BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, laundry adalah tempat

KUESIONER PENELITIAN ACTION RESEARCH PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KAMAR BERSALIN RUMAH SAKIT JIH

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

PERSEPSI TERHADAP APD

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

Personal Protective Equipments (PPE)

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sedang dilakukan oleh tenaga kerja. Besar kecilnya potensi

Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah :

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecelakaan yang mungkin ditimbulkan. Oleh karena itu, APD. diperlukan. Syarat-syarat APD adalah :

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN BAGI TENAGA KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP I RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

TINJAUAN TENTANG KAWASAN PESISIR ALAT PELINDUNG DIRI KASUS DI KEPULAUAN TUPABIRING KAB. PANGKEP ZAENAB P ZAENAB

SPO PERENCANAAN/PENANGANAN LINEN. No.Dokumen : No.Revisi : Halaman : Direktur Utama RS Trimitra STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR. Dr.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

Vincentius Lulu NRP

MODUL 2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kecelakaan dan P3K) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN. Responden yang saya hormati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB II LANDASAN TEORI. secara baik sehingga hasil kerjanya memuaskan. manusia dan cara kerja ( Ramli, 2010: 28).

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI UNIT CSSD DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

Kebijakan-kebijakan CSSD:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH NOMOR : /TU.K/ / /2015

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

KESELAMATAN KERJA PADA PENGERJAAN BENGKEL

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

Peralatan Perlindungan Pekerja

LAPORAN TUGAS AKHIR. Poppy Cyntia Devita Sari R

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SEBAGAI UPAYA DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN BAGI TENAGA KERJA DI RUANG CETAK PT. AIR MANCUR PALUR

KUESIONER PENELITIAN

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1. RS Siti Khodijah Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

Peralatan Perlindungan Pekerja

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

MENERAPKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Kebutuhan dan Syarat APD Dari hasil pengamatan dan observasi yang telah dilakukan penulis di Instalasi Laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, dalam identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry telah menyediakan kebutuhan APD bagi tenaga kerja menurut identifikasi faktor dan potensi bahaya yang ada disetiap proses kerja serta melakukan identifikasi persyaratan APD yang akan digunakan oleh tenaga kerja. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 7 Ayat (1) dan (2) bahwa pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja, (2) manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi identifikasi kebutuhan dan syarat APD dan pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh. Dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 4 Ayat 1 poin (1), (2) APD wajib digunakan di tempat kerja (1) dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau instansi yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan, (2) dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang dapat 52

53 meledak, mudah terbakar, korosif, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu rendah. Dalam memenuhi persyaratan APD pihak instalasi Laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta telah menyediakan APD secara cumacuma dan memperhatikan pemilihan APD berdasarkan jenis dan bentuknya yang disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan dilindungi, berdasarkan mutu atau kualitas bahan hal ini bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan tingkat keparahan dari suatu kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi, serta untuk penentuan jumlah alat pelindung diri, pihak instalasi laundry menyediakan APD lebih dari jumlah tenaga kerja. Hal ini telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai. Serta telah sesuai dengan teori Tarwaka yang menuliskan tentang pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri harus memperhatikan aspek-aspek persyaratan APD yaitu aspek teknis, meliputi: pemilihan berdasarkan jenis dan bentuknya, pemilihan berdasarkan mutu dan kualitas, penentuan jumlah alat pelindung diri. B. Kewajiban Penggunaan APD APD yang telah disediakan pihak Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta berupa masker belum sesuai dengan pencegahan dan

54 pengendalian potensi bahaya karena bentuknya yang tipis tidak melindungi pekerja dari paparan bau darah dan cairan infeksius, sehingga para tenaga kerja terpaksa memakai masker hingga 3 lapis membuat pekerja merasa panas dan tidak nyaman. Hal tersebut belum sejalan dengan teori Tarwaka yang menuliskan tentang beberapa kriteria dalam pemilihan dan penggunaan APD meliputi APD harus diberikan perlindungan efektif kepada pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi di tempat kerja; APD mempunyai berat yang seringan mungkin, nyaman dipakai dan tidak memberikan beban tambahan bagi pemakainya; bentuk cukup menarik, sehingga pekerja tidak malu memakainya; tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya, baik karena jenis bahannya, maupun kenyamanan dalam pemakaian; mudah untuk dipakai dan dilepas kembali; tidak menganggu penglihatan, pendengaran dan pernapasan serta gangguan kesehatan lainnya padda waktu dipakai dalam waktu yang cukup lama; tidak mengurangi persepsi sensori dalam menerima tanda-tanda peringatan; suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia di pasaran; mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan; APD yang dipilih harus sesuai standar yang ditetapkan. Dalam masalah APD masker yang terlalu tipis para pekerja telah menyampaikan keberatan kepada pihak instalasi laundry, namun pihak rumah sakit belum melakukan upaya tindak lanjut. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 6 ayat 2 bahwa Pekerja atau buruh

55 berhak menyatakan keberatan untuk pekerjaan apabila APD yang disediakan tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan. C. Jenis Alat Pelindung Diri 1. Alat Pelindung Kepala Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta telah secara cuma-cuma menyediakan alat pelindung kepala khususnya bagi petugas linen di instalasi laundry yang berupa penutup kepala kain. Penutup kepala digunakan untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala tenaga kerja terhadap risiko penularan penyakit yang dibawa oleh linen kotor dari pasien, juga dapat melindungi dari debu. Penutup kepala harus selalu dipakai oleh setiap tenaga kerja sebelum melakukan pekerjaan dan harus menutupi kepala dengan baik. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa (1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma. Serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri Pasal 3 ayat 1 poin (a) yang menyebutkan bahwa APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 salah satunya pelindung kepala. Serta telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar

56 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai. 2. Alat Pelindung Pernapasan Pelindung pernapasan yang digunakan adalah jenis masker sekali pakai. Pemakaian masker diwajibkan dipakai oleh setiap tenaga kerja disat bekerja maupun oleh orang yang akan memasuki instalsi laundry. Masker tersebut selalu digunakan pada saat melakukan pekerjaan maupun kontak langsung dengan linen. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa (1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma.serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri Pasal 3 ayat 1 poin (d) yang menyebutkan bahwa APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 salah satunya pelindung pernapasan beserta perlengkapannya. Serta telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar

57 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai. 3. Alat Pelindung Tangan Instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta telah menyediakan sarung tangan dari karet untuk tenaga kerja pengambilan, penimbangan maupun pencucian linen kotor. Sarung tangan harus selalu dipakai oleh setiap tenaga kerja pada proses pengambilan, penimbangan maupun pencucian linen kotor sebelum kontak dengan linen kotor. Cuci tangan harus selalu dilakukan pada saat sebelum memakai dan sesudah melepas sarung tangan. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa (1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma.. Serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri Pasal 3 ayat 1 poin (e) yang menyebutkan bahwa APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 salah satunya pelindung tangan. Serta telah sesuai dengan Keputusan Menteri

58 Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai. 4. Baju Pelindung Instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta telah menyediakan pakaian kerja (coverall) untuk perlindungan tenaga kerja saat pengambilan linen kotor sampai pencucian. Instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta juga telah menyediakan baju pelindung berupa apron untuk tenaga kerja bagian pengambilan sampai dengan pencucian linen kotor. Baju pelindung harus selalu digunakan pada saat bekerja untuk melindungi dari tumpahan/percikan darah, cairan tubuh yang lain dan potensi sumbersumber bahaya lain melaui linen kotor. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa (1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma. Serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010

59 tentang Alat pelindung diri Pasal 3 ayat 2 poin (a) yang menyebutkan bahwa APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk APD yaitu pakaian pelindung. Serta telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai. 5. Alat Pelindung Kaki Pelindung kaki digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi kaki tenaga kerja dari tumpahan bahan kimia, tusukan dan jatuhnya benda tajam. Sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit akibat kerja, maka pihak manajemen Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta telah menyediakan alat pelindung kaki yaitu sepatu boots di instalasi laundry. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri APD Pasal 2 ayat 3 yang menyatakan APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma- cuma. Serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri Pasal 3 ayat 1 poin (f) yang menyebutkan bahwa APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 salah satunya

60 pelindung kaki. Serta telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai. 6. Alat Pelindung Mata Alat pelindung mata di sini adalah kacamata safety/goggles. Kacamata safety/goggles untuk melindungi mata pada pekerjaan yang membahayakan bagi mata seperti bahan kimia, debu, serbuk, uap logam (fumes), percikan darah, dan cairan tubuh lain. Kacamata pelindung (goggles) ini tidak disediakan oleh instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa (1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma. Serta belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri Pasal 3 ayat 1 poin (b) yang menyebutkan

61 bahwa APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 salah satunya pelindung mata dan muka. 7. Alat Pelindung Telinga Alat pelindung telingayang digunakan berupa ear muff. Ear plug ini digunakan tenaga kerja untuk melindungi paparan kebisingan yang dihasilkan oleh mesin pada saat memasuki wilayah kerja pencucian linen kotor. Tetapi masih ditemukan pekerja yang belum memakai ear plug saat berada di wilayah pencucian linen kotor. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa (1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma. Serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republi Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 3 ayat 1 poin (c) yang menyebutkan bahwa APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 salah satunya pelindung telinga. Akan tetapi ketidakpatuhan tenaga kerja belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 6 Ayat 1 bahwa Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko. juga telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

62 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai. D. Penyediaan APD Dari hasil pengamatan dan observasi penulis di instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, didapatkan bahwa pihak instalasi laundry belum sepenuhnya menyediakan APD yang dibutuhkan tenaga kerja secara cuma- cuma yaitu belum terdapat APD pelindung mata (goggles). Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa (1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma. Serta belum sesuai dengan undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 14 huruf (c) yang menyebutkan bahwa pengurus diwajibkan menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang diperlukan menurut pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja. Juga belum sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di

63 Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai. E. Pemeliharaan APD Dari hasil pengamatan dan observasi penulis, didapatkan pemeliharaan APD di instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta belum sesuai dan tidak terawat karena tidak disediakan loker/tempat penyimpana khusus untuk APD berupa apron, masker, pelindung kepala, ear plug sarung tangan maupun untuk penggantian APD yang telah rusak. Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 7 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa (1) Pengusaha atau Pengurus wajin melaksanakan manajemen APD di tempat kerja, (2) Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi poin (d) yaitu Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan. Serta belum sesuai dengan teori Tarwaka (2008) tentang pemeliharaan dan penyimpanan APD antara lain penyimpanan APD harus diatur sedemikian rupa sehingga mudah diambil dan dijangkau oleh tenaga kerja dan diupayakan disimpan di almari khusus APD. F. Inspeksi Dari hasil pengamatan dan observasi penulis di Instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, diketahui bahwa pihak rumah sakit telah melakukan inspeksi secara rutin terhadap pemakaian APD. Hal ini

64 telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 7 ayat 2 yang menyebutkan Pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja meliputi poin (g) yaitu inspeksi. G. Standar Operasional Prosedur Dari hasil pengamatan dan observasi penulis di instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, diketahui pihak instalasi laundry telah membuat membuat SOP tentang kewajiban memakai APD. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 7 ayat 2 bahwa Pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja meliputi poin (d) yaitu penggunaan, perawatan dan penyimpanan. Dan telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi III Standar Pelayanan K3RS huruf A poin 4 menyebutkan bahwa Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan memberikan bantuan kepada SDM Rumah Sakit dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental. Yang diperlukan antara lain: SOP kerja, SOP peralatan, SOP penggunaan alat pelindung diri dan kewajibannya.

65 H. Rambu-rambu Kewajiban Penggunaan APD Dari hasil pengamatan dan observasi penulis di instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta diketahui bahwa kewajiban penggunaan APD telah diumumkan secara tertulis dengan memaasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 5 bahwa Pengusaha atau pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja. I. Evaluasi dan Pelaporan APD Dari pengamatan dan observasi penulis di instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta diketahui bahwa pihak instalasi laundry belum mengadakan evaluasi terhadap APD yang ada di instalasi laundry tersebut. Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 7 ayat 2 bahwa Pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja meliputi poin (h) yaitu evaluasi dan pelaporan.