PENENTUAN LOKASI TERMINAL BIS ANTAR KOTA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA (TINJAUAN TERHADAP STAKEHOLDER MAHASISWA PENGGUNA BIS ANTAR KOTA)

Transkripsi

1 PENENTUAN LOKASI TERMINAL BIS ANTAR KOTA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA (TINJAUAN TERHADAP STAKEHOLDER MAHASISWA PENGGUNA BIS ANTAR KOTA) TESIS MEGISTER Oleh : BIDANG KHUSUS REKAYASA TRANSPORTASI JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2002

2

3 ABSTRACT Determination of Intercity Bus Terminal Location in Daerah Istimewa Jogjakarta, Joni Suseno, Civil Engineering Graduate Program, 2004 Transportation Engineering Specialization, Bandung Institute Of Technology. This study attempts to determine a location priority ranking for the intercity bus terminal in Jogjakarta as a substitute for the existing terminal at Umbulhardjo. The proposed terminal locations are Depok Area, Jombor Area and Giwangan Area. The criteria that are used, are road infrastructure availability, traffic condition around the terminal, integration with public transport, local accessibility, inter terminal connections, land availability, topographic condition, and surrounding environmental condition. The Model used to determine the location priority ranking is The Analytical Hierarchy Process (AHP) Method. The developed hierarchy structure contains three levels. The first level is objectives, that is determination of inter-city bus terminal location priority ranking, the second level is terminal criteria to satisfy the goal, the third level is alternative locations to support the determination of terminal location according to the criteria. Data collection was carried out by distributing questionnaires. The first step is a pilot survey on 18 respondents, the second step is the primary survey on 100 student respondents in Jogjakarta who use buses actively. The results gained from processing data are ranking of bus terminal locations. The order is as follows: 1. Giwangan area, with a value of Depok area, with a value of Jombor area, with a value of The consistency ratio result is 5,55 %, indicating the derived weightings of criteria have a good consistency and are accountable. For further study, all stakeholders have to be included in the decision making process.

4 ABSTRAK Penentuan Lokasi Terminal Bis Antar Kota di Daerah Istimewa Jogjakarta, Joni Suseno, Program Megister Teknik Sipii 2002 Pengutamaan Rekayasa Tiansportasi, Insridit Teknologi Bandung Penelitian Penentuan Lokasi Terminal Bis Antar Kota di Jogjakarta dilakukan untuk mendapatkan prioritas lokasi terminal sebagai pengganti dari terminal yang ada saat ini(terminal Umbulhardjo). Lokasi terminal yang diusulkan adalah kawasan Depok, kawasan Jombor dan kawasan Giwangan. Dan kriteria kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : Ketersediaan Prasarana jalan, Kondisi lalulintas sekitar terminal, Integritas dengan angkutan umum, Aksesibilitas lokasi, Layanan antar terminal, Ketersediaan lahan, Kondisi topografi dan kondisi lingkungan sekitamya. Model yang digunakan untuk mencari prioritas lokasi adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Struktur hirarki yang dikembangkan terdiri dari 3 tingkat, dimana tingkat pertama merupakan tujuan yaitu penentuan prioritas Lokasi Terminal Bis Antar Kota, tingkat kedua adalah kriteria dari terminal untuk mencapai tujuan diatas, tingkat ketiga adalah altematif lokasi terminal untuk mendukung penentuan lokasi terminal berdasarkan kriteria yang ada. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Pertama dilakukan Pilot survei pada 18 responden, kedua dilakukan terhadap 100 responden mahasiswa di D.I.Jogjarkata yang secara aktif menggunakan bis. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data adalah berupa urutan prioritas lokasi terminal Bis. Urutannya adala sebagai berikut : 1. Kawasan Giwangan, dengan nilai 675,0 2. Kawasan Depok Ringroad Utara, dengan nilai 662,7 3. Kawasn Jombor, dengan nilai 634,6 Konsistensi rasio (CR) yang diperoleh adalah 5,55 % (CR<10%), dimana menunjukkan bahwa pembobotan(eigen Value) kriteria yang diperoleh mempunyai konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan Pada studi yang selanjutnya, pengambilan keputusan sebaiknya dilakukan pada semua stakeholder yang terkait dengan masalah ini.

5

6

7

8

9

10

11

12

13