BAB II LANDASAN TEORI. secara baik sehingga hasil kerjanya memuaskan. manusia dan cara kerja ( Ramli, 2010: 28).
|
|
- Ivan Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Keselamatan Kerja Masalah Keselamatan Kerja merupakan suatu hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja. Dengan lingkungan kerja yang aman, tenang dan tenteram, maka orang yang bekerja akan bersemangan dan dapat bekerja secara baik sehingga hasil kerjanya memuaskan. Keselamatan Kerja menurut Tarwaka adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). Keselamatan Kerja dalam suatu tempat kerja mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan kondisi dan keselamatan sarana produksi, manusia dan cara kerja ( Ramli, 2010: 28). Di dalam Undang-undang No.1 tahun 1970 telah disebutkan secara jelas dan tegas persyaratan Keselamatan Kerja yang harus dipenuhi oleh setiap orang atau badan yang menjalankan usaha, baik formal maupun informal, dimanapun berada di lingkungan usahanya (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan. 2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. 3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. 8
2 4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri dalam kejadian kebakaran atau kejadian lainnya. 5. Memberikan pertolongan dalam kecelakaan. 6. Memberikan alat perlindungan diri bagi pekerja. 7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran. 8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik, maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan. 9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. 10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik. 11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang baik. 12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban. 13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja. 14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau barang. 15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. 16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan penyimpanan barang. 17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. 18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahayanya menjadi bertambah tinggi. 9
3 Dari uraian-uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Keselamatan Kerja merupakan kesehatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi yang diciptakan untuk melindungi karyawan dan sumber-sumber produksi agar aktivitas produksi dapat berjalan lancer dan efisien. B. Kecelakaan Kerja Kecelakaan merupakan hal yang paling dihindari dari suatu proses produksi pada perusahaan. Terjadinya kecelakaan kerja dapat mempengaruhi produktivitas pada suatu perusahaan. Di dalam proses produksi, produktivitas ditopang oleh tiga pilar utama yaitu jumlah (Quantity), Kualitas (Quality), dan Keselamatan (Safety). Produktivitas hanya dapat dicapai jika ketiga unsur produktivitas di atas berjalan secara seimbang (Ramli, 2010: 15). 10
4 Gambar 2.1 Segitiga produktifitas dan K3 Sumber : noto, 2011 Secara umum penyebab kecelakaan ada dua hal yaitu unsafe action (faktor manusia) dan unsafe condition (faktor lingkungan). 1. Unsafe Action Unsafe action dapat disebabkan berbagai hal antara lain sebagai berikut: a. Posisi kerja yang salah b. Bekerja melebihi jam kerja c. Tidak memperhatikan SOP d. Salah mengartikan terhadap suatu perintah e. Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan f. Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai keahlian g. Tidak memakai alat pelindung diri (APD) 2. Unsafe Condition Unsafe condition dapat disebabkan berbagai hal antara lain sebagai berikut: a. Peralatan kerja yang sudah tidak layak pakai atau kurang memadai b. Sifat pekerjaan yang mengandung potensi berbahaya 11
5 c. Area kerja yang terlalu bising d. Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau berlebihan e. Terpapar radiasi f. Terjadinya reaksi kimia yang menyebabkan api Dampak dari kecelakaan kerja dirasakan langsung oleh pekerja, dimana pekerja dapat mengalami cidera dari ringan sampai berat bahkan dapat menyebabkan kematian. Dampak tidak langsung dirasakan oleh masyarakat sangat banyak misalnya hilangnyawaktu kerja, produktivitas menurun, dan lain-lain. Bertolak dari upaya penanggulangan kecelakaan kerja semestinya dapat diminimalkan. Dan kerugian dari kecelakaan kerja ini seperti gunung es, yaitu kerugian yang tidak terlihat lebih banyak daripada kerugian yang terlihat. Gambar 2.2 Kerugian yang timbul akibat Kecelakaan Kerja Sumber : Eko, 2011 C. Kesehatan Kerja 12
6 Kesehatan Kerja (Occupational Health) sebagai suatu aspek atau unsur kesehatan yang erat berkaitan dengan lingkungan kerja dan pekerjaan, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Tarwaka, 2008: 22). Menurut Soepomo dalam Kesehatan Kerja adalah aturan-aturan dan usaha-usaha untuk menjaga buruh dari kejadian atau keadaan perburuhan yang merugikan kesehatan dan kesusilaan dalam diri seorang itu, Karena itu melakukan pekerjaan dalam suatu hubungan kerja (Soepomo, 1985: 75). Tidak jauh dari pengertian diatas Mannulang menjelaskan bahwa Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal (Mannulang, 1990: 87). Jika disimpulkan bahwa Kesehatan Kerja adalah usaha untuk menjaga buruh dari kejadian atau keadaan perburuhan yang merugikan kesehatan dan kesusilaan, baik dalam keadaan yang sempurna fisik, mental maupun social sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Adapun factor-faktor dari kesehatan kerja adalah: 1. Lingkungan kerja secara medis Dalam hal ini lingkungan kerja secara medis dapat dilihat dari sukap perusahaan dalam menangani hal-hal sebagai berikut: a. Kebersihan lingkungan kerja 13
7 b. Suhu udara dan ventilasi di tempat kerja c. Sistem pembuangan sampah dan limbah industry D. Sarana kesehatan tenaga kerja Upaya-upaya dari perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dari tenaga kerjanya hal ini dapat dilihat dari: a. Penyedia air bersih b. Sarana olah raga dan kesempatan rekreasi c. Sarana kamar mandi dan WC E. Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja a. Pemberian makanan yang bergizi b. Pelayanan kesehatan tenaga kerja c. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja F. Perundang-Undangan K3 1. Undang-Undang Ketenagakerjaan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan UU pengganti UU sebelumnya yaitu UU No. 14 Tahun 1964 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja; UU No. 25 Tahun 1997 Tentang Ketenagakerjaan maupun UU No. 11 Tahun 1998 Tentang Perubahan berlakunya UU No.25 Tahun 1997 Tentang Ketenagakerjaan. UU 13/2003 tersebut mulai berlaku sejak diundangkan pada tanggal 25 Maret Pada Paragraf 5 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja: a. Pasal 86 dinyatakan bahwa; 14
8 1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: a) Keselamatan dan Kesehatan Kerja b) Moral dan Kesusilaan c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama 2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya K3. b. Pasal 87 (1) dinyatakan bahwa: setiap perusahaan Wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Dari kedua pasal tersebut jelas bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh wajib memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku kepada tenaga kerja dan keluarganya. 1. Undang-Undang Pengawasan Ketenagakerjaan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan Konvensi ILO Nomor 81 mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan dimaksudkan untuk dapat melaksanakan pengawasan ketenagakerjaan secara efektif sesuai standar yang ditetapkan oleh International Labour Organisation (ILO). 15
9 Konvensi ILO Nomor 81 terdiri dari 4 Bagian dan 39 pasal. Pokok-pokok isi dari konvensi ini antara lain memuat hal-hal sebagai berikut: 1) Sistem pengawasan ketenagakerjaan di tempat kerja harus diterapkan dei seluruh tempat kerja berdasarkan peraturan perundangan dan pengawasannya dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan. 2) Fungsi sistem pengawasan ketenagakerjaan harus menjamin penegakan hokum mengenai kondisi kerja dan perlindungan tenaga kerja serta memberikan informasi efektif tentang masalah teknis kepada pengusaha dan pekerja/buruh. 3) Pengawasan ketenagakerjaan tetap berada di bawah supervisi dan kontrol pemerintah pusat. 4) Hal-hal lain yang berkaitan dengan persyaratan pegawai pengawas, tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengawas ketenagakerjaan. 2. Undang-Undang Keselamatan Kerja UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja terdiri dari 11 Bab 18 pasal, adalah merupakan UU pokok yang memuat aturanaturan dasar dan ketentuam-ketentuan umum tentang keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, maupun di udara yang berada di wilayah Negara RI 16
10 (Pasal 2). Sementara itu perumusan ruang lingkup dalam Undangundang ini ditentukan atas dasar 3 hal yaitu: 1) Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi sesuatu usaha 2) Adanya tenaga kerja yang bekerja 3) Adanya bahaya dan resiko kerja di tempat kerja 3. Undang-Undang Kesehatan Di dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, khususnya pada Pasal 23 dinyatakan bahwa Kesehatan Kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal yang meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja. Dan setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja sesuasi dengan peraturan perundangan yang berlaku. 4. Undang-Undang Higene Perusahaan Undang-Undang No. 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 mengenai Higine dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor mulai berlaku sejak diundangkan pada tanggal 25 Februari Konverensi ini berlaku bagi: a. Badan-badan perniagaan. b. Badan, lembaga, kantor pemberi jasa dimana pekerjanya terutama melakukan pekerjaan kantor. c. Setiap bagian dari badan, lembaga atau kantor pemberi jasa dimana pekerjanya terutama melakukan pekerjaan dagang atau 17
11 kantor, sejauh mereka tidak tunduk pada UU atau peraturan lain yang bersifat nasional tentang higene dalam industry, pertambangan, pengangkutan dan pertanian. G. Alat Pelindung Diri (APD) Didalam suatu proses produksi seseorang yang terlibat dalam kegiatan tersebut tidak akan lepas dari kemungkinan kecelakaan ataupun pengaruh yang berdampak pada kesehatan. Menurut Keselamatan dan kecelakaan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Anizar, 2009: 85). Untuk meminimalisir kecelakaan atau pengaruh yang berdampak pada kesehatan dari suatu proses produksi, maka pekerja harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Berdasarkan Pasal 14 huruf c UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pengusaha/pengurus perusahaan wajib menyediakan APD secara cuma-cuma terhadap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja. APD yang disediakan oleh pengusaha dan dipakai oleh tenaga kerja harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan sertifikat. Tenaga kerja berhak menolak untuk memakainya jika APD yang disediakan tidak memenuhi syarat berikut jenis-jenis APD : Dari ketiga pemenuhan persyaratan tersebut, harus diperhatikan factor-faktor pertimbangan dimana APD harus: 18
12 a. Enak dan nyaman dipakai b. Tidak mengganggu ketenangan kerja dan tidak membatasi ruang gerak pekerja c. Memberikan perlindungan yang selektif terhadap segala jenis bahaya/potensi bahaya d. Memenuhi syarat estetika e. Memperhatikan efek samping penggunaan APD f. Mudah dalam pemeliharaan, tepat ukuran, tepat penyediaan, dan harga terjangkau. Tabel 2.1 Alat Pelindung Diri Faktor bahaya Benda berat atau kekerasan Benda sedang tidak terlalu berat. Benda-benda besar beterbangan Bagian tubuh yang perlu dilindungi Kepala, betis, tungkal Pergelangan kaki, kaki, dan jari kaki. Kepala Kepala Mata Muka Alat-alat proteksi diri Topi logam atau plastik, lapisan pelindung (deckker) dari kain, kulit, logam, dsb. Sepatu stellbox toe Topi alumuniaum atau plastik. Topi plastik atau logam. Goggles (kacamata yang menutupi seluruh samping mata), kacamata yang sampingnya tertutup. Tameng plastik. 19
13 Debu Percikan api atau logam Gas, asap, fumes Jari, tangan, lengan. Tubuh Betis, tungkai, mata kaki. Mata Muka Alat pernapasan Kepala Mata Muka Jari, tangan, lengan Betis, tungkai Matakaki, kaki Tubuh Mata Muka Alat pernapasan Sarung tangan kulit berlengan panjang. Jaket atau jas kulit. Pelindung dari kulit, berlapis logam dan tahan api. Goggles, kacamata sisi kanan kiri tertutup. Penutup muka dari plastik. Respirator / msker khusus Topi plastik berlapis asbes. Goggles, kacamata Penutup muka dari plastik. Sarung tangan asbes berlengan panjang. Pelindung dari asbes Sepatu kulit Jaket asbes/kulit Goggles Penutup muka khusus Membahayak jiwa secara langsung: gas masker khusus filter. Tidak membahayakan jiwa secara langsung: gas 20
14 Cairan dan bahanbahan kimiawi Tubuh Jari, tangan, lengan Betis, tumgkai Matakaki, kaki Kepala Mata Muka Alat pernapasan Jari, tangan, lengan Tubuh Betis, tungkai Matakai, kakai masker bermacammacam. Pakaian karet, plastik atau bahan lain yang tahan kimiawi. Sarung plastik, karet berlengan panjang dan anggota-anggota badan itu diolesi dengan barrier cream. Pelindung dari plastik/karet. Sepatu yang konduktif (yang menyalurkan aliran listrik) karena mungkin sekali gas dan sebagainya itu eksposif Topi plastik/karet Goggles Penutup dari plastik. Respirator khusus tahan kimiawi Sarung plastik/karet Pakaian plastik/karet Pelindung khusus dari plastik/karet Sepatu karet, plastij atau kayu 21
15 Panas Kepala Lain-lain bagian Kaki Mata Topi asbes Sarung, pakaian, pelindung dari asbes atau bahan lain yang tahan panas/api Sepatu dengan zool kayu atau bahan lain yang tahan panas Goggles dengan lensa tahan sinar infrared Basah dan air Kepala Tubuh Kaki, tungkai Sarung tangan plastik, karet berlengan panjang Pakaian khusus Sepatu bot karet Terpeleset, jatuh Kaki Sepatu anti slip, kayu (gabus) Terpotong, tergosok Kepala Jari, tangan, lengan Tubuh Betis, tungkai Matakaki, kaki Topi plastik, logam Sarung tangan kulit, dilapisi logam, berlengan panjang Jaket kulit Celana kulit Sepatu dilapisi baja, zool kayu Dermatitis atau radang kulit Kepala Muka Jari, tangan, lengan Topi plastik, karet, pici (kap) kapas atau wol Barrier cream, pelindung plastik Barrier cream, sarung tangan karet, plastik 22
16 Tubuh Betis, tungkai, matakaki, kaki Penutup karet, plastik Sepatu karet, zool kayu, sandal kayu (bakiak) Listrik Kepala Jari, tangan, lengan Tubuh, betis, tungkai,matakaki, kaki Topi plastik, karet Sarung tangan karet tahan sampai volt selama 3 menit Pelindung bahayanya dari karet Bahan peledak Kaki Sepatu kayu, percikan api Mesin-mesin Kepala Jari, tangan, lengan Tubuh Pici, terutama wanita yang berambut panjang Sarung tangan tahan api Jaket dari karet, plastik, zeildoek Betis, matakaki Celana tahan api atau dekker Sinar silau Mata Goggles, kacamata dengan filter khusus atau lensa polaroid Percikan api dan sinar silau pada pengelasan Mata Muka Tubuh Kaki Goggles, penutup muka, kaca-mata dengan filter khusus Penutup muka dengan kacamata filter khusus Jaket tahan api (asbes) atau kulit Sepatu dilapisi baja 23
17 Penyinaran sedang Kepala Mata Muka Topi khusus Goggles, kacamata dengan filter lensa Pelindung muka khusus Penyinaran kuat Kepala Mata, muka Topi khusus Goggles dengan filter khusus, dari logam atau plastic Penyinaran radioaktif Jari, tangan, lengan Tubuh Sarung tangan karet, dilapisi timah hitam Jaket karet atau kulit, dilapisi timah hitam Gas atau aerosol radioaktif Alat pernapasan Seluruh badan Respirator khusus Pakaian khusus Gaduh suara Telinga Pelindung khusus: dimasukan ke lubang telinga atau penutup lubang telinga Sumber: Anizar, 2009 H. Manajemen K3 Agar penerapan K3 pada suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagai mana seperti aspek-aspek lain seperti, produksi, penggudangan, keuangan, pemasaran, logistik dan sumber daya manusia. Dengan begitu kejadian yang tidak di inginkan pada perusahaan yang dapat menimbulkan kerugian dapat di cegah. Menurut Kepmenaker 05 tahun 1996, Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur 24
18 organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman efisien dan produktif (Soehatman, 2010: 46). Penerapan Sistem Manajemen K3 diatur dalam Permenaker RI. No. Per. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3. Pada pasal 3 (1 dan 2) dinyatakan bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 (seratus) orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja WAJIB menerapkan Sistem Manajemen K3 (Tarwaka, 2008:81). Dengan demikian penerapan Sistem Manajemen K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman efisien dan produktif. Kewajiban penerapan Sistem Manajemen K3 didasarkan pada dua hal yaitu ukuran besarnya perusahaan dan tingkat potensi bahaya yang ditimbulkan. Meskipun perusahaan hanya mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 (seratus) orang, tetapi apabila tingkat resiko bahayanya besar juga berkewajiban menerapkan Sistem Manajemen K3 di perusahaannya. 25
19 I. Investigasi Kecelakaan Kerja Setiap perusahaan memang tidak menginginkan kecelakaan kerja terjadi pada karyawannya, karena dapat menimbulkan kerugian biaya maupun jiwa. Namun pada kenyataannya kecelakaan kerja sangat sulit untuk dihindari. Setiap tahunnya pasti terjadi kecelakaan kerja pada setiap perusahaan baik kecelakaan kerja ringan maupun kecelakaan kerja berat. Setelah terjadi kecelakaan kerja akan diadakan investigasi di tempat kejadian untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja itu sendiri. Investigasi dilakukan dengan kegiatan inspeksi tempat kerja secara khusus, yang dilakukan setelah terjadinya peristiwa kecelakaan atau insiden yang menimbulkan penderitaan kepada manusia serta mengakibatkan kerugian dan kerusakan terhadap properti dan aser perusahaann lainnya. Dengan demikian, investigasi kecelakaan dan inseiden merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan sesegera mungkin setelah setiap adanya kejadian kecelakaan. Dan tujuan utama diadakan investigasi adalah untuk mencari apa yang sebenarnya terjadi dan mendapatkan solusi terbaik guna mengatasi masalahmasalah yang berkaitan dengan kecelakaan sering terabaikan. Menurut Bird dan Germain (1986) bahwa pelaksanaan investigasi kecelakaan/insiden secara efektif antara lain akan dapat: a. Menjelaskan tentang apa yang terjadi Investigasi secara cermat dapat menyelidiki hal-hal melalui bukti konkrit dan mendapatkan pernyataan sebenarnya tentang apa yang sedang terjadi. 26
20 b. Menentukan penyebab sebenarnya Fakta kesedihan sering menyita waktu investigasi, sehingga investigasi menjadi dangkal dan kurang berguna. Oleh karena penyebab sebenarnya tidak dapat diidentivikasi, sehingga investigasi waktu yang diluangkan untuk investigasi menjadi sia-sia. c. Menentukan resiko kecelakaan Investigasi yang baik akan dapat memutuskan kemungkinan terulangnya kecelakaan yang sama dan kemungkinan potensi kerugian yang besar. Hal tersebut merupakan dua faktor penting di dalam menentukan jumlah waktu dan biaya yang akan digunakan untuk tindakan perbaikan. d. Mengembangkan sarana pengendalian Sarana pengendalian yang tepat untuk mengurangi atau menghilangkan resiko, sebagian besar berasal dari hasil investigasi yang dilakukan dengan sebenarnya dan nyata-nyata dapat memecahkan masalah yang terjadi. e. Mendefinisikan arah kecenderungan Apabila secara signifikan sejumlah laporan dapat dianalisa, maka arah kecenderungan emergensi akan dapat diidentifikasi dan ditangani sesegera mungkin. f. Mendemonstrasikan perhatian Kejadian kecelakaan akan memberikan suatu gambaran tantangan secara gamblang terhadap orang-orang agar selalu berhati-hati. Dengan demikian suatu investigasi harus dilakukan secara cermat dan objektif (Bird dan Germain dalam Tarwaka, 2008:143). 27
BAB II LANDASAN TEORI. secara baik sehingga hasil kerjanya memuaskan.
BAB II LANDASAN TEORI A. Keselamatan Kerja Masalah Keselamatan Kerja merupakan suatu hal yang sangat penting dalam lingkungan kerja. Karena dengan lingkungan kerja yang aman, tenang dan tenteram, maka
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.
BAB II LANDASAN TEORI A. Keselamatan Kerja Menurut Tarwaka keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan
Lebih terperinciBAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,
BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut
Lebih terperinciKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN VIII) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA copyright by Elok Hikmawati 1 Pasal 86 UU No.13 Th.2003 1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. keselamatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Kebutuhan dan Syarat APD Dari hasil pengamatan dan observasi yang telah dilakukan penulis di Instalasi Laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, dalam
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 84 Universitas Kristen Maranatha 85 Universitas Kristen Maranatha 86 Universitas Kristen Maranatha 87 Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKeselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Modul ke: 14 Mahasiswa memahani mengenai : 1. Tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja 2. Peraturan keseelamatan dan kesehtan kerja 3. Resiko-resiko yang dihadapi dan
Lebih terperinciMENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakulyas Kedokteran dan
Lebih terperinciKONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
MAKALAH KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Oleh : Viviany Angela Kandari NIM : 16202111018 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2017 1 DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran Menurut kamus Bahasa Indonesia (1988:667) peranan mempunyai dua arti, pertama menyangkut pelaksanaan tugas, kedua diartikan sebagian dari tugas utama yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tingginya tingkat kecelakaan kerja dan rendahnya tingkat derajat kesehatan kerja di indonesia disebabkan minimnya kesadaran pengusaha untuk menerapkan Kesehatan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai peraturan perundang-undangan yang mengatur Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2. Menguasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional harus didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 yang diarahkan pada peningkatan harkat, martabat, dan kemampuan manusia serta kepercayaan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara mengurangi biaya yang dianggap kurang penting dikeluarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah salah satu aset perusahaan yang utama, oleh karena itu dibutuhkan sdm yang berkualitas, keberhasilan tujuan perusahaan juga didukung
Lebih terperinciAngka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus.
Memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Memahami peranan manajemen dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja Memahami cara mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja Memahami
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA(SMK3) SEBAGAIUPAYA PENCEGAHAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJADI BENGKEL OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah salah satu tujuan hidup meskipun terdapat resiko didalamnya selama mereka bekerja termasuk resiko
Lebih terperinciUndang-undang Nomor I Tahun 1970
KESELAMATAN KERJA Undang-undang Nomor I Tahun 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
Lebih terperinciMODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K
MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 A. Badan
Lebih terperinciALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM
ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM Alat Pelindung Diri adalah salah satu alat yang harus tersedia di laboratorium. Digunakan untuk perlindungan badan, mata, pernapasan dan kaki. Peralatan dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI
PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai berbagai macam alat pelindung diri (APD) terutama dalam bidang busana 2. Memahami pentingnya penggunaan APD dalam pekerjaan
Lebih terperinciLampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun
Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN
Lebih terperinciMODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja)
MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Prinsip Keselamatan Kerja) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO SISTEM MANAJEMEN
Lebih terperinciDefinisi dan Tujuan keselamatan kerja
Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara
Lebih terperinciPENJELASAN. Jakarta, 3 Mei DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAN dan KESEHATAN KERJA.
TERBITAN UNDANG-UNDANG No. 1 TAHUN 1970 tentang KESELAMATAN KERJA serta TERJEMAHAN dalam BAHASA INGGRIS, DISYAHKAN untuk DIEDARKAN dan DIPAKAI. Jakarta, 3 Mei 1972. DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Widodo (2015:234), Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia
Lebih terperinciHirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3
ALAT PELINDUNG DIRI DEFINISI APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer. satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.
Lebih terperinciKeselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
K3 Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG HIPERKES DAN KK TUJUAN M A N F A A T a Melindungi Tenaga
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 3.1.1 Definisi Pemeliharaan Secara umum pengertian (maintenance) dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan
Lebih terperinciPROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 1. TUJUAN & PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini antara lain menguraikan tanggung jawab, evaluasi bahaya, jenis alat pelindung diri dan pemilihannya, kualifikasi fisik,
Lebih terperinciSecara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah :
Dalam setiap aktifitas diproyek tentunya kita akan dihadapkan dengan bermacam-macam resiko dan bahaya yang tidak seorangpun tahu kapan dan dimana bahaya, hampir kejadian, accident (kecelakaan) itu akan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian K3 Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
Lebih terperinci12. Peraturan Uap Tahun 1930 atau Stoom Verordening 1930;
9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 rentang Pemerintahan Daerah; 11. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciK3 Konstruksi Bangunan
K3 Konstruksi Bangunan LATAR BELAKANG PERMASALAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan,
Lebih terperinciRUANG LINGKUP KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja
RUANG LINGKUP KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( K3 ) K3 Keselamatan & Kesehatan Kerja Tempat kerja ialah Tiapruanganataulapangan, Tertutupatauterbuka, Bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau
Lebih terperinciTENTANG KESELAMATAN KERJA
UNDANG.UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RACHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. serikat pekerja dengan pengusaha dan pemerintah sebagai satu kesatuan system dalam
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Hubungan Industrial Ghani (2003:70), Hubungan Industrial (HI) adalah interaksi yang melibatkan pekerja/ serikat pekerja dengan pengusaha dan pemerintah
Lebih terperinci1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik
A. Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN (MAINTENANCE) 3.1.1 Definisi Pemeliharaan Dan Perawatan Pemeliharaan dan perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja
Lebih terperinciBAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah
Lebih terperinciRESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan
RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Judul Resume
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan datang merupakan sarana menciptakan situasi kerja yang aman, nyaman dan sehat, ramah lingkungan,
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. AGANSA PRIMATAMA SOLO
BAB III IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. AGANSA PRIMATAMA SOLO 4. Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Agansa Primatama 1. Profil PT. Agansa Primatama PT. Agansa Primatama
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB I. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciAlat Pelindung Diri Kuliah 8
Alat Pelindung Diri Kuliah 8 Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration i i Personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
Lebih terperinciPENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH
PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH Mutiara Dwi Putri, Sutarni, Marlinda Apriyani 1 Mahasiswa, 2 Dosen Politeknik Negeri Lampung 1, 3 Dosen Politeknik Negeri Lampung 2
Lebih terperinciAnalisis Kecelakaan Kerja di Stasiun Pengisian Tabung LPG
Analisis Kecelakaan Kerja di Stasiun Pengisian Tabung LPG Afan Kurniawan Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta pakafan@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja. Banyak berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Sumber Daya Manusia Manusia sebagai sumber daya pada mulanya diartikan tenaga kerja manusia ditinjau secara fisiknya saja. Dengan kemampuan fisiknya manusia berusaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja
Lebih terperinciKeputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Menimbang : MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk mencegah timbulnya gangguan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional, nasional
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS. sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, bahwa. pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.
30 BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Tenaga Kerja Adapun mengenai ketenagakerjaan adalah menyangkut secara keseluruhan dari aspek yang berkaitan dengan tenaga kerja secara umum, sebagaimana dimaksud
Lebih terperinciPERALATAN PERLINDUNGAN DIRI
PAKAIAN KERJA 1. Pemilihan pakaian harus diperhitungkan kerja kemungkinan bahaya yang akan dialami pekerja. 2. Pakaian harus sesuai dengan ukuran dan tidak menghalangi kerja 3. Pakaian yang longgar/dasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sistem yang berhubungan semua unsur yang berada dalam
Lebih terperinciBAB I KONSEP PENILAIAN
BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat melindungi
Lebih terperinciPELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)
SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN
Lebih terperinciPELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto
PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
Lebih terperinciTujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan Penerapan K3 sekurang-kurangnya 3 buah 2. Mahasiswa dapat memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia memiliki peran untuk menjalankan fungsi organisasi, mewujudkan misi dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi. Semua organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu penghasil karet yang ada di Indonesia yang memiliki areal perkebunan yang cukup luas. Badan Pusat Statistik propinsi Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja telah berkembang menjadi isu global saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya menjamin kualitas barang dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Higene Perusahaan Dalam Higene Perusahaan adalah yang menyangkut secara luas faktor-faktor kimia dan fisik yang mungkin dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi tenaga kerja.
Lebih terperinciK3LH MATERI 5 MENERAPKAN KAIDAH ATURAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
MENERAPKAN KAIDAH ATURAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) 1. Unsur-unsur dalam Lingkungan Kerja a. Tempat kerja Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada Pasal 23
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang konstruksi bangunan merupakan salah satu yang berpengaruh besar dalam mendukung perkembangan pembangunan di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pencegahan dan pengawasan dalam melakukan berbagai hal. berkaitan dengan pekerjaan. Mangkunegara (2011:161), Keselamatan kerja
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keselamatan Keselamatan adalah suatu bentuk perlindungan dengan upaya pencegahan dan pengawasan dalam melakukan berbagai hal. 2.1.1 Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas pembangunan yang semakin meningkat, seiring oleh pemanfaatan ilmu dan teknologi di berbagai bidang yang lebih maju, telah mendorong pesatnya laju pertumbuhan
Lebih terperincipekerja. 4 Data kasus kecelakaan kerja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang
Lebih terperinciBAB III DATA PERANCANGAN. data-data terkait mengenai permasalahan tentang kemasan Alat Pelindung
BAB III DATA PERANCANGAN A. Tabel Data Perancangan Berikut tabel data perancangan yang saya lakukan untuk mencari data-data terkait mengenai permasalahan tentang kemasan Alat Pelindung Diri (APD) di PT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat
Lebih terperinciSecara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban
HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tenaga kerja merupakan tulang punggung di bidang industri yang sangat menentukan keberhasilan dari suatu usaha untuk mempertinggi produksi, produktivitas dan efisiensi
Lebih terperinciadalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan produknya baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja yaitu suatu kejadian yang timbul akibat atau selama pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal dan kecelakaan kerja yang tidak
Lebih terperinciMATERI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (HSE)
MATERI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (HSE) 1. TEORI DAN KONSEP K3 2. PROSEDUR KERJA AMAN 3. ALAT PELINDUNG DIRI 4. PERMIT SYSTEM 5. JOB SAFETY ANALYSES 6. ERGONOMIC SAFETY 7. INDUSTRIAL HYGIENE 8. MSDS
Lebih terperinciMODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER
Lebih terperinciNOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Undang-Undang yang mengatur tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinci