PENENTUAN LOKASI TERMINAL ANGKUTAN BARANG DI KOTA KENDARI DIDASARKAN PADA ANALISIS MULTI KRITERIA

dokumen-dokumen yang mirip
Sabdo Wicaksono Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Jakarta

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

PENENTUAN LOKASI TERMINAL BIS ANTAR KOTA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA (TINJAUAN TERHADAP STAKEHOLDER MAHASISWA PENGGUNA BIS ANTAR KOTA)

STUDI ALTERNATIF LOKASI LAHAN TERMINAL BUS KOTA SABANG

PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK)

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

IDENTIFIKASI POTENSI PENUMPANG MODA PESAWAT TERBANG RUTE BANDAR LAMPUNG JOGJAKARTA DAN SOLO

Penyebaran Kuisioner

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN

PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI TERMINAL DI KOTA SURAKARTA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Jalan Di Kota Bandung Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process

Peralihan Moda Transportasi Jasa Pengiriman Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP): Studi Kasus PT. XYZ

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan perumahan dan

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

KAJIAN PENYEDIAAN LAJUR SEPEDA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 METODE PENELITIAN

PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM GREEN CAMPUS

Rekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi

PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PENENTUAN NILAI EKONOMI LAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA SENSITIVITAS DAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT DI KOTA PALEMBANG DALAM MEMILIH MODA TRANSPORTASI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process dalam Analisis Profil Badan Usaha Milik Negara Tempat Kerja bagi Lulusan Program Studi Matematika

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

RANCANGAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN MARKETING MIX

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

PENENTUAN FAKTOR PRIORITAS MAHASISWA DALAM MEMILIH TELEPON SELULER MERK BLACKBERRY DENGAN FUZZY AHP ABSTRAK

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB II KAJIAN TEORI PELAYANAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

PENERAPAN MULTIMETODE BERBASIS MATRIKS PADA SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN LABOR.

ANALISIS RANTAI PASOK SEMEN DI PAPUA BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT PENUMPANG ANGKUTAN KOTA DI TERMINAL UBUNG DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

Peningkatan Pelayanan Bus Transjakarta Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta)

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Kelayakan Desa Mandiri Menggunakan FMADM

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data

CESS (Journal of Computer Engineering System and Science) p-issn :

BAB VI. Berdasarkan analisis data pada bab IV melalui pendekatan Analytical Hierarchy

PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM GREEN CAMPUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN PENDUKUNG KAWASAN STRATEGIS DI PULAU SUMBAWA

PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK (PHA) DALAM PEMILIHAN LOKASI UNTUK RELOKASI BANDARA RAHADI OESMAN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

Penentuan Kriteria Kendaraan di Area Penyimpanan Studi Kasus Tunas Daihatsu Cilegon

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

ABSTRAK ANALISIS KARAKTERISTIK HUNIAN UNTUK PASANGAN MUDA DI KOTA SURABAYA

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) SEBAGAI METODE PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP

PENENTUAN RANGKING KABUPATEN PROPINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN NILAI INFRASTRUKTUR DENGAN METODE ANALITIC HIERARCHY PROCESS (AHP) SKRIPSI

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian dan Fokus penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur tepatnya Kota

Alternatif Lokasi Terminal Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

EVALUASI KINERJA LALU LINTAS RUAS JALAN PANDAAN-GEMPOL SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA JALAN TOL

Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Nasional Di Propinsi Kalimantan Tengah

BAB III METODE KAJIAN

ANALISIS MULTI KRITERIA SEBAGAI METODE PEMILIHAN SUATU ALTERNATIF RUAS JALAN DI PROPINSI LAMPUNG

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

STUDI PERBANDINGAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN PROVINSI DI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

J. Sains & Teknologi, Desember 2012, Vol.1 No.2 : ISSN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

Transkripsi:

PENENTUAN LOKASI TERMINAL ANGKUTAN BARANG DI KOTA KENDARI DIDASARKAN PADA ANALISIS MULTI KRITERIA Edward Ngii email: dwrd.ngii@gmail.com Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Haluoleo ABSTRACT Intermingling of freight vehicles to move into the city of Kendari with door to door service can affect the density and damage levels in several existing roads in the city of Kendari. Development of freight terminal could be a solution in overcoming these transport problems. This study aims to analyze the best location for freight terminal using multi criteria analysis based on regulator preferences The number of respondents in this research of 15 people who represent the policy makers (regulators) are scattered in Bappeda, Dinas PU, and Dishub. Variable criterion was used based on Kepmen Perhubungan No. 31Thn 1995. Interviews and quisioner methods were used to find alternative locations while the multi criteria analysis used to determine the criteria influencing and weighting decisions on alternative locations Research results obtained 4 alternative location are, 1) Side terminal puwatu; 2) Abeli dalam; 3) Baruga; 4)Tapal kuda. The weight of the highest criterion is the General spatial plan (23.50%), then the social impact (22.86%), environment (20,49%), integrated moda (19.99%) and the density of traffic (13,16%). Location was chosen based on the weight of the regulator's decision is location 3 (41.77%), location 2 (25.96%), location 4 (17.97%) and location 1 (14,30%) Keywords: freight vehicles, multi criteria analysis, terminal. ABSTRAK Pembauran angkutan barang yang bergerak masuk kota kendari yang menyediakan pelayanan dari pintu ke pintu, menimbulkan dampak pada kepadatan lalu lintas dan tingkat kerusakan pada beberapa ruas jalan di kota Kendari. Pengembangan terminal angkutan barang dapat menjadi solusi masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi terbaik dari terminal angkutan barang menggunakan analisis multi kriteria berbasiskan preferensi dari pengambil keputusan (regulator). Jumlah responden yang mewakili pengambil kebijakan dalam penelitian ini sebanyak 15 orang yang tersebar di Bappeda, Dinas PU dan Dinas Perhubungan Kota dan Provinsi Sultra. Variabel criteria yang digunakan mengacu pada Kepmen Perhubungan No. 31Thn 1995. Metode wawancara dan pengisian kuisioner digunakan untuk memperoleh beberapa alternatif lokasi yang potensial sedangkan analisis multi criteria digunakan untuk menentukan kriteria dan keputusan yang mempengaruhi pembobotan keputusan pada pemilihan lokasi. Hasil penelitian diperoleh 4 lokasi alternatif untuk pembangunan terminal angkutan barang yaitu: 1) samping terminal puwatu; 2) Kecamatan Baruga (Abeli dalam); 3) Kecamatan Baruga ( terminal penumpang tipe A); 4) Kecamatan Poasia (Tapal Kuda). tertinggi dalam penentuan kriteria terminal yaitu rencana umum tata ruang (23.50%), dampak social (22.86%), lingkungan (20,49%), keterpaduan moda (19,99%) dan kepadatan lalu lintas (13,16%). yang terpilih berdasarkan bobot keputusan regulator adalah lokasi 3 (41,77%), lokasi 2 (25,96%), lokasi 4 (17,97%) dan lokasi 1 (14,30%). Kata kunci : angkutan barang, analisis multi kriteria, terminal. PENDAHULUAN Pembangunan suatu terminal angkutan barang bukanlan semata-mata diarahkan untuk memenuhi fungsinya dalam melayani angkutan regional, tetapi juga ditujukan untuk menciptakan sistem perangkutan kota yang efisien dan efektif. Dalam hal ini perlu diperhatikan penyediaan terminal yang memiliki tingkat daya hubung sedemikian rupa sehingga semua pergerakan berakhir disitu dan dapat memberikan kemudahan pencapaian seluruh bagian kota. Edward (2009), mengemukakan bahwa pergerakan transportasi angkutan barang di Kota Kendari masih berada pada diwilayah dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi seperti di Jl. MT. Haryono (Pasar Baru), Jl. Abd. Silondae (Mall Fakultas Teknik Universitas Haluoleo 225

Mandonga), dan Jl. Patimura (Puwatu), telah memberikan kontribusi terhadap kerusakan jalan di poros tersebut sebesar 85,09%. TINJAUAN PUSTAKA Pembangunan terminal angkutan barang dapat menjadi solusi dalam mengatasi pembauran moda tersebut di wilayah perkotaan. Perencanaan pembangunan suatu terminal akan menimbulkan persoalan dalam pemilihan lokasi, yaitu menentukan lokasi yang paling menguntungkan baik ditinjau dari segi persyaratan lokasi dan daya tingkat hubung maupun kebijaksanaan pemerintah serta dapat mengatasi atau mengurangi permasalahan perangkutan yang ada. Dalam pengembangan suatu infrastruktur transportasi, pemerintah (regulator) senantiasa diperhadapkan pada pemilihan beberapa lokasi yang memungkinkan. Keputusan yang dibuat dapat terdiri dari hal-hal yang semula sulit diukur seperti pendapat, perasaan, prilaku dan kepercayaan. Metode Analisis Multi Kriteria (AMK) merupakan teori umum mengenai pengukuran yang dapat digunakan untuk mendapatkan skala rasio dari halhal yang sulit di ukur. Dengan demikian suatu terminal seharusnya ditempatkan dalam sistem tataruang perkotaan yang dapat menjamin terwujudnya interaksi penduduk antar kota. Suatu terminal juga dituntut agar mampu menyelaraskan fungsi dan peranannya bagi pemakai jasa angkutan antar kota Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kriteria yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi terminal angkutan barang serta menentukan lokasi yang terbaik dari beberapa alternative lokasi yang memungkinkan bagi peruntukan terminal angkutan barang berdasarkan preferensi dari regulator selaku pengambil kebijakan. METODOLOGI PENELITIAN Survey wawancara dilakukan terhadap 15 responden yang mewakili unsur pengambil kebijakan (Regulator) yang tersebar di Instansi Bappeda, Dishub dan PU Provinsi maupun Kota Kendari. Variabel kriteria lokasi alternative didasarkan pada Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995, yang terdiri dari Rencana Umum Tata Ruang, kepadatan lalu lintas, keterpaduan moda, dampak sosial dan kelestarian lingkungan. Alternatif lokasi penempatan terminal angkutan barang ditentukan berdasarkan hasil wawancara awal dan penelusuran dokumen RPJM Kota Kendari. Penggunaan analisis AMK dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Penetapan Terminal Ang. Barang di Kota Kendari Renc. Umum Tata Ruang Kepadatan LL Keterpaduan Moda Dampak Sosial Kelestarian Lingkungan 1 2 3 4 Gambar 1. Struktur hirarki Analisis Multi Kriteria penetapan lokasi terminal angkutan barang di Kota Kendari Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, sub kriteria dan alternatif-alternatif yang akan dibahas. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk eigenvector atau fungsi eigen. Matrik tersebut berciri positif dan berbalikan, yakni aij = 1/aij. Garis-garis yang menghubungkan kotak-kotak antar level merupakan hubungan yang perlu diukur dengan skala dasar seperti dalam tabel berikut: Fakultas Teknik Universitas Haluoleo 226

Tabel 1. Skala dasar berdasarkan tingkat kepentngan (Saaty, 1993) Tingkat Kepentingan Defenisi Keterangan 1 Sama pentingnya Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama 3 Sedikit lebih penting Pengalaman & penilaian memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya 5 Lebih penting Pengalaman & penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya 7 Sangat penting Satu elemen sangat disukai & secara praktis dominasinya sangat nyata, dibandingkan dengan elemen pasangannya 9 Mutlak lebih penting Satu elemen terbukti mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya pada tingkat keyakinan yang tinggi 2,4,6,8 Nilai tengah Diberikan bila terdapat keraguan penilaian antara penilaian yang berdekatan Kebalikan Jika elemen X mempunyai salah satu nilai diatas pada saat dibandingkan dengan elemen Y, maka elemen Y mempunyai nilai kebalikan jika dibandingkan dengan elemen X HASIL DAN PEMBAHASAN A. alternatif terminal angkutan barang Berdasarkan hasil wawancara awal dan penelusuran dokumen RPJM Kota Kendari, diperoleh 4 (empat) lokasi alternatif yang cukup potensial guna pengembangan terminal angkutan barang sebagai berikut: 1. 1 : Di Kawasan Terminal Puwatu (Kecamatan Puwatu) 2. alternatif ini terletak di sisi utara terminal penumpang puwatu dan berada pada ruas jalan arteri. Sesuai RPJM 2009-2014 Kota Kendari, terminal penumpang puwatu akan direlokasi ke Kecamatan Baruga (Abeli dalam), sehingga lokasi alternatif ini menjadi potensial untuk dikembangkan sebagai terminal angkutan barang. 3. 2 : Di Kawasan Abeli Dalam (Kecamatan Baruga) 4. ini cukup potensial untuk pengembangan Relokasi terminal puwatu rencananya akan ditempatkan di lokasi ini dan telah didesain sebagai terminal penumpang tipe B. Namun sampai saat ini, terminal tersebut belum berfungsi walaupun infrastruktur terminal telah terbangun. ini menjadi lokasi yang potensial dan direkomendasikan oleh Dishub Kota Kendari sebagai alternatif terminal angkutan barang sesuai hasil wawancara. 5. 3 : Di Kawasan Rencana Terminal Penumpang Tipe A (Kec. Baruga) 6. Kawasan terminal penumpang tipe A ini memiliki lahan yang cukup luas berkisar 12 Ha. Terminal penumpang tipe A hanya menggunakan 6 Ha, sehingga masih terdapat lahan yang cukup luas guna pembangunan terminal angkutan barang. 7. 4 : Di Kawasan Tapal Kuda Jl. Madusila (Kec. Poasia) 8. Kawasan ini terpilih berdasarkan hasil analisis lokasi karena cukup dekat rencana relokasi pelabuhan peti kemas yang akan dibangun di Bungkutoko Kecamatan Abeli. ini memiliki letak yang strategis ditinjau dari akses masuk kota dan lahan yang ada. B. Hasil Analisis AHP Setelah diperoleh data primer, dalam hal ini pengisian kuesioner oleh 15 Responden yang berasal beberapa instansi pemerintahan di wilayah Kota Kendari, kemudian dilakukan uji konsistensi data dan analisa pembobotan. 1. Kriteria Stakeholder Hasil pembobotan kriteria terhadap Regulator 1 yang dianalisis berdasarkan Metode Analisis Multi Kriteria (Saaty,1993) adalah sebagai berikut: Fakultas Teknik Universitas Haluoleo 227

Tabel 2. Kriteria AHP Responden 1 Kriteria Tata Kepadatan Keterpa Sosial Lingk. Ruang Lalin duan Tata Ruang 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.0000 0.1844 Kepadatan Lalulintas 1.00 1.00 3.00 0.33 0.33 0.8027 0.1480 Keterpaduan Moda 1.00 0.33 1.00 0.33 0.33 0.5173 0.0954 Dampak sosial 1.00 3.00 3.00 1.00 1.00 1.5518 0.2861 Kelestarian Lingkungan 1.00 3.00 3.00 1.00 1.00 1.5518 0.2861 Jumlah 5.00 8.33 11.00 3.67 3.67 5.4237 1.0000 λ max = 5.3026 CI = 0.0757 CR = 0.0675 Tabel 3. Normalisasi Kriteria Responden 1 Kriteria Tata Kepadatan Keterpa Sosial Lingk. Rata2 Ruang Lalin duan Tata Ruang 0.200 0.120 0.091 0.273 0.273 0.191 Kepadatan Lalulintas 0.200 0.120 0.273 0.091 0.091 0.155 Keterpaduan Moda 0.200 0.040 0.091 0.091 0.091 0.103 Dampak sosial 0.200 0.360 0.273 0.273 0.273 0.276 Kelestarian Lingkungan 0.200 0.360 0.273 0.273 0.273 0.276 Jumlah 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Dari penilaian yang dilakukan oleh Regulator/Responden 1 diatas, uji konsistensi dilakukan untuk melihat tingkat konsistensi Responden dalam mengisi kuesioner. Sesuai dengan yang disyaratkan, bahwa toleransi konsistensi sebesar 10 %, atau nilai consistency ratio sebesar 0,1 (Saaty,1993). Tabel 2 diatas menunjukkan nilai CR sebesar 0.067 sehingga perhitungan dilanjutkan ke tahap berikutnya dan dapat dikatakan bahwa Responden 1, konsisten dalam pengisian kuesioner. 2. Kriteria Rata-rata Setelah dilakukan perhitungan kriteria terhadap 15 (lima belas) responden lainnya, maka dilakukan perhitungan bobot kriteria ratarata dari seluruh responden. Dari perhitungan bobot kriteria ratarata seluruh responden, dapat diketahui bobot kriteria lokasi terminal angkutan barang Kota Kendari. Berdasarkan Tabel 4 diatas, kriteria Rencana Umum Tata Ruang merupakan kriteria yang paling besar namun tidak menjadi dominan dari preferensi Regulator. Kriteria dampak sosial dan kelestarian lingkungan masih cukup mempengaruhi pilihan regulator dalam penentuan kriteria lokasi angkutan barang. 3. alternative Responden 1 Perhitungan bobot alternatif dilakukan dengan bantuan program excel berdasarkan kriteria yang telah diperoleh sebelumnya, dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4. Kriteria Rata-rata dari 15 Responden Kriteria Total Prosentase Tata Ruang 3.53 23.50% Kepadatan Lalulintas 1.97 13.16% Keterpaduan Moda 3.00 19.99% Dampak sosial 3.43 22.86% Kelestarian 3.07 20.49% Lingkungan Jumlah 15.00 100.00% Fakultas Teknik Universitas Haluoleo 228

Kriteria : Rencana Umum Tata Ruang Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013 Tabel 5. Perhitungan bobot alternative Regulator 1 Kriteria 1 2 1 1.00 3.00 0.14 3.00 1.065 0.161 2 0.33 1.00 0.14 3.00 0.615 0.093 3 7.00 7.00 1.00 9.00 4.583 0.695 4 0.33 0.33 0.11 1.00 0.333 0.051 3 4 Jumlah 8.67 11.33 1.40 16.00 6.596 1.000 λ max = 4.2348 CI = 0.0783 CR = 0.0870 Kriteria : Kepadatan Lalulintas Kriteria 1 2 3 4 1 1.00 0.20 1.00 0.14 0.411 0.082 2 5.00 1.00 1.00 3.00 1.968 0.393 3 1.00 1.00 1.00 0.14 0.615 0.123 4 7.00 0.33 7.00 1.00 2.010 0.402 Jumlah 14.00 2.53 10.00 4.29 5.004 1.000 λ max = 5.0967 CI = 0.3656 CR = 0.4062 Kriteria : Keterpaduan Moda Transportasi Kriteria 1 2 3 4 1 1.00 3.00 3.00 5.00 2.590 0.451 2 0.33 1.00 0.11 3.00 0.577 0.101 3 0.33 9.00 1.00 9.00 2.280 0.397 4 0.20 0.33 0.11 1.00 0.293 0.051 Jumlah 1.87 13.33 4.22 18.00 5.740 1.000 λ max = 4.7799 CI = 0.2600 CR = 0.2889 Fakultas Teknik Universitas Haluoleo 229

Kriteria : Dampak Sosial Kriteria 1 2 3 1 1.00 5.00 0.33 7.00 1.848 0.460 2 0.20 1.00 1.00 0.14 0.411 0.102 3 0.33 1.00 1.00 3.00 1.000 0.249 4 0.14 7.00 0.33 1.00 0.760 0.189 4 Jumlah 1.68 14.00 2.67 11.14 4.019 1.000 λ max = 4.9730 CI = 0.3243 CR = 0.3604 Dengan cara yang sama dapat ditentukan normalisasi bobot alternative Responden 1 (Regulator). Dari hasil yang diperoleh dapat ditentukan bobot keputusan alternatif dari responden, yang merupakan hasil perkalian antara bobot kriteria dan bobot alternatif. Hasil bobot keputusan dari responden 1 disajikan sebagai berikut: Tabel 6. Keputusan Responden 1 Tata Kepadatan Keterpa Dampak Kelestarian Kriteria duan Total Ruang Lalin Moda Sosial Lingkungan 1 0.0320 0.0110 0.0448 0.1176 0.0784 0.2838 (sebelah terminal puwatu) 2 0.0199 0.0601 0.0114 0.0399 0.0659 0.1972 (di terminal abeli dalam) 3 0.1293 0.0232 0.0408 0.0630 0.0455 0.3018 (di kwsn terminal tipe A) 4 0.0100 0.0606 0.0055 0.0551 0.0858 0.2171 4. keputusan rata-rata Setelah dilakukan perhitungan bobot keputusan terhadap seluruh responden, maka total bobot untuk seluruh responden adalah sebagai berikut: Tabel 7. keputusan rata-rata 15 Responden ALTERNATIF LOKASI Total Prosentase 1 2.1445 14.30% 2 3.8947 25.96% 3 6.2651 41.77% 4 2.6957 17.97% Jumlah 15 100% Dari perhitungan bobot keputusan rata-rata seluruh responden, maka dapat diketahui bobot keputusan total dari masing-masing alternative lokasi terminal angkutan barang di Kota Kendari. Berdasarkan hasil tersebut diatas (Tabel 7), lokasi di Kawasan Termina Tipe A merupakan alternatif paling dominan artinya pembangunan lokasi terminal angkutan barang sebaiknya bergabung dengan terminal penumpang tipe A yang berada di Kecamatan Baruga (41,77%). Urutan kedua ditempati oleh terminal abeli dalam (25,96%) sebagai terminal yang dapat dimanfaatkan sebagai terminal angkutan barang, selanjutnya diikuti oleh lokasi yang berada di kawasan tapal kuda (17,97%). Adapun lokasi 1 walaupun telah ada terminal penunjang angkutan barang namun para pengambil kebijakan Fakultas Teknik Universitas Haluoleo 230

menjadikannya sebagai alternative terakhir yang berarti kawasan tersebut kurang tepat untuk dikembangkan sebagai terminal angkutan barang di Kota Kendari. Rencana pembangunan ringroad yang terdapat dalam RPJM Kota Kendari merupakan aspek yang mendapat perhatian oleh pengambil kebijakan dalam penentuan pembangunan infrastruktur terminal angkutan barang maupun penumpang dimana diharapkan pembangunan tersebut berada pada jalur ringroad dengan pertimbangan aksesibilitas. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi yang terpilih untuk pembangunan lokasi terminal angkutan barang dari preferensi pengambil kebijakan (Regulator) yaitu berada di kawasan perencanaan terminal penumpang Tipe A dengan bobot keputusan paling dominan sebesar 41,77%. Urutan kedua, berlokasi di terminal abeli dalam dengan bobot 25,96%, selanjutnya diikuti oleh kawasan tapal kuda dengan bobot 17,97% dan alternatif terakhir berada di kawasan terminal puwatu. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didanai melalui skim penelitian Rusnas 2009 yang didanai oleh Dikti melalui Dipa Unhalu. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ketua Lemlit Universitas Halu Oleo, Dekan Fakultas Teknik, serta berbagai pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Edward Ngii, 2009. Karakteristik Angkutan Barang di Kota Kendari. Jurnal Mimbar Akademik Vo.2 No. 1 Oktober 2009. National Economic Research Associates. 2002. Multi Criteria Analysis Manual, The Stationery Office, United Kingdom. MKJI 1997. Directorate of urban Road Development. Directorate General Bina Marga Subsidiary to Swedish National Road Administration (SWEROAD). Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Sukarto, H. 2006. Pemilihan Model Transportasi di DKI Jakarta dengan Analisis Kebijakan Proses Hirarki Analitik, Jurnal Teknik sipil Vo. 3 No. 1 Januari 2006. Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB, Bandung. Teknomo, K. 1999. Penggunaan Metode Analytic Hierarchy Process dalam Menganalisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda ke Kampus. Jurnal Dimensi Teknik Sipil Vo. 1 No. 1 Maret 1999. Fakultas Teknik Universitas Haluoleo 231