Perencanaan Sistem Drainase Pada Sungai Buntung Kabupaten Sidoarjo ABSTRAK:

dokumen-dokumen yang mirip
NORMALISASI KALI KEMUNING DENGAN CARA PENINGGIAN TANGKIS UNTUK MENGURANGI LUAPAN AIR DI KABUPATEN SAMPANG MADURA JAWA TIMUR

APLIKASI METODE NAKAYASU GUNA PREDIKSI DEBIT DAN PENCEGAHAN BENCANA BANJIR DI KALI BATAN PURWOASRI KEDIRI

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

ANALISA PENGENDALIAN BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BATU BUSUK (BATANG KURANJI) KOTA PADANG

Perencanaan Perbaikan Sungai Batan Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri. Oleh : AVIDITORI

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

BAB IV ANALISIS DAN HASIL. Sungai

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

4. BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

BAB IV ANALISA HIDROLOGI

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran

ANALISIS VOLUME TAMPUNGAN KOLAM RETENSI DAS DELI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN BANJIR KOTA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

BAB III ANALISIS HIDROLOGI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENDUGAAN DEBIT BANJIR PADA DAS BATANG ARAU PADANG

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran dan

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

BAB IV ANALISA DATA Ketersediaan Data

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

PERHITUNGAN DEBIT DAN LUAS GENANGAN BANJIR SUNGAI BABURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. homogeny (Earthfill Dam), timbunan batu dengan lapisan kedap air (Rockfill

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA

ANALISA CURAH HUJAN DALAM MEBUAT KURVA INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) PADA DAS BEKASI. Elma Yulius 1)

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

Kajian Model Hidrograf Banjir Rencana Pada Daerah Aliran Sungai (DAS)

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :

TUGAS AKHIR DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR PADA JARINGAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) LAMA JALAN RAJAWALI PALANGKA RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu bumi (Geoscience atau

ABSTRAK Faris Afif.O,

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

Perencanaan Embung Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep

Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HUJAN PADA STASIUN HUJAN DALAM DAS BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT

BAB IV ANALISA HIDROLOGI. dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

ABSTRAK. Kata kunci : Tukad Unda, Hidrgraf Satuan Sintetik (HSS), HSS Nakayasu, HSS Snyder

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI KEMUNING, SAMPANG BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

PENGARUH PERUBAHAN AREAL KEDAP AIR TERHADAP AIR PERMUKAAN. Achmad Rusdiansyah ABSTRAK

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO DI DESA LINDANGAN, KEC.TOMPASO BARU, KAB. MINAHASA SELATAN

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. adalah merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dalam RTRW

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRAND CITY BALIKPAPAN

Mahasiswa Teknik Pengairan, 2 Dosen Teknik Pengairan -,

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN

BAB VI DEBIT BANJIR RENCANA

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013,

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan dilakukan bertempat di kolam retensi taman lansia kota bandung.

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI

Transkripsi:

NEUTRON, Vol., No., Februari 00 9 Perencanaan Sistem Drainase Pada Sungai Buntung Kabupaten Sidoarjo ABSTRAK: Sungai Buntung terletak di kabupaten Sidoarjo, pada musim hujan daerah sekitar sungai Buntung sering mengalami banjir, khususnya pada kecamatan Waru. Hal ini disebabkan oleh kapasitas alur sungai yang tidak mampu mengalirkan debit air sehingga pada musim penghujan air tidak dapat tertampung dan mengakibatkan banjir. Lahan-lahan yang telah banyak berubah fungsi menjadi perumahan ataupun kawasan ekonomi lainnya menyebabkan penyerapan air menjadi berkurang. Air hujan sedikit sekali yang mampu diserap oleh tanah, lebih banyak yang mengalir langsung sebagai aliran permukaan. Dengan adanya berbagai masalah yang timbul akibat kondisi tersebut, akhirnya timbul pertanyaan apakah kondisi sistem drainase saat ini dapat ditingkatkan untuk mengatasi debit banjir rencana untuk tahun, 0 tahun, dan 00 tahun. Untuk mengatasi keadaan tersebut direncanakan perbaikan sungai dengan membuat dimensi baru yang dapat menampung debit air yang mengalir pada sungai. Kata kunci : Perencanaan, Drainase, Sungai Buntung. PENDAHULUAN Sungai Buntung terletak pada Kabupaten Sidoarjo, bagian hulu dari Kecamatan Krian kemudian mengalir ke Kecamatan Taman, Kecamatan Waru dan Kecamatan Waru sampai muara ( selat Madura ) ± km. Pada waktu hujan, sebagian air hujan akan mengalir di permukaan tanah berupa limpasan air. Apabila sistem drainasenya tidak berfungsi dengan sepenuhnya, maka akan timbul masalah genangan-genangan yang diakibatkan kurang lancarnya pengaliran lewat saluransaluran drainase. Setiap musim hujan, air pada saluran Buntung seringkali meluber ke daerah sekitarnya khususnya pada kecamatan Waru. Daerah genangan banjir meliputi daerah Waru, Kepuhsari, Ngingas, Djati, Wedoro, Kepukiriman, Tambakrejo, sampai daerah hilir sungai. Genangan air yang terjadi pada daerah tersebut mencapai ketinggian 0,0 m sampai 0, m dan berlangsung selama sampai hari selama musim penghujan. Banjir yang terjadi pada luapan sungai Buntung disebabkan beberapa faktor antara lain adalah penyempitan palung sungai dan kemiringan sungai yang landai sehingga mengakibatkan kemampuan daya tampung sungai tidak memenuhi syarat sehingga terjadi luapan banjir. serta akibat berkembangnya rumah penduduk kearah Sungai yang menyebabkan menyempitnya lebar kali. Selain itu juga disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal kebersihan, yang mengakibatkan Sungai Buntung dipenuhi sampah dan tumbuh-tumbuhan air. Dengan meninjau keadaan sungai Buntung maka diperlukan suatu penanganan yang lebih baik dan perlu dibuat perencanaan teknis tentang pengendalian banjir yang mengakibatkan kerugian pada tiap tahun. Perumusan masalah ini dibatasi oleh :. Berapa kemampuan aliran sungai Buntung pada ruas bagian hulu sampai hilir agar tidak terjadi bencana banjir?

0 Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S ). Bila muka air pasang, maka berapa besar pengaruh pasang surut air laut terhadap muka air pada sungai Buntung?. Bagaimana normalisasi sungai yang tepat untuk penanggulangan banjir? Dengan adanya permasalahan diatas, ruang lingkup pembahasan dalam laporan penelitian ini meliputi :. Data curah hujan yang digunakan yaitu mulai tahun 99 sampai 00.. Tidak membahas teknik pelaksanaan.. Desain dan analisis hanya meninjau permasalahan sistem drainase dengan tidak mempertimbangkan aspek atau perilaku sosial maupun ekonomi. Namun demikian perilaku sosial maupun pertimbangan ekonomi digunakan hanya sebagai acuan untuk menetapkan sistem saluran.. Tidak membahas mengenai analisa sedimen. TEORI PENUNJANGBanjir di Perkotaan. Terjadinya genangan atau banjir pada beberapa wilayah dii sebuah kota disebabkan karena adanya beberapa permasalahan, seperti curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah tidak dapat masuk ke saluran air karena tertahan oleh bangunan ataupun kondisi topografi saluran yang lebih tinggi. Pada beberapa kasus banjir dii perkotaan, saluran tepi jalan yang seharusnya sebagai penangkap air hujan tidak berfungsi sama sekali. Hal tersebut menyebabkan air hujan tertahan ( menggenang ) di sekitar jalan, sehingga akan mengganggu transportasi bahkan pada kondisi ekstrim bisa merusak jalan itu sendiri. Pada kasus seperti ini, genangan tersebut akan mengering dengan cara meresap kedalam tanah atau menunggu hingga terjadi penguapan. METODOLOGI PENELITIAN Data Genangan. Data genangan yang perlu diketahui yaitu pada peta genangan, peta ini menunjukkan daerah- daerah tertentu yang tergenang selama musim hujan. Sungai Buntung bagian tengah (kecamatan Taman), terdapat beberapa desa yang tergenang, diantaranya : a. Desa Kedungboto, dengan luas genangan 6 Ha dan tinggi genangan 0, m. b. Desa Kletek, dengan luas genangan Ha dan tinggi genangan 0, m. c. Desa Trosobo, dengan luas genangan Ha dan tinggi genangan 0, m. d. Desa Tambak Rejo, dengan luas genangan 0 Ha dan tinggi genangan 0, m. e. Desa Tambak Sumur, dengan luas genangan 0 Ha dan tinngi genangan 0, m. Data Saluran Di Lapangan. Sesuai dengan kondisi sungai Buntung di lapangan, maka data-data saluran yang diperoleh adalah sebagai berikut : - Panjang sungai Km - Kapasitas sungai (debit) 9 m /dt - Masih berupa saluran pembuang Sumber : Dinas PU Pengairan Kabupaten Sidoarjo

NEUTRON, Vol., No., Februari 00 PERHITUNGAN DAN ANALISA HIDROLOGI Analisa Hidrologi. Dalam perhitungan ini digunakan data curah hujan harian maksimum yang nantinya diolah menjadi data debit untuk dipakai sebagai data dasar dalam perencanaan. Data tersebut diperoleh dari stasiun pengamat hujan, yaitu stasiun hujan Bakalan, stasiun Krian, stasiun Panokawan, dan stasiun Ketegan. Kemudian dilakukan perhitungan tinggi hujan jangka pendek dan dirata-rata. Dari hujan rata-rata ini dihitung tinggi hujan rencana dengan periode ulang tahun, tahun 0 tahun, tahun, 0 tahun dan 00 tahun. Setelah diperoleh tinggi hujan rencana, maka dapat ditentukan besarnya intensitas hujan dan perhitungan yang dipakai. Perhitungan Hujan Rata-Rata. Metode yang dipakai untuk perhitungan hujan harian maksimum rata-rata pada daerah aliran dipakai metode Thiessen. Alasan menggunakan Thiessen karena tugas akhir ini titik-titik pengamatan didalam daerah tidak tersebar merata. Didalam analisa ini, dihitung berdasarkan masing-masing stasiun penakar hujan yang dipakai juga berdasarkan penggambaran dari Poligon Thiessen. Perhitungan prosentase luas daerah pengaruh stasiun hujan Daerah Aliran Sungai Buntung dengan rumus sebagai berikut: Wi Ai A Luas DAS Sungai Buntung 06 km 8,7 0,08 06, 0,0 Koefisien daerah pengaruh stasiun hujan Krian 06, Koefisien daerah pengaruh stasiun hujan Ponokawan 0,9 06 69, Luas daerah pengaruh stasiun hujan Ketegan 0,66 06 Koefisien daerah pengaruh stasiun hujan Bakalan Perhitungan luas daerah pengaruh stasiun hujan Daerah Aliran Sungai Buntung diatas ditabelkan sebagai berikut: Prosentase luas daerah pengaruh stasiun hujan Daerah Aliran Sungai Buntung No Stasiun Curah Hujan Bakalan Krian Ponokawan Ketegan Jumlah Luas Daerah Pengaruh (km) Koefisien Curah Hujan Daerah 8,7,, 69, 06 0,08 0,0 0,9 0,66

Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S ) Perhitungan curah hujan maksimum rata-rata Daerah Aliran Sungai Buntung ditabelkan pada tabel sebagai berikut: Perhitungan curah hujan maksimum pada Daerah Aliran Sungai Buntung berdasarkan Stasiun Bakalan TOTAL Tanggal Stasiun Bakalan Stasiun Krian Stasiun Panokawan Stasiun Ketegan No Kejadian R (mm) 0,08 R (mm) 0,0 R (mm) 0,9 R (mm) 0,66 0 Jun 99 0 0,790 09,78 0,9 7 9,00 86,687 Mar 996 97 8,0 0,00 00,900 0 0,0 Mar 997 79 6,7,788 6 7,9,8,76 9 Okt 998 0 9,960,806 69, 0,0 9,997 Apr 999 96 7,968 99,8 0 6,80 0 0 8,06 6 6 Feb 000 8 6,889, 9,8 80,80 7,66 7 9 Mar 00 8 6,889 6,6 9,98 6,00,0 8 Des 00 76 6,08 7,97 68,89 0 9,680,8 9 Mar 00 0 9,960,68 06, 9,80 8,6 0 Jan 00 70,80 7, 8,7 60 9,60 8,06 Perhitungan curah hujan maksimum pada Daerah Aliran Sungai Buntung berdasarkan Stasiun Krian Stasiun Tanggal Stasiun Krian Panokawan Stasiun Ketegan Stasiun Bakalan No Kejadian TOTAL R (mm) 0,0 R (mm) 0,9 R (mm) 0,66 R (mm) 0,08 0 Jan 99 09,78 0,9 7 9,0 0 0,790 86,687 Mar 996 67,8 9,98 0 0 7,07,08 Mar 997,788 6 7,9,8 79 6,7,9 9 Mei 998 6,08 0 0 0 0 0 0 6,08 0 Nov 999 0,8 68,89 0 0 7,07,7 6 Jan 000,68 87 9,0 0,60 9 0,77 8,08

NEUTRON, Vol., No., Februari 00 7 6 Mar 00 0,6 7 6,06 7 9,0, 70,977 8 9 Jan 00 0,,7 0 0, 0,90 9 Mar 00,68 06, 9,8 0 9,960 8,6 0 Mar 00 8,0 88 9,7 0 6,6 66,78,7 No Perhitungan curah hujan maksimum pada Daerah Aliran Sungai Buntung berdasarkan Stasiun Panokawan Tanggal Kejadian Stasiun Panokawan Stasiun Krian Stasiun Ketegan Stasiun Bakalan TOTAL R (mm) 0,9 R (mm) 0,0 R (mm) 0,66 R (mm) 0,08 0 Jun 99 0,9 09,78 7 9,00 0 0 7,897 Mar 996 00,900 0,00 76 9,86 97 8,0 8,907 Mar 997 6 7,9,788,80 79 6,7,9 9 Apr 998 0 8,70 6,08 0 6,0 97 8,0 68,809 Apr 999 0 6,80 99,8 0 0 96 7,968 8,06 6 Jan 000 87 9,0,68 0 6,0 9 0,77,668 7 Des 00 97, 90,780, 0,90 6,97 8 7 Des 00 9 0,8 8,86 9,80,7 6,07 9 Mar 00 06,,68 9,80 0 9,960 8,6 0 Mar 00 88 9,7 8,0 0 6,60 66,78,7 Perhitungan curah hujan maksimum pada Daerah Aliran Sungai Buntung berdasarkan Stasiun Ketegan Stasiun Tanggal No Stasiun Ketegan Stasiun Bakalan Stasiun Krian Panokawan Kejadian R (mm) 0,66 R (mm) 0,08 R (mm) 0,0 R (mm) 0,9 TOTAL 6 Okt 99 90 9,00 0 0 0 0 0 0 9,00 9 Feb 996 0 68, 97 8,0 0,00 8 8,77 96, Jan 997 9 7,90 9,7 0,88 7,7,76 9 Des 998 80,80 0,0 0,9,86 69,80

Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S ) 7 Jan 999 7 9,00, 0 0 0 0 0, 6 6 Feb 000 80,80 8 6,889, 9,8 7, 7 Jan 00 8,760 0,90 70,90 6, 7, 8 Jan 00 60 9,60,909 0,60 78 7,08 9,6 9 Feb 00 90 9,00 6,88 8,70 88 9,7 8,7 0 Mar 00 90 9,00,909,806 6,797 76, Curah Hujan Harian Maksimum Rata-Rata NO TANGGAL 6 7 8 9 0 TOTAL (mm) 0 Juni 99 9 Februari 996 Januari 997 9 Des 998 7 Jan 999 6 Febriari 000 Januari 00 Januari 00 Februari 00 Maret 00 86,687 96,,76 69,8 0, 7, 7, 9,6 8,7 76, X 8,9 X X n 8,9 0 8, mm Analisa Frekuensi. Analisa frekuensi adalah analisa untuk menentukan dan meramalkan peroide ulang tentang pengulangan suatu kejadian beserta probabilitasnya. Untuk menentukan metode yang sesuai, maka terlebih dahulu harus dihitung besarnya parameter statistik yaitu Cs (koefisien asimetri), Ck (koefisien kurtosis), dan Cv (koefisien variant). Perhitungan Statistik Data Hujan x x x x x x x x Ranking x R (m) 0, -0,709 9,0-899,898 8899,98 9,6 -, 6,0-9998, 89,98 69,8 -,77 8,67-6,9 97,66

NEUTRON, Vol., No., Februari 00 7, -,79,8-88,0 077,7 7, -,79,8-88,0 077,7 6 76, -,60,78-97,6 8, 7 8,7,6 0,666 9,98 7,088 8 86,687, 0,6 69,88 97, 9 96,,98 7,098 60,8 6,6 0,76,608 98,0 68,89 889,77 8,9 90,00 69,7 00766, X X S Cs Ck Cv n 90,00,0 0 n. Xi X n n S n. Xi X 0 x69,7,7 0 0,0 (n ).(n ).( S ) 0 x00766,,76 9 x8 x,0 S,0 0,88 X 8, Pemilihan Jenis Sebaran Teoritis. Langkah selanjutnya yaitu menentukan jenis sebaran yang akan dipakai. Beberapa jenis sebaran yang sering digunakan antara lain Metode Gumbel, Metode Normal, Metode Log Normal Parameter, Metode Pearson Type III, dan Metode Log Pearson Type III. Dari kelima jenis sebaran diatas yang paling mendekati dengan hasil analisa frekuensi adalah Distribusi Log Normal Parameter dan Distribusi Log Pearson Type III agar dapat digunakan sebagai Pembanding. Perhitungan Distribusi Log Normal Parameter Log LogX Log Log No X Log X 0,,70-0,9 0,069-0,007088 9,6,77-0, 0,0-0,0078 69,8,8-0,0 0,009-0,00066 7,,878-0,07 0,000-0,00000 7,,878-0,07 0,000-0,00000 6 76,,88-0,0 0,000-0,00000 7 8,7,9 0,08 0,00 0,0000 LogX LogX

6 Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S ) 8 86,687,98 0,0 0,008 0,000077 9 96,,98 0,09 0,008 0,00079 0,76, 0,8 0,066 0,0708 0,8 0,00 8,98 n log x log x Cs (n ).( n ). S log x 0.(0,0) 0,06 9 x8 x(0,068) S log x 0,68 0,06 log x,89 Cv Ck log x log x n. S log x 0,00 0, 0. 0,68 Menurut ( Soewarno, hidrologi jilid ), pada tr tahun Nilai k -0,00 Jadi persamaannya sebagai berikut : LogX LogX k.slogx LogX,89 k.0,68 Perhitungan selanjutnya ditabelkan sebagai berikut : Perhitungan Hujan Rencana dengan Metode Log Normal tr (tahun) LogX SLogX K LogX X,89 0,68-0,00,89 77,997,89 0,68 0,807,990 98,8 0,89 0,68,997,068,79 0,89 0,68,69,090,889 0,89 0,68,0,6 0,0 00,89 0,68,79,86,9 Perhitungan Distribusi Log Pearson Type III Log LogX Log Log Log LogX No X Log X 0,,70-0,9 0,069-0,007088 0,0066 9,6,77-0, 0,0-0,0078 0,000076 69,8,8-0,0 0,009-0,00066 0,000008 7,,878-0,07 0,000-0,00000 0,00000009 LogX LogX

NEUTRON, Vol., No., Februari 00 7 7,,878-0,07 0,000-0,00000 0,00000009 6 76,,88-0,0 0,000-0,00000 0,0000000 7 8,7,9 0,08 0,00 0,0000 0,0000096 8 86,687,98 0,0 0,008 0,000077 0,00000 9 96,,98 0,09 0,008 0,00079 0,000066 0,76, 0,8 0,066 0,0708 0,0006 0,8 0,00 0,009 8,98 n Cs n log x log x i n n n Slog x log x log x Ck n.( S log x) Cv 0 x0,0 0,660 9 x8 x7 x(0,68) 0,009,6 0. 0,68 0,68 SLogX 0,06 log x,89 Menurut ( Soewarno, hidrologi jilid ), pada tr tahun Nilai k - 0,6 Jadi persamaannya sebagai berikut: LogX T Log X + K.S log x LogX,89 + ( -0,6 x 0,68),88 X 76,0 Perhitungan Hujan Rencana dengan Metode Log Pearson Type III tr (tahun) LogX SLogX K LogX X,89 0,68-0,6,88 76,0,89 0,68 0,790,987 97, 0,89 0,68,,007,8,89 0,68,967,7,7 0,89 0,68,07,76 0,06 00,89 0,68,8,8 67,89 Dari kedua metode diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Metode Log Pearson Type III lebih sesuai, karena hasil dari perhitungan Cs, Ck, dan Cv mendekati nilai karakteristik distribusi frekuensi. Dan dalam Metode ini dapat dilihat hasil hujan rencana pada t tahun memiliki nilai yang lebih besar dibanding dengan Metode Log Normal Parameter.

8 Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S ) Uji Kesesuaian Distribusi. Untuk menentukan kecocokan ( the goodness of fit test ) distribusi frekuensi dari sample data terhadap peluang yang dipilih, maka dalam penelitian ini menggunakan dua macam pengujian, yaitu secara horizontal dengan Metode Smirnov Kolmogorov dan secara vertikal dengan Metode Chi Kuadrat ( Chi Square ). Perhitungan Uji Kesesuaian Distribusi Dengan Metode Smirnov Kolmogorov No Xi Log Xi Pe Pt Peluang Agihan Empiris Teoritis Pe (%) Pt (%) (%) 76,0,88,86,000 6,7 97,,987 8,7 80,000,9,8,0,87 89,000 6,,7, 7, 9,000 8,67 0,06,76 7,9 98,000 6,7 6 67,89, 8,7 99,000,86 Harga Cr dari tabel.. 0,0 0, Harga max Karena max < Cr sehingga pemilihan Distribusi Log Pearson Type III dapat diterima Perhitungan Uji Kesesuaian Dengan Metode Chi Kuadrat No Xi Xt Peluang Agihan Xi Xt Empiris Xi (mm) Teoritis Xt (mm) 76,0 69,000 0,69 0,770 97, 97,000 0,0 0,007,8,000 0,8 0,009,7,000 0,07 0,006 0,06 0,000 0,006 0,000 6 67,89 67,800 0,006 0,0000 Jumlah Harga XCr dari tabel.0.,070 Harga Xhitung 0,76 Xt 0,76 Karena Xhitung < XCr sehingga pemilihan Distribusi Log Pearson Type III dapat diterima. Hujan Effektif. Daerah aliran Sungai Buntung merupakan daerah datar dibagian hulu sampai dengan hilir, daerah datar tersebut adalah daerah persawahan sehingga

NEUTRON, Vol., No., Februari 00 9 koefisien pengaliran ditetapkan sebesar 0,6. Perhitungan hujan effektif Sungai Buntung untuk beberapa periode ulang dihitung dalam tabel berikut. Perhitungan Curah Hujan Effektif Periode ulang Hujan maks harian ( R ) Hujan Effektif 0 0 00 76,0 97,,8,7 0,06 67,89,67 8,67 67,9 79,96 90,00 00,69 Distribusi hujan effektif setiap jam daerah aliran sungai Buntung Jam ke Rt R R R0 R R0 R00 76,0 97,,8,7 0,06 67,89 0,8,0 6,80 6,7 77,96 87,79 98,7 0,,9,66 6,970 0,,6, 0,07 8, 0,9,0,60 6,0 7,97 0,08 6,70 8, 9,,8,7,6 0,07,8 6,99 8,09 9,96 0,80,08 Perhitungan Debit Banjir Metode Nakayasu Parameter-parameter daerah aliran sungai Buntung untuk perhitungan debit banjir dihitung sebagai berikut : Luas daerah sungai Buntung ( A ) 06 km Panjang sungai ( L ) km, maka : Tg 0, + ( 0,08. L ) 0, + ( 0,08., ),8 jam karena waktu hujan ( Tr ) 0 Tr, maka diasumsikan Tr 0,7. Tg Tr 0,7. Tg 0,7.,8,7 jam Koefisien pembanding (, ) Koefisien pembanding diambil, karena daerah pengalirannya biasa. T0,. Tg.,7,8 jam Tp Tg + ( 0,8., Tr ),8 + ( 0,8.,7 ),66 jam Qmaks ( /,6 ). ( A. Ro / ( 0,. Tp + T 0, ))

60 Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S ) ( /,6 ). ( 06. / ( 0,.,66 +,8 )),7 m /dt Untuk lengkung naik : t Tp t,66 Untuk lengkung turun I : Tp t Tp + T0,,66 t,66 +,8,66 jam t 7,08 jam Untuk lengkung turun II : Tp + T0, t Tp + T0, +,. T0, 7,08 t,66 +,8 +,.,8 7,08 jam t,6 jam Untuk lengkung turun III : t Tp + T0, +,. T0, t,6 jam Persamaan Lengkung Hidrograf Nakayasu No Karakteristik Notasi Persamaan Lengkung naik Qdo Qp. (t/tp). Lengkung turun tahap Qd Qp. 0. ((t-tp)/t0.)) Lengkung turun tahap Qd Qp. 0. ((t Tp+0..T0.)/ (..T0.) Lengkung turun tahap Qd Qp. 0. ((t-tp+..t0.) / (.T0.) Unit Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu

NEUTRON, Vol., No., Februari 00 T (Jam) 6 Notasi Rumus Qa 0,00 0,00,00,00 0,0, Qd0 Qp. (t/tp),6,00,7,66,7,00,00,8 Qd Qp.0, ((t-tp)/t0,),6 6,00,69 7,00,8 8,00, 9,00 0,00 Qd Qp.0, ((t-tp + 0,. T0,)/(,. T0,) 0,990 0,78,00 0,60,00 0,9,00 0,06,00 0,,00 0,86 6,00 0,0 7,00 0,0 8,00 9,00 Qd Qp.0, (t-tp +,. T0,)/(. T0,) 0,69 0, 0,00 0,9,00 0,00,00 0,08,00 0,070,00 0,09 Perhitungan Hidrograf Nakayasu Daerah Aliran Sungai Buntung, Periode Tahun

6 Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S ) Jam Ke UH Debit 6,7 6,90,89,88,9 Total 0,00 0,000 0,00 0,00,00 0,0 6, 0,00 6,,00,6,9,9 0,00,08,00,7 8,96 8,9, 0,00 9,7,66,7 8,7,0,9 0,89 0,00 67,,00,8,8,68,7,7 0,76 79,7,00,6 86,0,6,9,8,00 9,60 6,00,69 60,6,6, 0,06 0,8,9 7,00,8,,66,78 7,79 7,0 08,7 8,00,, 0,9,0,,08 8,06 9,00 0,990 6, 8,6 7,7 8,80 0,6 6, 0,00 0,78 0,9 6,8 6, 6, 7,7 7,0,00 0,60 6,7,,8,86,0 6,88,00 0,9,,8,8,8, 9,9,00 0,06 0,8,9,0,0,6,7,00 0, 9,,80,0,,8 9,0,00 0,86 7,6,,99,9,0,9 6,00 0,0 6,,97,67,8,6, 7,00 0,0,7,66,0,,,08 8,00 0,69,,9,7,, 9, 9,00 0,,79,7 0,98 0,9 0,9 7,8 0,00 0,9,8 0,98 0,8 0,78 0,79 6,6,00 0,00,67 0,8 0,69 0,66 0,66,0,00 0,08, 0,69 0,8 0, 0,6,6,00 0,070,87 0,8 0,9 0,6 0,7,87,00 0,09,8 0,8 0, 0,9 0,9,

NEUTRON, Vol., No., Februari 00 6 Perhitungan Hidrograf Nakayasu Daerah Aliran Sungai Buntung Periode Tahun Jam Ke UH Debit,09 8,80 6,,9,0 Total 0,00 0,000 0,00 0,00,00 0,0 7,8 0,00 7,8,00,6,,0 0,00,8,00,7 09,67 0,70, 0,00,80,66,7 76,8 8, 7,8, 0,00,0,00,8 6,7,0 0,0 6,0 0,97 8,80,00,6 09,97 0,,,9, 0,6 6,00,69 77, 8,9 8,6,60, 7, 7,00,8,90 9,97 0,0,69,7 8,7 8,00,,68,9,,97 9, 0,9 9,00 0,990,7,0 9,8,, 79,0 0,00 0,78 6,7 8,7 7,80 7,8 9, 60,9,00 0,60, 6,90 6,7 6,0 6,6 7,0,00 0,9 6,7,6,88,90,6 7,,00 0,06,8,,86,88,6 0,06,00 0,,6,7,06,07,9,6,00 0,86 9,7,00,,,60 0, 6,00 0,0 8,8,,,0,06 6,89 7,00 0,0 6,8,,78,69,7, 8,00 0,69,76,77,0,,,87 9,00 0,,8,9,,9,0 9,97 0,00 0,9,06,,0 0,99,0 8,6,00 0,00,,0 0,88 0,8 0,8 7,0,00 0,08,86 0,88 0,7 0,70 0,7,90,00 0,070,9 0,7 0,6 0,9 0,60,9,00 0,09,0 0,6 0, 0,0 0,0,

6 Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S ) Perhitungan Hidrograf 0 tahun Nakayasu Daerah Aliran Sungai Buntung, Periode Jam Ke UH Debit 9, 0,8 7,,7,8 Total 0,00 0,000 0,00 0,00,00 0,0 9,07 0,00 9,07,00,6 7,97, 0,00 0,,00,7 6,9,8,66 0,00 0,9,66,7 0,00,7 8,77, 0,00 6,8,00,8 80,8,6,9 6,97, 6,76,00,6 7,7 6,67 7,8 8,,90, 6,00,69 89,,8,0 9,6,60 00,6 7,00,8 6,7,0,6 6,7,08 60,07 8,00, 9,9 6,09 6,6 8,8,,6 9,00 0,990 9,06,7,0,00,6 9,8 0,00 0,78 0,9 0,08 9,0 9,06,00 70,0,00 0,60,6 7,98 7, 7,7 7,67,,00 0,9 9,7 6,,6,67 6,07,08,00 0,06 6,0,00,7,9,80,78,00 0,,,,,,80 8,8,00 0,86,8,7,9,8,0,0 6,00 0,0 9,7,9,6,,8 9, 7,00 0,0 7,9,,06,9,97 6,6 8,00 0,69 6,67,0,7,6,6,7 9,00 0,,60,7,,8,9, 0,00 0,9,69,,,,6 9,67,00 0,00,9,,0 0,97 0,97 8,,00 0,08,,0 0,86 0,8 0,8 6,8,00 0,070,76 0,86 0,7 0,68 0,69,7,00 0,09, 0,7 0,6 0,7 0,8,80

NEUTRON, Vol., No., Februari 00 6 Perhitungan Hidrograf Nakayasu Daerah Aliran Sungai Buntung Periode Tahun Jam Ke UH Debit 6.78.07 8.6 6.80.76 Total 0.00 0.000 0.00 0.00.00 0.0 0.76 0.00 0.76.00.6 6.88.78 0.00 9.66.00.7 0.9.68.97 0.00 67..66.7.90 8.8 0..6 0.00 9.70.00.8. 6. 7. 8.7..98.00.6 0.9..6.88 7.00 79.8 6.00.69 06. 8.9 9..6 8. 8.0 7.00.8 7.96 7.9 7.6.7 9.78 89.9 8.00. 8.7 9.08 9..9 6.0. 9.00 0.990 6.... 8.8 08.97 0.00 0.78 6.68.9 0.7 0.7.07 8.6.00 0.60 9.00 9.6 8.7 8. 9. 6.6.00 0.9.97 7.8 6.7 6.7 7...00 0.06 8.99.9...70.6.00 0..9.90.0...79.00 0.86.8..8..7 7.88 6.00 0.0...9.76.8.9 7.00 0.0 9.0.90... 9. 8.00 0.69 7.9..0.9.96 6.0 9.00 0. 6.6.0.7.6.6.68 0.00 0.9.7.7..7.8.8.00 0.00.68....6 9.6.00 0.08.9..0 0.97 0.97 8.09.00 0.070.7.0 0.86 0.8 0.8 6.77.00 0.09.76 0.8 0.7 0.68 0.69.69

66 Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S ) Perhitungan Hidrograf Nakayasu Daerah Sungai Buntung, Periode 0 Tahun Jam Ke UH Debit.66.9 9.6 7.6 6.8 Total 0.00 0.000 0.00 0.00.00 0.0. 0.00..00.6 6.0. 0.00 67.6.00.7 69. 6.. 0.00 88..66.7 7.0.7.7.76 0.00 9.9.00.8.9 70.7 0.98 9.0.9..00.6 69.88 6.0 9.80.6 7.88.6 6.00.69 9.9.8. 9.6 0.8 67.88 7.00.8 8.6 0.8.07.07..7 8.00. 6.9.9.8.68 9.70 6.6 9.00 0.990. 7.0. 7.6 0.90.6 0.00 0.78.9..06.09.70 9.9.00 0.60.6 0.6 9. 9.8 0. 7.66.00 0.9.86 8. 7. 7.7 8. 7..00 0.06.8 6.67.97 6.00 6. 6..00 0. 7.96..7.7.08 8.0.00 0.86.06.6.9.76.0.8 6.00 0.0.6.89.8..8 6.0 7.00 0.0 0.8.6.7.6.6.8 8.00 0.69 8.90.7..9. 8. 9.00 0. 7.8.0.9.8.8.0 0.00 0.9 6.7.9.6..6.9.00 0.00.7.6.7.9.0 0.8.00 0.08..6..09.0 9..00 0.070.69. 0.96 0.9 0.9 7.6.00 0.09. 0.9 0.8 0.77 0.77 6.0

NEUTRON, Vol., No., Februari 00 67 Perhitungan Hidrograf Nakayasu Daerah Aliran Sungai Buntung, Periode 00 Tahun Jam Ke UH 0.00.00.00.00.66.00.00 6.00 7.00 8.00 9.00 0.00.00.00.00.00.00 6.00 7.00 8.00 9.00 0.00.00.00.00.00 0.000 0.0.6.7.7.8.6.69.8. 0.990 0.78 0.60 0.9 0.06 0. 0.86 0.0 0.0 0.69 0. 0.9 0.00 0.08 0.070 0.09 8.90 0.00. 7.6 89.8 0.7 70.00 90.0.6 9. 7.7 8. 6.8 6. 8.9.9 0.08 6.8..8 9.9 8.6 7.0.89.9..8.0 0.77 8.6 7. 0.00.0 8.8 8.90 78.60 69.68 9.0.9.0 9.0.0.9 9. 7.6 6.7.8..6.06.7.6.8..8.06 0.00.8.0.6.69 9.7.7. 7.0.8 0.66 8. 6.68.9.7.67.08.8.6.8..8.08 0.90 0.00.97 0. 7..6 9. 7.6 9.. 0.7 8.7 6.7..0.8.9..0.7...0 0.86 0.00.67 8.8. 7.9..9 6..6 9.08 7.8.68.0.6.9.7.07.7.6..0 0.86 Debit Total 0.00. 7. 0. 68. 9..7 99.6 9.08 8.06 7.8 0.69 8.8 6..9..0 9.9. 0. 7... 0.9 8. 7.6 Perhitungan Debit Rencana dengan Metode Rasional Untuk debit rencana tahun : Q. 0,6.,. 06,6 96,6 m/dt. Untuk debit rencana tahun : Q. 0,6.,0. 06,6 0,87 m/dt. Dengan cara yang sama, yaitu memasukkan hujan maksimum harian pada tiap-tiap periode ulang, maka perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :

68 Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S ) Perbandingan Metode Rasional dan Nakayasu Debit Rencana Q tahun Q tahun Q0 tahun Q tahun Q0 tahun Q00 tahun Metode Rasional (m/dt) Metode Nakayasu (m/dt) 96,6 0,87 90,, 87,6, 79,7 8,80 6,76,98, 9, Kemiringan Dasar Sungai. Kemiringan dasar yang digunakan dalam perencanaan ini mengikuti kemiringan yang ada. Adapun kemiringan dasar Sungai dapat dilihat pada gambar. yaitu sebesar 0,000 Perhitungan Kapasitas Sungai Buntung. Sasaran dalam perencanaan ini adalah untuk mengamankan daerah Kabupaten Sidoarjo dari luapan banjir sungai Buntung, yang disebabkan oleh kurangnya kapasitas sungai untuk menampung debit yang ada. Untuk mengetahui hal tersebut perlu diadakan analisa kapasitas sungai. +. I +.678 M +.9 II +.96 M III IV +.87 M V +.86 +.888 M VI M M Penampang Melintang Po Pada Sungai Buntung Q AxV,9 x,06,998 m / dt Perhitungan Dimensi Sungai Buntung Karena kapasitas alur Sungai tidak mampu mengalirkan debit rencana pada tahun, tahun, 0 tahun, tahun, 0 tahun, dan 00 tahun, maka perencanaan dimensi Sungai berdasarkan masing-masing periode ulang rencana - Untuk debit Q tahun 79,7 m/dt Koefisien kekasaran (n) 0,0 Kemiringan dasar rencana 0,000 Kemiringan talud : Direncanakan b dasar sungai 8 m A (8 + h) h

NEUTRON, Vol., No., Februari 00 69 P 8 + h R A/P (8 h)h. 0,000 V. 0,0 8 h Q banjir AxV 79,7 (8 h)h. 0,000. 0,0 8 h dengan cara coba-coba di dapat h,86 m Hasil perhitungan dimensi Sungai Buntung selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut : Perhitungan Dimensi Sungai Buntung Q 0th Q th Q th 79,7 m/dt 8,80 m/dt 6, 76 m/dt Uraian Q th,98 m/dt Q 0th, m/dt Q 00 th 9, m/dt Lebar dasar Sungai (b) 8 m 8 m 8 m 8 m 8 m 8 m Kemiringan talud : : : : : : 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000,86 m, m,68 m,9 m,0 m,80 m 6, m 9, m 6,0 m 8,79 m 0, m 8, m Keliling Basah (P),0 m 6, m 7,98 m 9,97 m,8 m,9 m Kecepatan (V), m/dt, m/dt,60 m/dt,69 m/dt,7 m/dt,8 m/dt Tinggi jagaan 0,6 m 0,6 m 0,6 m 0,6 m 0,6 m 0,6 m Lebar tanggul m m m m m m Kemiringan dasar Sungai (I) Tinggi muka air (h) Luas Penampang Basah (A) Perhitungan Profil Aliran Akibat Pasang Surut Air Laut dengan Direct Step Pada perencanaan profil aliran ini dilakukan pada kondisi setelah dilakukan perbaikan dimensi Sungai. Karaketeristik Sungai buntung dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Untuk debit (Q) rencana tahun : Z Elevasi Dasar Existing + h 87,0 + 89,0

70 Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S ) HZ+(V g ) 89, 89,0 + 0,0 89, Hf Io If rata-rata ( X) 0,000 (-8,80) - 0,008 Perencanaan Tinggi Jagaan dan Lebar Mercu Tanggul Tinggi jagaan adalah jarak vertikal dari puncak tanggul hingga muka air banjir. Jarak ini harus dapat mencegah air akibat gelombang permukaan air sehingga diperkirakan air tidak meluap dan mengakibatkan banjir. Dari tabel. dan. maka ditetapkan tinggi jagaan sebesar 0,6m dan mercu tanggul m. Hal tersebut disebabkan karena debit rencana yang mengalir sebesar,98 m/dt. Perhitungan Rembesan Tanggul Dalam menganalisa garis rembesan tanggul ditentukan pada saat air terisi penuh. Metode yang dipakai menggunakan metode Casagrande. Ujung bagian hilir tanggul dianggap sebagai awal koordinat sumbu x, sedangkan sumbu y berdasarkan pada persamaan sebagai berikut : Untuk Sungai buntung diketahui : Y Y Lebar mercu tanggul Tinggi tanggul Kemiringan lereng Tinggi air m,9 + 0,6, m :,9 m 6,60.Y0X (Y0 ).(0,6) X (0,6 ),.X 0, Perhitungan Garis Rembesan X - 0, 0 6 7 8 9 0 Y (, x + 0,)½ 0 0,6,,7,07,7,6,86,08,8,8,66

NEUTRON, Vol., No., Februari 00 7 6 7 8 8,9 a Δa,8,00,6,,6,6,7,88,99 Y0 Cos6,6, Δa 0,6 0,89 a 6,,,9 m Perhitungan Stabilitas Lereng Tanggul. Analisa stabilits lereng ditinjau pada kondisi tanggul kosong. Perhitungan stabilitas tanggul di hitung pada saat mengalirkan debit rencana Q tahun sebesar,98 m/dt Perhitungan Stabilitas Lereng Tanggul Sungai Buntung pada saat air kosong No Pias A (m ) t W X Sin x Cos x Tg T W Sin x N W cos x tg W cos X,8,,0-0 0, 0,8 0,7,6,9,0 7, 0,7 7,0 0,0 0,9 0,7,7 0,0 7, 9,,,0-60 0,0 0,99 0,7,0,90 0,,,, 80 0, 0,99 0,7,8, 6,9 6,,,9,0 0,8 0,9 0,7 9,7,9 6,7 6,,, 90 0,6 0,78 0,7,6 6,79,6 7,88, 8,88 7 0,8 0, 0,7 7,6,0,0 6, 96,07 70, Fs c.l (N.U)tgθ.T 0,06.0, (96,07 0).0,7 6, Fs,6,...(aman) Fs KESIMPULAN DAN SARAN 0

7 Faktor Penentu Pemilihan Jenis Kontrak Gedung Perkantoran ( M. Ikhsan S ) Kesimpulan. Setelah dilakukan perhitungan dan analisa tentang perencanaan perbaikan Sungai buntung, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :. Kondisi exsisting Sungai buntung tidak dapat menampung air, khususnya pada musim penghujan, sehingga mengakibatkan banjir pada tiap tahun.. Untuk menampung debit air, maka dibuat suatu dimensi baru yang sesuai dengan kondisi yang ada, debit banjir rencana menggunakan Q tahun,98 m/dt. Dimensi Sungai buntung setelah diadakan normalisasi yaitu lebar dasar Sungai (b) 8m, tinggi muka air rencana (h),9 m, kemiringan dasar (I) 0,000, tinggi tanggul sebesar, m.. Pengaruh pasang surut air laut dihitung secara sederhana dengan tahapan langsung. Sesuai hasil perhitungan perencanaan maka pasang surut air laut tidak mempengaruhi aliran Sungai. Saran. Setelah menganalisa beberapa penyebab banjir yang selalu terjadi pada tiap tahun, maka ada beberapa saran yang diperlukan untuk penanggulangan banjir, yaitu:. Agar saluran air dapat berfungsi dengan baik, maka perlu pemeliharaan yaitu dengan pembersihan sungai dan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di Sungai tersebut, karena dapat menyebabkan penumbatan pada aliran Sungai sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar.. Agar Sungai mengalami erosi sebaiknya dibuat bangunan terjun. REFERENSI Anggrahini, Ir, MSc, Hidrolika Saluran Terbuka, CV Citra Media, Surabaya, 997. CD. Soemarto, Ir, B.I.E. Dipl. H, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, surabaya, 986. Chow, Ven Te, Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta, 989. Harto, Sri, Hidrologi Terapan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 980. Soewarno, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data Jilid, Nova, Bandung, 99. Sosrodarsono, Suyono, Hidrologi Untuk Pengairan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 987. Sosrodarsono. S dan Tominaga. M, Perbaikan dan Pengaturan Sungai, Penerbit PT Pradnya Paramita, 99.