ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI TERHADAP PELABUHAN SUMBA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

I-1 BAB I PENDAHULUAN

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

Studi dan Kajian Ekonomis Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

BAB 2 EVALUASI EKONOMI DAN FINANSIAL

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

KAJIAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL TIRTONADI TIPE A

BAB III LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

IV METODE PENELITIAN

5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang Net Present Value (NPV)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

KAJIAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL TIRTONADI TIPE A. Tugas Akhir

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

IV. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR

IV. METODE PENELITIAN

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN DERMAGA PENYEBERANGAN DI SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS DITINJAU DARI ASPEK FINASIAL ABSTRAK

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR)

KATA PENGANTAR. Jakarta, November Tim Studi. Studi Pengembangan Short Sea Shipping Dalam Meningkatkan Kelancaran Arus Barang

Study Kelayakan Pengoperasiaan KMP Sumut I Rute Simanindo-Tigaras

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK

STUDI KELAYAKAN SECARA EKONOMI PADA PROYEK MONOREL KOTA BANDUNG KORIDOR TRANS CIKAPUNDUNG

INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. RENCANA KEUANGAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

ANALISIS INVESTASI PADA JASA PENYEWAAN PERANCAH SCAFFOLDING DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

Transkripsi:

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI TERHADAP PELABUHAN SUMBA TENGAH Oleh: Ir. Hermawati Konsultan PT. Formasi Empat Pola Selaras Email: hermawati.santoso@yahoo.com ABSTRAK: Dalam rangka mendukung penerapan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah maka sebagai konsekuensinya dari penerapan peraturan tersebut perlu membagi kewenangan kepada Pemerintah Daerah baik Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota. Pembagian kewenangan berupa desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, kewenangan tersebut juga dimaksud dan agar setiap daerah berusaha mengejar ketertinggalannya dari daerah lain yang lebih maju dan agar dapat berkembang sesuai kemampuannya. Dari perhitungan analisa ekonomi, diperoleh tolok ukur kelayakan ekonomi, yaitu: EIRR (14,14 %); NPV (Rp. 37.115 juta,- pada discount rate 10%) dan BCR (1,59 pada discount rate 10%). Dinyatakan, proyek pembangunan pelabuhan laut Kabupaten Sumba Tengah, dinilai layak secara ekonomis. Dari perhitungan analisa finansial, diperoleh tolok ukur kelayakan finansial, yaitu: FIRR (Tidak Tercapai); NPV (- Rp. 59.672 juta,- pada discount rate 10%); BCR (0,047 pada discount rate 10%) dan Payback Period (tidak terdifinisi). Dinyatakan proyek pengembangan jangka pendek Pelabuhan Kabupaten Sumba Tengah, dinilai tidak layak secara finansial. Kata Kunci: kelayakan ekonomi, kelayakan finansial, Sumba Tengah, pelabuhan ABSTRACT: In order to support the implementation of Law no. 22 Year 1999 on Regional Autonomy then as a consequence of the implementation of these regulations need to divide the authority to either the Provincial Local Government and Government of Regency / City. Division of authority in the form of decentralization, deconcentration and assistance task, the authority is also referred to and that every area of trying to catch other more advanced regions and in order to develop according to his ability. From the calculation of economic analysis, economic feasibility benchmark is obtained, namely: EIRR (14.14%), NPV (U.S. $ 37,115 million, - the discount rate 10%) and BCR (1.59 on a 10% discount rate).otherwise, sea port development project of Central Sumba, judged economically feasible. From the calculation of financial analysis, financial feasibility criterion is obtained, namely: FIRR (Not Achieved), NPV (- Rp. 59 672 million, - the discount rate 10%), BCR (0.047 at 10% discount rate) and Payback Period (not terdifinisi ). Stated short-term portdevelopment project of Central Sumba, considered not financially viable. Keywords: economic feasibility, financial feasibility, Central Sumba, the port PENDAHULUAN Dalam rangka mendukung penerapan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah maka sebagai konsekuensinya dari penerapan peraturan tersebut perlu membagi kewenangan kepada Pemerintah Daerah baik Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota. Pembagian kewenangan berupa desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, 27 K o n s t r u k s i a

Jurnal Konstruksia Volume 3 Nomer 1 Desember 2011 kewenangan tersebut juga dimaksud dan agar setiap daerah berusaha mengejar ketertinggalannya dari daerah lain yang lebih maju dan agar dapat berkembang sesuai kemampuannya. Oleh karena itu pembangunan pelabuhan di Indonesia dalam lingkup Sub sektor Perhubungan Laut akan terus dilaksanakan dalam rangka menunjang angkutan/transportasi penumpang, petikemas, general cargo, pelayaran perintis, pelayaran lokal maupun pelayaran rakyat, baik berupa pembangunan baru maupun peningkatan fasilitas yang telah ada. Wilayah kajian dari pekerjaan ini, secara adminstratif berada di wilayah Kabupaten Sumab Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) seperti yang tertera pada Gambar 1 dan Gambar 1.2 di bawah ini. didukung dengan teknik kuantitatif melalui pengolahan data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data gabungan ini tepat untuk menjawab rumusan masalah tentang bagaimana mengembangkan kawasan maritime di Sumba Tengah, Prop. Nusa Tenggara Timur. Gambar 1. Wilayah Sumba Tengah METODE PENELITIAN Berkaitan dengan pekerjaan studi ini, maka konsultan dalam analisis data merencanakan menerapkan analisis terhadap isi dokumen, analisis regresi linier dan analisis hirarkhi proses. Gabungan dari analisis data ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan 28 K o n s t r u k s i a

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Model evaluasi kelayakan ekonomi dan finansial yang akan dipergunakan dalam studi ini adalah evaluasi kelayakan ekonomi dan finansial yang memperhitungkan perbandingan nilai biaya-manfaat dengan menggunakan indikator ekonomi dan finansial : Benefit-Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) dan Economic Internal Rate of Return (EIRR). Benefit-Cost Ratio (BCR) adalah nilai perbandingan antara total nilai arus manfaat dengan total nilai arus biaya yang dikeluarkan. Total nilai arus manfaat ini diperoleh dari perhitungan keuntungan langsung yang diperoleh dari : Pengurangan biaya operasi kendaraan Penghematan waktu perjalanan Sedangkan total nilai arus biaya diperoleh dari total biaya konstruksi, biaya pemeliharaan tahunan, dan pemeliharaan lima tahunan. Dalam hal ini indikator BCR dapat dinyatakan dalam bentuk rumusan sebagai berikut : Dimana: BCR BCR = (B (E-C))/C = Indikator Benefit-Cost Ratio Besaran nilai indikator BCR tersebut dapat diartikan sebagai berikut : BCR > 1 : mengindikasikan bahwa rencana proyek (pembangunan) menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan sehingga pembangunan dapat dilaksanakan. BCR = 1 : mengindikasikan bahwa rencana proyek (pembangunan) memberikan keuntungan yang hanya cukup untuk menutup biaya konstruksi. BCR < 1 : mengindikasikan bahwa rencana proyek (pembangunan) tidak menghasilkan keuntungan, atau akan menghasilkan keuntungan pada jangka waktu yang cukup lama. Net Present Value (NPV) didapatkan dari total manfaat yang diperoleh dari pembangunan selama umur proyek dikurangi dengan total biaya selama umur proyek dan dihitung berdasarkan nilai sekarang (present value). Economic Internal Rate of Return (EIRR) dinyatakan sebagai suatu tingkat diskonto (suku bunga) dimana nilai sekarang dari keuntungan adalah sama besarnya dengan nilai sekarang dari biaya-biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain EIRR merupakan tingkat diskonto pada kondisi nilai NPV = 0 atau nilai BCR = 1.0 Metode ini dirumuskan sebagai berikut : B C E = Benefit (Manfaat/Pendapatan) = Biaya Kontruksi = Total Biaya NPVn EIRR DF int ernal( ) NPVp NPVn Dimana : 29 K o n s t r u k s i a

Jurnal Konstruksia Volume 3 Nomer 1 Desember 2011 EIRR = Tingkat Pengembalian Ekonomi dan finansial Rata- rata DF = faktor diskonto Interval = perbedaan antara faktor diskonto rata-rata NPV p = NPV pada diskonto rata-rata positif NPV n = NPV pada diskonto rata-rata negatif MANFAAT EKONOMI Manfaat ekonomi yang pokok dengan adanya proyek pembangunan pelabuhan, antara lain: (1) penghematan biaya angkut kapal sehubungan dengan berkurangnya biaya angkut barang dan penumpang dibandingkan dengan biaya angkut yang harus dibayarkan di pelabuhan terdekat apabila rencana pelabuhan dikelola oleh UPT, (2) penghematan waktu perjalanan darat penumpang serta biaya angkut darat barang dari dan menuju pelabuhan, (4) manfaat tidak langsung dengan meningkatnya kegiatan ekonomi nasional dan regional, (5) manfaat tidak langsung sehubungan dengan meningkatnya kegiatan ekspor. Manfaat pertama yaitu penghematan biaya angkut kapal yang timbul sehubungan dengan berkurangnya biaya angkut barang dan penumpang dibaningkan dengan biaya angkut yang harus dibayarkan di pelabuhan terdekat. Dengan hirarki yang berfungsi sebagai pelabuhan pengumpan lokal maka mil yang dilayani kurang lebih mendekati mil angkutan penyeberangan. Dengan dikelolanya pelabuhan oleh UPT, maka tarif jasa pelabuhan relatif lebih kecil sehingga berdampak tarif atau biaya angkut penumpang dan barang juga akan lebih kecil. Tarif angkutan penumpang di pelabuhan terdekat yaitu Waikelo adalah Rp. 31.800,- sedangkan tarif angkutan penumpang yang dikelola UPT adalah Rp. 3.700,- sehingga dengan diperoleh manfaat tarif penumpang sebesar Rp. 28.100,-. Perhitungan serupa diberlakukan terhadap angkutan barang. Manfaat kedua tersebut yaitu berkurangnya biaya transportasi darat dimana selisih biaya transportasi darat dari dan menuju pelabuhan Waikelo sebesar Rp. 30.000,- sedangkan angkutan di dalam Kabupaten sumba Tengah sebesar Rp. 15.000,- sehingga diperoleh manfaat biaya transportasi darat sebesar Rp. 15.000,-. Manfaat ketiga adalah berkurangnya waktu perjalanan. Secara umum terdapat percepatan waktu tempuh rata-rata 3 jam. Rata-rata pendapatan per kapita penduduk per bulan adalah Rp. 3,4 juta per bulan untuk waktu kerja produktif 24 x 8 jam = 192 jam per bulan. Dengan demikian penghematan 3 jam waktu perjalanan yang berlangsung siang hari ( jam kerja) berarti Rp. 5.160,- per penumpang. BIAYA EKONOMIS Sumber daya pokok yang digunakan dalam proyek pengembangan pelabuhan adalah tanah, buruh, dan material (lokal dan import). Berhubung harga pasar lokal tidak selalu sama dengan harga pasar dunia, maka seringkali biaya ekonomis dihitung dengan menggunakan shadow price dari harga komersialnya. Biaya ekonomis terdiri dari dua komponen, yaitu : (1) biaya tetap, dan (2) biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya investasi untuk pembebasan lahan, pengadaan dermaga, gedung terminal, lapangan parkir serta 30 K o n s t r u k s i a

fasilitas dan peralatan terminal lainnya. Biaya investasi pembangunan pelabuhan adalah sebesar Rp. 61.139.671.760,- ditambah biaya pembebasan lahan sebesar Rp. 1.400.000.000,-. Sedangkan biaya variabel terdiri dari perawatan dan biaya operasional, dimana dalam analisis kelayakan ekonomi diasumsikan biaya operasional dibiayai oleh pemerintah sehingga biaya yang dihitung dalam analisa ekonomi hanya biaya perawatan sebesar 1,5% dari biaya konstruksi. HASIL PERHITUNGAN KELAYAKAN EKONOMI Dari perhitungan analisa ekonomi, diperoleh tolok ukur kelayakan ekonomi, yaitu: EIRR = 14,14 % NPV BCR = 1,59 = Rp. 37.115 juta,- Dengan ketiga tolak ukur tersebut, maka proyek pembangunan pelabuhan laut Kabupaten Sumba Tengah, dinilai layak secara ekonomis. ANALISA KELAYAKAN FINASIAL Analisa Kelayakan Keuangan diperlukan untuk melihat apakah rencana investasi suatu pengembangan pelabuhan dapat secara finansial cukup baik. Ukuran yang dipakai adalah nilai BCR ( Benefit Cost Ratio), FIRR ( Financial Internal Rate of Return ), Net Present Value (NPV) dan Payback Period. BCR adalah angka banding antara manfaat (benefit) dan biaya (cost), tentunya angka banding yang baik adalah apabila nilainya lebih dari 1 (satu) yaitu keadaan yang menggambarkan bahwa manfaat yang diberikan adalah lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. Sedangkan FIRR adalah suatu nilai bunga (rate) yang menjadikan net present value antara manfaat dan biaya menjadi sama atau juga selisihnya menjadi nol. Apabila nilai FIRR adalah lebih tinggi dari opportunity rate berarti investasi dapat dinilai cukup menguntungkan dibandingkan dengan penyimpanan uang tersebut yang menghasilkan bunga bank. NPV (net present value) memperhitungkan nilai waktu terhadap uang. Untuk itu discount rate ditetapkan dan digunakan untuk menilai seluruh biaya dan pendapatan di masa datang kedalam nilai sekarang. Dengan menjumlahkan seluruh biaya dan pendapatan yang telah disesuaikan nilainya tersebut, maka diperoleh NPV. Apabila NPV bernilai positif atau lebih dari nol, maka proyek layak secara finanasial, sebaliknya apabila NPV bernilai negatif atau kurang dari nol, maka proyek tidak layak. Adapun Payback Period adalah jangka waktu dalam tahun yang diperlukan untuk pengembalian suatu investasi. PENDAPATAN Untuk kepentingan analisa keuangan, maka faktor penerimaan yang merupakan pendapatan untuk pihak yang membangun 31 K o n s t r u k s i a

Jurnal Konstruksia Volume 3 Nomer 1 Desember 2011 adalah sangat penting untuk diperhitungkan. Penyediaan terminal penumpang memberikan tambahan pendapatan dalam pelayanan kapal dan barang. Dalam perhitungan pendapatan dalam kasus ini diperoleh dari pelayanan penumpang dan barang. Tarif jasa pelabuhan mengikuti ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang jenis dan tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan. Besaran tarif, yaitu sebesar Rp. 1.700,- pas masuk hanya untuk penumpang naik, jasa sandar sebesar Rp. 15.460,- untuk kapal 700 GT dan jasa penumpukan barang yang ratarata diperkirakan 3 hari yaitu sebesar Rp 600,- per ton. Untuk penumpang turun tidak dikenakan pas terminal. Diasumsikan pula bahwa kenaikan tarif sebesar 14% setiap 2 tahun dengan pertimbangan penyesuaian terhadap inflasi dan peningkatan mutu pelayanan. Pada tahun pertama operasi (2013) diasumsikan tarif sudah naik 14%. BIAYA Adapun untuk faktor biaya, terdapat tiga komponen biaya yang akan diperhitungkan dalam analisis, yaitu biaya investasi pengadaan tanah, pembangunan pelabuhan beserta fasilitasnya serta, biaya pemeliharaan. Biaya pemeliharaan diperhitungkan adalah 1,5 % dari biaya konstruksi. Biaya pemeliharaan akan meningkat mengikuti inflasi sebesar 7 % per tahun. Biaya operasional yang meliputi biaya pegawai, biaya bahan dan biaya administrasi umum ( termasuk pajak dan asuransi ) diasumsikan dibayar oleh pemerintah dengan scenario pengelolaan oleh UPT. HASIL PERHITUNGAN KELAYAKAN FINANSIAL Dari perhitungan analisa finansial, diperoleh tolok ukur kelayakan finansial, yaitu: FIRR NPV BCR = 0,047 = Tidak Tercapai = - Rp. 59.672 juta,- Payback Period = - Dengan keempat tolok ukur tersebut, maka proyek pengembangan jangka pendek Pelabuhan Kabupaten Sumba Tengah, dinilai tidak layak secara finansial. KESIMPULAN 1. Dari perhitungan analisa ekonomi, diperoleh tolok ukur kelayakan ekonomi, yaitu: EIRR (14,14 %); NPV (Rp. 37.115 juta,- pada discount rate 10%) dan BCR (1,59 pada discount rate 10%). Dinyatakan, proyek pembangunan pelabuhan laut Kabupaten Sumba Tengah, dinilai layak secara ekonomis. 2. Dari perhitungan analisa finansial, diperoleh tolok ukur kelayakan finansial, yaitu: FIRR (Tidak Tercapai); NPV (- Rp. 59.672 juta,- pada discount rate 10%); BCR (0,047 pada discount rate 10%) dan Payback Period (tidak terdifinisi). Dinyatakan proyek pengembangan jangka pendek Pelabuhan Kabupaten Sumba Tengah, dinilai tidak layak secara finansial. 32 K o n s t r u k s i a

DAFTAR PUSTAKA Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Theusen Fabrycky, Engineering Economy, 1995 Departemen Perhubungan, Transport in Indonesia, 1999 Schweyer H.E, Process Engineering Economics, 1998 33 K o n s t r u k s i a