Pengalamanku dalam Angkot

dokumen-dokumen yang mirip
S a t u DI PAKUAN EXPRESS

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

Hai Cindy selamat ya sudah jadi anak SMU Suara yang sudah tak asing lagi baginya.

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

TUGAS UJIAN PERANCANGAN FILM KARTUN NASKAH FILM. Disusun Oleh :

Pagi itu, Roni beranjak dari tempat tidur.

Dengan senyum aku menyapanya. Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku.

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

Aduh 15 menit lagi masuk nih, gimana donk? Jalanan macet segala lagi, kenapa sih setiap hari jalanan macet kaya gini? Kayanya hari ini bakalan jadi

Gambar tersebut adalah sebuah hati, ditengah-tengahnya terdapat sebuah gedung dan disamping kiri gambar tersebut ada angka satu besar sekali.

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

I Hate Monday. Oleh: Siti Sapuroh

Aku, Sekolah, dan Cita-citaku

ONE. Nggak, gue gak mau ikut. Sergah Tamara. Kenapa? Siapa tau lo disana nemuin jodoh. Iya bener, gue gak mau tau alasan lo

Hujan deras lagi-lagi mengguyur di luar sana. Aku

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa.

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Tanda Terima Dari Mbak Diah

Keindahan Seni Pendatang Baru

KAWASAN TERTIB LALU LINTAS

Pahat Hati Andi Tenri Ayumayasari

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Mr Knight, tadi Mr. Boyd menelepon untuk membuat janji temu di hari Jumat jam 2 siang. Apakah saya ada janji di hari itu?

41 A. Menyampaikan Pesan Pendek

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.

Sinar yang Hilang. Ketika Takdir Menyapa 1

Adonan, duluan yaa!!! seru sekelompok cewek kelas sebelah yang selalu bikin kesal. Dengan terang-terangan mereka mengumumkan panggilan baru buatnya.

Perkenalkan nama saya Fonika. Saya adalah seorang

Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti

***** 2 Bintang Bersinar di Negeri Berlian

Hayo melamun aja kamu Tha dari tadi aku liatin. Evan tiba tiba duduk di sebelah Retha sambil memberikan ice cream cone rasa anggur.

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

Atau ada juga yang hanya di dalam kota. Ada yang ke Dufan, Water Boom, atau ke Puncak. kata Anti lagi.

The New Beginning (2015)

BAB I SOSOK MISTERIUS. Vanessa Putri, Vanessa Putri? Bu Ria memanggil nama itu lagi.

Sang Pangeran. Kinanti 1

Tante, please... Saya benar-benar membutuhkan bantuan. Pemuda itu tampak memohon. Tapi... Ini menyangkut hidup mati seseorang, tante!

YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa

DESSA FITRI MASINTA DEWI

Di Pantai Pasir Putih

Seratus Tiga. Seratus Fiksi Tiga Penulis. Hak Cipta 2010 oleh Ramdhani Nur, AK Basuki, Ma mar

Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus

Perpustakaan Unika LAMPIRAN KUESIONER 30

SUNFLOWERS. Saya lebih suka menghadap ke matahari.

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

SEMACAM PENGANTAR. I Love Medan. ~ Irda Handayani ~

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. maka akan dilakukan pembahasan dalam bentuk paparan dan analisis faktor-faktor

TILL DEATH DO US PART

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Yaitu Ditra, Dila, Tantri, DITRA.

Cinta memang tidak akan ada yang tahu kehadirannya, cinta bisa datang dan pergi tanpa diduga. Cinta bisa berdampak positive ataupun negative terhadap

Rambut sepunggungnya dibiarkan tergerai, hanya disisir sedemikian rupa agar tidak terlihat kusut. Aku berangkat! Gadis itu tiba di kampus tempat ia

"Ya ampun ini anak pikirannya makan terus. Hahahaha," jawab Ricky "Yah keliatan kali dari pipi Ki. Hahaha," timpal Cella Persahabatan yang nyaris

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan

My Love Just For You vol1

2 Our Precious School

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

23 Alasan Seorang Cewek Berpacaran. Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April :33

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS)

Bab 1. Awal Perjuangan

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

Satu. Di antara Affogato coffee dan Hujan

ROMEO DAN JULIET. What's in a name? That which we call a rose. By any other name would smell as sweet. ~ Romeo and Juliet ~

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

Alergi Gelembung. Girl and the Magic Tree 1

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

04 Mei 2015 Kliningggg.. klininggg. Hiasan yang digantung di atas pintu masuk itu berbunyi demikian bilamana ada tamu yang masuk. Marvin sang pemilik

Aku ada dengan dirinya kali ini bukan karena keinginanku. Bukan karena cinta. Bukan karena kenal. Namun ini kebetulan. Diriku berdiri di depan sini.

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

IBU DAN CINTA INT.DI DAPUR TEMPAT IBU MULYADI MEMASAK(PAGI)

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Kisah Tanpa Cerita. Yura K. Shaira. novel. Penerbit PT Elex Media Komputindo

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

Karya Nurul Alma Febriyanti

This is the beginning of everything

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

Sinopsis dan Naskah Film Pendek. Polisi Cilik

Berpisah... mudah kau bilang begitu. Kau bilang ini hanya sementara, dan bukan selamanya. Tapi aku tetap tidak rela kau pergi. Di gerbang kampus itu

Pemilik jiwa yang sepi

Tiga Belas Ribu Empat Ratus Lima Puluh Rupiah

Lingkungan Sehat, Nyaman Dilihat, Gairah Meningkat!

1. Aku Ingin ke Bandung

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

Indonesian Continuers (Section I Listening and Responding) Transcript

Nama : Ikrar Panunggul Antoni NIM : Kelas : 09.S1TI.01

Prolog Cinta Tak Pernah Salah, Antara Tepat dan Tidak Tepat

AKHIR PENANTIAN. Naswa harus merelakan hobi yang sangat dia sukai karena dia baru sembuh dari sakitnya akibat kecelakaan bulan lalu.

Arif Rahman

Love has its own Story

Transkripsi:

1 Pengalamanku dalam Angkot Oleh: Mahroja Pukul 05.00 WIB terdengar suara nada alarm di ponsel. Lalu kuterbangun dari tidurku, hoooaaammm ternyata sudah subuh, aku bangun dari tempat tidurku lalu ke kamar mandi ambil wudu, setelah salat Subuh aku membersihkan tempat tidurku. Kamar sudah rapi, sekarang waktunya membersihkan ruangan tengah deeehhh. Selesai bersih-bersih rumah, saatnya mandi dan rapi-rapi, lalu berangkat ke kampus untuk menuntut ilmu. Gimana caranya aku sampai ke kampus? Yah aku harus naik kendaraan umum. Nah, dari rumah aku naik angkot turun di Kalibata, naik lagi mobil kopaja. Ehhh nih Kopaja bukannya jalan malah ngetem. Bete banget rasanya. Seandainya aku punya motor, pasti aku udah sampai kampus, nggak perlu nunggu Kopaja yang selalu ngetem untuk menunggu penumpang lain. Dua puluh menit kemudian Kopaja itu jalan. Hhhuuufffttt nggak sekalian aja jalannya nanti sampai lebaran monyet! 1

Menuju Asa yang Satu Eeehhh si kenek dengar ucapan aku yang tadi. Dia bilang, Ahh Mbak, tadi Mbak bilang apa??? Aku jawab dengan ramah, Saya tidak bilang apa-apa, Bapak Kenek. Lalu, si kenek bilang, Tadi kalau nggak salah Mbak ngomong nggak sekalian aja jalannya nanti sampai lebaran monyet. Ooohhh itu toh, tadi saya lagi baca SMS dari teman saya Pak, bukannya saya ngomongin sopirnya karena jalannya lama. Aku senyum dengan si keneknya, dia bilang, Kok Mbak senyum-senyum? Aku jawab, Emangnya nggak boleh ya saya senyumsenyum? Kata si bapak kenek, Boleh kok Mbak, senyum. Mbak nggak senyum aja udah cantik, apalagi Mbak senyum, hemm tambah jelek. Hehehe, si bapak kenek tertawa. Sial tuh si bapak kenek bilang aku jelek. Hemmm, apa benar yang dibilang sama si bapak kenek itu kalau aku jelek? Alahhh mau jelek atau cantik, yah aku harus bersyukur dan menerima apa adanya yang Allah berikan. Sebentar lagi sampai Cililitan. Setelah sampai Cililitan, bukannya aku turun malah asyik main game di ponsel. Pas di lampu merah aku bilang sama sopirnya, Yah kelewat deh Pak, saya kan turunnya di depan PGC. Stop stop Pak! Lalu si sopir bilang, Iyem iyem, tadi udah di depan PGC nggak mau turun. Sial banget sih tuh sopir masa aku di 2

panggil Iyem. Nggak kenek nggak sopirnya sama saja samasama koplakkk! Sampailah aku di PGC, terus aku nunggu angkot yang ke arah kampus. Paling malas nunggu angkot yang ke arah kampus. Soalnya angkotnya jarang ada kalau yang ke arah kampus. Menunggu di depan PGC sambil SMS-an sama teman-teman, datanglah pria tampan menghampiriku. Aku kira dia mau menghampiriku, nggak tahunya si pria tampan itu menghampiri wanita yang ada di belakangku. Hemmm, malu banget sudah senyum-senyum nggak jelas sama si pria tampan itu. Setengah jam sudah aku menunggu angkot. Akhirnya, datang juga angkotnya, duduk di angkot sambil dengar musik, tidak lama kemudian satu per satu penumpang naik, penuhlah angkot itu. Setelah itu ada cowok duduk di depan aku, dia beri senyuman kepadaku, aku dan cowok itu saling pandangpandangan. Dalam hatiku, wahh nih cowok keren juga yahh. Setelah itu dia turun dari angkot, yah nggak ketemu si cowok itu lagi deh. Huft... sampailah di depan kampus, aku turun dari angkot terus aku jalan menuju ke kelas, ternyata kelasnya masih ada yang pakai. Sambil nunggu kelas kosong, aku ambil wudu lalu salat Zuhur. Setelah itu masuk kelas dan siap untuk belajar. *** 3

Menuju Asa yang Satu Tentang Penulis Mahroja, lahir di Jakarta 26 Desember 1992. Memulai pendidikannya dari TK 1 ATAP berlanjut ke SD 03 PAGI dan SMPN 133 Jakarta, berlanjut ke SMAN 69 Jakarta. Saat ini penulis berprofesi sebagai mahasiswa di Universitas Indraprasta PGRI Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain berprofesi sebagai mahasiswa, penulis juga aktif di sebuah organisasi Ranggon Sastra di Universitas Indraprasta PGRI. Penulis berharap tulisannya dapat bermanfaat untuk semua orang yang terkasih. 4

2 Ternyata Hujan Tak Selalu Ditandai dengan Mendung Oleh: Arrumi Dewi Saya tidak menyangka ternyata Senin telah memberikan saya sebuah pelajaran berharga. Perasaan kuat seorang ibu memang tidak bisa dibohongi, tampak begitu nyata di suatu ketika pada hari Senin. Tugas Sosiologi Sastra yang diberikan dosen pun masih mentah dalam genggaman, sedangkan tugas ini harus dikumpulkan hari ini juga. Alangkah terkejutnya saya ketika melihat ke arah jam yang semakin bergerak semakin cepat saja hanya perasaan saja. Dengan cukup tergesa-gesa saya rapikan setiap lembar tugas menjadi satuan yang utuh tanpa terserak, dan 100% selesai. Waktu tepat menunjukkan pukul 13.00 WIB, setelah semua rapi, saya persiapkan motor yang akan saya gunakan menuju kampus. Baru setapak melangkah keluar rumah, sudah dapat saya rasakan panas yang menyengat kulit. 5

Menuju Asa yang Satu Terlintas sejenak dalam pikiran, hari ini pasti luar biasa panasnya. Saya siapkan sepasang sarung tangan dengan maksud untuk menyelamatkan kulit tangan saya dari kegosongan, kemudian masker sebagai pelindung dari debu-debu kotor jalanan, dan pastinya helm supaya tidak kena tilang polisi. Semua berasa cukup lengkap. Sebelum beranjak saya membiasakan diri untuk memberi salam kepada ibu terlebih dahulu, sedikit teriak memanggilnya: Bu, Ibu???! Tak lama berselang, Ibu menjawab. Iyaa, Ibu ada di luar, kenapa? Sudah mau berangkat Nak? sapa Ibu dengan lembut. Kudekati Ibu, kemudian mengulurkan tangan untuk menyalaminya. Jangan sampai ada yang tertinggal ya! Bawa jas hujan jangan lupa Nak, persiapan takut tiba-tiba nanti turun hujan, Ibu berkata. Hari ini nggak akan hujan, Bu. Tadi aku lihat berita. Katanya hari ini cuacanya panas-panas aja kok, jawabku. Ibu diam, selang berapa detik, Buat persiapan aja, yang namanya cuaca kan nggak bisa diprediksi. Sekarang panas, nanti kan bisa saja tiba-tiba hujan. Tapi Bu, ribet banget kalau harus bawa-bawa jas hujan, celoteh ngeyel. Ya ampun Sayang, apanya yang ribet sih, kan tinggal ditaruh di dalam jok aja. Udah, Ibu tenang aja deh, pokoknya hari ini nggak bakalan hujan! Tapi perasaan Ibu hari ini akan turun hujan, saat ini memang begitu panas, tapi nggak ada yang tahu sejam/dua 6

jam lagi akan turun hujan. Hujan itu nggak selalu ditandai dengan mendung dulu sebelumnya, kadang cuaca panas yang menyengat seperti ini saja bisa tiba-tiba turun hujan. Lagi-lagi kita kan nggak bisa memprediksi, Ibu bicara panjang lebar. Kuacuhkan semua omongan panjang lebar Ibu, tanpa menggubrisnya sedikit pun. Semata-mata karena melihat jam di tangan sudah menunjukkan waktu yang telat dari seharusnya saya berangkat ke kampus. Ya udah, berangkat dulu ya Bu, udah telat nih. Iya, hati-hati di jalan ya Nak. Bismillah, baca dalam hati. Kutelusuri sepanjang Jalan Raya Bogor. Sekitar 15 menit berada di jalan, saya mulai merasakan tetesan air sedikit demi sedikit yang jatuh membuat bentuk serupa titik di kaca helm yang saya kenakan. Ah, nggak mungkin hujan. Ini aja panas kok, ujar dalam hati. Selang 5 menit dari tempat tetesan air itu, turunlah serbuan air-air yang seperti suara gemuruh. Ya Allah, ternyata benar-benar hujan ya, mana nggak bawa mantel lagi nih, ngomong sendirian. Tanpa berpikir panjang, kuhentikan perjalananku dengan roda dua ini, sambil mencari tempat berteduh pastinya. Sekeliling ramai dengan orang-orang yang bergegas mengeluarkan mantel dari dalam jok motornya untuk dikenakan, tujuannya sederhana agar terlindung dari air yang begitu deras mengguyur tempat ini, juga semata-mata agar bisa melanjutkan kembali perjalanannya masing-masing. Saya terbengong-bengong menyaksikan pemandangan itu, sambil seketika mengingat-ingat satu hal, tapi apa ya? 7