BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

dokumen-dokumen yang mirip
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUSINESS MODEL CREATION FUTURE OF MOTORCYCLE RIDING WITH FASHION, SAFETY & TECHNOLOGY: GLOWRISTIC JACKET

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN. Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri

BAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin sulitnya keadaan perekonomian dunia saat ini yang diakibatkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor

minimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif memiliki peran penting

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih

Industri Kreatif Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

TERMS OF REFERENCE (TOR) EAGLE AWARDS DOCUMENTARY COMPETITION 2014

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas.industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi ekonomi, tetapi juga transaksi sosial budaya antar negara.

PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Kawasan Terpadu Trans Studio Bandung, Bandung, 30 Juni 2012 Sabtu, 30 Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

EKONOMI KREATIF DALAM PERSPEKTIF PERDAGANGAN, HAMBATAN DAN PERAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENGGERAK INDOSTRI PARIWISATA

PEREKONOMIAN INDONESIA

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bisa mengurangi tingkat pengangguran. Selain UMKM ada juga Industri

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Harus diakui saat ini para wisatawan berkunjung ke suatu daerah di

mutualisme begitupun dengan para pelaku industri marmer dan onix di Tulungagung, Jawa Timur. Tentunya dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Industri Kecil Menengah (IKM). Sektor industri di Indonesia merupakan sektor

BAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat mengakibatkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha lainnya. Menurut Porter dalam Solihin (2012 :42), intensitas

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan rencana..., Rabiah Amalia, FE UI, 2008.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. aksesorisnya, konsultasi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen. Fesyen

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. yang memberikan keuntungan. Saat ini mobil klasik dalam kondisi prima, memiliki

1 BAB I PENDAHULUAN. menghadapi krisis global seperti tahun lalu, ketika penerimaan ekspor turun tajam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT BELI ATTIS JEANS

Assalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,

2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian judul

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara saat ini. Potensi pasar global yang amat besar

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia selama 10 tahun terakhir. Data Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

Perkembangan Industri Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. Asian Development Bank (ADB) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

INDUSTRI KREATIF: MOTOR PENGGERAK UMKM MENGHADAPI MASAYARAKAT EKONOMI ASEAN. Vita Kartika Sari 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari bisnis itu sendiri. Menurut Peter Drucker (1954) 2 fungsi dalam bisnis itu adalah marketing dan inovasi. Untuk menjadikan suatu bisnis berkembang dan maju maka 2 fungsi ini menjadi penting. Marketing menjadikan suatu produk atau jasa menjadi memiliki nilai sehingga dapat disampaikan ke pembeli. Sedangkan inovasi menciptakan kreatifitas yang menjadikan suatu produk atau jasa memiliki keunikan atau perbedaan dengan usaha yang lain. Gagasan ide bisnis ini terinspirasi dari teori yang dikeluarkan oleh Peter Drucker dan inovasi menjadi dasar produk kami. Ide bisnis ini memiliki latar belakang beragam yang semuanya menjadi dasar perumusan bisnis jaket Glowristic. Latar belakang Glowristic mencakup: sepeda motor di Indonesia, industri ekonomi kreatif, industri fashion,industri pariwisata Bali. Semua latar belakang ini saling berhubungan 1

2 dengan rangkaian sebagai berikut. Sepeda motor di Indonesia menjelaskan jumlah motor di Indonesia yang menjadi dasar utama munculnya ide bisnis jaket Glowristic. Industri ekonomi kreatif menjelaskan bahwa bisnis jaket ini memiliki dasar sebagai produk yang kreatif. Industri fashion menjelaskan alasan produk ini berbentuk jaket yang memiliki unsur fashion. Industri pariwisata Bali akan menghubungkan alasan kami memilih Bali sebagai tujuan memulai usaha jaket Glowristic. 1.1.1 Sepeda Motor di Indonesia Indonesia adalah negara dengan populasi lebih dari 200 juta penduduk, dan perkembangan sepeda motor di Indonesia sangat pesat, Indonesia juga memiliki banyak pengguna sepeda motor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tahun 2012, pertumbuhan sepeda motor di Indonesia sebesar 76.381.183 sepeda motor, dan total dari pengguna sepeda motor lebih dari 77.755.658 di tahun 2013. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut, dapat dilihat pertumbuhan pengguna dan sepeda motor meningkat dalam satu tahun. Data pengguna sepeda motor terbanyak berada pada kota kota besar di Indonesia, terutama pada Ibu kota Jakarta. Kemacetan adalah salah satu permasalahan di Ibu kota Jakarta saat ini. Beberapa tahun terakhir ini, jumlah dari pengguna sepeda motor terus berkembang pesat, dan banyak alasan bagi mereka dalam penggunaan sepeda motor, dan sebagian tanggapan pengguna sepeda motor dalam

3 menggunakan sepeda motor adalah transportasi umum yang masih belum memadai serta cukup banyak pengeluaran yang dikeluarkan bila menggunakan mobil pribadi. 1.1.2 Industri Ekonomi Kreatif Ekonomi Kreatif Industri, dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari kegiatan ekonomi yang dikaitkan dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi serta pemanfaatan kreatifitas, keterampilan dan bakat individu untuk menciptakan kemakmuran dan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi kekuatan kreativitas individual dan kreasi. Berbeda dengan karakteristik industri pada umumnya, industri kreatif adalah sebuah kelompok industri yang terdiri dari berbagai jenis industri bahwa masing masing memiliki ekploitasi proses keterkaitan ide atau intelektual properti (intelektual) menjadi nilai ekonomis yang tinggi yang dapat menciptakan kemakmuran dan pekerjaan. Industri yang datang dari pemanfaatan kreatif, keterampilan dan bakat individu untuk menciptakan pekerjaan menghasilkan dan mengekploitasi kreativitas dan bekerja setiap individu. Menurut Kementrian Perdagangan Indonesia, saat ini ada 15 kategori didunia Industri Kreatif yaitu, Iklan, Arsitektur, Seni, Kerajinan, Desain, Fashion, Film, Video, dan Fotorgrafi, Permainan Interaktif, Musik, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan,

4 Layanan Komputer dan Perangkat Lunak, Radio dan Televisi, Penelitian dan pengembangan, Kuliner. Beberapa tahun terakhir, industri kreatif telah menjadi semakin menarik bagi sebagian pemerintah di negara berkembang. Pada tahun 2005, konferensi PBB mengenai perdagangan dan pembangunan (UNCTAD) XI tingkat tinggi Panel pada industri kreatif dan pengembangan menugaskan beberapa penelitian untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang menghadapi pertumbuhan dan perkembangan industri kreatif dalam mengembangkan industri. Cunningham et al. (2009) mengatakan, yang memanfaatkan kreatifitas dengan membawa potensi untuk penciptaan kekayaan, budidaya bakat lokal dan kreatif generasi modal, pengembangan pasar ekspor baru, pemanfaatan teknologi komunikasi informasi dan meningkatkan daya saing dalam ekonomi global. Kunci utama dari menariknya industri kreatif dan pengembangan adalah pengakuan bahwa nilai dari ide ide kreatif produksi dan kreatifitas dalam individu, dan negara negara berkembang memiliki tradisi budaya yang kaya. Dari industri kreatif sebagai krisis industri di Indonesia, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono telah setuju dan diartikulasikan tema kreatif Indonesia yang terdaftar melalui instruksi Presiden No. 6 tahun 2009, dan pada 17 November 2009, Presiden

5 Republik Indonesia mengeluarkan Kepres Nomor 33 tahun 2009. Ini sebagai upaya awal yang bertujuan meningkatkan citra positif dan martabat rakyat Indonesia dalam forum International dan juga untuk menumbuhkan rasa bangga dan senang terhadap budaya dan hasil kreatif Indonesia. Gambar 1.1 Produk Domestik Bruto Dampak positif dari keputusan itu, mendapatkan nilai ekonomi industri kreatif seperti PDB (Produk Domestik Bruto), pekerjaan dan ekspor meningkat. Peningkatan nilai ekonomi juga terjadi pada penyerapan tenaga kerja dan industri kreatif. Nilai data PDB (Produk Domestik Bruto), serapan tenaga kerja dan industri kreatif yang ekspor terus meningkat menunjukan bahwa industri kreatif pada dasarnya mampu menahan krisis meskipun secara umum krisis global ini menyebabkan penurunan dalam perekonomian. (Excerpt News.indonesiakreatif.net & Jurnal Ekonomi Kreatif penggerak

6 ekonomi kerakyatan. *Sekretariat Kabinet Republik Indonesia & Majalah SWA ) Gambar 1.2 Kontribusi Ekonomi Kreatif Dari sektor tenaga kerja, seiring meningkatnya produksi Kreatif Industri Indonesia yang secara tidak langsung mebuka peluang untuk tenaga kerja ahli meningkatkan atau memulai kinerjanya dalam penciptaan kreasi dan kreatifitas. Ini dapat pula dilihat perkembangan jumlah tenaga kerja cukup meningkat pesat setelah mendapatkan dukungan Presiden Indonesia dengan diresmikannya Kepres No.33 tahun 2009 dan juga setelah melewati masa masa krisis global.

7 Gambar 1.3 Jumlah Tenaga Kerja 1.1.3 Peningkatan Industri Fashion Banyak bisnis di Indonesia yang sangat berkembang akhirakhir ini. Salah satu industri ekonomi yang berkembang adalah sub sektor industri fashion. Industri ini berada di bawah industri ekonomi kreatif. Industri ini berkembang pesat sepanjang 4 tahun terakhir. Menurut data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik di tahun 2013 industri ekonomi kreatif mengalami peningkatan dalam kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia. Dari Tabel 1.1 terlihat industri ekonomi kreatif mengalami peningkatan setiap tahun. Mulai dari tahun 2010, ekonomi kreatif memiliki nilai sekitar 472 Milyar kemudian di tahun 2011 mencapai 526 Milyar, hingga tahun 2013 menjadi 641 Milyar. Meskipun hanya berada di peringkat ke 7 dari 10 industri masih kalah dari 9 industri lainnya. Dari total PDB 9,109,129.4 yang didapat Indonesia pada pertengahan 2013, industri kreatif menyumbang 641,815.5 milyar atau 7,05%.

8 Tabel 1.1 PDB Indonesia Tahun 2010-2013 Industri kreatif memiliki 15 sub sektor yang diantaranya ada industry fashion. BPS juga menjelaskan dari Tabel 1.2 bahwa industri fashion menyumbang 181,570.3 milyar dari total 641,815.5 milyar pada industri kreatif. Kemudian pada Gambar 1.1 terdapat diagram yang menunjukan bahwa sub sektor fashion memberi porsi 27% sedikit dibawah kuliner dengan 33%. Kedua data ini menunjukkan industri fashion berada di peringkat 2 setelah kuliner dan jauh meninggalkan 13 sub sektor lainnya dan memiliki arti bahwa minat masyarakat Indonesia yang semakin tinggi akan kebutuhan pakaian mulai dari atas kepala hingga ujung kaki. Selain itu, industri fashion mengalami perkembangan dan menjadi lahan bisnis yang memiliki masa depan cerah di Indonesia.

9 Tabel 1.2 NTB Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2010-2013 Gambar 1.4 Diagram NTB Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2010-2013

10 Badan Pusat Statistik juga melansir bahwa aktivitas ekspor di Indonesia pada tahun 2013 lalu telah mencapai 2.079.941.326 juta rupiah. Nilai ini merupakan peningkatan sebesar 4,03% mengingat pada tahun 2012 aktivitas ekspor di Indonesia mencapai 1.999.379.930 juta rupiah. Sektor ekonomi kreatif sendiri pada tahun 2013 mencapai angka 118.968.031,8 juta rupiah. Angka ini mengindikasikan peningkatan sebesar 8,01% dengan membandingkannya dengan aktivitas ekspor di tahun 2012 yang mencapai 110.144.802,7 juta rupiah. Dari 15 subsektor ekonomi kreatif, terdapat 3 subsektor yang mampu memberikan kontribusi nilai impor yang unggul jauh dibandingkan 12 subsektor lainnya. Ketiga subsektor ini adalah subsector fashion (76.788.615,1 juta rupiah), subsektor kerajinan (21.723.601 juta rupiah), serta subsektor kuliner (11.816.125 juta rupiah. Apabila dibandingkan dengan angka ekspor ekonomi kreatif di Indonesia, yaitu 118.968.031,8 juta rupiah, maka ketiga subsektor tadi secara berurutan memberikan kontribusi sebesar 64,55%, 18,26%, serta 9,93%.

11 Tabel 1.3 Ekspor Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2010-2013 1.1.4 Bali Sebagai Tujuan Pariwisata Turis Mancanegara Bali adalah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang menjadi tempat destinasi paling diminati oleh turis mancanegara. Oleh karena keindahan panorama pantai dan budaya Bali yang unik menjadikan pulau ini berbeda dengan tempat pariwisata yang lain. Secara geografis Bali terletak di wilayah Indonesia bagian tengah dengan luas 5,634.40 km2 atau 0.29% dari luas kepulauan Indonesia. Provinsi Bali terdiri dari beberapa pulau, diantaranya yaitu Pulau Bali yang merupakan pulau terbesar dan beberapa pulau kecil seperti Nusa Penida, Nusa Ceningen, Nusa Lembongan, Serangan, dan Menjangan.

12 Jumlah wisatawan baik asing maupun lokal terus meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun sempat terjadi penurunan akibat tragedi yang dikenal dengan isitilah Bom Bali I dan II, Bali masih menjadi daya tarik bagi turis asing sekaligus ujung tombak pariwisata Indonesia. Menurut data yang kami himpun dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali di tahun 2013 kurang lebih 10 juta turis mengunjungi Bali baik lokal maupun asing. Berikut tabel perbandingan jumlah turis lokal dan asing yang mengunjungi Bali selama tahun 2013. Tabel 1.4 Jumlah Turis Lokal di Bali Tahun 2013

13 Tabel 1.5 Jumlah Turis Asing di Bali Tahun 2012-2013 Melihat kedua tabel di atas, terdapat kenaikan jumlah turis asing di Bali dari tahun 2012 ke tahun 2013. Meskipun jumlah turis asing masih kalah dengan turis lokal, namun jumlah ini termasuk besar bagi pulau Bali. Berangkat dari fakta ini maka Glowristic mencoba memulai bisnis jaket LED dari Bali yang sering dikunjungi turis asing.

14 Mereka gemar memakai jasa rental sepeda motor dan jaket Glowristic dapat bekerjasama menjadi satu paket dalam rental motor. 1.2 Definisi Masalah Jumlah sepeda motor menjadi semakin tidak terkendali dan menimbulkan permasalahan baru yaitu sesaknya jalanan dengan sepeda motor. Banyaknya motor di jalanan membuat kendaraan besar yang melintas harus ekstra hati-hati contohnya seperti truk dan bus besar. Saat akan berbelok, sepeda motor harus memberikan sinyal berupa lampu sein. Namun dikarenakan posisi lampu sein motor yang sulit terlihat khususnya oleh kendaraan besar maka kami muncul dengan ide bisnis ini. 1.3 Manfaat Manfaat dari jaket Glowristic adalah: 1. Memberikan pengalaman baru dalam memakai jaket motor dengan lampu LED 2. Dapat melakukan kustomisasi jaket melalui lampu LED yang disesuaikan keinginan pelanggan 3. Memudahkan pengendara sepeda motor memberikan sinyal lampu sein terhadap pengendara jalan yang lain

15 1.4 Ide Bisnis Ide bisnis ini lahir dari permasalahan yang muncul saat pengguna sepeda motor lalu lalang di jalanan dan lampu sein sulit untuk dilihat oleh kendaraan besar. Ide mengenai lampu sein yang diletakkan di punggung jaket motor adalah hal yang baru. Di Indonesia belum ada yang menggabungkan ide seperti ini. Penggunaan lampu LED sebagai lampu sein di jaket menjadi inovasi dalam industri jaket sepeda motor. Tidak hanya sebagai pengganti lampu sein, lampu LED di jaket dapat juga dikreasikan menjadi fashion dan trend baru dalam memakai jaket sepeda motor. 1.5 Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu ditentukan batasan ruang lingkup atas rencana bisnis ini. Ruang lingkup dari bisnis ini adalah sebagai berikut: 1) Model bisnis ini di buat untuk di khususkan kepada bidang Fashion, otomotif, serta terfokuskan kepada para wisatawan asing maupun lokal yang berkendara sepeda motor dengan sistem rental. 2) Model bisnis ini dikembangkan dengan menggunakan konsep awal Fashion, Safety, Technology. Sistem konsep bisnis kami

16 menggunakan Business to Business (B2B) dan Business to Customer (B2C). 3) Model bisnis ini dirancang untuk para wisatawan asing dan dalam negri serta pecinta, penghobi, penjual aksesoris otomotif. 4) Model bisnis ini mencakup deskripsi bisnis, penelitian dan analisa pasar, rencana strategi pemasaran, perencanaan dan perkiraan keuangan, analisa kelayakan finansial.