BAB I PENDAHULUAN. Beberapa radiasi berbahaya karena dapat mengionisasi bahan yang dilaluinya,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

SINTESIS DAN SIMULASI KINERJA PERISAI RADIASI NUKLIR BERBASIS KOMPOSIT BETON TERHADAP PAPARAN SINAR X/SINAR GAMMA DAN BERKAS NEUTRON ULFA DWI PRASTIWI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Akhadi, M., 1997, Dasar Dasar Proteksi Radiasi, Rineka cipta, Jakarta.

PELURUHAN RADIOAKTIF

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

BAB V PEMBAHASAN. Laporan Tugas Akhir

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1

OPTIMASI SHIELDING NEUTRON PADA THERMALIZING COLUMN REAKTOR KARTINI

SINTESIS PERISAI NEUTRON BERBASIS UHMWPE FURI ALIFIARI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

FISIKA ATOM & RADIASI

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir dalam bidang energi adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di

TEORI DASAR RADIOTERAPI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1

DOSIS SERAP DI SEKITAR BATAS DISTRIBUSI BORON

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DA PEMBAHASA 100% %...3. transparan (Gambar 2a), sedangkan HDPE. untuk pengukuran perpanjangan Kemudian sampel ditarik sampai putus

Bab IV Hasil dan Pembahasan

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber energi nuklir merupakan sumber energi yang potensial untuk

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

BAB I PENDAHAULUAN. mulai dari bidang energi, industri, hidrologi, kesehatan dan lain

Bab III Metodologi Penelitian

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PENGUJIAN TINGKAT KEKERASAN BAHAN KOMPOSIT SERBUK KAYU DENGAN MATRIK RESIN EPOKSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Runusan Masalah

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Batu bara + O pembakaran. CO 2 + complex combustion product (corrosive gas + molten deposit

OXEA - Alat Analisis Unsur Online

PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik,

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT (RESIN POLIESTER SERBUK GERGAJI KAYU SENGON)

MODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama.

PRIMA Volume 8, Nomor 1, Juni 2011 ISSN : DESAIN PINTU RUANG PESAWAT SINAR-X DARI BAHAN KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB II RADIASI PENGION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM

4 Hasil dan Pembahasan

RADIOAKTIF 8/7/2017 IR. STEVANUS ARIANTO 1. Oleh : STEVANUS ARIANTO TRANSMUTASI PENDAHULUAN DOSIS PENYERAPAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF REAKSI INTI

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

BAB IV ANALISIS & HASIL PERCOBAAN

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIABEL KOMPAKSI TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p DENGAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERLAPISI ZnO

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiasi merupakan pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang yang dapat diserap oleh benda lain. Beberapa radiasi berbahaya karena dapat mengionisasi bahan yang dilaluinya, sumber-sumber penghasil radiasi seperti akselerator, reaktor nuklir dan sumber radiasi lainnya yang memancarkan partikel-partikel alfa, beta, gamma, neutron dan partikel lainnya. Partikel-partikel ini akan berinteraksi dengan material yang dilaluinya dan hal tersebut dapat membahayakan makhluk hidup yang berada disekitarnya karena dapat merusak sel-sel dan bisa menyebabkan penyakit seperti leukimia, kanker dan sebagainya. Radiasi neutron menjadi salah satu radiasi yang membahayakan karena dapat mengionisasi material yang dilaluinya, partikel penyususun inti (nukleon) yang tak bermuatan dan memiliki massa hampir sama dengan massa proton sehingga neutron juga mampu mengionisasi material yang dilaluinya (Akhadi, 1997). Berdasarkan hal tersebut dituntut adanya perisai radiasi neutron pada lingkungan sekitar daerah radiasi dari bahaya tersebut. Perisai radiasi neutron merupakan suatu benda yang dapat melindungi dan menahan energi radiasi neutron terhadap suatu objek, adapun kriteria bahan yang baik untuk digunakan sebagai perisai neutron adalah yang memiliki kandungan hidrogen besar, tidak mudah mengalami korosi, tidak bersifat beracun, dan mempunyai tampang lintang 1

(cross-section, σ) neutron yang baik (Juliyani, dkk., 2012; Kim, dkk., 2014). Karena hidrogen memiliki sifat inelastic scattering yang baik, hal tersebut sangat menguntungkan jika dimiliki oleh bahan penyusun perisai neutron untuk menghalangi penurunan nilai tampang lintang yang menaikkan energi neutron. Penelitian tentang perisai radiasi neutron telah banyak dilakukan sebelumnya dengan menggunakan material yang memiliki kandungan hidrogen dan mempunyai tampang lintang serapan yang tinggi, salah satunya material polimer UHMWPE (Ultra High Molecular Weight Polyethylene). Elmahrough, dkk (2013) membuat perisai radiasi gamma dan neutron dari beberapa bahan yaitu Pure polyethylene, Lithium polyethylene, Bismuth-loaded polyethylene dan Borated-lead Polyethylne. Nilai koefisien atenuasi tertinggi pada bahan Bismuthloaded polyethylene mengandung hidrogen, sehingga baik dalam mengurangi serapan energi neutron yang berinteraksi dengan bahan yang bernomor atom rendah dan berpengaruh besar terhadap penyerapan neutron, bergantung tampang lintang (cross-section) terhadap komponen elemen atom. Bahan dasar UHMWPE awalnya berupa bulk selanjutnya UHMWPE dibuat serbuk agar bisa diisi filler menggunakan metode blending dan selanjutnya dicetak dengan cara kompaksi. Juliyani, dkk (2012) dalam penelitiannya telah berhasil membuat bahan perisai radiasi neutron dengan bahan utama Boron trioxide (B 2 O 3 ) dan penambahan campuran zeolit serta semen menggunakan metode blending. Penambahan filler Calcium Chloride (CaCl 2 ) pada bahan dasar UHMWPE didapatkan sifat serapan yang lebih baik dibandingkan dengan UHMWPE murni (Pareira, dkk 2013). Sudarchikov, dkk. (2014) telah membuat 2

bahan komposit dengan bahan dasar UHMWPE yang diisi filler bronze powder dalam bentuk serbuk dibuat dengan aktivasi mekanik dan dilanjutkan dengan kompres. Diperoleh kesimpulan bahwa dengan adanya penambahan konsentrasi filler bronze powder dapat meningkatkan modulus elastisitasnya. Gadolinium oxide (Gd 2 O 3 ) diketahui dapat menyerap neutron karena mempunyai tampang lintang serapan yang tinggi. Gd 2 O 3 sering digunakan sebagai material pelapis bahan bakar untuk menaikkan umur bahan bakar nuklir dan pengendalian reaktor nuklir yang lebih baik (Sungkono, dkk, 2015). Bahan polimer dengan filler Gd 2 O 3 bisa digunakan dalam industri nuklir yaitu sebagai perisai radiasi neutron karena memilki sifat yang baik dalam menghambat dan menyerap neutron yang tinggi (Uhm, dkk, 2010). Pembuatan komposit UHMWPE-Gd 2 O 3 sebagai bahan perisai radiasi neutron termal diharapkan dapat meningkatkan nilai serapan neutron sehingga dalam aplikasinya bisa lebih efektif untuk memperlambat bahkan menahan radiasi neutron. Karena latar belakang tersebut pada penelitian ini dibuat bahan perisai radiasi neutron termal dari bahan dasar polimer UHMWPE dengan filler Gd 2 O 3, dengan metode blending dan kompaksi dan diuji serapan neutronnya menggunakan metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan dan komposisi komposit UMHWPE-Gd 2 O 3 terhadap penyerapan neutron termal. Penelitian yang dilakukan dengan mencampur filler Gd 2 O 3 dengan UHMWPE menggunakan metode blending yang selanjutnya dicetak menggunakan alat kompaksi ketebalannya diatur dan serapan neutron diharapkan 3

menjadi lebih baik. Setelah dikompaksi akan dilakukan karakterisasi komposit UHMWPE-Gd 2 O 3 dengan menggunakan XRD (X-ray Diffraction) untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam material dan SEM-EDS untuk melihat morfologi, identifikasi unsur, serta sebaran filler Gd 2 O 3 dalam UHMWPE. Seperti yang dilakukan oleh Xiaozhou, dkk. (2010) membuat material untuk perisai menggunakan UHMWPE yang dikompositkan dengan Samarium Oxide (Sm 2 O 3 ) selanjutnya dikarakterisasi menggunkan SEM, akan tetapi fokus dalam penelitiannya untuk melihat sifat mekanik komposit. Jenis polietilen banyak digunakan untuk perisai radiasi neutron, akan tetapi temperatur polietilen secara umum hanya berkisar antara 120 o -140 o C (Sukegawa, dkk., 2016). Oleh karena itu posisi peletakan polietilen sebagai perisai harus diperhatikan dalam reaktor. Komposit UHMWPE-Gd 2 O 3 selanjutnya akan diuji serapan neutron dengan variasi ketebalan dan komposisi dengan Fasilitas Neutron Radiografi, nilai intensitas serapan neutron sebelum dan sesudah melalui perisai diukur dengan metode AAN dan metode film. Metode AAN juga telah digunakan untuk mengetahui sifat material komposit polyester sebagai perisai radiasi sinar gamma ia menyimpulkan bahwa penggunaan AAN lebih baik dibandingkan dengan metode yang lain (Mensah, dkk,. 2012). Metode AAN menggunaan perangkat lunak MCNP5 juga dilakukan oleh oleh Hidayah (2014) untuk menghitung simulasi perhitungan bahan bakar reaktor yang tersisa pada teras reaktor Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy (RSG-GAS). Metode film dapat menghitung kandungan neutron termal pada fasilitas radiografi neutron di BATAN serpong 4

yaitu sebesar 60,95% dan metode film merupakan metode langsung sehingga lebih baik dari metode kamera (Gunawan, dkk., 2008; Sutiarso, 2011). 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi penambahan filler Gd 2 O 3 pada bahan dasar polimer UHMWPE dengan variasi ketebalan dan komposisi filler terhadap serapan neutron termal. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perisai penahan radiasi neutron termal pada reaktor nuklir. 1.3 Batasan Masalah Penelitian Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan Perisai radiasi neutron dengan menggunakan bahan polimer UHMWPE yang diisi filler Gd 2 O 3 menggunakan metode blending dengan variasi komposisi dan ketebalan. Pengukuran nilai koefisien serapan neutron terhadap komposit UHMWPE-Gd 2 O 3 sebelum dan setelah melewati perisai menggunakan metode AAN dibandingkan dengan hasil dari metode film 5