BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa yang tersebar di dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang dalam proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian didapatkan dengan. Hasil belajar siswa untuk kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minimum sebesar 14,14 dan skor maksimum sebesar 58,58. Sedangkan pada kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen yang dilaksanakan di SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang proses pengambilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tilamuta, data hasil penelitian ini disajikan dalam dua kelompok, yaitu:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan tanggal 6 sampai dengan 20 Mei 2013 dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil belajar. Skor total hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari posttest kelas

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitandengan pengaruh latihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Ketapang. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Ketapang yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan pretest, tujuan diberikan pretest adalah untuk mengetahui pengetahuan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1.1 (Kelompok Latihan Push

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SISI DATAR BANGUN RUANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Jambi pada semester ganjil tahun

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Persiapan Pelaksanaan Penelitian Deskripsi data dalam penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 3 kelas yaitu VIII-A, VIII-B, VIII-C,. Sedangkan sampel dalam penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penilai ahli akan menilai intrumen tes tersebut pada kriteria rumusan butir tes sesuai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen)

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE JIGSAW PADA MATERI SUHU DI KELAS VII-6 SMP NEGERI 1 TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. STAD terhadap hasil belajar tinis meja. Maka dalam bab ini akan diuraikan hal-hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. desain True Eksperimental Design dengan menggunakan metode The Post-test

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester

III. METODE PENELITIAN

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika UNSIKA, 1 Dosen Prodi Pendidikan Matematika UNSIKA,

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pada bulan April tahun. pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 2 Jati Agung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol Dengan Kelas Eksperimen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 7 Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa antara kelas yang menggunakan integrasi model pembelajaran kooperatif tipe

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hasil belajar. Skor total hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari posttest

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. latihan pliometrik. Adapun hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas kontrol dapat pada ilihat pada tabel sebagai berikut:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Transkripsi:

32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang hasil belajar siswa yang tersebar di dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Sebagaimana penjelasan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk menegetahui perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Data diperoleh melalui pengumpulan data menggunakan instrument berupa tes kemudian diolah secara kuantitatif dengan menggunakan uji statistik yang ditentukan. Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali berupa Pre-Test dan Post-Test, yaitu pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing untuk kelas eksperimen dan kelas yang menggunakan motede ceramah yaitu kelas kontrol. Data hasil penelitian tersebut diolah secara statistika yaitu dengan menggunkan statistik uji t, syarat uji t adalah kedua kelompok harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. 4.1.1 Pengujian Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians data dilakukan setelah kedua sampel diberikan perlakuan. Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi

33 apakah kedua sampel dalam penelitian ini memiliki varians homogen atau tidak. Pengujian homogenitas menggunakan uji F (varians terbesar dibagi dengan varians terkecil Pengujian homogenitas varians digunakan uji F sehingga diperoleh F hitung < F tabel yaitu dengan nilai 1,198 < 1,822 maka kelompok sampel adalah homogen atau tidak terdapat perbedaan varians di antara kelompok sampel. Artinya, tidak terdapat perbedaan kemampuan belajar siswa pada kelas eksperimen dan siswa pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa sampel tersebut sudah representatif, yakni merupakan wakil yang baik dari populasi. Untuk perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 10. 4.1.2 Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data merupakan salah satu syarat yang harus terpenuhi dalam menentukan statistik uji t yang akan digunakan dalam pengujian data selanjutnya. Pengujian terhadap normal tidaknya penyebaran data hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan rumus uji Lilliefors dengan taraf nyata (0,05). Hasil yang diperoleh dari uji statistik adalah nilai L hitung < L tabel dimana nilai kelas eksperimen pre-test L hitung = 0,1168 < L tabel = 0,1566 dan nilai post-test L hitung = 0,0949 < L tabel = 0,1566 maka data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol nilai pre-test L hitung = 0,1240 < L tabel = 0,1566 dan nilai post-test L hitung = 0,1047 < L tabel = 0,1566 maka data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 9.

34 4.1.3 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil uji normalitas data dan homoginitas varians, maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini dihitung secara statistika yakni dengan menggunakan statistik uji t. Pengujian hipotesisi dimaksud untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing dengan kelas yang menggunakan metode ceramah. Perhitungan pengujian hipotesis ini untuk dk = (n 1 + n 2-2) = 62 dan taraf nyata α = 1-1/2(0,05) = 0,957, t hitung 2,363 t tabel 1,999. Berdasarkan kriteria pengujian yang diperoleh t hitung = 2,363 dan t tabel = 1,999, apabila t hitung t tabel, maka terdapat perbedaan hasil belajar siswa. Dengan kata lain t hitung berada diluar penerimaan hipotesis H 0 (H 0 ditolak) yang berarti menerima hipotesis alternatif (H 1 diterima). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) melalui pendekatan Problem Posing dan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Perbedaan tersebut dapat diketahui dengan membandingakan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kegiatan Pre-test dan Post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat dilihat pada Gambar 2.

35 Distribusi Presentase Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol 70 60 50 40 30 20 10 0 ekperemen kontrol postes prites Gambar 2. Diagram Deskriptif Rata-rata Skor Pre-test dan eksperimen dan kelas kontrol Post-Test kelas Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa rata-rata skor Pre-test dan Post-Test hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan Problem Posing lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah dengan presentase perbedaan sebesar 7,46 %. Persentase rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelas yang menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan Problem Posing dan kelas yang menggunakan metode ceramah pada setiap kegiatan Pre-test dan Post-test untuk setiap tingkatan kognitif dapat dilihat pada Gambar 3.

36 Distribusi Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Setiap Tingkatan Kognitif 60 50 40 30 eksperimen kontrol 20 10 0 C1 C2 C3 C4 Gambar 3. Diagram Disribusi Persentase Skor Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Kelas Ekperimen dan kelas kontrol untuk Setiap Tingkatan Kognitif Berdasarkan gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa presentase rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk aspek pengetahuan 14,06 % lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Aspek pemahaman skor hasil belajar siswa kelas kontrol lebih tinggi 3,,13 % dari kelas eksperimen. Pada aspek ini terlihat bahwa kelas kontrol memiliki pemahaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Untuk aspek aplikasi dan aspek analisis kelas eksperimen memiliki rata-rata skor hasil belajar lebih tinggi yaitu 12,1 % dan 43,75 % dari kelas kontrol. Pada aspek inii dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 43,85 % dan kelas kontrol 27, 15 %, jadi perbedaan hasil belajar siswa antara kedua kelas sebesar 16,69 %. Dengan

37 demikian tampak bahwa pada kelas eksperimen dan kontrol terdapat perbedaan rata-rata skor hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Hal ini berarti bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kimia. 4.2 Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk megetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu 2 45 menit dalam setiap kali pertemuan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Jadi perlakuan yang berbeda hanya terletak pada penggunaan model pembelajaran, dimana kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing dilakukan dengan guru menjelaskan materi kemudian memberikan contoh secara problem posing setelah itu memberikan LKS problem posinng. Sedangkan pada kelas kontrol proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dimana guru menjelaskan materi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum di mengerti, seperti pada Lampiran 1 dan 2 (RPP).

38 Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol guru memberikan pre-test, pemberian pre-test bertujuan untuk menegetahui pemahaman awal siswa sebelum mendapatkan materi. Setelah menerima materi dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing (kelas eksperimen) dan menggunakan metode caramah (kelas kontrol) guru memberikan post-test., pemberian post-test bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing (kelas eksperimen) dan metode ceramah (kelas kont rol). Data hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata pre-test dan post-test untuk kelas eksperimen adalah 6,13 dan 12,47, dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata pre-test dan post-test adalah 6,38 dan 11,13. Hal ini menunjukkan bahwa kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing memiliki nilai rata-rata lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas yang dibelajarkan menggunakan metode. Selanjutnya akan dilakukan pengujian homogenitas terhadap data tes hasil belajar yang didapat. Untuk melakukan pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F (varians terbesar dibagi dengan varians terkecil). Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 10 diperoleh nilai F hitung = 1,198 sedangkan F tabel = 1,822. Karena F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa varians data berasal dari populasi yang homogen. Setelah pengujian homogenitas, selanjutnya adalah pengujian normalitas terhadap data hasil belajar. Pengujian terhadap normal tidaknya penyebaran data

39 hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan rumus uji Lilliefors dengan taraf nyata (0,05). Untuk melakukan pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors. Hasil yang diperoleh dari uji statistik adalah nilai L hitung < L tabel dimana nilai kelas eksperimen pre-test L hitung = 0,1168 < L tabel = 0,1566 dan nilai post-test L hitung = 0,0949 < L tabel = 0,1566 maka data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol nilai pre-test L hitung = 0,1240 < L tabel = 0,1566 dan nilai post-test L hitung = 0,1047 < L tabel = 0,1566 maka data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 9. Berdasarkan hasil uji normalitas data dan homoginitas varians kedua sampel berdistribusi normal, maka uji statistika dapat dilanjitkan pada pengujian hipotesis. pengujian hipotesis dalam penelitian ini dihitung secara statistika yakni dengan menggunakan statistik uji t (dua pihak), dengan taraf nyata α 1-1/2(0,05) = 0,957 dan dk = n 1 + n 2 2 = 32 + 32 2 = 62. Adapun hipotesis yang akan di uji adalah terima H 0 jika t hitung = t tabel, dan tolak H 0 jika t hitung t tabel, dengan derajat kebebasan dk = n 1 + n 2 2. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh t hitung = 2,363 dan t tabel = 1,999. Dengan demikian t hitung t tabel hal ini berarti bahwa H 0 ditolak atau H 1 diterima. Berdasarkan hasil analisis hipotesis, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) melalui pendekatan problem posing dan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, dimana nilai rata-

40 rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol. Nilai pre-test dan post-test untuk kelas eksperimen adalah 6,13 dan 12,47, dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata pre-test dan post-test adalah 6,38 dan 11,13. Perbedaan tersebut dapat dilihat dengan perolehan rata-rata skor hasil belajar yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing skor rata-ratanya lebih tinggi yaitu 35,24 %, sedangkan rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah sebesar 26,39 %. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa ratarata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (menggunakan metode ceramah) dengan perbedaan 8.85 %. Sehingga dapat dinyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing adalah salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran ini lebih berorientasi kepada siswa. Pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pendekatan problem posing membuat siswa memiliki daya serap yang tinggi terhadap materi yang diajarkan, menuntut siswa agar mampu membuat atau membentuk pertanyaan yang baru, serta dapat membuat siswa bekerja sama antara kelompok, sehingga secara tidak langsung siswa akan lebih bekerja keras memahami materi pembelajaran, dan guru tidak akan terlalu menjelaskan materi pembelajaran.