Departemen Internasional BANK INDONESIA 27 Januari 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Perumusan Strategi dan Posisi Indonesia Menghadapi G20 Turki Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI Jakarta, 3 Maret 2015

Diskusi Post event Feedback G20 Summit. INFID, 3 Oktober 2013

Gambaran Umum G20. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KETERANGAN PERS

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Laporan Perekonomian Indonesia

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BADAN KEBIJAKAN FISKAL KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

OUTLINE SITUASI GLOBAL HASIL-HASIL TINDAK LANJUT DAN KORELASI DENGAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 Moscow, Rusia, Februari 2013

Indonesia, G20 dan Komitmen Anti Korupsi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

Sambutan Utama. Gubernur Agus D.W. Martowardojo. Pada Seminar Internasional IFSB. Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam

Jakarta, 03 April 2014

LATAR BELAKANG MODERASI PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL

Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/PBI/2014 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MAKROPRUDENSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

Background Paper PEMBIAYAAN UNTUK PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

PENDANAAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Masyarakat Sipil Indonesia untuk G20. Halal bi Halal,

BAB IX KONTROVERSI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) & UTANG LUAR NEGERI (ULN)

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia

Perekonomian Suatu Negara

Kajian Tengah Waktu Strategi Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

KERTAS POSISI MASYARAKAT SIPIL INDONESIA 1

Boks.3 MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN YANG EFISIEN MENUJU PERTUMBUHAN YANG BERKESINAMBUNGAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

Laporan Pengendalian Inflasi Daerah

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

Mengatasi Sisi Gelap Dunia Kripto

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

VII. SIMPULAN DAN SARAN

AGENDA PEMBANGUNAN DALAM FORUM G20

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan

Penyesuaian Penghasilan Tidak Kena Pajak Sebagai Instrument Fiskal Stimulus Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia

Tiga Perangkat Analisis untuk Pembiayaan Mitigasi dan Adaptasi di Sektor Tata Guna Lahan

Pernyataan Bersama Pertemuan ke 16 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3. 3 Mei 2013, Delhi, India

1. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Strategis BI

Neraca Pembayaran, Hutang Negara Dunia Ketiga dan Kontroversi Stabilitas Makroekonomi

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

Ujian Akhir Semester Semester Genap 2016/2017 PEREKONOMIAN INDONESIA Waktu Pengerjaan: 180 Menit 24 Mei 2017 TUTUP BUKU

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP

KETERANGAN PERS. Penguatan Koordinasi Dan Bauran Kebijakan Perekonomian Dan Keberlanjutan Reformasi

RINGKASAN EKSEKUTIF. Di sisi lain, pasar keuangan domestik membaik, terutama didorong oleh besarnya modal asing yang. xvii

PRESS RELEASE. LAPORAN STUDI IMD LM FEB UI Tentang Peringkat Daya Saing Indonesia 2017

Menata dan Memperkuat Perbankan Indonesia, Menyongsong Pemulihan Ekonomi Global


PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

LATAR BELAKANG MODERASI PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL PEREKONOMIAN AMERIKA YANG BELUM STABIL PERLAMBATAN PERTUMBUHAN TIONGKOK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

Base Erosion and Profit Shifting (BEPS): Aktivitas Ekonomi Global dan

Kebijakan Fiskal untuk Mendukung Akselerasi Sektor Industri yang Berdaya Saing

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN

PERTEMUAN TAHUNAN INDUSTRI JASA KEUANGAN MEMACU PERTUMBUHAN Jakarta, 18 Januari 2018

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara berkembang (Sumandi dkk, 2016).

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

Permasalahan Adaptasi dan Kebutuhan Pendanaan Adaptasi di Indonesia. Dewan Nasional Perubahan Iklim

KEYNOTE SPEAKER KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN ASSOCIATION CAMBISTE INTERNATIONALE WORLD CONGRESS

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi

Menyinari Sudut Kelam Tata Pemerintahan yang Lemah dan Korupsi Oleh Christine Lagarde

CHAPTER 14. Asrofi Rama Saputra 11/316615/EK/18639

BAB VI PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Sahara Afrika untuk lebih berpartisipasi dalam pasar global. 1 Dalam beberapa tahun

Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pajak sebagai salah satu lingkungan bisnis perusahaan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh

BAB I PENDAHULUAN. terdapat juga transfer, seperti tunjangan sosial yang merupakan bantuan

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. negara. Dengan kemampuan kapasitas fiskal tinggi suatu negara akan

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

BAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan

Mobilisasi Sumber Daya untuk Transformasi Sosial: Tantangan Kita

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun

Transkripsi:

1 Prioritas dan Agenda Finance Track Departemen Internasional BANK INDONESIA 27 Januari 2017

Tema, Prioritas dan Program Kerja Finance Track Presidensi G20 Jerman 2017 2 Tema utama Presidensi G20 Jerman 2017: Shaping an Interconnected World Prioritas dan Program Kerja G20 Finance Track 2017 Framework Macroeconomic policy mix Enhancing structural reform G20 Resilience principles Inclusive growth Enhancing Resilience Supporting Investment Shaping Digitalisation IFA Analysing capital flows and managing risks Strengthening GFSN Public & Private debt sustainability MDB Balance Sheet Optimisation International Tax Tax and development Taxes and digitalisation Financial Sector Implementing and further improving financial sector reform Risks and opportunities of digital finance (Fintech) Digital financial inclusion Other Issues Improving the environment for remittances AML/CFT Fossil fuel subsidies Compact with Africa: G20 Initiative on Supporting Industrialisation in Africa and Least Developed Countries

I. Perekonomian Global & Kerangka Kerja Pertumbuhan yang Kuat, Berkelanjutan, Seimbang dan Inklusif 3 Tantangan Perekonomian Global: Perekonomian global tumbuh moderat Rendahnya produktivitas dan pertumbuhan potensial Ketimpangan dan ketidakmerataan Volatilitas pasar keuangan masih tinggi Masih tingginya ketidakpastian Meningkatnya domestic oriented policy / proteksionisme Harga komoditas relatif masih rendah meskipun cenderung membaik Risiko tingginya tingkat utang Risiko geopolitik dan terorisme Mempertimbangkan tantangan tersebut, G20 akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi global dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Terkait hal tersebut, G20 fokus pada 4 agenda pokok: 1. Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui Strategi Pertumbuhan G20 2014-2018 (tambahan pertumbuhan sebesar 2% dalam lima tahun atau 2-in-5) 2. Meningkatkan ketahanan ekonomi 3. Melanjutkan dan memperkuat reformasi struktural 4. Memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif

II. Arsitektur Keuangan Internasional 4 Tantangan : Volatilitas pasar keuangan global dan dampaknya pada aliran modal Sistem keuangan internasional yang belum berpihak kepada negara berkembang Kerentanan sistem keuangan global terhadap guncangan Risiko utang luar negeri, baik utang publik maupun swasta Masih belum optimalnya peran Lembaga Pembiayaan Multilateral (Multilateral Development Banks) dalam memfasilitasi investasi infrastruktur Mempertimbangkan tantangan tersebut, G20 fokus pada 5 agenda pokok: 1. Meningkatkan kerjasama global dalam monitoring dan mitigasi risiko volatilitas pasar keuangan dan aliran modal 2. Meningkatkan keterwakilan suara negara berkembang dalam lembaga keuangan internasional 3. Memperkuat jaring pengaman keuangan global 4. Meningkatkan kerjasama dalam monitoring dan mitigasi risiko utang luar negeri 5. Mendorong optimisasi peran Lembaga Pembiayaan Multilateral dalam memfasilitasi investasi infrastruktur

III. Kerjasama Perpajakan Internasional 5 Tantangan : Penurunan pendapatan fiskal akibat pelarian pajak ke negara dengan tarif pajak rendah (Base Erosion and Profit Shifting) Permasalahan perpajakan bagi perusahaan multinasional yang melakukan kegiatan usaha lintas batas di era digital (contoh: kasus pajak Google di Indonesia) Tidak adanya keterbukaan informasi perpajakan internasional Peran pajak untuk pembangunan belum optimal Metode pengumpulan pajak di era digital belum optimal Mempertimbangkan tantangan tersebut, G20 fokus pada 4 agenda pokok: 1. Meningkatkan kerjasama global dalam mengatasi permasalahan Base Erosion and Profit Shifting 2. Mendorong transparansi informasi keuangan secara global untuk kebutuhan perpajakan 3. Meningkatkan peran pajak untuk pembangunan 4. Mendorong digitalisasi penarikan/pengumpulan pajak di setiap negara

IV. Regulasi Sektor Keuangan 6 Tantangan : Kerentanan stabilitas sistem keuangan dari masalah yang ditimbulkan oleh lembaga keuangan besar yang bersifat sistemik (Global Systemic and Important Financial Institutions) Pengembangan digitalisasi pada sektor keuangan (Financial Technology Fintech) dan mitigasi risikonya Akses masyarakat terhadap layanan jasa keuangan Mempertimbangkan tantangan tersebut, G20 fokus pada 3 agenda pokok: 1. Melakukan regulasi di sektor keuangan sesuai dengan kaidah internasional (Basel Principles), terutama dalam mendorong mekanisme bail-in, yaitu mekanisme dimana lembaga keuangan besar yang bersifat sistemik diwajibkan untuk melakukan pencadangan aset untuk menyerap kerugian (Total Loss Absorping Capacity). 2. Meningkatkan kerjasama global dalam mendorong perkembangan Fintech dengan tetap memitigasi risikonya. 3. Meningkatkan kerjasama global dalam keuangan inklusif dan edukasi keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat.

V. Isu Lainnya 7 1. Kerjasama global untuk mendorong investasi di kawasan Afrika (Compact with Africa) 2. Meningkatkan peran remitansi dalam pembangunan 3. Kerjasama global dalam memerangi tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme 4. Kerjasama global dalam melakukan pembiayaan berbasis lingkungan (green financing) dan upaya membatasi subsidi bahan bakar fosil

Prioritas dan Kepentingan Indonesia di Finance Track G20-2017 8 1. Indonesia akan melanjutkan dan mendorong komitmen global dalam Strategi Pertumbuhan G20 untuk mencapai target tambahan pertumbuhan ekonomi G20 sebesar 2% dalam waktu 5 tahun (2014-2018). Secara domestik, Indonesia akan melakukan: a. Percepatan proyek infrastruktur b. Percepatan reformasi struktural untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas 2. Indonesia akan mendorong peningkatan resiliensi sistem keuangan global melalui: a. Peningkatan kerjasama global dalam monitoring dan mitigasi risiko aliran modal yang sering menjadi penyebab volatilitas nilai tukar di negara berkembang. b. Meningkatkan efektivitas instrumen yang dimiliki oleh lembaga keuangan internasional dalam rangka memperkuat jaring pengaman keuangan global. 3. Mendorong optimalisasi peran lembaga keuangan internasional dalam investasi infrastruktur, terutama bagi negara berkembang 4. Melanjutkan kerjasama perpajakan internasional menuju sistem pajak yang adil dan transparan 5. Mendorong ketahanan sektor keuangan domestik dengan mengimplementasi kaidah internasional yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Indonesia 6. Mengembangan Fintech dan memitigasi risikonya 7. Meningkatkan keuangan inklusif dan edukasi keuangan