Bab 2. Landasan Teori

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa:

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

KONSEP OMOIYARI DALAM LAGU YUUKI NO HANA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

Bab 2. Landasan Teori. Keraf (2000, hal.14) menyatakan bahwa kata moral berasal dari bahasa Latin yaitu

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

Bab 2. Landasan Teori. Iklan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Iklan dapat ditemui di

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

ANALISIS KONTRASTIF MAKNA IDIOM BAHASA JEPANG DENGAN BAHASA INDONESIA YANG TERBENTUK DARI KATA ME (MATA) SKRIPSI OLEH DYAH RETNO WIGATI NIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Kridalaksana dalam Kushartanti ( 2005,hal.3),bahasa mempunyai enam

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan berkomunikasi. Mengenai komunikasi ini, Kamus Besar

KESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat luas dan dapat juga membantu seseorang untuk

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

ANALISIS KONTRASTIF STRUKTUR KALIMAT PASIF BAHASA JEPANG DENGAN KALIMAT PASIF BAHASA JAWA SKRIPSI OLEH LIBRIANA ONAFIANI NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang

GIJOUGO DALAM MANGA GREAT TEACHER ONIZUKA KARYA TORU FUJISAWA I KADEK AMERTA CANDRA ERDIKA

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

Bab 2. Tinjauan Pustaka

ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI

UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

Transkripsi:

Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Sintaksis Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik yang berkembang di Indonesia. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang memiliki makna dengan dan tattein yang berarti menempatkan. Sehingga menjadikan sintaksis memiliki arti, menempatkan kata-kata secara bersamaan sehingga menjadi sebuah kelompok kata atau kalimat. Menurut Kridalaksana (2008, hal. 223), sintaksis merupakan pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata dengan satuan-satuan yang lebih besar dalam bahasa. Dalam bahasa Jepang, sintaksis disebut dengan istilah tougoron. Verhaar (2001, hal. 162) membagi kalimat berdasarkan fungsi, kategori serta peran dan ia juga mengatakan bahwa morfologi dan sintaksis juga merupakan bagian dari tata bahasa. Chaer (2007, hal. 206) menjelaskan bahwa struktur sintaksis yang terdiri dari kata, frase, klausa, kalimat dan wacana merupakan hal-hal yang sering dibicarakan di dalam sintaksis. 2.1.1 Definisi Kata Menurut Chaer (2007, hal. 206) kata adalah satuan terkecil dari sintaksis yang membentuk menjadi komponen pembentuk sintaksis yang lebih besar yaitu, frase. Kridalaksana (2008, hal. 110) juga mengatakan bahwa kata adalah satuan terkecil dalam sintaksis yang berasal dari leksem yang telah mengalami proses morfologis. Kata sangat berperan sebagai unsur pembentuk frase, klausa, kalimat serta wacana. 11

2.1.2 Definisi Frase Dalam sintaksis selain kata terdapat juga frase, yaitu satuan gramatikal berupa gabungan kata yang tidak memiliki predikat dan dapat disebut juga sebagai gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam kalimat (Chaer, 2007, hal. 206). 2.1.3 Definisi Klausa Klausa merupakan satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata yang terdiri dari subjek, predikat baik disertai dengan objek, pelengka, keterangan ataupun tidak. Di dalam sintaksis klausa berada diantara frase dan kalimat. Lebih tepatnya klausa berada di atas frase dan di bawah kalimat. Namun masih banyak pembelajar bahasa yang belum dapat membedakan antara frase, klausa dan kalimat karena kemiripannya (Chaer, 2007, hal. 231). 2.1.4 Definisi Kalimat Kalimat adalah salah satu pembentuk sintaksis yang menyusun kata-kata sehingga menjadi teratur dan lengkap (Chaer, 2007, hal. 231). Menurut Niita (1997, hal. 11) kalimat adalah 文は 言語活動の基本的単位である したがって 文は そして そのことによって 文の表す意味は 言語活動の単位にふさわしい構造的なあり方をしているはずである Terjemahan: Kalimat adalah satuan dasar dari suatu aktifitas bahasa. Oleh karena itu, definisi yang menggambarkan kalimat dalam struktur bahasa adalah satuan aktifitas bahasa yang sesuai dengan strukturnya. 2.2 Teori Semantik Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau lambang (sign). Semantik pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel Breal pada tahun 1883. Kata semantik kemudian disepakati sebagai istilah 12

yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1994, hal. 2). Selain istilah semantik dalam sejarah linguistik ada pula digunakan istilah lain seperti, semiotika, semiologi, semasiologi, sememik, dan semik untuk menunjukan bidang studi yang mempelajari makna atu arti dari suatu tanda atau lambang. Namun istilah semantik lebih umum digunakan dalam studi linguistik karena istilah -istilah yang lainnya itu mempunyai cakupan obyek yang lebih luas, yakni mencakup makna tanda atau lambang pada umumnya. Dalam analisis semantik harus juga disadari bahwa bahasa itu bersifat unik, dan memiliki hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat penggunanya, maka analisis semantik suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain. Misalnya, pada kata ikan dalam bahasa Indonesia mengarah kepada binatang yang hidup di dalam air dan juga dapat dimakan sebagai lauk. Dalam bahasa inggris ikan disebut dengan fish. Namun kata iwak dalam Bahasa Jawa bukan berarti ikan atau fish. Kata iwak dapat berarti lauk. Menganalisis bahasa adalah hal yang sulit karena bahasa bersifat unik dan wadah penyampaian kebudayaan dari masyarakat bahasa yang bersangkutan. Selain itu apabila bahasa yang penuturnya terdiri dari kelompok-kelompok yang memiliki latar belakang budaya, pandangan hidup, status sosial dan agama yang berbeda, maka makna sebuah kata dapat menjadi berbeda. 13

2.3 Teori Kesetiakawanan Sosial Dalam sebuah seminar bertema Kesetiakawanan Sosial Dalam Penanganan Bencana yang diadakan pada tahun 2009 Menteri Sosial RI, Dr. Salim Segaf Al Jufri menyatakan bahwa jika suatu bangsa khawatir dengan peristiwa bencana namun harus ada optimisme dan kesiapan karena setiap manusia memiliki nilai kesetiakawanan sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kesetiakawanan adalah perasaan bersatu, sependapat dan sekepentingan, namun apabila ditambahkan dengan kata sosial artinya berubah menjadi adanya solidaritas sosial, tenggang rasa yang sanggup merasakan perasaan sesamanya, ditunjukan dalam toleransi kepada orang lain serta bersedia mengulurkan tangan apabila diperlukan. Menurut Jufri (2009, hal. 3) pertama kesetiakawanan sosial muncul karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang hidup berkelompok baik kelompok kecil maupun besar. Manusia hidup saling tergantung satu dengan lainnya, adanya perasaan saling menyatu serta saling membutuhkan. Karena itu manusia mempunyai perasaan empati dan simpati. Perasaan empati adalah perasaan yang mampu membaca dalamnya hati, pikiran, perasaan atau keseluruhan manusia sehingga menjadi dasar bagi manusia ketika melakukan sesuatu dan ketika melakukan tindakan sosial. Sifat empati ini bersifat searah, ditunjukkan kepada seseorang tanpa harus mengenal orang yang diberi bantuan terlebih dahulu. Sedangkan simpati adalah perasaan tenggang rasa antara dua orang yang saling mengenal satu sama lain sehingga menyebabkan kedua orang tersebut saling membantu atau mendukung. Kedua hal ini merupakan sumber utama terciptanya kesetiakawanan sosial. Sehingga setiap orang dapat menciptakan lingkungan hidup yang demokratis, adil, dan sejahtera. 14

Selain itu menurut Jufri (2009, hal. 3) dalam penanganan bencana yang paling utama adalah semangat untuk merasakan penderitaan dan tekad untuk saling berbagi. Dalam penanggulangan bencana rasa senasib dan sepenanggungan, saling setia kawan, saling tolong menolong, gotong royong adalah hal yang lebih penting daripada kesediaan sarana dan prasarana. 2.4 Konsep Omoiyari Dalam psikologi sosial, konsep Jepang terhadap omoiyari telah diteliti dari segi altruism, simpati, empati dan perilaku prososial serta berbagai model kognitif dari perilaku prososial. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kazuya Hara yang berjudul The Concept of Omoiyari (altruistic Sensitivity) in Japanese Relational Communication ia merumuskan bahwa asumsi dasar dan karakteristik omoiyari dalam bidang semantik adalah doa, dorongan, bantuan dan dukungan. Ketika orang Jepang merasakan kebaikan orang lain terhadap diri mereka dan melihat perasaan hangat, pikiran serta perilaku seseorang, mereka akan menghargai perasaan tersebut, perasaan inilah yang disebut omoiyari. Makna utama dari omoiyari adalah kepekaan seseorang untuk membayangkan perasaan dan urusan pribadi orang lain termasuk keadaan orang tersebut (Hara, 2006, hal. 24). Menurut Hara (2006, hal. 27) kata omoiyari terdiri dari 2 kata yaitu omoi dan yari. Omoi berarti perhatian penuh terhadap orang lain dan Yari adalah bentuk kata benda dari kata kerja yaru, yang artinya adalah mengirimkan sesuatu untuk orang lain. Maka dari itu, secara harafiah kata omoiyari berarti mengirim perasaan altruistik seseorang kepada orang lain. Ootsuka (1991, hal. 10) juga berpendapat bahwa 15

apabila seseorang ingin memahami tentang omoiyari maka orang itu juga harus memahami tentang rasa simpati. Menurut Decety (2010, hal. 886-889) simpati adalah perasaan kebersamaan secara sosial hingga seseorang dapat merasakan perasaan orang lain, biasanya suatu perasaan sedih, di dalam dirinya sendiri. Contohnya saat kita mengetahui orang lain terkena bencana ataupun ada kerabat yang meninggal, kita dapat merasakan kesedihan yang sama. Menurut Sakai (2005, hal. 145), omoiyari bukanlah sekedar mengetahui keadaan orang yang menderita saja, namun juga ikut merasakan penderitaan orang tersebut, karena dengan bersama-sama ikut merasakan penderitaan orang tersebut maka seseorang akan tergerak untuk membantu. Omoiyari adalah hubungan antara manusia terutama pada orang Jepang dalam memberikan kasih sayang antara manusia satu dengan manusia yang lainnya (Kaoru, 1995, hal. 3). Dalam banyak survei dari opini masyarakat, orang Jepang telah mendaftarkan omoiyari sebagai salah satu konsep yang penting dalam budaya Jepang. Sehingga hal ini menandakan bahwa konsep omoiyari menjadi salah satu konsep yang mencerminkan sifat orang Jepang. Sehingga di Jepang sendiri kata omoiyari juga sering digunakan sebagai motto sekolah maupun kantor polisi. Menurut Akanuma dalah Hara (2006, hal.27) meskipun omoiyari didasarkan atas perilaku dan aktivitas, konsep ini juga dapat terlihat di negara lain. Orang Jepanglah yang menempatkan nilai tertinggi omoiyari di seluruh dunia. Ahli-ahli dari luar Jepang juga tertarik oleh konsep omoiyari. Mereka menempatkan konsep omoiyari 16

sebagai salah satu ide yang paling penting dalam nilai budaya Jepang dan komunikasi. Menurut Kishimoto (2003, hal. 221) pesan omoiyari dapat disampaikan dengan beberapa cara diantaranya adalah dengan memberikan hadiah, memuji, menyapa dan memperlihatkan senyuman. Dalam psikologi sosial Kikuchi dalam Hara (2006, hal. 28) membagi omoiyari menjadi 4 karakteristik. Yang pertama adalah omoiyari sebagai perilaku prososial termasuk ide dari suatu tindakan untuk membantu orang lain. Kedua, omoiyari sebagai perilaku prososial yang tanpa mengharapkan imbalan apapun. Ketiga, omoiyari sebagai perilaku prososial yang disertai pengorbanan dari diri sendiri. Yang terakhir adalah omoiyari sebagai perilaku prososial yang bersifat sukarela. Keempat hal ini menunjukkan bahwa omoiyari adalah suatu perilaku yang tidak terikat oleh rasa tanggung jawab terhadap orang lain namun bersedia untuk melakukan kegiatan prososial. Sakai (2005, hal. 144) juga mengungkapkan bahwa omoiyari memiliki arti yang mirip dengan prosocial behavior dan altruistic behavior. Berikut adalah kutipannya 思いやり は 向社会的行動 (Prosocial behavior) や 愛他行動 (Altruistic behavior) とほぼ同じ意味として考えられ 研究されてきた したがって 思いやり の定義には 向社会的行動 や 愛他行動 の定義が用いられてきている Terjemahan: Omoiyari memiliki arti yang hampir sama dengan Prosocial behaviour dan Altruistic behavior. Yang berarti dapat dikatakan definisi dari omoiyari adalah Prosocial behaviour dan Altruistic behavior. 17

Seperti yang telah dijelaskan di atas, omoiyari terdiri dari aspek afektif yaitu altruism, simpati dan empati serta perilaku prososial. Kemudian Hara (2006, hal.30) membagi 4 area semantik dari omoiyari Gambar 2.1 Bagan Karakteristik Omoiyari dalam Bidang Semantik Area A dan B merupakan area intrapersonal dan mencakup aspek kognitif dan afektif seseorang. Area C mencakup interaksi yang berasal dari Area A dan D meliputi Area B. Area A dan C didasarkan atas perasaan simpati, sementara Area B dan D berdasarkan atas empati. Area A adalah untuk menggambarkan situasi dimana seseorang sedang merasa khawatir tentang keadaan yang tidak diinginkan oleh orang lain dan berdoa agar keadaan itu dapat menjadi lebih baik. Perasaan pada daerah ini berdasarkan altruisme dan perasaan simpati. Sebaliknya dalam area B adalah keadaan dimana ketika seseorang memiliki pikiran untuk mendorong atau memberikan semangat kepada seseorang. Perasaan ini berdasarkan altruisme dan empati. Area C dan D mencakup aspek kebiasaan dalam komunikasi dan aktifitas sosial. Dalam area ini, interaksi verbal dan non verbal ditukar dan bila diperlukan akan 18

ditambahkan kebiasaan untuk membantu. Area C yang berasal dari perasaan psikologis Area A merupakan perilaku prososial yang berdasarkan altruisme dan simpati. Aktivitas seperti kebiasaan membantu seseorang atau kegiatan seorang relawan termasuk ke dalama area ini. Area D yang berasal dari perasaan psikologis area B juga berdasarkan pada altruisme dan empati termasuk situasi dalam mendukung keberhasilan seseorang atau berpartisipasi dalam kegiatan untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain. 19