa Pertambangan-Penyelidikan Umum
PETA POTENSI BAHAN GALIAN Fe Desa Tedeboe Desa Onondowa KETERANGAN : = Lokasi Emas, Desa Bangko Kec. Rampi = Lokasi Emas, Desa Dodolo Kec. Rampi = Lokasi Emas, Desa Tedeboe Kec. Rampi = Lokasi Emas,, Hune Kec. Seko Fe = Lokasi BijiBesi,Fe, Sahe Kec. Seko = Lokasi Emas, Kariango Kec. Seko atan Sabb ang GT BB GT GT appa atan S GA = Lokasi Biji Besi,Fe, Kec.Limbong& Seko = Lokasi Geothermal,Pincara Kec.Masamba = Lokasi Geothermal,Pararra Kec Sabbang = Lokasi Geothermal,Kanandede Kec.Limbong = Lokasi Batubara, Balannalu Kec. Limbong MB = Lokasi Gas Alam, Pongko Kec.Bone-Bone = Lokasi Pemboran Minyak Bumi, Teluk Bone
Desa Tedeboe Desa Onondowa POTENSI BAHAN GALIAN EMAS atan Sabb ang = rum (Emas) appa atan S Teluk Bone GAMBAR: Kenampakan Mikroskopi Emas Tunggal (Native Gold)/). Emas dan Perak (Elektrum /,Ag) dan Perak Silver/Ag) yang berassosiasi dengan konsentrat Dulang, berukuran pasir halus-kasar dan 0,5 1,0 CM. Logam mulia emas, kondisi geologi keberadaan emas dijumpai pada Formasi batuan gunungapi bawah laut Lamasi (Paleogen) dan batuan granit Kambuno (Pliosen). Kedua batuan tersebut sebagai host rock dan heat sources dari emas. Indikasi emas dijumpai sebagai emas tunggal (native gold) dan emas dan perak (electrum) pada konsentrat dulang, batuan gelundungan (float) dan singkapan (outcrop) terubah (alterasi) dan termineralisasi (< 1,0 20,0 ppm). Emas letakan/sekunder yang dijumpai pada endapan sungai (alluvial) telah diusahakan oleh masyarakat dengan cara pendulangan (atan Rampi dan Seko). Dari hasil eksplorasi dalam tingkat prospecting/finding dan continue survey, maka tipe mineralisasi diperkirakan epitermal (vein type) dan porfiri (disseminated/stockwork).
POTENSI GEOTHERMAL Pararra Kanandede atan Sabb ang GT GT GT = Geothermal Pincara GT appa atan S GAMBAR: Kenampakan Manifestasi Panas Bumi berupa mata air panas, tempratur permukaan 97 O C, Debit 4 Lt/dt dan ph 8,0 9,0. 3. Panas bumi (geothermal), manifestasi panas bumi bawah permukaan adalah kemunculan mata air panas dipermukaan. Kemunculan mata air panas umumnya pada batuan granit Kambuno (Pliosen). Berdasarkan temperatur permukaan dan komposisi kimia air, maka potensi panas bumi diperkirakan 50 mw (Kanandede), 25 mw (Pararra) dan 25 mw (Pincara). Krisis listrik adalah masalah Nasional, tentunya kondisi ini lebih serius di Kabupaten Luwu Utara, mengingat statusnya sebagai Kabupaten Baru. Potensi panas bumi merupakan salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan listrik di Kabupaten Luwu Utara. Kelebihannya ramah lingkungan dan lestari. Kendalanya padat modal, utamanya untuk kegiatan eksplorasi maupun pengolahan dan pemanfaatannya.
POTENSI BAHAN GAS ALAM GAMBAR: Kenampakan Manifestasi Panas Bumi berupa mata air panas, tempratur permukaan 97 O C, Debit 4 Lt/dt dan ph 8,0 9,0. Pararra Kanandede atan Sabb ang GA = GAS ALAM appa atan S Pongko GA GAMBAR: Kegiatan Eksplorasi Gas Alam; pengeboran dan pengambilan conto Gas di lokasi Pongko Desa Pongko atan Bone-bone Utara. 2. Minyak dan gas bumi, kondisi geologi keberadaan minyak dan gas bumi, diperkirakan terjebak/terperangkap pada batuan sedimen darat Formasi Bone-Bone (Miosen Akhir - Pliosen) yang terdiri dari batuan konglomerat, batupasir, napal dan lempung tufaan. Struktur geologi regional pada daerah ini dan sekitarnya adalah sesar geser Palu- Koro, Sesar Matano dan sesar Walanae. Jika dikorelasikan dengan gas alam di Kabupaten Wajo (Gilireng), maka Formasi batuannya sama, yaitu sedimen darat (Molase) dan berumur sama. Hasil pemboran eksplorasi kerjasama Pertamina dan BP di wilayah pantai Teluk Bone (on shore) dijumpai potensi minyak 2,4 milyar barel equivalent. Indikasi gas alam adalah dari hasil pemboran air permukaan, yaitu terjadi semburan gas (blow up).
POTENSI BAHAN GALIAN C Keterangan : = Lokasi Pengambilan Tambang Galian C (Pasir; Sirtu; Kerikil dan Batu Kali) GAMBAR: Lokasi dan Kegiatan Penambangan Pasir Kwarsa di lokasi Sungai Rangkong atan Sabbang Kabupaten Luwu Utara Pasir Kuarsa, jika dibandingkan dengan potensi pasir kuarsa yang ada di Kabupaten lain di Sulawesi Selatan, maka pasir kuarsa di Kabupaten Luwu Utara terbanyak dan melimpah. Komposisi kimia: (SiO 2 : 80 95%); (Al 2 O 3 : 0,02%); (MgO: 0,11%); (CaO: 0,23%); (Na 2 O: 0,10%) dan (LOI: 0,12%).
Desa Tedeboe Desa Onondowa POTENSI BAHAN GALIAN C REALISASI PENERIMAAN PAD TAMBANG GOL. C 4 TAHUN TERAKHIR N O. 1. 2. 3. 4. TH 2003 2004 2005 2006 T (Rp) 452.450.000 330.940.000 612.350.000 757.650.000 R (Rp) 561.856.124 213.973.000 389.564.167 627.171.153 P r (%) K E T. D D P P Keterangan : = Lokasi Pengambilan Tambang Galian C (Pasir; Sirtu; Kerikil dan Batu Kali) T R D Pr P = Target capaian = Realisasi Target = Dispenda = Prosentase Capaian = Pertambangan
POTENSI BAHAN GAS ALAM Keterangan : = Lokasi Pengambilan Tambang Galian C (Pasir; Sirtu; Kerikil dan Batu Kali) GAMBAR: Lokasi dan Kegiatan Penambangan Pasir Kwarsa di lokasi Sungai Rangkong atan Sabbang Kabupaten Luwu Utara Pasir Kuarsa, jika dibandingkan dengan potensi pasir kuarsa yang ada di Kabupaten lain di Sulawesi Selatan, maka pasir kuarsa di Kabupaten Luwu Utara terbanyak dan melimpah. Komposisi kimia: (SiO 2 : 80 95%); (Al 2 O 3 : 0,02%); (MgO: 0,11%); (CaO: 0,23%); (Na 2 O: 0,10%) dan (LOI: 0,12%).