RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

dokumen-dokumen yang mirip
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB II LANDASAN TEORI

KEBIJAKAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL. Direktorat Jenderal Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional

BAHAN-BAHAN YANG HARUS DIPERSIAPKAN SEKOLAH

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN OLEH LEMBAGA PENDIDIKAN ASING. Direktorat Jenderal Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASlONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PENCAPAIAN INDIKATOR IKKT PADA PENYELENGGARAAN SMK RSBI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. dimiliki. E. Mulyasa (2007:3), menyebutkan bahwa Human Development. Index (HDI) melaporkan bahwa pada tahun 1998 Indonesia menduduki

PENCAPAIAN INDIKATOR IKKT PADA PENYELENGGARAAN SMK RSBI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Amat Jaedun (Dosen Jurdiknik Sipil dan Perencanaan FT UNY)

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASlONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

KATA PENGANTAR. Jakarta, 27 Juni MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL. Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. FINAL APPROVED

Pedoman Penjaminan Mutu

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH RSBI. Oleh : Drs. JOKO PURWANTO, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan dari Sekolah Bertaraf Internasional

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

DAFTAR PERTANYAAN UMUM (DITUJUKAN KEPADA KEPALA SEKOLAH ATAU WAKASEK, GURU BIDANG STUDI, DAN GURU KURIKULUM)

KEWENANGAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN RSBI/SBI menurut PP No 17/2010

Oleh : Hesti Annisa, Hartuti Purnaweni, Dewi Rostyaningsih

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

V. KESIMPULAN DAN SARAN. implementasi kebijakan RSBI di Propinsi DKI Jakarta. Berdasarkan penelitian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TIDUNG

EDISI - 3 PANDUAN PENYELENGGARAAN PROGRAM RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL (R-SMA BI)

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Untuk itu perlu langkah strategis pemerintah

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

1. Latar Belakang Kemunculannya

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah untuk mencerdaskan kehidupan

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Keefektifan Perencanaan (Planning Effectiveness) Program Rintisan SMK BI

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH (4 TAHUN) SMA NEGERI 78 JAKARTA TAHUN

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SCHOOL BUSINESS PLAN (SBP) SMK SBI TAHUN Institusi atau perusahaan terpilih belum pernah ikut Pelatihan pengembangan SBP.

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

DIRI YANG MENYATU DENGAN LINGKUNGAN: LOKAL NASIONAL GLOBAL

RENCANA UMUM PENGADAAN MELALUI SWAKELOLA

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kukuh Chrisnayasa Sunaryo Universitas Negeri Malang.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : DIPA /2014 I A. INFORMASI KINERJA

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

Transkripsi:

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

LATAR BELAKANG PROGRAM SBI 1. Pada tahun 90-an, banyak sekolah-sekolah yang didirikan oleh suatu yayasan dengan menggunakan identitas internasional tetapi tidak jelas kualitas dan standarnya 2. Banyak orang tua yang mampu secara ekonomi memilih menyekolahkan anaknya ke Luar Negeri. 3. Belum ada payung hukum yang mengatur penyelenggaraan sekolah internasional 4. Perlunya membangun sekolah berkualitas sebagai pusat unggulan (center of excellence) pendidikan 5. Atas fenomena di atas, Pemerintah mulai mengatur dan merintis sekolah bertaraf internasional 6. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia perlu pengakuan secara internasional terhadap kualitas proses, dan hasil pendidikannya.

DASAR HUKUM UU No. 20/2003 (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 50 ayat 3 UU No. 32/2004 (Pemerintah Daerah) PPNo. 19/2005 (Standar Basional Pendidikan) PP No. 38/2007 (Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota) PP No. 48/2008 (Pendanaan Pendidikan) PP No. 17/2010 (Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan) Permendiknas No. 63/2009 (Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan) Permendiknas No. 78/2009 (Penyelenggaraan SBI pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah)

DEFINISI Pendidikan bertaraf internasional adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan standar pendidikan negara maju. Satuan pendidikan bertaraf internasional merupakan satuan pendidikan yang telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan standar pendidikan negara maju. Sumber: PP No. 17/2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

Kriteria Sekolah Bertaraf Internasional Parameter Persyaratan SNP Harus Sudah Terpenuhi Guru Min S2/S3: 10% (SD), 20% (SMP), 30% (SMA/K) Kepala Sekolah Min S2 dan mampu berbahasa asing secara aktif Akreditasi A (95) Sarana Berbasis TIK Prasarana Kurikulum KTSP diperkayadengankurikulumdarinegaramaju, penerapansks padasma/smk Pembelajaran Berbasis TIK, dan bilingual (mulai kelas 4 SD), sister school dengan sekolah dari negara maju Manajemen BerbasisTIK; ISO 9001 dan ISO 14000 Evaluasi Menerapkan model UN dan diperkaya dengan sistem ujian internasional(negara Majudanataunegaralain yang memilikikeunggulantertentu) Lulusan Kultur Sekolah Pembiayaan Memiliki daya saing internasional dalam melanjutkan pendidikan dan bekerja (SMK) Terjaminnya Pendidikan Karakter, Bebas Bullying, Demokratis, Partisipatif APBN, APBD dan boleh memungut biaya dari masyarakat atas dasar RAPBS yang akuntabel; min 20% peserta didik tidak mampu mendapatkan subsidi pendidikan

Jenjang Menuju SBI REGULER StandarNasional(SSN) 1. Memiliki rata-rata UN 6,5 2. Tidak Double Shift 3. Berakreditasi B dari BAN Sekolah/Madrasah Persyaratan RSBI 1. Sudah Sekolah(SSN) 2. Berakreditasi A dari BAN Sekolah/Madrasah 3. Pembelajaran Matematika IPA, dan kejuruan (SMK) dilakukan dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Internasional( bilingual) 4. Nilai rata-rata UN 7,0 Persyaratan SBI 1. SNP dan diperkaya Standar kualitas pendidikan Negara Maju 2. Berakreditasi A dari BAN Sekolah/Madrasah 3. Pembelajaran Matematika, IPA, dan kejuruan(smk) dilakukan dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Internasional (bilingual) 4. Nilai rata-rata UN 8,0

MEKANISME PENETAPAN RSBI

Program dan Kegiatan Menuju SBI 1. Mempersiapkan kurikulum yang mengacu pada kurikulum negara maju 2. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran 3. Melatih guru dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran 4. Meningkatkan kompetensi dan kualifikasi guru 5. Mendapatkan pendampingan dari Tenaga Ahli 6. Menjalin sister school 7. Meningkatkan kemampuan guru dalam berbahasa internasional 8. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (ISO) 9. Menyelenggarakan pelatihan leadership untuk Kepala Sekolah 10. Melengkapi sarana sekolah

Pembiayaan SUMBER BIAYA APBN APBD Prov/Kab/Kota Masyarakat dan atau Orang Tua PENGGUNAAN Untuk biaya operasional dalam rangka pengembangan kapasitas untuk menuju standar kualitas SBI 1.Proses Pembelajaran (30%) 2.Sarana penunjang PBM (25%) 3.Manajemen Maksimal 20% 4.Subsidi siswa miskin dan kesiswaan (25%) Untuk biaya investasi dan biaya operasional rutin Biaya investasi dan operasiona luntuk menutup kekurangan biaya dari APBN dan APBD untuk menuju standar kualitas SBI

Evaluasi Program RSBI 1. Evaluasi dilakukan setiap tahun untuk melihat kemajuan kinerja sekolah, meliputi: a. Kemampuan penguasaan bahasa asing guru dan siswa dengan menggunakan instrumen TOEFL dan TOEIC b.kemampuan penguasaan siswa dalam mata pelajaran matematika dan IPA serta kompetensi keahlian (SMK) c. Kelengkapan infrastruktur d.kelengkapan Bahan ajar (buku, peralatan) e. Kepemimpinan Kepala Sekolah f. Komitmen Pemda dalam mendukung RSBI 2. Hasil evaluasi ini menjadi pertimbangan dalam kelanjutan program RSBI dan SBI

PROSES SELEKSI SISWA Penerimaan siswa berdasarkan kemampuan akademis yang dilihat dari: 1. Test Psikologi 2. Test Tertulis: IPA dan Matematika 3. Untuk SMK ditambah dengan Test Kesehatan dan Buta Warna (SMK Kimia) 4. Nilai Ujian Nasional

Karakteristik Keluaran a. SBI memiliki keunggulan yang ditunjukkan dengan pengakuan internasional terhadap proses dan hasil atau keluaran pendidikan yang berkualitas dan teruji dalam berbagai aspek; b. Mempunyai pengakuan internasional yang dibuktikan dengan hasil sertifikasi dan akreditasi berpredikat baik dari salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

Karakteristik Program a.menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan yang diperkaya dengan standar internasional; b.menerapkan sistem kredit semester di SMA/SMK/MA/MAK; c. Memenuhi Standar Isi; dan d. Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.

Karakteristik Proses Belajar Mengajar a. Proses belajar mengajar pada SBI menjadi teladan bagi sekolah/madrasah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneur, jiwa patriot; dan jiwa inovator; b. Diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah satu negara OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; c. Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran; d. Pembelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan menggunakan bahasa Inggris, sementara pembelajaran mata pelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing, harus menggunakan bahasa Indonesia.

Karakteristik Pendidik a. Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK b. Guru kelompok mata pelajaran sains, matematika, dan inti kejuruan mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris; c. Minimal 10% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A untuk SD/MI; d. Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A untuk SMP/MTs; e. Minimal 30% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A untuk SMA/SMK/MA/MAK.

Karakteristik Kepala Sekolah a. Kepala sekolah/madrasah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A dan telah menempuh pelatihan kepala sekolah/madrasah dari lembaga yang diakui oleh Pemerintah; b. Kepala sekolah/madrasah mampu berbahasa Inggris secara aktif; c. Kepala sekolah/madrasah bervisi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan entrepreneur yang kuat.

Karakteristik Sarana Prasarana a. Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK; b. Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia; dan c. Sekolah memiliki ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain sebagainya.

Karakteristik Pengelolaan a.meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000; b. Merupakan sekolah/madrasah multi kultural; c. Menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri; d. Bebas narkoba dan rokok; e. Bebas kekerasan (bullying); f. Menerapkan prinsip kesetaraan jender dalam segala aspek pengelolaan sekolah; dan g. Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains, matematika, tekonologi, seni, dan olah raga.

Jumlah Sekolah RSBI Di Indonesia Sekolah 2006 2007 2008 2009 2010 SD 25 38 66 66 33 SMP 102 102 94 94 SMA 100 100 121 43 SMK 179 74 42 138 Total 125 419 242 323 308 Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Biaya Pendidikan Tertinggi Terendah Yang Dibebankan Kepada Orang Tua Komponen Biaya SD SMP SMA SMK SPP per Bulan Biaya Terendah 0 0 0 0 Biaya Tertinggi 150.000 600.000 450.000 250.000 Sumbangan Sukarela (pertama masuk) Biaya Terendah 0 0 0 0 Biaya Tertinggi 1.000.000 12.500.000 15.000.000 2.700.000

Program Bantuan SD RSBI No Penetapan SD RSBI Jumlah Sekolah Jumlah Bantuan masing-masing sekolah (Rp) 2007 2008 2009 2010 1 Tahun 2007 38 500 jt 300 jt 100 jt 2 Tahun 2008 66 500 jt 100 jt 100 jt 3 Tahun 2009 66 200 jt 150 jt 4 Tahun 2010 33 200 jt

Program Bantuan SMP RSBI No Penetapan SMP RSBI 1 Tahun 2007 2 Tahun 2008 3 Tahun 2010 Kategori Jumlah Sekolah Jumlah Bantuan masing-masing sekolah (Rp) 2007 2008 2009 2010 Bersubsidi 100 400 jt 300 jt 300 jt 300 jt Mandiri 2 Bersubsidi 99 300 jt 300 jt 300 jt Mandiri 3 Bersubsidi 69 300 jt 300 jt Mandiri 25

Program Bantuan SMA RSBI No Penetapan SMA RSBI Jumlah Sekolah Jumlah Bantuan masing-masing sekolah (Rp) 2006 2007 2008 2009 2010 1 Tahun 2006 100 300 jt 300 jt 300 jt 300-600 jt *) *) 2 Tahun 2007 100 **) 300 jt 300 jt 300-600 jt *) *) 3 Tahun 2009 121 ***) 500 jt *) *) pemberian bantuan disesuaikan dengan hasil evaluasi kinerja yaitu berkisar antara 300-600 jt **) 2 sekolah diturunkan statusnya karena memiliki kinerja yang kurang baik ***) dari 121 sekolah yang ditetapkan 2009, 1 sekolah merupakan sekolah Mandiri yaitu SMA Sutomo Medan

Program Bantuan SMK RSBI Penetapan SMK RSBI Jumlah Sekolah Jumlah Bantuan masing-masing sekolah (Rp) No 2007 2008 2009 2010 1 Tahun 2007 179 **) 450 jt 250 jt 300-950 jt *) 100 jt 2 Tahun 2008 74**) 250 jt 300-950 jt *) 100 jt 3 Tahun 2009 42 300-950 jt *) 100 jt 4 Tahun 2010 138 ***) 100 jt dan 1M-2M untuk SMK Invest *) pemberian bantuan disesuaikan dengan hasil evaluasi kinerja yaitu berkisar antara 300-950 jt **) Ada beberapa sekolah dari penetapan 2007 dan 2008 yang tidak mendapat bantuan pada tahun berikutnya karena kinerja kurang ***) dari 138 SMK RSBI yang ditetapkan di tahun 2010, 48 SMK RSBI yang dibantu APBN dan 90 SMK RSBI yang dibantu program INVEST

Dampak Negatif Adanya RSBI Ditinjau Dari Landasan Ekonomi RSBI menciptakan kastanisasi pelajar berdasarkan golongan ekonomi. Karna sebagian besar siswanya dari kalangan kelompok menengah ke atas. Ketidakadilan subsidi yang dilakukan pemerintah. Terjadi diskriminasi kebijakan dan pendanaan dari pemerintah. Biaya pendidikan yang tinggi, yang mana pengadaan sarana dan prasarana yang mahal tersebut menjadi tanggungan siswa. Kuota minimal yang diberikan kepada anak-anak berkemampuan akademik tinggi, tetapi berasal dari keluarga miskin tidak memadai dan tidak adil. Sumber: Ikatan Guru Indonesia

Mengapa Program SBI Harus Dihentikan? 1. Konsepnya Lemah (Program ini jelas tidak didahului dengan riset yang mendalam dan konsepnya lemah) 2. Salah Model (Dikdasmen membuat rumusan 4 model pembinaan SBI, tetapi Dikdasmen hanya melakukan satu model rintisan) 3. Salah Asumsi (Guru harus memiliki TOEFL > 500, padahal tidak ada hubungan antara nilai TOEFL dengan kemampuan mengajar dalam bahasa inggris) Sumber: Ikatan Guru Indonesia

Mengapa Program SBI Harus Dihentikan? 4. Ketidakpahaman (Tidak semua orang bisa dijadikan fasih berbahasa Inggris apalagi mengajar dengan menggunakan bahasa Inggris) 5. Kegagalan Didaktik (penekanan pada penggunaan bahasa Inggris sebagai instruksi di kelas oleh guruguru yang selain tak mampu berbahasa Inggris juga amsih diragukan kemampuan penguasaan materid an metode pembelajarannya) 6. Kesalahan Asumsi (kesalahan asumsi bahwa sekolah bertaraf internasional itu harus diajarkan dalam bahasa asing, Inggris khususnya) Sumber: Ikatan Guru Indonesia

Mengapa Program SBI Harus Dihentikan? 7. Proses, dan Bukan Alat (Pendidikan adalah lebih ke masalah proses ketimbang alat) 8. Pendidikan Bermutu Bukan Hanya Untuk Anak Cerdas Berbakat (Sekolah bertaraf internasional bukan hanya untuk siswa yang memiliki standar kecerdasan tertentu) 9. Menciptakan Kesenjangan Sosial 10.Komersialisasi Pendidikan Sumber: Ikatan Guru Indonesia

Apa Gantinya? Negara kita hanya memerlukan SATU standar yaitu SSN (Sekolah Standar Nasional) yang bermutu tinggi dan GRATIS. Tidak memerlukan LABEL internasional hanya untuk sekedar menunjukkan bahwa dapat sejajar dengan negara lain. Sumber: Ikatan Guru Indonesia