BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individual, dan (5) peragaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Kegiatan Pembelajaran. Sumber Belajar 1.1 Mengidentifikasi


SILABUS PEMBELAJARAN

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. serangkaian upaya dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

M PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SILABUS MATA PELAJARAN SMP NEGERI 2 BANJAR MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan seni tari yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidikan seni tari

SILABUS PEMBELAJARAN

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang sangat cepat dan merambah seluruh sendi

BAB II TINJAUAN TEORETIK. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau jalan yang harus dilalui dalam pembelajaran. Ketepatan dan kesesuaian. pengembangan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

commit to user BAB I PENDAHULUAN

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala isinya termasuk gejala-gejala alam yang ada. Ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan

SKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM:

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Di dalam Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN /MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki seni dan budaya tradisional masing-masing yang kemudian secara nasional dikenal sebagai seni dan budaya nusantara. Seni dan budaya nusantara dibedakan menjadi seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Seni tari nusantara tentu saja memiliki keberagaman antar suku bangsa sesuai ciri khasnya masing-masing. Keberagaman tersebut dapat dilihat dari segi gaya, gerak, fungsi, serta ciri-ciri khusus lainnya. Sesuai dengan yang tercantum pada Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah seri BSNP, dikemukakan bahwa mata pelajaran seni dan budaya diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik. Pelajaran seni dan budaya diberikan melalui pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni. Dalam pembelajaran seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan dalam masing-masing bidang (seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater) yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Masing-masing bidang seni memiliki substansi, ciri-ciri pembelajaran dan jenis materinya sendiri. Dalam suatu sekolah minimal diajarkan salah satu bidang seni sesuai dengan SDM dan fasilitas yang tersedia. Hal tersebut merupakan suatu kebijakan kepala 1

2 sekolah, bahkan pada sekolah yang mampu meyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya (Depdiknas, 2006:8). Seni tari termasuk salah satu bidang dalam mata pelajaran seni dan budaya karena memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual mempunyai makna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media. Multidimensional memiliki makna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi, apresiasi, dan kreasi dengan memadukan unsur estetika, kinestetika, dan logika. Sedangkan multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap yang demokratis, beradab, serta toleran terhadap masyarakat dalam keberagaman budaya. Mata pelajaran seni budaya, khususnya seni tari dapat diasumsikan sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran seni tari berdasarkan kurikulum sebelumnya. Tujuan pelaksanaan mata pelajaran seni tari di sekolah adalah (a) agar peserta didik mempunyai kemampuan memahami konsep dan pentingnya seni budaya, (b) peserta didik mampu menampilkan sikap apresiatif terhadap seni budaya, (c) peserta didik mampu menampilkan kreativitas melalui seni budaya, (d) peserta didik mampu menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global (BSNP, 2006:197). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, disebutkan salah satu standar kompetensi untuk bahan kajian seni tari tingkat sekolah menengah pertama (SMP)

3 adalah mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari tunggal dan berpasangan/kelompok terhadap keunikan seni tari nusantara, dengan kompetensi dasar sebagai berikut: Mengidentifikasi jenis karya seni tari tunggal dan berpasangan/kelompok daerah setempat, nusantara, mancanegara di Asia, dan mancanegara di luar Asia; Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari tunggal dan berpasangan/kelompok daerah setempat, nusantara, mancanegara di Asia, dan mancanegara di luar Asia; Mengeksplorasi pola lantai gerak tari tunggal daerah setempat, nusantara, mancanegara di Asia, dan mancanegara di luar Asia; Memeragakan tari tunggal dan berpasangan/kelompok daerah setempat, nusantara, mancanegara di Asia, dan mancanegara di luar Asia; Menciptakan tari kreasi berdasarkan tari mancanegara di luar Asia; Menyiapkan pertunjukan tari di sekolah; Menggelar pertunjukan tari di sekolah (BSNP, 2006:198). Berdasarkan hasil observasi di lapangan, untuk pelaksanaan pembelajaran tari nusantara dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran, yaitu metode ceramah untuk menyampaikan materi apresiasi seni tari, metode demonstrasi atau peragaan, untuk menyampaikan materi ekspresi tari, dan metode pemberian tugas, dengan tujuan agar siswa belajar secara mandiri baik dalam apresiasi seni tari maupun ekspresi tari namun tetap dalam pengawasan guru. Materi yang digunakan untuk pembelajaran apresiasi siswa menggunakan materi yang telah tersedia dalam buku pelajaran Seni Budaya. Sedangkan untuk pembelajaran ekspresi tari, materi yang digunakan didapat dari pengalaman pribadi guru, pelatihan guru, mahasiswa KKN, dan VCD tari nusantara.

4 Media yang diguanakan untuk proses pembelajaran tari nusantara berupa buku pelajaran Seni Budaya, poster dan gambar tari nusantara, video tari nusantara dan belum pernah digunakan media pembelajaran interaktif. Dalam proses pembelajaran tari nusantara guru mengalami beberapa kendala yaitu, kemampuan siswa yang beragam, waktu pembelajaran seni tari yang terbatas, kesulitan guru untuk mendapatkan media. Kendala lain yang dialami guru khususnya dalam pembelajaran praktek tari nusantara adalah video yang digunakan sebagai materi berupa video tari secara utuh tanpa penjelasan khusus. Siswa yang menempuh pendidikan tingkat SMP rata-rata berkisar pada usia 13-15 tahun. Pada kisaran ini berarti anak usia SMP masuk dalam kategori remaja. Hurlock menjelaskan salah satu ciri khas anak usia remaja adalah berusaha menyelesaikan masalah yang dihadapinya secara mandiri. Pernyataan ini didukung oleh Jean Piaget yang mengklasifikasikan perkembangan kognitif yang terjadi pada usia remaja termasuk dalam tahap Operasional Formal, dengan ciri perilaku berpikir secara konseptual dan hipotesis. Berdasarkan pernyataan kedua ahli tersebut di atas, pendidikan memiliki pengaruh dalam perkembangan kognitif remaja. Untuk itu perlu dikembangkan suatu media pembelajaran yang mampu mengatasi keadaan tersebut. Media yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan sekolah khususnya dalam pembelajaran tari nusantara serta mampu mengatasi keragaman kemampuan kognitif tiap siswa, hal ini berarti siswa dapat mengendalikan media tersebut menurut kemampuannya masing-masing. Dalam hal ini dibutuhkan media yang menampilkan rincian mengenai tari nusantara yang

5 dipertunjukan dan dapat dioperasikan langsung oleh siswa. Rincian yang dimaksud dapat berupa unsur-unsur yang membentuk karya tari nusantara tersebut seperti nama tari, asal tari, jumlah penari, kostum, sejarah terciptanya tari, dan fungsi tari. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswa mengidentifikasi karya tari nusantara sebagai bentuk apresiasi siswa terhadap keunikan tari nusantara. Sedangkan sebagai bahan ekspresi siswa untuk mengeksplorasi pola lantai gerak tari serta menyiapkan pementasan tari nusantara, ditampilkan rincian ragam gerak agar mempermudah dalam melakukannya. Selain berisi tentang rincian mengenai tari yang ditampilkan sebagai bahan apresiasi dan ekspresi siswa, alangkah lebih baik jika media yang dikembangkan juga membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Ada interaksi antara siswa dengan media yang dibuat, hal ini berarti media tersebut dioperasikan sendiri oleh siswa. Dengan demikian mampu menimbulkan umpan balik dan motivasi untuk belajar. Multimedia berbasis komputer dan inter-active video (video interaktif) merupakan kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, dan video. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan, dan isi pelajaran. Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi itu (Arsyad, 2010:170-172). Video interaktif merupakan multimedia yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pengguna dengan media tersebut.

6 Pengguna memiliki kuasa untuk mengendalikan produk/media sesuai kemampuan dan kecepatannya masing-masing. Dengan demikian melalui media video interaktif ini pengguna dapat belajar secara mandiri sesuai petunjuk yang diberikan. Dalam mata pelajaran seni dan budaya SMP kelas VIII terdapat materi pembelajaran tari nusantara. Mengacu pada standar kompetensi bahan kajian seni yang telah diungkapkan di awal, dapat disimpulkan bahwa selain mengidentifikasi suatu tari nusantara untuk memperoleh informasi mengenai nama tarian; ciri-ciri khusus tari yang bersangkutan; pesan atau isi cerita dalam tari; serta aspek penampilan tari, siswa juga dituntut untuk mampu mengekspresikan tari nusantara dengan memperagakan ragam gerak tari nusantara. Kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui pengamatan pertunjukan dan pengamatan kehidupan sosial masyarakatnya. Tari Bedana merupakan salah satu tarian yang berasal dari propinsi Lampung. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, secara khusus di daerah Yogayakarta, tari Bedana dapat digunakan sebagai materi pembelajaran tari nusantara di SMP. Selain alasan tersebut di atas, beberapa hal lain yang dijadikan alasan pemilihan tari Bedana sebagai materi tari nusantara adalah ; secara bentuk fisik tarian, tari Bedana merupakan tari berpasangan dan dapat ditarikan secara berkelompok sehingga sesuai dengan salah satu kompetensi dasar mata pelajaran seni tari di SMP; secara teknik gerak, tari Bedana memiliki ragam gerak tari yang tidak terlalu banyak dan mudah diikuti oleh anak seusia SMP; dalam hal keunikan bentuk tari, terdapat pada ragam gerak tari Bedana yang tersusun atas jenis

7 gerakan yang ritmis, mengayun dan seperti orang berjalan, dan pola gerak yang menarik sehingga dapat divariasikan dengan cara berputar, berlawanan arah, ataupun dilakukan kearah kanan dan kiri secara bergantian. Namun demikian tata garapan tari tersebut dapat disesuaikan dengan perkembangan, baik dalam komposisi dan tata pentasnya. Berdasarkan pemikiran di atas peneliti bermaksud melakukan Pengembangan Media Video Interaktif Tari Bedana untuk Pembelajaran Tari Nusantara di SMP. B. Identifikasi Masalah Dari uraian di atas, permasalahan-permasalahan yang muncul antara lain sebagai berikut: 1. Pembelajaran tari Nusantara di SMP N 2 Pengasih dilakukan dengan metode ceramah, praktek, dan pemberian tugas. 2. Materi yang digunakan untuk pembelajaran apresiasi siswa menggunakan materi yang telah tersedia dalam buku pelajaran Seni Budaya. Sedangkan untuk pembelajaran ekspresi tari, materi yang digunakan didapat dari pengalaman pribadi guru, pelatihan guru, mahasiswa KKN, dan VCD tari nusantara. 3. Video yang digunakan untuk pembelajaran tari nusantara berupa video tari utuh tanpa penjelasan khusus. 4. Belum pernah digunakan media pembelajaran interaktif.

8 5. Dibutuhkan media pembelajaran yang mampu memberikan penjelasan mengenai tari yang dipertunjukan dalam kegunaannya sebagai materi pembelajaran tari Nusantara. 6. Media yang dikembangkan dapat dioperasikan sendiri oleh siswa sehingga mampu membuat siswa lebih aktif, dan dapat digunakan secara klasikal maupun mandiri. 7. Tari Bedana merupakan salah satu tari tradisonal dari propinsi Lampung yang dapat digunakan sebagai materi tari nusantara di SMP. C. Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada pengembangan media pembelajaran interaktif yang menyajikan tari Bedana beserta penjelasannya dalam kaitannya dengan materi pembelajaran tari Nusantara di SMP yang tervalidasi dari aspek kualitas dan efektifitas dalam pembelajaran. D. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah bentuk produk media pembelajaran interaktif tari Bedana yang tervalidasi oleh ahli materi, ahli media pembelajaran, dan siswa calon pengguna media untuk pembelajaran tari nusantara di SMP?

9 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk media video interaktif tari Bedana untuk pembelajaran tari nusantara di SMP yang tervalidasi oleh ahli materi, ahli media pembelajaran, dan siswa calon pengguna dalam mengatasi permasalahan pembelajaran tari nusantara. F. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberi pengertian bahwa melalui kemajuan teknologi dapat diciptakan/dikembangkan media pembelajaran yang membantu mengatasi permasalahan dalam kegiatan pembelajaran seni tari. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu dan bermanfaat bagi: Guru mata pelajaran seni tari, media ini dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran tari Nusantara. Siswa tingkat SMP, media ini dapat digunakan untuk kegiatan belajar secara mandiri. Sekolah yang menjadikan seni tari sebagai mata pelajaran seni budaya, media ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran tari Nusantara khususnya didaerah Yogyakarta.

10 G. Spesifikasi Produk Penelitian pengembangan ini, dimaksudkan untuk mengembangkan media pembelajaran berbentuk video interaktif untuk pembelajaran tari nusantara di SMP. Produk yang dirancang memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1. Media video tari Bedana untuk pembelajaran tari nusantara dikembangkan untuk pembelajaran tari nusantara bagi siswa SMP kelas VIII khususnya daerah Yogyakarta. 2. Media video tari Bedana untuk pembelajaran tari nusantara dikembangkan ke dalam bentuk multimedia berbasis komputer dan video interaktif yang merupakan penggabungan teks, gambar, animasi, suara, dan video sehingga membantu memudahkan user dalam memahami konsep. 3. Pengembangan media video tari Bedana untuk pembelajaran tari nusantara ini dikemas dalam bentuk DVD. 4. Media yang dikembangkan dilengkapi dengan petunjuk penggunaan, materi pelajaran, dan soal untuk evaluasi siswa. Materi yang disajikan adalah penjelasan tentang sejarah tari, rias dan busana, dan perkembangannya sebagai bahan apresiasi siswa. Sedangkan untuk bahan ekspresi siswa, dalam materi ini juga dilengkapi video ragam gerak tari, video latihan tari, juga video tari secara utuh.

11 H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Pengembangan media video interaktif tari Bedana dapat dilakukan dengan asumsi sebagai berikut. 1. SMP N 2 Pengasih telah memiliki sarana prasarana pembelajaran yang cukup lengkap dan guru telah menggunakan media pembelajaran yang bervariasi untuk meyampaikan pelajaran. 2. Guru SMP N 2 Pengasih dapat mengoperasikan komputer. 3. Seluruh siswa kelas VIII SMP N 2 Pengasih dapat mengoperasikan komputer. 4. SMP N 2 Pengasih memiliki laboratorium komputer. 5. SMP N 2 Pengasih memiliki ruang auditorium beserta perlengkapannya untuk melaksanakan pembelajaran klasikal. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan, antara lain: 1. Kemampuan peneliti dalam penguasaan pemprograman komputer sangat terbatas. 2. Penelitian hanya dilakukan pada satu sekolah, yaitu SMP N 2 Pengasih. 3. Evaluasi oleh ahli hanya dilakukan oleh satu orang ahli media (dosen ahli media pembelajaran) dan satu orang ahli materi (guru mata pelajaran).

12 4. Produk berupa video pembelajaran interaktif berbentuk DVD, sehingga bagi sekolah yang akan menggunakan produk ini harus memiliki sarana dan prasarana yang mendukung. Setidaknya, sekolah ini harus memiliki laboratorium seni yang dilengkapi komputer dengan software dan hardware yang diperlukan, sound speaker, dan proyektor LCD (Liquid Crystal Display). 5. Materi yang disajikan dalam video pembelajaran ini hanya satu jenis tarian nusantara dan tidak menyajikan tarian nusantara secara Global.