BAB V PENUTUP. SPBU di Indonesia memiliki 3 (tiga) macam SPBU yaitu diantaranya COCO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan di dunia yang memiliki wilayah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini adalah. Pertamina (Persero) Terminal BBM Balongan, terdapat 60 unit mobil

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Baik bentuk maupun media komunikasi sekarang ini

SISTEM INFORMASI JASA PENGANGKUTAN DAN PENGISIAN GAS ELPIJI PADA PT. GASINDO CITRA PERWIRA

LAMPIRAN WAWANCARA: 1. Mengapa memilih waralaba ini dibandingkan dengan waralaba lainnya? 2. Berapa kira-kira jumlah pembelian produk dalam sehari?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Oleh karena minyak dan gas

KEDUDUKAN PT. PERTAMINA DALAM MELAKUKAN PERJANJIAN KERJASAMA DENGAN MITRA USAHA SPBU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SPBU berdiri pada awal tahun 2005 tepatnya pada tanggal 02 Februari

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN INTERVIEW LAMPIRAN 1 I. INTERVIEW GUIDE KEPADA PEMILIK PP. Kabel Listrik, dan Senter bagi Pasar Domestik.

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Barang Material

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini menurut buku yang berjudul Consumer 3000 karya Yuswohady,

BAB I PENDAHULUAN I-1

Wawancara Kebutuhan Informasi Pemasaran dan Penjualan. PT. Trimitra Sukses Indonesia

BAB III TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA DI SPBU PERTAMINA SURABAYA UTARA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III METODE PENULISAN. organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi.

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT XYZ. (Sales Accounting Information System On PT XYZ)

BAB I PENDAHULUAN. (supply chain management). Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Anatan dan

Perkembangan Teknologi di Bidang Perdagangan

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan : 1. Tahapan Kepemilikan Toko Besi Pintanto Hadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pengolahan data, maka diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Perusahaan-perusahaan besar saat ini menggunakan sistem Teknologi

BAB IV ANALISIS PENELITIAN. penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui SPBU. Berdiri sejak

BAB V PENUTUP. Kepemilikan Toko Kolbandang berada di bawah 1 orang yaitu pemilik (Bu. Meningkatnya kebutuhan Toko Kolbandang untuk membangun struktur

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK. kerja praktek di SPBU Rancah, penulis ditempatkan di Administrasi

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unitunit

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. service serta penjualan accesories dan sparepart khususnya untuk kendaraan bermotor

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer?

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

DAFTAR ISI BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

Oleh Kamis, 19 Oktober :36 - Update Terakhir Kamis, 02 November :21

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA AKTIVITAS PENGIRIMAN BARANG PT.TRIMEGA BATERINDO DI TROSOBO SIDOARJO

MEMPELAJARI PROSEDUR PENYEDIAAN TABUNG GAS ELPIJI 3 KG DI SPPBE PT. AL-FATH DISUSUN OLEH : NAMA : REPALDI ABDUL AGI NPM :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pemasaran BBM menuju SPBU (Retail Fuel Marketing). a. Lingkungan Pengendalian

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

SOP PB/PD/PS On-Line di web PLN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2007 yang berbentuk

BAB V PENUTUP. 5.1 Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan KKP. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab

BAB IV ANALISA MASALAH

-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis yang dijalankan oleh PT PERTAMINA (PERSERO) ialah pengolahan. berpengaruh terhadap laju perekonomian negara Indonesia.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru

Grace Margaretha Ginting

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. jasa angkutan darat, dimana perusahaan ini menyediakan jasa berupa pengiriman barang

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN & IMPLIKASI

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI JAWA BARAT

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian:

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini bisnis jasa pengiriman barang merupakan salah

PERLAKUAN AKUNTANSI FRANCHISE PADA CV.DAYA OPTIMASI MANDIRI NAMA : MULYATI INDRI LESTARI NPM : JURUSAN : AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perusahaan, struktur organisasi, serta pembagian tugas dan tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat UD. Bina Lancar Mojokerto

PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 02/P/BPH Migas/XII/2004 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlunya penerapan strategi pelayanan perusahaan yang tepat. Perkembangan dunia yang

MEMBEDAH STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) di INDONESIA

BAB 3 ANALISIS SISTEM / PROGRAM. sederhana, dimana seluruh aspek operasional dan manajemen, dipertanggungjawabkan

KODE ETIK DAN PERATURAN PT. WAHANA INSAN NURANI ( PLANET WIN 369 ) Pasal 1 Pengertian

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETENTUAN & PERSYARATAN PENDAFTARAN REKANAN PENYEDIA BARANG/JASA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITAN. dalam hal memenuhi kebutuhan, praktis adalah salah satu ciri khas dari bisnis online

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN BBM (BAHAN BAKAR MINYAK) BERSUBSIDI & NON SUBSIDI PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR I

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten?

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan kegiatan hilir minyak dan gas di Indonesia memasuki babak baru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan SPBU di Indonesia memiliki 3 (tiga) macam SPBU yaitu diantaranya COCO (Company Operation Company), DODO (Dealer Operation Dealer Owner), dan CODO (Company Owned Dealer Operated). Namun Pertamina sendiri memiliki SPBU yang berbentuk SPBU COCO. SPBU COCO (Company Operation Company) merupakan usaha yang dimiliki dan dikelola oleh Pertamina sendiri. Tetapi dalam hal ini yang mengelola adalah Pertamina Retail sebagai anak perusahaan. Sedangkan SPBU DODO dan CODO merupakan SPBU yang yang dikelola dan dimiliki oleh pihak swasta namun Pertamina masih berwenang dalam bentuk pengawasan terhadap usaha tersebut. Tujuannya agar usaha yang dijalankan bisa mencapai target yang diinginkan oleh pihak Pertamina maupun mitranya dan tentunya saling menguntungkan. Pertamina menawarkan bentuk kerjasama kepada pihak yang ingin bermitra dengan Pertamina dalam bentuk SPBU yaitu: 1. DODO (Dealer Operation Dealer Owner) SPBU DODO (Dealer Operation Dealer Owner) merupakan usaha SPBU sebagaimana lokasi dan investasi dilakukan seluruhnya oleh individu calon mitra untuk mengembangkan outlet non PSO. Dalam bentuk kerjasamanya para calon mitra 56

harus memenuhi ketentuan dan syarat yang ditentukan oleh Pertamina dalam proses pembangunan SPBU yang akan dibangun dilokasi. 2. CODO (Company Owned Dealer Operated) SPBU CODO (Company Owned Dealer Operated) merupakan usaha SPBU sebagai bentuk kerjasama antara PT. Pertamina (Persero) dengan pihak-pihak tertentu (mitra usaha). Kerjasamanya yaitu dalam pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk di bangun SPBU PT. Pertamina. Dalam kerjasama tersebut, Pertamina memiliki ketentuan dan prosedur agar kerjasama yang terjalin sesuai dengan keinginan perusahaan ataupun mitranya. Sehingga kerjasama yang dilakukan mencapai hasil yang baik dan pihak yang terlibat pun dapat saling menguntungkan. Dalam kerjasama tersebut, mulai dari hal pembangunan SPBU sampai SPBU di operasikan, Pertamina memiliki wewenang yang sangat besar terhadap pengawasan. Pertamina sendiri memiliki persyaratan SPBU agar bisa dioperasikan, persyaratan tersebut seperti sarana dan prasarana, pelaksanaan operasional SPBU, bangunan SPBU berdasarkan standar PT. Pertamina, persyaratan perijinan SPBU dan persyaratan lokasi SPBU. Semua persyaratan tersebut harus dipenuhi dan dituntaskan oleh mitra, tentunya pada saat SPBU dioperasikan maka tidak terjadi masalahmasalah yang akan membuat pengoperasian SPBU tidak lancar. Perjanjian kerjasama dalam pengusahaan Pertamina ini menggunakan jenis perjanjian waralaba, karena dalam bisnis tersebut memiliki unsur-unsur kriteria seperti memiliki ciri khas usaha, memiliki standar atas pelayanan dan barang/jasa 57

yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis, terbukti sudah memberi keuntungan dan mudah diajarkan dan diaplikasikan. Semua kriteria tersebut sudah terbukti oleh Pertamina dan bisa dilihat dari bukti-bukti yang diberikan Pertamina. Proses pendistribusian BBM dari Depot menuju ke setiap SPBU sudah dapat dinilai memuaskan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan BBM. Hal tersebut dikarenakan prosedur dan peraturan yang dikeluarkan oleh Pertamina khusus dalam logistik sudah cukup baik. Sistem pengorderan yang dilakukan pihak SPBU ke Pertamina sudah sesuai SOP (Standart Operational Procedur), bagaimana alur dari prosedur dari permintaan pasokan dari SPBU sampai semuanya siap untuk dikirim ke SPBU. SOP merupakan suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk atau direktif. Berikut tahapan proses penyaluran BBM ke SPBU yaitu: 1. Pengusaha dalam hal ini pihak SPBU melakukan transaksi pembelian via Bank untuk meminta pasokan dari Depot Pertamina Padang, tetapi pihak SPBU tidak bisa memantau bagaimana proses yang ada di Depot. Namun, setelah mobil pengangkut BBM keluar dari Depot, pihak SPBU baru bisa memantau pihak transporter apakah mengalami kendala atau tidak dalam pendistribusiannya menuju ke SPBU. 2. Setelah pengorderan, sistem pertamina menerima dan lembaran DO (Delivery Order) SPBU dapat dicetak di wilayah pembagian kerja Depot-Depot Pertamina dimana SPBU tadi mengorder. DO merupakan dasar pengiriman BBM ke SPBU dan apabila terjadi pengorderan, BBM yang di order SPBU akan dikirim atau disuplay keesokan harinya. 58

3. Saat pendistribusian, depot menyusun jadwal pemberangkatan truk tangki. Jika SPBU mengalami Emergency (stok BBM di SPBU tidak mencukupi untuk kelanjutan pelayanan ke konsumen, maka SPBU dapat memohon untuk segera dilakukan pengiriman (dispensasi). 4. Selanjutnya Depot mencetak LO (Loading Order) lalu diserahkan ke sopir tangki untuk dilakukan pengisian BBM. Pengisian BBM disesuaikan dengan kapasitas mobil tangki dan jumlah liter/kiloliter yang di order oleh pihak SPBU. Satu truk tangki dapat memuat BBM sebanyak 16kl dan biasanya bisa dilihat melalui tulisan yang ada di belakang truk tangki. 5. Sebelum memasuki area loading, petugas LK3 beserta security memeriksa kondisi truk tangki dan sopir, HP, korek api, helmet, id, sepatu dan hal-hal lainnya yang dapat membahayakan saat pengisian BBM. 6. Jika semua proses pemeriksaan selesai, maka mobil tangki siap untuk diisi BBM. 7. Di area pengisian BBM, kabel arde mobil tangki dipasang dan BBM yang akan disuplay ke SPBU diambil sampel cairannya tujuaanya untuk pengecekan spesifik gravitasi/sg dan suhu BBM. 8. Setelah proses loading selesai, mobil tangki mengarah ke getkeeper untuk dilakukan pencatatan ke sistem Pertamina atau laporan ada lembaran delivery order SPBU. Spesifik Gravitasi, suhu, ketinggian minyak, nama sopir (awak 1 dan awak 2), jam keluar dari depot dan pemasangan segel. Untuk nomor polisi sudah dicantumkan pada lembaran order SPBU berikut nomor segel-segel yang terpasang pada truk tangki yang telah di rencanakan oleh bagian distribusi Depot. 59

9. Selanjutnya mobil tangki yang telah berisi BBM sudah bisa berangkat dan mengantar BBM ke SPBU. 5.2 Saran Dalam pelaksanaan operasional SPBU, Pertamina sudah sesuai dengan SOP (Standard Operating Prosedure) PT. Pertamina (Persero). Perekrutan dan pengadaan karyawan pada dasarnya sudah dilakukan dengan baik dan karyawan diwajibkan bekerja sesuai dengan etika kerja standar Pertamina. Namun, terkadang ada kendala saat karyawan bekerja dalam hal pemakaian sistem online (internet), jadi sebaiknya lebih ditingkatkan lagi agar pekerjaan para karyawan Pertamina cepat selesai dan hasil yang dicapai seperti yang diinginkan. 60