BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja bagi suatu perusahaan sangatlah penting, salah satunya bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut dikarenakan para karyawan bahkan pimpinan kurang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Sebagai salah satu unsur dari suatu organisasi, manusia tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum setiap perusahaan akan berusaha untuk memperoleh laba

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa perbaikan pelayanan pelanggan atau masyarakat, pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikarenakan para karyawan bahkan pimpinan kurang memiliki rasa

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian yang akan dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yakni memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat, persaingan yang dihadapi semakin kompetitif,

agar lebih baik. Peranan manusia di dalam menjalankan misi perusahaan itupun diklasifikasikan pada posisi dan peranan yang harus dimainkannya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi serta pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaannya Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. dan pasar domestik sehingga menimbulkan suatu tantangan yang besar bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

BAB 1 PENDAHULUAN. satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Badan Pengelola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena yang akhir-akhir ini muncul di Dealer menurut kepala

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas perusahaannya baik dalam hal pelayanan, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. satu penentu dalam mencapai keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi yang pesat, persaiangan yang

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan pada institusi ekonomi modern, hal ini nampak dari pola kehidupan

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu organisasi. SDM adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja merupakan asset utama dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya dikerjakan dan mengapa harus dikerjakan, memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mulia, kita tidaklah berarti mengabaikan manusia yang melaksanakan pekerjaan

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Ade Busana merupakan salah satu perusahaan garment yang bergerak di. Perusahaan yang berlokasi di kawasan Cibogo Lembang ini

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. aset utama dari suatu instansi maupun perusahaan. Setiap sistem organisasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. telah mengubah cara perusahaan dalam menjalankan bisnisnya serta perilaku,

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di pasar terus meningkat, ditambah dengan terus berubah ubahnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan, mengakomodasi dalam pengertian

2015 PENGARUH TRAINING (PELATIHAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan motivasi kerja karyawan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) saat ini semakin berperan besar bagi keberhasilan dan kesuksesan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan bagian yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap karyawan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI GRAND ORCHID HOTEL SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kebutuhan setiap orang akan teknologi komputer atau

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modern semakin berkembang. Kehadiran pusat-pusat perbelanjaan

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan yang baik diperoleh dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. hidup bagi diri sendiri atau orang lain. Pembinaan sumber daya manusia

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI GRAND ORCHID HOTEL SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Batam, Bali, serta Pontianak. Hotelhotel

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapai. Begitu juga dengan organisasi bisnis/jasa, dimana

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam Undang- Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan faktor-faktor tersebut jika

PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang komplek yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam suatu organisasi atau instansi, selain itu sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana penunjang keberhasilan di sektor pariwisata. Perhotelan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992).

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. produksi yaitu tenaga kerja, modal dan keahlian dimana ketiga faktor tersebut

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. karyawan secara individu maupun kelompok kerja dapat dilihat setiap. periode setelah dilakukan evaluasi pencapaian kinerja.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktifitas dalam mencapai tujuan sekaligus untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peranan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangatlah penting.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi didirikan untuk mencapai suatu tujuan dari setiap kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu PT. Indonensia Epson Industry, maka mulai tahun 2004, PT. Kiyokuni

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ardana, dkk (2012:3)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberlangsungan hidup sebuah perusahaan bergantung pada kemampuan produktivitas organisasinya. Produktivitas organisasi bergantung pada produktivitas kerja setiap individu dalam perusahaan. Oleh karena itu, masalah produktivitas kerja bagi suatu perusahaan sangatlah penting, salah satunya bagi perusahaan manufaktur. PT. Wahana Interfood Nusantara (disingkat PT. WIN) merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Bandung yang memproduksi coklat. Sebagai produsen coklat, perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu, perusahaan juga harus bisa memenuhi permintaan para konsumennya sesuai kuantitas dan waktu yang telah ditetapkan. Kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu perusahaan dalam menghasilkan produk, tentunya akan berdampak pada penilaian konsumen terhadap perusahaan tersebut. Oleh karena itu, para karyawan dituntut untuk memiliki produktivitas kerja yang tinggi agar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan konsumennya. Adanya masalah yang dihadapi PT. WIN dalam memenuhi pesanan dari konsumen disebabkan oleh tingkat produktivitas kerja karyawan yang belum optimal. Produk yang dihasilkan karyawan, terutama karyawan bagian pabrik

2 sebagai tenaga operasional perusahaan, seringkali tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan. Ketidaksesuaian hasil produksi dari yang telah direncanakan, dapat dilihat melalui data pencapaian target produksi perusahaan dalam hal kuantitas produk pada tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Realisasi Hasil Produksi SCHOKO IBT @ 4x5 kg Tahun 2008 2012 Tahun Standart Quantity (pcs) Target (%) Quantity OK (pcs) Realisasi (%) 2008 124800 100 118296 94,8 2009 129600 100 120272 92,8 2010 134400 100 121992 90,8 2011 139200 100 125624 90,2 2012 144000 100 128260 89,1 Sumber: Divisi Produksi Tabel di atas menunjukkan bahwa kuantitas produk yang dihasilkan dari proses produksi pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 belum memenuhi target produksi yang telah ditetapkan. Pada tahun 2008, persentase realisasi terhadap target hanya mencapai 94,8%. Kemudian pada tahun 2009, persentase realisasi target menurun sebesar 2% dari tahun sebelumnya menjadi 92,8%. Pada tahun 2010, persentase realisasi target menurun kembali sebesar 2% menjadi 90,8%. Lalu, tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,6% menjadi 90,2% dan tahun 2012 menurun sebesar 1,1% menjadi 89,1%. Maka, dapat dilihat bahwa

3 realisasi kuantitas hasil produksi karyawan masih belum memenuhi target yang ditetapkan. Target produksi yang tidak tercapai tersebut disebabkan oleh kurang baiknya kualitas produk yang dihasilkan. Setelah dilakukan penilaian mutu produk oleh bagian Quality Control (QC), ditemukan beberapa peaches produk gagal atau reject hasil produksi. Persentase peningkatan reject produk setiap tahunnya, dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini. Gambar 1.1 Penilaian Kualitas Produk SCHOKO IBT @ 4x5 kg Tahun 2008 2012 Gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008 hingga tahun 2012, reject yang terjadi melebihi standar yang ditetapkan sebesar lima persen. Selama lima tahun berturut-turut, besar reject terus meningkat. Salah satu penyebabnya adalah karena adanya faktor kelalaian manusia, seperti kurangnya ketelitian karyawan selama melakukan proses produksi dan kurangnya skill karyawan. Tabel 1.2

4 Penyelesaian Target Produksi SCHOKO IBT @ 4x5 kg Tahun 2008 2012 Tahun Target Penyelesaian Produksi (jam) Realisasi (jam) Persentase Keterlambatan Waktu Produksi (%) 2008 7248 7632 5,3 2009 7248 7680 6,0 2010 7248 7800 7,6 2011 7248 7896 8,9 2012 7248 8016 10,6 Sumber: Divisi Produksi Tabel di atas menunjukkan bahwa waktu penyelesaian produk belum sesuai dengan target waktu yang ditetapkan perusahaan, yaitu selama 7248 jam untuk dapat menyelesaikan target produksi yang telah ditetapkan setiap tahunnya. Pada tahun 2008 persentase keterlambatan waktu produksi sebesar 5,3%. Pada tahun 2009 persentase keterlambatan waktu produksi meningkat sebesar 0,7% menjadi 6,0%. Kemudian pada tahun 2010, persentase keterlambatan waktu produksi meningkat kembali sebesar 1,7% menjadi 7,6%. Sebaliknya pada tahun 2011 menurun sebesar 1,3% menjadi 8,9%. Selanjutnya pada tahun 2012, persentase keterlambatan waktu produksi mengalami peningkatan kembali sebesar 1,7% menjadi 10,6%. Jadi, untuk memenuhi target produksi yang ditetapkan, maka perusahaan menambahkan jam kerja (lembur) bagi karyawan. Hal tersebut mengakibatkan biaya produksi menjadi lebih mahal.

5 Fenomena di atas menjelaskan bahwa produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan belum optimal. Adanya reject produk yang melebihi standar maksimal reject yang ditetapkan perusahaan menandakan masih kurangnya kemampuan karyawan dalam menjaga kualitas produk pada waktu proses pengerjaannya. Kemudian dengan banyaknya reject produk yang dihasilkan, berdampak pula pada ketidaktercapaian kuantitas produk yang ditargetkan perusahaan. Terkait dengan kedua hal tersebut, maka waktu penyelesaian produk menjadi bertambah dan tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Fenomena tersebut memberikan indikasi masih adanya kesenjangan antara target perusahaan yang harus dipenuhi oleh karyawan bagian pabrik dalam penyelesaian produk dengan realisasi atau kenyataan yang terjadi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka untuk mengetahui penyebab permasalahan tersebut, perlu dicari faktor-faktor yang mempengaruhi kurang optimalnya produktivitas kerja karyawan bagian pabrik, sehingga diharapkan solusi yang tepat dapat membuat para karyawan melakukan pekerjaannya dengan lebih baik lagi. Sedarmayanti (2009:72) mengemukakan faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu sikap mental (motivasi, disiplin, dan etika kerja), pendidikan, keterampilan, manajemen, tingkat penghasilan, gizi dan kesehatan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi, serta kesempatan berprestasi.

6 Menurut hasil wawancara, manajer pabrik PT. WIN mengatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan karyawan bagian pabrik masih terbatas dikarenakan pada umumnya latar belakang pendidikan mereka adalah lulusan SMA/SMK. Selain itu, sikap karyawan dalam mendisiplinkan diri masih kurang, sehingga perlu ada pembinaan agar mereka dapat bekerja sesuai dengan prosedur perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan, keterampilan, serta sikap kerja karyawan bagian pabrik diduga menjadi salah satu faktor penyebab belum optimalnya produktivitas kerja karyawan. PT. WIN sebagai perusahaaan manufaktur, yang memiliki tujuan utama menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan konsumennya, tentunya tidak dapat mengabaikan kondisi tersebut. Kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu dari produk yang dihasilkan, memberikan penilaian tersendiri terhadap konsumen mengenai baik buruknya citra perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat memberikan yang terbaik, maka perusahaan akan dinilai kurang tanggap dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Sumber daya manusia memiliki peranan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, PT. WIN perlu memperhatikan kondisi karyawannya guna mewujudkan peningkatan produktivitas kerja karyawan, khususnya karyawan bagian pabrik. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan kerja.

7 Sebagaimana yang dikemukakan oleh Klingner dan Nanbaldian dalam Gomes (2001:160), Produktivitas merupakan fungsi perkalian dari usaha karyawan (effort), yang didukung dengan motivasi yang tinggi, kemampuan karyawan (ability), yang diperoleh melalui latihan-latihan. Veitzal Rivai (2004:226) juga mengungkapkan bahwa: Pelatihan adalah proses secara sistematis untuk mengubah tingkah laku karyawan dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu karyawan mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan, skill, perubahan sikap, perilaku, serta menjadi koreksi terhadap kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan dalam melakukan pekerjaan. Pelatihan yang dilakukan oleh PT. WIN diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap karyawan ke arah yang lebih baik, sehingga akan memberikan dampak positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan latar belakang dan masalah yang muncul pada perusahaan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik.

8 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Rendahnya pengetahuan, keterampilan serta sikap karyawan dalam bekerja, yang ditandai dengan masih kurangnya ketepatan dan kecepatan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, khususnya untuk karyawan bagian pabrik. 2. Produktivitas kerja karyawan masih belum optimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan belum sesuainya produk yang dihasilkan dengan target yang ditetapkan perusahaan, dalam segi kuantitas, kualitas dan waktu penyelesaian produk. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, diantaranya sikap kerja, pendidikan, tingkat keterampilan, hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan, tingkat penghasilan, lingkungan serta iklim kerja, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan dan setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi PT. WIN, diduga faktor yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan adalah masalah pelatihan karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta memperbaiki sikap karyawan dalam bekerja. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

9 1. Bagaimana gambaran efektivitas pelatihan karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung? 2. Bagaimana gambaran tingkat produktivitas kerja karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh efektivitas pelatihan terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan bagian pabrik? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai permasalahan yang dikaji. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk: 1. Memperoleh gambaran mengenai efektivitas pelatihan yang diadakan PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung. 2. Memperoleh gambaran mengenai tingkat produktivitas kerja karyawan di PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh efektivitas pelatihan terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan di. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretik Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan dasar pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut terutama dalam disiplin ilmu

10 Manajemen Sumber Daya Manusia. Selain itu, bisa dijadikan sebagai bahan pembanding terhadap penelitian serupa, baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan di masa mendatang serta menjadi pembandingan antara ilmu menejemen (teori) dengan keadaan yang terjadi langsung di lapangan (praktek). 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan informasi untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan pelatihan dan produktivitas kerja karyawan bagian pabrik.